Menjadi Saksi Kristus
Bagaimana dengan minggu ini apakah kita sudah menjadi saksi Kristus? Apakah Saudara sudah menjadi penjala manusia? Kita adalah terang dan garam dunia. Terang dan garam bukan di dalam gereja ini saja, tetapi di luar gereja. Sekarang Tuhan mau berbicara lebih kepada kita yaitu bicara tentang saksi dan menjala manusia. Waktu kita aman dengan apa yang Tuhan karuniakan kepada kita, kita akan bersaksi dengan kelepasan. Kita harus aman dengan diri kita sendiri. Selama kita masih menjadi orang lain dan belum selesai dari segala dosa kita, kita tidak akan menjadi pribadi yang bersaksi. Sebuah kepercayaan karena Saudara beragama kristen tidak akan menjadikan Saudara pribadi yang berkuasa. Kita harus menyadari ketika Roh Kudus ada di dalam hidup kita, kita menjadi pribadi yang berkuasa. Beberapa hari yang lalu, Dedy dan salah satu jemaat bertemu dengan teman-temannya dan waktu dirinya berbicara tentang Tuhan dan kehidupan, mereka tidak memilikinya bahkan dari mereka ada yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. ”Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu; Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya” (1 Yohanes 5: 10-11). Waktu seorang percaya kepada Yesus, kepercayaan itu mengubahkan kehidupannya bahkan menjadi kesaksian yang hidup. Kesaksian adalah suatu yang penuh kuasa. Banyak orang yang percaya dengan Yesus hanya sekedar percaya. Percaya bukan karena kita bergereja. Realitanya, orang lain tidak langsung bisa menerima Injil, tetapi dirinya bisa. Dirinya melihat betapa luar biasa pekerjaan Tuhan, ada kesaksian yang hidup dan bekerja. Beberapa minggu ini saya banyak bertemu dengan orang yang berpelayanan. Orang Farisi dan orang saduki mereka tidak berdosa, tetapi mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan. Mereka tidak berkenan karena tidak ada Tuhan di dalam hidup mereka. Orang yang tidak berdosa justru yang melawan Yesus. Jangan sampai kita hanya senang dengan rutinitas ibadah tetapi tidak ada hidup di dalamnya.
Waktu kita memberitakan Injil, pastikan bahwa kita hidup dalam pemberitaan Injil. Hidup itu hanya di dalam Kristus. Jangan berpuas diri hanya karena kita sudah memberitakan Injil dan tidak pernah melewatkan sedikitpun pertemuan di dalam Jemaat bahkan tidak pernah melewatkan sedikitpun suatu pertemuan keluarga, harusnya kita lebih hidup lagi. Tadi malam, Dedy dan beberapa jemaat diundang dalam suatu persekutuan dan mereka menghadirinya. Roh di dalam diri kita tidak bisa ditipu. Waktu kita berjalan dan hidup bersama-sama dengan dia baru kita tahu bagaimana hidupnya. Mereka bisa melihat bahwa kita berbeda, mereka mengakui bahwa ada sesuatu yang sudah kita miliki tetapi mereka tidak miliki. Mereka hanya melihat kepada suatu program. Kita tidak bisa menjadikan orang lain sama seperti kita. Jika mereka tidak mendapatkan hidup itu, mereka tidak akan memiliki apa yang sudah kita miliki. kita harus aman dan jangan terburu-terburu. Kita tidak membawa orang-orang kepada kehidupan agama yang lebih baik tetapi kehidupan pertobatan yang daripada Tuhan.
Mustahil orang bisa bertobat, bila ia tidak mendapatkan pengertian dari Tuhan. Mereka harus menyerah dahulu dengan apa yang mereka pikir, barulah mereka mendapatkan apa yang kita miliki. Setiap orang harus datang kepada Tuhan dan merendahkan diri karena pengampunan itu hanya datang dari Tuhan dan hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan dosa manusia. “kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6), realitasnya ada jalan Dedy, kebenaran Dedy dan hidup Dedy. Realitasnya diri kita harus menghidupi jalan, kebenaran dan hidup Tuhan, bukan lagi jalan, kebenaran dan hidup pribadi lagi.
Sekarang orang lebih senang dengan gereja yang mengajarkan tentang berkat dan kasih tetapi tanpa Tuhan di dalamnya akan menjadi suatu yang mati. “Sebab Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23). Dosa itu yang mengkorupsi hati kita. Jika kita berpikir dosa itu kesalahan, tidak, bukan hanya itu. jika Saudara pikir itu kejahatan, dosa lebih dari itu. Kebanyakan orang Kristen adalah orang yang baik tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka berdosa. Berkali-kali Dedy bertemu orang dan ia harus menjelaskan dosa itu. Dosa bicara tentang kebenaran diri sendiri yang hidup di dalam diri kita. Dalam Matius 3:7, waktu orang Farisi datang untuk dibaptis, mereka dikatakan keturunan ular beludak, kemudian di Lukas 7: 28-35, bicara tentang maksud Tuhan dalam hidup kita. Orang Farisi sudah ditentukan binasa. Jangan anggap biasa pertobatan itu. Jangan sampai kita seperti Esau, spirit Esau yang menganggap pertobatan suatu yang biasa. Ada orang yang memilih jalan dan tidak bisa kembali. Waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka menghidupi jalan, kebenaran dan hidup mereka sendiri.
Kecenderungan manusia adalah jalan sendiri, bagaimana kita mau bersaksi jika kita masih memikirkan diri sendiri. Paulus menjaga dirinya dengan memberitakan Injil, ia menjaga kasih karunia Tuhan dengan sedemikian rupa. Di dunia ini kita memiliki tujuan. Jika kita tidak punya tujuan, alasan untuk kita hidup panjang pasti tidak ada. Dalam Yesaya 53:6, Mari kita mengenali diri kita sendiri, orang bertobat senang bertemu dengan orang yang memiliki suatu yang sama. Tuhan mengenal orang yang melakukan dan taat kepada-Nya. Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. Hidup dalam pertobatan membuat kita bahagia. Kita memilih untuk hidup bahagia. Menjadi pembenaran jika kita menerimanya, kita harus memilih untuk dibentuk oleh-Nya dan waktu kita bersaksi, bukan karena tugas lagi tetapi menjadi kesenangan kita. Realitas hidup kita penuh dengan masalah, kita bahagia karena tidak memikirkan masalah menjadi yang utama.
Lukas 5:4-8, Tuhan mau berbicara lebih kepada kita. Jika ada satu orang datang dalam hidupmu, berdoalah untuk kita tidak sibuk dan berdoalah supaya kita tidak melewatkan kesempatan itu. Kita tidak akan berbuah jika kita tidak mendengarkan Tuhan. Kita harus sensitif mendengar suara Tuhan, Dalam Lukas 5:9-11 mulai sekarang kita menjadi penjala manusia, Mari kita bersaksi dan mari kita bertumbuh supaya kita menjadi orang-orang yang siap waktu Tuhan mempertemukan dengan orang.
Bagaimana dengan minggu ini apakah kita sudah menjadi saksi Kristus? Apakah Saudara sudah menjadi penjala manusia? Kita adalah terang dan garam dunia. Terang dan garam bukan di dalam gereja ini saja, tetapi di luar gereja. Sekarang Tuhan mau berbicara lebih kepada kita yaitu bicara tentang saksi dan menjala manusia. Waktu kita aman dengan apa yang Tuhan karuniakan kepada kita, kita akan bersaksi dengan kelepasan. Kita harus aman dengan diri kita sendiri. Selama kita masih menjadi orang lain dan belum selesai dari segala dosa kita, kita tidak akan menjadi pribadi yang bersaksi. Sebuah kepercayaan karena Saudara beragama kristen tidak akan menjadikan Saudara pribadi yang berkuasa. Kita harus menyadari ketika Roh Kudus ada di dalam hidup kita, kita menjadi pribadi yang berkuasa. Beberapa hari yang lalu, Dedy dan salah satu jemaat bertemu dengan teman-temannya dan waktu dirinya berbicara tentang Tuhan dan kehidupan, mereka tidak memilikinya bahkan dari mereka ada yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. ”Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu; Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya” (1 Yohanes 5: 10-11). Waktu seorang percaya kepada Yesus, kepercayaan itu mengubahkan kehidupannya bahkan menjadi kesaksian yang hidup. Kesaksian adalah suatu yang penuh kuasa. Banyak orang yang percaya dengan Yesus hanya sekedar percaya. Percaya bukan karena kita bergereja. Realitanya, orang lain tidak langsung bisa menerima Injil, tetapi dirinya bisa. Dirinya melihat betapa luar biasa pekerjaan Tuhan, ada kesaksian yang hidup dan bekerja. Beberapa minggu ini saya banyak bertemu dengan orang yang berpelayanan. Orang Farisi dan orang saduki mereka tidak berdosa, tetapi mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan. Mereka tidak berkenan karena tidak ada Tuhan di dalam hidup mereka. Orang yang tidak berdosa justru yang melawan Yesus. Jangan sampai kita hanya senang dengan rutinitas ibadah tetapi tidak ada hidup di dalamnya.
Waktu kita memberitakan Injil, pastikan bahwa kita hidup dalam pemberitaan Injil. Hidup itu hanya di dalam Kristus. Jangan berpuas diri hanya karena kita sudah memberitakan Injil dan tidak pernah melewatkan sedikitpun pertemuan di dalam Jemaat bahkan tidak pernah melewatkan sedikitpun suatu pertemuan keluarga, harusnya kita lebih hidup lagi. Tadi malam, Dedy dan beberapa jemaat diundang dalam suatu persekutuan dan mereka menghadirinya. Roh di dalam diri kita tidak bisa ditipu. Waktu kita berjalan dan hidup bersama-sama dengan dia baru kita tahu bagaimana hidupnya. Mereka bisa melihat bahwa kita berbeda, mereka mengakui bahwa ada sesuatu yang sudah kita miliki tetapi mereka tidak miliki. Mereka hanya melihat kepada suatu program. Kita tidak bisa menjadikan orang lain sama seperti kita. Jika mereka tidak mendapatkan hidup itu, mereka tidak akan memiliki apa yang sudah kita miliki. kita harus aman dan jangan terburu-terburu. Kita tidak membawa orang-orang kepada kehidupan agama yang lebih baik tetapi kehidupan pertobatan yang daripada Tuhan.
Mustahil orang bisa bertobat, bila ia tidak mendapatkan pengertian dari Tuhan. Mereka harus menyerah dahulu dengan apa yang mereka pikir, barulah mereka mendapatkan apa yang kita miliki. Setiap orang harus datang kepada Tuhan dan merendahkan diri karena pengampunan itu hanya datang dari Tuhan dan hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan dosa manusia. “kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6), realitasnya ada jalan Dedy, kebenaran Dedy dan hidup Dedy. Realitasnya diri kita harus menghidupi jalan, kebenaran dan hidup Tuhan, bukan lagi jalan, kebenaran dan hidup pribadi lagi.
Sekarang orang lebih senang dengan gereja yang mengajarkan tentang berkat dan kasih tetapi tanpa Tuhan di dalamnya akan menjadi suatu yang mati. “Sebab Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23). Dosa itu yang mengkorupsi hati kita. Jika kita berpikir dosa itu kesalahan, tidak, bukan hanya itu. jika Saudara pikir itu kejahatan, dosa lebih dari itu. Kebanyakan orang Kristen adalah orang yang baik tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka berdosa. Berkali-kali Dedy bertemu orang dan ia harus menjelaskan dosa itu. Dosa bicara tentang kebenaran diri sendiri yang hidup di dalam diri kita. Dalam Matius 3:7, waktu orang Farisi datang untuk dibaptis, mereka dikatakan keturunan ular beludak, kemudian di Lukas 7: 28-35, bicara tentang maksud Tuhan dalam hidup kita. Orang Farisi sudah ditentukan binasa. Jangan anggap biasa pertobatan itu. Jangan sampai kita seperti Esau, spirit Esau yang menganggap pertobatan suatu yang biasa. Ada orang yang memilih jalan dan tidak bisa kembali. Waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka menghidupi jalan, kebenaran dan hidup mereka sendiri.
Kecenderungan manusia adalah jalan sendiri, bagaimana kita mau bersaksi jika kita masih memikirkan diri sendiri. Paulus menjaga dirinya dengan memberitakan Injil, ia menjaga kasih karunia Tuhan dengan sedemikian rupa. Di dunia ini kita memiliki tujuan. Jika kita tidak punya tujuan, alasan untuk kita hidup panjang pasti tidak ada. Dalam Yesaya 53:6, Mari kita mengenali diri kita sendiri, orang bertobat senang bertemu dengan orang yang memiliki suatu yang sama. Tuhan mengenal orang yang melakukan dan taat kepada-Nya. Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. Hidup dalam pertobatan membuat kita bahagia. Kita memilih untuk hidup bahagia. Menjadi pembenaran jika kita menerimanya, kita harus memilih untuk dibentuk oleh-Nya dan waktu kita bersaksi, bukan karena tugas lagi tetapi menjadi kesenangan kita. Realitas hidup kita penuh dengan masalah, kita bahagia karena tidak memikirkan masalah menjadi yang utama.
Lukas 5:4-8, Tuhan mau berbicara lebih kepada kita. Jika ada satu orang datang dalam hidupmu, berdoalah untuk kita tidak sibuk dan berdoalah supaya kita tidak melewatkan kesempatan itu. Kita tidak akan berbuah jika kita tidak mendengarkan Tuhan. Kita harus sensitif mendengar suara Tuhan, Dalam Lukas 5:9-11 mulai sekarang kita menjadi penjala manusia, Mari kita bersaksi dan mari kita bertumbuh supaya kita menjadi orang-orang yang siap waktu Tuhan mempertemukan dengan orang.