LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Thursday, 1 December 2016

ODB Desember 2016

Our Daily Bread Desember 2016
Jubilee Church

Thursday, 17 November 2016

Anak Tuhan Dinyatakan (lirik)

Anak Tuhan dinyatakan
By: Jubilee Music Team
Song writer: Hengky Irawan

Verse:
Yesus memanggilku dari kegelapan
Kepada terang-Nya yang ajaib
Yesus mengutusku menjadi saksi-Nya
Tuk britakan perbuatan tangan-Nya

Reff:
Britakan Injil ke sluruh bumi
Keslamatan bagi manusia
Sluruh dunia menantikan
Anak Tuhan dinyatakan
Mari serukan
Yesuslah Tuhan........!!!!!

Saksi Kristus (lirik)

Saksi Kristus
By: Jubilee Music Team
Song writer: Yusak Anugerah

Verse 1:
Semua hanya karna anugerah-Mu
Kau layakkan dan menebus hidupku
Kini ku hidup dalam rencana-Mu
Menjadi saksi-Mu

Reff:
Kuatkan dan teguhkan hatimu
Menjadi terang di gelapnya dunia
Biarlah rohmu terus menyala
Sampai bumi penuh kemuliaan-Mu

Verse 2:
Kuserukan nyanyian syukurku
Kau panggil ku dari gelap pada terang-Mu
Ku percaya Kaulah yang mengutusku
Tuk britakan Injil-Mu


Reff:
Kuatkan dan teguhkan hatimu
Menjadi terang di gelapnya dunia
Biarlah rohmu terus menyala
Sampai bumi penuh kemuliaan-Mu

Ini aku utuslah aku (lirik)

Ini aku utuslah aku
By: jubilee music team
Song writer: Hengky Irawan

Verse 1:
Yesus Kau yang memanggilku
Tuk masuk ke dalam terang-Mu yang ajaib
Kasih-Mu dan anugrah-Mu
Mengubah semua hidupku yang dulu

Janji-Mu tak pernah tinggalkan
Kau besertaku selamanya

Reff:
Ini aku utuslah aku
Tuk genapi rencana-Mu dalam hidupku
Dan ku takkan berhenti
Britakan Injil-Mu
Sampai bumi penuh kemuliaan-Mu


Verse 2:
Kau telah mengubah hidupku
Menjadi ciptaan yang baru
Kini ku mau setia
Hidupi semua kebenaran-Mu


Janji-Mu tak pernah tinggalkan
Kau besertaku selamanya

Reff:
Ini aku utuslah aku
Tuk genapi rencana-Mu dalam hidupku
Dan ku takkan berhenti
Britakan Injil-Mu
Sampai bumi penuh kemuliaan-Mu

Coda:
Biar yang bernafas
Memuji-Mu
Menyembah-Mu Tuhan
Tinggikan nama-Mu

Monday, 11 January 2016

Firman Tuhan

Firman Tuhan

PEMBACAAN Alkitab di tahun 2015 merupakan pembacaan yang luar biasa, tapi tidak banyak dari jemaat yang menyelesaikan pembacaan Alkitab selama satu tahun itu. Bagi Saudara yang sungguh-sungguh dalam berkomitmen dan hidup dalam kebenaran, menyelesaikan pembacaan tersebut bukanlah hal yang sulit. Mari Saudara, jangan menjadi biasabiasa dalam pengejaran akan Tuhan. Dalam Filipi 3:3 dikatakan kita harus menjadi orang-orang yang bersunat bukan lagi secara Perjanjian Lama tetapi menurut Perjanjian Baru yaitu sunat hati. Semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia harus melakukan sunat secara daging. Sunat bertujuan bukan hanya sekedar melakukan saja tetapi sebuah ketaatan kepada Tuhan sehingga orang yang melakukannya akan diberkati. Pada waktu Abraham bersunat, orang-orang yang tinggal di rumahnya
juga harus bersunat. Sunat adalah sebuah tanda perjanjian dengan Tuhan.

Selanjutnya berbicara tentang percaya. Mengapa kita bisa percaya? Kita bisa percaya bukan lagi karena diri kita, tetapi karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengatakannya bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bahkan sesuatu yang paling mustahil bagi manusia tidak menjadi mustahil bagi Tuhan. Bagi manusia, selesai dengan dosa adalah hal yang mustahil meskipun mereka berusaha sedemikian rupa. Tanpa campur tangan Tuhan manusia tidak dapat selesai dengan dosa dosanya. Sejak kita bertobat dan dilahirkan kembali, yang
paling terlihat berbeda adalah Saudara menjadi pribadi yang menghormati firman Tuhan. Kita menjadi orang yang bersunat hati karena kita beribadah kepada Roh Tuhan. Hidup di dalam Roh Tuhan berarti hidup di dalam kemerdekaan karena dimana ada Roh Tuhan di situ ada kemerdekaan (2 Korintus 3:17. Kemudian dalam Roma 10:17 dikatakan bahwa, “…iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”

Banyak orang membaca firman tetapi tidak mengerti firman tersebut karena tidak menggunakan iman. Firman Tuhan itu pada mulanya bersama-sama dengan Tuhan, sehingga firman itu menjadi hidup (Yohanes 1:1). Firman Tuhan akan hidup dalam diri kita karena hati kita sudah diubahkan. Firman itu telah menjadi manusia (Yohanes 1:14) sehingga kita bisa hidup di dalam firman itu. Orang yang sudah bertobat lahir baru pasti melihat kemuliaan Tuhan dan tidak akan melepaskan apa yang sudah ia lihat. Jangan sampai kemuliaan Tuhan itu hilang, seperti yang tertulis dalam Matius 5:13 bahwa garam yang sudah tidak asin lagi akan dibuang dan diinjak orang. Pada Kejadian 1:1-3 tertulis Tuhan sudah memulai pada mulanya dengan berfirman. Marilah Saudara instrospeksi diri, bagaimanakah kemuliaan Tuhan yang sudah Saudara miliki?
Di Markus 16:14-15, Yesus menentang ketidakpercayaan dan kedegilan hati murid-murid-Nya karena masih ada murid-muridNya yang tidak percaya. Namun hal yang terpenting adalah kita harus pergi dan memberitakan Injil kepada semua makhluk. Beritanya yaitu tentang pertobatan kelahiran kembali. Dalam
Yeremia 24:7 dikatakan bahwa “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.” Hati untuk mengenal Tuhan dapat kita peroleh hanya dengan kelahiran kembali. Jika Tuhan tidak hidup di dalam diri kita, tidak mungkin kita dapat melakukan perintah Tuhan. Bertobat berarti mengikut Tuhan dengan sepenuhnya (100%). Kemudian tanda-tanda yang
bukan lagi dengan kekuatan manusia akan menyertai kita (Markus 16:17-20). Kita dapat melakukan tanda-tanda tersebut karena Tuhan dapat melakukan hal-hal yang mustahil. Firman diteguhkan oleh Tuhan di dalam diri kita melalui tanda-tanda yang menyertai kita. Tuhan beserta dengan orang-orang yang
bersungguh-sungguh.

Saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan mengatakan pada mereka bahwa mereka akan bersusah payah dan bekerja keras hidup di dunia ini. Kemudian pada saat Kain membunuh Habel, di situlah Tuhan pertama kali mengutuk manusia. Kutuk yang terjadi bukan hanya pada kita, tetapi sampai juga kepada anak-cucu kita. Hal yang dapat melepaskan kutuk tersebut adalah dengan pertobatan kelahiran kembali. Penebusan dengan darah Yesus yang dapat melepaskan kutuk itu. Seorang penulis, Andrew Muray mengatakan, kita harus menjadi kuat bukan hanya dengan pemberitaan Injil, tetapi juga dengan doa. Doa adalah permintaan yang bukan lagi untuk diri kita sendiri. Pada ayat di atas dikatakan bahwa akan ada
tanda-tanda yang menyertai (Markus 16:17). Selain itu, “Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin” (Wahyu 22:21). Firman ini menjadi hidup karena Yesus juga turun menjadi manusia menyertai kita. Tuhan yang adalah Roh telah turun menjadi manusia, kemudian Ia naik ke sorga dan Roh Kudus turun bagi kita. Firman itu sudah dekat di dalam diri kita (Roma 10:9). Jika kita membaca sebuah quote atau kutipan yang tepat pasti kita akan merasa bahwa kutipan tersebut sangat sesuai dengan
apa yang kita pikirkan. Hal itu berbeda dengan firman yang kita dapat kuat secara spirit (Roh). Firman yang kuat akan membangkitkan spirit yang ada di dalam diri kita. Kembali ke Yeremia 24:7, kita tidak perlu lagi meminta hati yang baru. Kita perlu mengingatkan dalam diri kita supaya kita tidak lupa bahwa hati yang baru itu sudah kita peroleh semenjak kita bertobat dan dilahirkan kembali. Tuhan juga sudah berfirman
bahwa tanda-tanda itu akan menyertai kita. Tanda-tanda itu akan terus meneguhkan firman yang sudah ada dalam diri kita.

Apa yang perlu kita minta adalah supaya kehedak Tuhan terjadi di dalam hidup kita. Keberhasilan kita di dalam Tuhan adalah dengan kita terus mengingat apa yang sudah Tuhan tetapkan di dalam diri kita. Kecenderungan bangsa Israel adalah lupa dengan ketetapan Tuhan karena apa yang menjadi pusat
adalah diri mereka sendiri. Jalan bersama-sama dengan orang yang tidak memikirkan diri sendiri akan lebih menyenangkan. Kita sudah menjadi umat Tuhan dan itu perlu kita ingatkan setiap hari. Apabila Saudara melakukan kesalahan maka selesaikan hal itu, sungguh-sungguh bertobat dan tidak melakukan lagi. Bertobat
bukan hanya sekedar meminta ampun, tetapi sebuah kesungguhan seperti saat kita mengambil keputusan untuk bertobat lahir baru. Segala pengejaran kita harus dilakukan dengan sepenuh hati. Semua firman yang keluar dari mulut Tuhan, tidak akan kembali dengan sia-sia (Yesaya 55:11). Firman itu bisa saja diambil jika firman itu tidak tertanam dalam diri kita. Seperti pada perumpamaan benih yang tumbuh dalam kitab Matius pasal 13. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-3).

Ada sebuah buku menulis tentang pepatah Cina yang mengatakan bahwa seorang raja yang berhasil adalah ia yang memiliki penasehat hebat. Pada saat ini kita sudah memiliki penasehat yang luar biasa yaitu Yesus yang telah turun menjadi manusia. Segala firman yang diberikan Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:15-16). Selanjutnya dalam Ibrani 9:12 dikatakan bahwa firman Tuhan dapat menusuk amat dalam
dan dapat memisahkan antara jiwa dan roh. Jangan sampai kita tertipu dengan hal-hal yang memancing emosional kita.


Kotbah: Darwin Egan Lontoh

Pengertian yang benar di dalam Tuhan

Pengertian yang benar di dalam Tuhan

SEGALA sesuatu yang menjadi penghalang di dunia ini adalah dosa. Dalam setiap kehidupan memerlukan perjuangan, salah satunya dalam sebuah pernikahan. Suatu hal yang mustahil ketika Tuhan tinggal di dalam diri manusia yang begitu bobrok. Socrates adalah seorang filsuf yang menulis sebuah perkataan
mengenai pernikahan. Socrates menulis “Pada akhirnya, pernikahan. Jika kamu memperoleh istri yang baik, kamu akan menjadi bahagia; jika kamu mendapat istri yang buruk, kamu akan menjadi seorang filsuf.” Pernyataan tersebut muncul berdasarkan apa yang dialami oleh Socrates. Setiap persoalan yang terjadi pasti memiliki jalan keluar, tetapi jika jalan keluar berasal dari diri kita sendiri maka ujung-ujungnya akan terusmenerus salah. Kesalahan yang terjadi pada dasarnya karena manusia itu hidup di luar Tuhan (tetap di dalam dosa).

Pernikahan terjadi bukan hanya sekedar mencari kehidupan yang lebih baik. Pernikahan terjadi karena masing-masing mempelai sudah mengalami kegembiraan di dalam Tuhan. Sebuah pernikahan dapat terjadi apabila dua orang mengalami jatuh cinta. Hellen Keller menuliskan bahwa “Apa yang pernah kita nikmati kita tidak akan pernah kehilangan itu. Cinta yang dalam yang pernah kita alami itu menjadi bagian dari kita.”
Sebelum terjadi pernikahan sudah terdapat cinta yang saling mengena satu sama lain. Oleh karena itu suatu pernikahan merupakan perwujudan bahwa mereka bukan lagi dua melainkan satu di dalam Tuhan. Ketika dua pihak menyatukan cintanya maka pernikahan memerlukan sebuah komitmen sampai keduanya dipisahkan yaitu saat dipanggil oleh Tuhan. Iman diperlukan untuk menjalani sebuah pernikahan, tanpa iman
maka sebuah pernikahan akan menjadi kacau. Pernikahan di dalam Tuhan berbeda dengan pernikahan yang dilakukan oleh dunia ini.

“Hikmat yang sejati datang pada setiap daripada kita ketika kita menyadari seberapa sedikitnya pengertian kita tentang kehidupan, diri kita, dan dunia sekeliling kita” (Socrates). Pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka tidak mengerti apa itu dosa. Adam dan Hawa hanya mengerti mengenai taat dan tidak taat. Sampai pada akhirnya mereka tidak mentaati Tuhan dan jatuh ke dalam dosa. Saat ini, kita sebagai orang yang sudah mengetahui tentang dosa harus memiliki pengertian yang benar tentang Tuhan. Pada saat ini
banyak orang yang sepertinya sedang berusaha memberikan seminar mengenai sebuah pernikahan, namun sebenarnya orang tersebut dalam pernikahannya juga bermasalah. Apa yang dapat menjaga sebuah pernikahan? Pernikahan dapat dijaga dengan iman. Iman timbul dari pendengaran-pendengaran
akan firman Kristus. Dasar kekuatan dari masing-masing calon pengantin adalah pertemuan mereka dengan Kristus melalui pertobatan dan kelahiran kembali. Perlunya iman dalam sebuah pernikahan karena dengan kekuatan manusia seseorang sulit memberi contoh.

Pada saat Andrie dan Merlyn memutuskan untuk menuju ke dalam sebuah pernikahan, hal tersebut berawal dari masingmasing di antara mereka bertemu dengan Tuhan. Mereka harus mengenal terlebih dahulu siapa Tuhan dalam kehidupannya. Dasarnya adalah bahwa hanya Yesus satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup. Masing-masing pribadi harus dibenarkan terlebih dahulu oleh Tuhan. Dibenarkan berarti diberikan hati
yang baru dan roh yang baru. Tuhan mengambil hati yang keras dan memberi hati yang taat. Selain itu, Tuhan juga memberikan Roh Kudus. Kita harus memiliki hikmat yang benar di dalam Tuhan supaya kita memiliki pengertian yang benar tentang Tuhan dalam kehidupan kita. Terdapat sebuah pernyataan mengenai jatuh cinta, yaitu “Kamu tahu kamu sedang jatuh cinta ketika kamu tidak bisa tidur karena kenyataan pada akhirnya lebih baik daripada apa yang kau impikan” (Dr. Seuss). Pada kenyataannya orang yang jatuh
cinta akan sulit untuk tidur. Begitu juga saat kita jatuh cinta kepada Tuhan, kita akan terus terjaga untuk merenungkan firman Tuhan. Orang yang jatuh cinta dengan Tuhan akan menyenangi sebuah realita bertemu dengan banyak orang. Pada saat jatuh cinta, seseorang rela untuk memberikan apa saja. Apabila cinta
itu sudah pudar, seseorang dapat merasakan kembali jatuh cinta karena ada Tuhan dalam hidupnya. Dalam Matius pasal 18, terdapat seorang yang berhutang banyak kepada raja tetapi pada akhirnya ia diampuni dan hutangnya dibebaskan. Namun, ketika orang tersebut bertemu dengan orang yang berhutang tidak lebih banyak dari dirinya justru ia menyiksa orang tersebut. Ia memaksa temannya itu untuk membayar semua hutangnya. Orang yang berhutang itu menunjukkan bahwa ia suka diampuni tetapi ia tidak dapat mengampuni orang lain. Itulah yang terjadi ketika seseorang hanya mau dikasihi tetapi tidak mau mengasihi. Seringkali, pernikahan terjadi hanya karena ia ingin dikasihi bukan karena ia ingin mengasihi. Dalam hal mengikut Tuhanpun bisa terjadi hal seperti itu. Seseorang hanya mau untuk dikasihi oleh Tuhan tetapi ia tidak mau memberikan seluruh hidupnya untuk Tuhan. Tanpa kasih Tuhan yang murni, seseorang tidak dapat
mengasihi orang lain dengan tulus.

Dalam Matius 18:1-5 dikatakan bahwa satu-satunya jalan untuk hidup dalam kebenaran Tuhan adalah dengan bertobat. Murid Yesus menanyakan siapakah yang terbesar diantara muridmurid-Nya.
Hal tersebut memperlihatkan adanya motivasi bahwa mereka ingin melihat siapa yang terhebat diantara mereka. Dalam sebuah pernikahan, tidak akan ada lagi tuntutan siapakah yang paling berpengaruh dalam pernikahan tersebut. Masing-masing harus memiliki kepolosan seperti anak kecil yang hidup apa adanya. Jika seseorang menginginkan untuk menjadi yang terbesar, ia harus menjadi rendah hati seperti anak kecil.
Anak kecil tidak akan mengatur, ia akan taat kepada apa yang ia senangi. Jika kita hidup dalam Tuhan, kita akan menyenangi hal-hal tentang Tuhan. Hal pertama yang perlu dilakukan supaya kita menjadi seperti anak kecil adalah bertobat. Seperti yang tertulis dalam Matius 4:17, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga
sudah dekat!" Kerajaan Tuhan datang melalui Yesus Kristus, karena barangsiapa yang merendahkan diri ia akan menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Mengucap syukurlah dengan apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita. Namun tidak cukup hanya mengucap syukur saja, tetapi kita juga
harus memberitakan kepada orang lain apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup kita.


Kotbah: Darwin Egan Lontoh

Hidup dalam kebenaran

Hidup dalam kebenaran

“…Akulah satu-satunya jalan, dan kebenaran, dan hidup…” (Yohanes 14:6). Ayat tersebut merupakan salah satu kutipan ayat yang terkenal. Berdasarkan ayat tersebut yang akan terus diuji hingga akhirnya adalah kebenarannya, seperti ada yang tertulis bahwa orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:17). Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi benar hanya dengan kekuatannya sendiri. Yesus datang sebagai
contoh dan memberikan jalan kebenaran supaya orang– orang yang datang kepada-Nya beroleh kehidupan. Hal yang terus membuat kita kuat adalah saat ini adalah kebenaran di dalam Kristus.
Dalam 1 Yohanes 1:1-4, Yohanes secara detail menjelaskan bahwa apa yang ia alami dengan Tuhan harus
dialami oleh orang-orang yang mendengarkan kotbahnya. Berulang kali ia menyatakan bahwa apa yang ia peroleh saat ini karena persekutuannya dengan Bapa. Sebelum kita mengalami pertobatan lahir baru, kita memiliki 2 bapa. Yang pertama adalah bapa kita secara daging dan yang kedua adalah Iblis. Tetapi setelah kita bertobat lahir baru bapa yang kita miliki adalah Bapa yang di sorga. Kasih dari Bapa yang di sorga adalah menginginkan orang yang terhilang kembali kepada-Nya. Apakah kasih tersebut kita miliki? Cara kita
memberitakan kebenaran firman Tuhan bukan karena kita kasihan terhadap orang tersebut. Tuhan tidak pernah memerintahkan untuk memberitakan dengan kasihan, tetapi memberitakan dengan berani dan kasih dari Tuhan.

Kebenaran Tuhan yang membuat diri kita terus kuat dan terus hidup bersama dengan Dia. Sukacita yang kita miliki akan menjadi sempurna jika apa yang kita miliki ini dibagikan kepada orang lain.
Kita dilahirkan kembali karena adanya benih ilahi dari firman Tuhan. Orang yang lemah pasti sudah malas untuk membaca Alkitab, sudah tidak ada lagi kebanggaan terhadap Alkitab. Dalam kitab 1 Yohanes terus dinyatakan bahwa kita harus bertobat dan dilahirkan kembali. Bertobat lahir baru berarti kita memperoleh hati yang berasal dari Tuhan. Selanjutnya, di 1 Yohanes 1:5-6 dikatakan jangan pernah berpikir ada kebohongan dan kegelapan dalam firman Tuhan. Banyak orang yang menggunakan firman Tuhan tetapi sebenarnya ia berbohong dan tidak sungguhsungguh hidup di dalam kebenaran firman Tuhan. Seseorang
dikatakan berdusta jika ia mengatakan beroleh persekutuan dengan Tuhan tetapi masih hidup dalam kegelapan dan tidak hidup dalam kebenaran. Hari ini kita dapat memiliki kebenaran tetapi belum tentu besok kita masih memiliki kebenaran tersebut. Oleh karena itu, kita perlu Roh Kudus untuk terus memimpin kita hidup dalam kebenaran. Hanya Roh Kudus yang mengerti tentang kebenaran. Iblis tidak pernah mengerti apa itu kebenaran. Banyak orang Kristen yang mengetahui kebenaran, tetapi belum tentu ia hidup dalam kebenaran. Kita dikatakan hidup benar bukan hanya saat kita mengetahui kebenaran, tetapi ketika kita melakukan kebenaran tersebut. Kita menjadi bersemangat dalam memberitakan Injil karena kita hidup dalam kebenaran, bukan sebagai orang yang hanya diupah dalam memberitakan Injil.

Banyak orang yang percaya setelah mendengarkan Yesus berkotbah saat itu (Yohanes 8:30). Namun dalam Yohanes 8:31-32 dikatakan, “…Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Yesus mengatakan hal tersebut kepada orang Yahudi yang percaya. Orang yang melakukan kebenaran pasti akan bersaksi. Tidak hanya itu saja, bahkan orang dapat dikuatkan karena kehadiran seseorang yang penuh akan hadirat Tuhan. Kebenaran Tuhan perlu untuk kita hidupi sehari-hari, bukan hanya sekedar kita ketahui saja.
Kebenaran dapat bekerja jika kita lahir dari Tuhan(1 Yohanes 1:7-9). Barangsiapa yang lahir dari Tuhan ia tidak berdosa lagi. Tidak ada yang dapat melakukan kebenaran tanpa terang Tuhan turun dalam diri kita. Orang yang memberitakan firman tanpa urapan adalah penyesat. Banyak orang yang menutupi dirinya dengan kebaikan dalam hidup beragama, tetapi sebenarnya hatinya tidak memiliki kebenaran. Kemudian di 1 Yohanes 2:28-29 dijelaskan bahwa kita memberitakan Injil karena kita berbuat kebenaran. Kita
memberitakan Injil bukan hanya karena kita disuruh, tetapi karena kita berbuat kebenaran Tuhan. Dalam 1 Yohanes 3:1- 2, 6-10 dikatakan kita adalah anak-anak Tuhan yaitu kita yang mengenal Dia karena kita mendengar kebenaran. Jika Saudara hidup di dalam Dia maka Saudara harus hidup di dalam kebenaran-Nya yaitu tidak berbuat dosa lagi. Orang yang diurapi akan berbuat kebenaran. Tidak ada pendosa
yang dapat berbuat kebenaran, pendosa dapat berbuat baik tetapi ia tidak bisa berbuat kebenaran. Jika orang yang sudah bertobat lahir baru melakukan ketidakbenaran, lalu bagaimana Roh Kudus dapat bekerja? Roh yang sudah diberikan dalam diri kita memberikan kuasa dan kebenaran. Iblis akan terus menipu manusia supaya manusia tidak berbuat kebenaran. Itulah pekerjaan Iblis bahwa apa yang ia lakukan membuat manusia melakukan dosa secara terus menerus. Saudara dapat mengetahui banyak hal mengenai kebenaran namun tanpa urapan dan Roh Kudus, Saudara tidak dapat berbuat kebenaran. Maka apa yang kita lakukan
bukan karena usaha kita sendiri tetapi karena kasih karunia Tuhan. Pada saat ini janji Tuhan sudah ada di dalam diri kita dan kita harus mengetahui hal tersebut. Jika kita tidak mengetahui janji Tuhan yang ada di dalam diri kita maka kita akan menjadi lemah.

Kita yang berasal dari Tuhan harus memberitakan kepada dunia bahwa saat ini dunia sedang berada dalam kuasa si jahat (1 Yohanes 5:18). Kita tahu bahwa orang yang lahir dari Tuhan tidak berbuat dosa lagi dan akan melakukan kebenaran. Manusia tidak dapat membela dirinya untuk membuktikan diri hidup dalam kebenaran. Tuhan yang tahu bagaimana kita melakukan hidup benar di hadapan Tuhan. Tanpa kita dibenarkan oleh Tuhan maka kita tidak dapat melakukan-kebenaran. Karena itu, kita perlu pernyataan Tuhan setiap hari untuk hidup di dalam kebenaran Tuhan. Kita dapat berbuat kebenaran karena iman kepada Tuhan. Di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Mari kita beritakan kebenaran kepada orang lain karena jika kita tidak memberitakan kebenaran lagi maka kita akan banyak melihat kepada diri
kita sendiri. Kita adalah orang-orang yang berbuat kebenaran. Kita harus tahu bahwa orang yang lahir dari
Tuhan, ia akan berbuat kebenaran. Orang yang berbuat kebenaran adalah orang yang hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh. Selanjutnya dalam 1 Korintus 3:16-18 tertulis dimana ada Roh Tuhan di situ ada kemerdekaan. Kebenaran yang diberikan Roh Tuhan akan membawa kemerdekaan. Hal tersebut yang dicari oleh banyak orang yaitu kemerdekaan di dalam Tuhan tanpa selubung yang menutupi. Marilah kita
menjadi pelaku kebenaran karena kita mencerminkan gambaran Tuhan dalam diri kita.

Kotbah: Darwin Egan Lontoh

Pernikahan

Pernikahan

Dalam Efesus 5:22-27, seorang istri tunduk kepada suaminya bukan karena ia hanya mengasihi suaminya. Seorang istri tunduk kepada suami, karena ia tunduk kepada Tuhan. Sepasang suami istri perlu melihat lebih jauh dari apa yang terlihat baik di hadapanya. Suami istri harus melihat bahwa apa yang mereka lakukan adalah seperti yang dilakukan Kristus kepada jemaat-Nya. Laki-laki dan perempuan sudah jelas memiliki banyak hal yang berbeda. Namun saat dipersatukan oleh Tuhan sebenarnya manusia sudah tidak bisa menuntut satu sama lain karena sudah menjadi satu daging. Seseorang harus mengasihi orang lain sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri karena dalam pernikahan hidup sudah tidak lagi untuk diri sendiri.

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam sebuah pernikahan. Suami istri akan menemukan bagaimana sebuah komunikasi yang dapat dipahami antara keduanya. Kebahagiaan seorang istri adalah pada saat ia melakukan yang terbaik apa yang menjadi bagiannya. Pada saat melakukan apa yang menjadi bagiannya hal itu bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu seorang istri harus memperoleh pengertian akan hidup tunduk kepada suami. Suami istri perlu saling mempelajari bagaimana pola pikir dan cara hidup pasangannya, karena pada dasarnya sudah dipersatukan untuk bersama-sama oleh Tuhan. Perbedaan yang terjadi terkadang membuat suami istri gagal untuk berkomunikasi.

Pertengkaran terjadi karena ada hal sepele yang tidak diselesaikan. Pasangan suami istri pasti ingin mencapai kebahagiaan. Masing-masing pasangan memiliki cara sendiri untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Saling menerima pasangan satu sama lain merupakan hal yang perlu dilakukan dalam sebuah pernikahan. Banyak perbedaan yang akan terjadi dalam pernikahan. Tetapi yang mempersatukan hal tersebut jika seorang istri mengetahui bahwa dasarnya bukan hanya karena suami mengasihi istri. Seorang istri yang semangat dan berbahagia karena ia sudah menemukan Tuhan dalam kehidupannya. Pernikahan yang dilewati perlu
iman kepada Kristus dan takut akan Tuhan dengan kasih untuk saling menghormati satu sama lain. Setiap hari suami maupun istri harus menjadikan dirinya serupa dengan Kristus sehingga perbedaan yang terjadi akan membuat pasangan saling melengkapi. Tuhan akan terus meneguhkan komitmen suami dan istri sampai pada akhirnya dengan proses yang luar biasa.

Kotbah: Silviana Lontoh