Monday, 11 January 2016

Pernikahan

Pernikahan

Dalam Efesus 5:22-27, seorang istri tunduk kepada suaminya bukan karena ia hanya mengasihi suaminya. Seorang istri tunduk kepada suami, karena ia tunduk kepada Tuhan. Sepasang suami istri perlu melihat lebih jauh dari apa yang terlihat baik di hadapanya. Suami istri harus melihat bahwa apa yang mereka lakukan adalah seperti yang dilakukan Kristus kepada jemaat-Nya. Laki-laki dan perempuan sudah jelas memiliki banyak hal yang berbeda. Namun saat dipersatukan oleh Tuhan sebenarnya manusia sudah tidak bisa menuntut satu sama lain karena sudah menjadi satu daging. Seseorang harus mengasihi orang lain sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri karena dalam pernikahan hidup sudah tidak lagi untuk diri sendiri.

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam sebuah pernikahan. Suami istri akan menemukan bagaimana sebuah komunikasi yang dapat dipahami antara keduanya. Kebahagiaan seorang istri adalah pada saat ia melakukan yang terbaik apa yang menjadi bagiannya. Pada saat melakukan apa yang menjadi bagiannya hal itu bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu seorang istri harus memperoleh pengertian akan hidup tunduk kepada suami. Suami istri perlu saling mempelajari bagaimana pola pikir dan cara hidup pasangannya, karena pada dasarnya sudah dipersatukan untuk bersama-sama oleh Tuhan. Perbedaan yang terjadi terkadang membuat suami istri gagal untuk berkomunikasi.

Pertengkaran terjadi karena ada hal sepele yang tidak diselesaikan. Pasangan suami istri pasti ingin mencapai kebahagiaan. Masing-masing pasangan memiliki cara sendiri untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Saling menerima pasangan satu sama lain merupakan hal yang perlu dilakukan dalam sebuah pernikahan. Banyak perbedaan yang akan terjadi dalam pernikahan. Tetapi yang mempersatukan hal tersebut jika seorang istri mengetahui bahwa dasarnya bukan hanya karena suami mengasihi istri. Seorang istri yang semangat dan berbahagia karena ia sudah menemukan Tuhan dalam kehidupannya. Pernikahan yang dilewati perlu
iman kepada Kristus dan takut akan Tuhan dengan kasih untuk saling menghormati satu sama lain. Setiap hari suami maupun istri harus menjadikan dirinya serupa dengan Kristus sehingga perbedaan yang terjadi akan membuat pasangan saling melengkapi. Tuhan akan terus meneguhkan komitmen suami dan istri sampai pada akhirnya dengan proses yang luar biasa.

Kotbah: Silviana Lontoh

0 comments:

Post a Comment