Monday, 7 April 2014

Kesaksian Pertobatan dan kelahiran kembali

Saya berada di Semarang bukanlah suatu yang kebetulan. Saya diajak oleh paman untuk bekerja di Semarang. Ternyata pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan yang saya inginkan dan saya sempat menyalahkan paman saya. Pada hari Minggu saya diajak oleh paman saya ke tempat ibadah. Saya datang dan heran dengan jemaatnya. Mereka dapat melompat lepas waktu pujian penyembahan dan merekapun ramah. Sampai akhirnya saya mengenal salah satu sister dan dia mulai kesaksian tentang pertobatan kelahiran kembali. Sister tersebut mengajak saya untuk ke center dan mengajak saya untuk datang cellgrup.

Awalnya saya menganggap saat ini saya tidak butuh pertobatan karena saya merasa saya adalah anak yang baik dan saya aktif dalam pelayanan gereja sehingga saya merasa belum pernah melakukan dosa yang sampai besar. Saya merasa diri saya masih baik- baik saja sampai pada akhirnya mereka bertanya kepada saya “Apakah hidup saya sudah sungguh-sungguh dengan Tuhan ? Dan saat itu saya tahu bahwa saya butuh pertobatan itu walaupun saya seorang anak yang baik tetapi dikatakan di Yesaya 64:6 bahwa kebaikan manusia seperti kain yang kotor di hadapan Tuhan. Pada 1 Januari saya memutuskan untuk bertobat dan waktu itu tepat saya berhenti dari pekerjaan. Saya punya pilihan untuk pulang ke Blora namun tidak tahu kenapa saya tetap ingin tinggal di Semarang. Saya tahu Tuhan merancangkan yang terbaik bagi saya. Selama saya tinggal di center, sister-sister selalu berbagi kesaksian. Walaupun saya sudah memutuskan untuk bertobat, tetapi sifat kebaikan dan pelayanan saya yang dulu masih saya pegang. Itulah kesombongan saya di hadapan Tuhan sampai pada akhirnya saya tersentak saat ibadah penghiburan di rumah salah satu sister yaitu tentang Lazarus dan orang kaya. Orang kaya itu telah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Saya dapat di Kisah Para Rasul 2 : 38 sehingga saya memutuskan untuk sungguh-sungguh dengan Tuhan dan mengalami pertobatan kelahiran kembali. Saat itu saya dapat mengampuni paman dan bos saya yang dulu. Saya merasakan sukacita yang luar biasa setelah dibabtis yaitu rasa untuk menyampaikan kebenaran tentang Tuhan itu ada. Walaupun ada yang menganggap saya terlalu muda sehingga mereka belum meresponi, namun saya tetap ingin selalu bicara tentang pertobatan kelahiran kembali sehingga orang yang di Blora maupun di sekitar saya mengerti tentang itu dan merasakan apa yang saya rasakan.

Kesaksian:
Yani – CG Ambassador of Christ
Jubilee Semarang

0 comments:

Post a Comment