LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Tuesday, 1 September 2015

Menjadi Saksi Kristus

Menjadi Saksi Kristus

Bagaimana dengan minggu ini apakah kita sudah menjadi saksi Kristus?  Apakah Saudara sudah menjadi penjala manusia?  Kita adalah terang dan garam dunia. Terang dan garam bukan di dalam gereja ini saja, tetapi di luar gereja.  Sekarang Tuhan mau berbicara lebih kepada kita yaitu bicara tentang saksi dan menjala manusia.  Waktu kita aman dengan apa yang Tuhan karuniakan kepada kita, kita akan bersaksi dengan kelepasan. Kita harus aman dengan diri kita sendiri. Selama kita masih menjadi orang lain dan belum selesai dari segala dosa kita, kita tidak akan menjadi pribadi yang bersaksi.  Sebuah kepercayaan karena Saudara beragama kristen tidak akan menjadikan Saudara pribadi yang berkuasa.   Kita harus menyadari ketika Roh Kudus ada di dalam hidup kita, kita menjadi pribadi yang berkuasa. Beberapa hari yang lalu, Dedy dan salah satu jemaat bertemu dengan teman-temannya dan waktu dirinya berbicara tentang Tuhan dan kehidupan, mereka tidak memilikinya bahkan dari mereka ada yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. ”Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu; Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya”  (1 Yohanes 5: 10-11).  Waktu seorang percaya kepada Yesus, kepercayaan itu mengubahkan kehidupannya bahkan menjadi kesaksian yang hidup.  Kesaksian adalah suatu yang penuh kuasa.   Banyak orang yang percaya dengan Yesus hanya sekedar percaya.    Percaya bukan karena kita bergereja.   Realitanya, orang lain tidak langsung bisa menerima Injil, tetapi dirinya bisa.  Dirinya melihat betapa luar biasa pekerjaan Tuhan, ada kesaksian yang hidup dan bekerja. Beberapa minggu ini saya banyak bertemu dengan orang yang berpelayanan.   Orang Farisi dan orang saduki mereka tidak berdosa, tetapi mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan.  Mereka tidak berkenan karena tidak ada Tuhan di dalam hidup mereka.  Orang yang tidak berdosa justru yang melawan Yesus.  Jangan sampai kita hanya senang dengan rutinitas ibadah tetapi tidak ada hidup di dalamnya.

Waktu kita memberitakan Injil, pastikan bahwa kita hidup dalam pemberitaan Injil. Hidup itu hanya di dalam Kristus.  Jangan berpuas diri hanya karena kita sudah memberitakan Injil dan tidak pernah melewatkan sedikitpun pertemuan di dalam Jemaat bahkan tidak pernah melewatkan sedikitpun suatu pertemuan keluarga, harusnya kita lebih hidup lagi.   Tadi malam, Dedy dan beberapa jemaat diundang dalam suatu persekutuan dan mereka menghadirinya. Roh di dalam diri kita tidak bisa ditipu.  Waktu kita berjalan dan hidup bersama-sama dengan dia baru kita tahu bagaimana hidupnya.  Mereka bisa melihat bahwa kita berbeda, mereka mengakui bahwa ada sesuatu yang sudah kita miliki tetapi mereka tidak miliki. Mereka hanya melihat kepada suatu program.  Kita tidak bisa menjadikan orang lain sama seperti kita.  Jika mereka tidak mendapatkan hidup itu, mereka tidak akan memiliki apa yang sudah kita miliki.  kita harus aman dan jangan terburu-terburu.   Kita tidak membawa orang-orang kepada kehidupan agama yang lebih baik tetapi kehidupan pertobatan yang daripada Tuhan.  
Mustahil orang bisa bertobat, bila ia tidak mendapatkan pengertian dari Tuhan. Mereka harus menyerah dahulu dengan apa yang mereka pikir, barulah mereka mendapatkan apa yang kita miliki. Setiap orang harus datang kepada Tuhan dan merendahkan diri karena pengampunan itu hanya datang dari Tuhan dan hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan dosa manusia. “kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.   Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6),   realitasnya ada jalan Dedy, kebenaran Dedy dan hidup Dedy.  Realitasnya diri kita harus menghidupi jalan, kebenaran dan hidup Tuhan, bukan lagi jalan, kebenaran dan hidup pribadi lagi.  
Sekarang orang lebih senang dengan gereja yang mengajarkan tentang berkat dan kasih tetapi tanpa Tuhan di dalamnya akan menjadi suatu yang mati. “Sebab Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23). Dosa itu yang mengkorupsi hati kita.   Jika kita berpikir dosa itu kesalahan, tidak, bukan hanya itu.  jika Saudara pikir itu kejahatan, dosa lebih dari itu.   Kebanyakan orang Kristen adalah orang yang baik tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka berdosa.  Berkali-kali Dedy bertemu orang dan ia harus menjelaskan dosa itu.   Dosa bicara tentang kebenaran diri sendiri yang hidup di dalam diri kita. Dalam Matius 3:7, waktu orang Farisi datang untuk dibaptis, mereka dikatakan keturunan ular beludak, kemudian di Lukas 7: 28-35, bicara tentang maksud Tuhan dalam hidup kita.  Orang Farisi sudah ditentukan binasa.  Jangan anggap biasa pertobatan itu. Jangan sampai kita seperti Esau,  spirit Esau yang menganggap pertobatan suatu yang biasa. Ada orang yang memilih jalan dan tidak bisa kembali.  Waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka menghidupi jalan, kebenaran dan hidup mereka sendiri.

Kecenderungan manusia adalah jalan sendiri,  bagaimana kita mau bersaksi jika kita masih memikirkan diri sendiri.   Paulus menjaga dirinya dengan memberitakan Injil, ia menjaga kasih karunia Tuhan dengan sedemikian rupa. Di dunia ini kita memiliki tujuan. Jika kita tidak punya tujuan, alasan untuk kita hidup panjang pasti tidak ada. Dalam Yesaya 53:6, Mari kita mengenali diri kita sendiri,  orang bertobat senang bertemu dengan orang yang memiliki suatu yang sama.  Tuhan mengenal orang yang melakukan dan taat kepada-Nya.  Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. Hidup dalam pertobatan membuat kita bahagia. Kita memilih untuk hidup bahagia.   Menjadi pembenaran jika kita menerimanya, kita harus memilih untuk dibentuk oleh-Nya dan waktu kita bersaksi, bukan karena tugas lagi tetapi menjadi kesenangan kita.  Realitas hidup kita penuh dengan masalah,  kita bahagia karena tidak memikirkan masalah menjadi yang utama.  

Lukas 5:4-8, Tuhan mau berbicara lebih kepada kita. Jika ada satu orang datang dalam hidupmu, berdoalah untuk kita tidak sibuk dan berdoalah supaya kita tidak melewatkan kesempatan itu.  Kita tidak akan berbuah jika kita tidak mendengarkan Tuhan.   Kita harus sensitif mendengar suara Tuhan,  Dalam Lukas 5:9-11 mulai sekarang kita menjadi penjala manusia,   Mari kita bersaksi dan mari kita bertumbuh supaya kita menjadi orang-orang yang siap waktu Tuhan mempertemukan dengan orang.

Berkat

Berkat

Saat kita bertobat lahir baru kita mengalami hal-hal yang tidak terkatakan dan sukacita penuh.  Benih kehidupan yang kekal kita terima waktu dilahirkan kembali ini yang kita bagikan kepada orang-orang yang belum mendengar kebenaran firman Tuhan.  Setiap orang mempunyai daging dan keangkuhan, namun saat firman Tuhan dibagikan biarkan firman Tuhan bekerja kepada orang itu sampai ia pun memperoleh sukacita yang kita rasakan.

Orang yang sudah menemukan Tuhan sudah memperoleh berkat yang jauh luar biasa jika dibandingkan dengan apa yang orang-orang dunia kejar saat ini. Banyak motivator yang mengajarkan bagaimana hidup sukses pasti akan selalu mengajak kita untuk hidup cerdas secara keuangan dengan tujuan kehidupan yang lebih baik dan maksimal dalam menghasilkan sesuatu bagi kehidupannya.  Siapa yang tidak tergiur dengan apa yang dunia tawarkan? Jika kita lihat banyak orang berusaha sedemikian keras untuk memperoleh harta benda namun sampai kapan mereka akan terus mengejar kemapanan secara materi?  Manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang mereka miliki.  Sampai di mana seseorang akan mengejar kesuksesan dunia? Tanpa Tuhan seseorang tidak akan pernah puas dengan segala keinginannya. Tetapi waktu kita sungguh-sungguh hidup dalam Tuhan kepuasan secara rohani dan jasmani itu yang kita peroleh.  Dalam Mazmur 24:3-6, orang yang bersih tangannya dan murni hatinya akan memperoleh berkat dari Tuhan. Orang yang bersih dan murni adalah saat di mana tidak lagi berbuat dosa dan tidak ada yang cemar dan najis dalam dirinya.  Bait Tuhan adalah bait yang kudus, karena sudah tidak ada lagi kenajisan di dalamnya, bait Tuhan itulah diri kita setelah kita dilahirkan kembali. Kita memerlukan keintiman dengan Tuhan setiap hari dan mengalami pembaharuan akal budi.

Selanjutnya dalam 1 Petrus 2:9 kita sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani , bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Tuhan sendiri tidak akan memberitakan perbuatan Tuhan yang besar dan ajaib jika kita tidak keluar dari kegelapan.  Hal tersebut juga dinyatakan dalam Keluaran 19:5-6, janji itu bukan hanya diberikan kepada bangsa Israel namun karena bangsa Israel sudah bebal maka janji itu sampai kepada bangsa-bangsa lain termasuk kepada kita. Kita harus tahu bahwa diri kita adalah bangsa yang kudus, maka pergi ke gereja bukan hanya sebagai keharusan sebagai orang Kristen namun juga karena kita mengalami kehidupan yang nyata dengan Tuhan setiap harinya.  Kita tahu siapa Tuhan yang kita sembah, hidup yang tidak sekedar bangga menjadi seorang beragama Kristen.
Janji Tuhan bagi anak-anak-Nya adalah bahwa berkat Tuhan sudah turun bagi kita.  Kita sebagai anak Tuhan sudah hidup dalam kebenaran sehingga tidak ada kepalsuan dan tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Dalam Yeremia 33:3 dikatakan bahwa “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui”  hal yang tidak terpahami akan Tuhan bukakan kepada kita.  Tidak ada lagi yang tidak akan kita mengerti saat pengertian kita sudah dibukakan dalam Tuhan.  Kita harus tahu siapa diri kita di dalam Tuhan dan identitas kita dalam Tuhan, kita berhak menerima janji-janji Tuhan.  Abraham sebagai orang yang menerima janji Tuhan dia tahu siapa dirinya di dalam Tuhan ia tidak meminta kekayaan secara materi tetapi ia menerima kekayaan yang berlimpah karena ia taat kepada perintah Tuhan.

Jika kita membaca Kejadian 12:1-4, Abraham segera pergi seperti yang sudah difirmankan Tuhan kepadanya. Ia taat dengan apa yang Tuhan perintahkan. Jadi yang perlu kita lakukan adalah taat saja.  Janji yang Abraham peroleh terjadi beberapa tahun kemudian setelah janji itu diberikan oleh Tuhan, namun ia tetap saja taat dan beriman kepada Tuhan.

Jika saudara belum mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Tuhan (kelimpahan yang dimaksud bukan secara materi yaitu hidup yang aman dan iman yang sepenuhnya di dalam Tuhan) saudara perlu untuk terus berseru kepada Tuhan.  Sejak kita dilahirkan kembali kita tahu hidup kita berbeda dengan hidup kita sebelumnya.  Iman kita perlu kita jaga setiap hari karena iman bisa gugur dan kandas.  Proses hidup di dalam Tuhan memerlukan iman yang penuh setiap hari.  Tuhan akan membukakan hal-hal yang tersembunyi jika kita benar-benar berseru kepada Tuhan.  Rahasia Tuhan akan dinyatakan kepada kita . Berkat Tuhan sudah tersedia bagi kita setiap hari maka kita harus terus menjaga diri dengan hati yang murni dan bersih.

Sudah ratusan orang yang keluar jemaat, yang dahulu bersemangat menginjil namun sekarang keluar dari apa yang Tuhan nyatakan dalam diri mereka saat mereka mengenal Tuhan.  Kita perlu saling menguatkan dan saling mengingatkan supaya jangan sampai dari antara kita ada yang berdosa.  Berkat yang kita miliki bukan untuk diri kita sendiri, di dalam jemaat sudah tidak ada lagi yang merasa memiliki lebih dibandingkan dengan yang lain atau bisa hidup mewah sendiri, tapi hidup berjemaat yang seperti keluarga sendiri, saling membantu satu sama lain dan harusnya tidak ada yang kekurangan.  Anak Tuhan  tidak hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.
Kemudian dalam Hagai 1: 5-11, bangsa Israel berusaha untuk memberikan korban persembahan kepada Tuhan.  Mereka mengharapkan banyak namun apa yang mereka peroleh sedikit. Mereka melihat kepada rasa nyaman mereka sendiri. Mereka tidak melihat lagi untuk membangun bait Tuhan tetapi mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri.  Perhatikan diri saudara, jangan sampai bait Tuhan yang ada dalam diri saudara hancur dan saudara menjadi sibuk dengan urusan diri sendiri.

Berbicara mengenai berkat, Tuhan sebenarnya sudah menyediakan berkat dengan begitu melimpahnya namun jika kita mengalami kesulitan dalam keuangan dan pekerjaan, perhatikan lagi hidup saudara apakah yang menjadi fokus utama dalam hidup saudara sudah benar?  Apakah kita memberikan prioritas utama kepada bait Tuhan yang ada di dalam diri kita?  Tuhan yang memiliki daulat dalam hidup kita.  Saat kita menjadikan Tuhan yang utama dalam diri kita maka kasih karunia Tuhan yang sedemikian besarnya akan mengikuti diri kita. Jangan kita menjadi lemah.  Hidup sebagai anak Tuhan bukanlah seperti roda yang berputar namun kehidupan yang semakin naik seperti yang dikatakan kehidupan dari kemuliaan kepada kemuliaan.  Anak Tuhan bukanlah ekor tetapi kepala.  Berkat yang Tuhan curahkan dalam diri kita tidak ada batasannya.  Berkat dari Tuhan harus diolah dengan benar dan bertanggung jawab atas berkat tersebut.  Jemaat Tuhan tidak akan hidup dalam kekurangan, sudah tidak ada lagi roh kemiskinan.

Dalam Hagai 1:12 bangsa Israel mendengar perkataan Tuhan sehingga kembali takut akan Tuhan.  Selanjutnya dalam Hagai 2:5,8-10 Tuhan yang mendatangkan dan menyediakan tidak ada ketakutan lagi tapi juga Tuhan yang bisa menahan berkat untuk kita. Jangan sampai ada yang tersembunyi dan jagalah diri kita untuk tetap kudus.  Jadilah terang dimanapun kita berada.  Kemudian dalam Hagai 2:19-20, waktu saudara kembali memperhatikan bait Tuhan yang kita miliki kita tidak akan mengalami penipuan dengan apa yang dunia tawarkan. Jangan sampai iman kita menjadi kandas, proses perjalanan kita di dalam Tuhan akan memperlihatkan bagaimana iman kita di dalam Tuhan.  Kita harus sadar apa yang saat ini menjadi prioritas dalam diri kita. harus Tuhan yang terutama dan pasti anak-anak Tuhan akan hidup dalam berkat-Nya.
Dalam 2 Korintus 6:16-18, 7:1 mari kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran rohani dan jasmani.  Selanjutnya dalam Matius 5:48, haruslah kita sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna. Dosa yang tersembunyi pasti akan terlihat maka kita perlu untuk takut dan gentar akan Tuhan untuk terus menjaga diri kita kudus dihadapan Tuhan.  Dengan hal itu kita dapat tegas dengan setiap dosa yang ditawarkan kepada kita. Orang dunia saat ini sedang mengejar kesia-siaan. Waktu kita hidup di dalam Tuhan jangan sampai kita takut akan berkat yang akan kita miliki. Kita sudah hidup dalam kepenuhan akan Tuhan. Sukacita damai sejahtera dan segala berkat dari Tuhan disediakan bagi kita anak-anak-Nya.


Kotbah: Silviana Lontoh
Jubilee Semarang