Saat kita mengerti tentang siapa yang sudah memegang otoritas, kita tidak akan takut dengan apa yang akan kita hadapi untuk ke depannya. Perjalanan di Kupang membuat saya mengerti bahwa saya bangga memiliki Bapa yang begitu luar biasa. Kebanggaan ini bukan lagi berasal dari manusia, tetapi bangga terhadap apa yang sudah Tuhan kerjakan untuk kami. Sebelum berangkat ke Semarang ada 2 orang yang memberi diri untuk diselamatkan dan berkomitmen di dalam jemaat. Beberapa waktu ini banyak mahasiswa yang bertobat dan lahir baru, tanpa disuruh mereka secara otomatis memberitakan Injil kepada teman-teman kampusnya. Semakin banyaknya orang yang ditambahkan membuat saya terpikir mengenai tempat pertemuan, hingga suatu ketika saya dipertemukan dengan opa dari teman yang memiliki sebuah ruang gedung pertemuan. Sekali lagi, di sini saya benar-benar mengerti penyediaan Tuhan bagi kami. Kami diberikan pinjaman gedung tersebut tanpa dipungut biaya. Saya teringat mengenai kisah Daniel di dalam Alkitab, orang-orang di sekitarnya berusaha untuk mengajarkan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai yang dimilikinya. Namun Daniel tidak memasukkan nilai tersebut karena ia sudah mengenal kekekalan. Begitu juga saat kita berada di kampus atau di manapun kita berada, dunia akan terus menawarkan nilai-nilainya tetapi kita harus tetap memegang nilai-nilai kekekalan yang sudah kita miliki yaitu kerajaan yang kekal. Kita pergi bukan karena manusia tetapi karena kita memiliki nilai Kristus dalam diri kita, itulah yang membedakan kita dengan orang yang belum mengenal Tuhan. C’mon brother sister, mari kita sungguh-sungguh mengejar Tuhan!
Share: Amah-Kupang
0 comments:
Post a Comment