LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Wednesday, 27 August 2014

Pewahyuan, Perjumpaan dengan Tuhan, Kuasa, & Tujuan

Pewahyuan, Perjumpaan dengan Tuhan, Kuasa, & Tujuan

Ada suatu pernyataan dari hamba Tuhan yang bernama Bill Johnson.  Dalam pernyataan itu menjelaskan bahwa kekristenan disebut agama pewahyuan karena bukan berasal dari manusia.  Itu diberikan oleh Tuhan untuk keselamatan manusia.  Agama lain bisa muncul karena manusia yang membuatnya.  Namun agama Kristen pun bisa menjadi buatan manusia jika mereka mengajarkan bahwa Yesus bukanlah jalannya.  Kekristenan dimulai dari Tuhan dan Ia tidak meninggalkan sebuah sistem.  Dimulai dari pertobatan kelahiran kembali kemudian kita menerima Roh-Nya dan Roh itu yang mengajarkan, membimbing kita untuk melakukan kehendak-Nya karena tidak ada satupun dari kita yang bisa melakukan perintah-Nya tanpa Roh Kudus.  Ingat cerita tentang Hawa yang dilarang makan buah pengetahuan baik dan jahat, tapi dia tetap memakannya?  Hal itu terjadi karena dia ditipu oleh Iblis.  Pikiran Hawa ditipu.  Pikiranlah yang mengendalikan dia.  Hawa ditipu yaitu jika dia memakan buah itu maka dia tidak akan mati dan memang dia tidak mati, tetapi hubungannya dengan Tuhan terputus.  Lalu untuk kembali berhubungan dengan Tuhan, Tuhanlah yang memulai, bukan manusia.  Tuhan memberi jalan kepada manusia untuk kembali jika manusia mau percaya.
Pewahyuan apa pun dari firman Tuhan yang tidak membawa kita kepada perjumpaan dengan Tuhan hanya membuat kita menjadi lebih agamawi. Gereja tidak bisa memiliki “bentuk tanpa kuasa”, karena itu menciptakan orang-orang Kristen tanpa tujuan (Bill Johnson). Ada beberapa kata yang penting dari pernyataan Bill Johnson yaitu pewahyuan, perjumpaan dengan Tuhan, kuasa, dan tujuan.  Pewahyuan berasal dari firman Tuhan dan itu diberikan kepada orang khusus (bukan sembarang orang).  Jika kita pernah mendapat pewahyuan bukan berarti kita terus mendapat pewahyuan.  Semua itu bergantung pada iman kita.  Iman timbul dari pendengaran firman Kristus.  Pewahyuan disebut juga visi.  Tuhan bukakan visi (pewahyuan) bukan hanya untuk dilihat, tapi untuk dilakukan.  Visi tidak bisa dilakukan tanpa kuasa dan tanpa diurapi.
Di dalam Wahyu pasal 12 ada 4 hal untuk kita hidup di dalam pewahyuan (visi) yaitu keselamatan, kuasa, pemerintahan Tuhan kita, dan kuasa yang diurapi-Nya.  Kita tidak tergila-gila dengan visi, tapi kita bisa melakukan visi karena ada hubungan dengan Tuhan.  Kita bisa lakukan karena Tuhan sudah lakukan.  Tidak mungkin kita bisa lakukan tanpa Tuhan lakukan terlebih dahulu.  Di Wahyu 12:11 dikatakan karena darah anak domba, kesaksian, tidak mengasihi nyawa sampai kealam maut (sudah mati dengan cara sendiri), kita bisa lakukan visi.  Kita bersaksi bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi kita ingin hal itu terjadi.  Kita bersaksi karena kita sudah mengalaminya sehingga kesaksian kita bukan hanya definisi.  Zaman sekarang banyak pengajar terfokus pada apa yang mereka ajarkan, tetapi mereka tidak pernah melakukannya atau menjadi teladan (1 Kor 11:1).  Mereka hanya mau mengajarkan, tetapi kita yang lakukan.  Dengan kata lain, kita diberikan konsep atau bentuk tapi tanpa ada hubungan dengan Tuhan.  Sama halnya dengan kita bisa menjelaskan kepada orang tentang Tuhan tapi kita tidak pernah bertemu dengan Tuhan.  Manusia bisa membuat konsep, tapi tidak ada hubungan dengan Tuhan.  Manusia bisa datang ke gereja hanya karena suatu doktrin.  Namun kita datang ke jemaat (Jubilee) bukan karena Jubileenya, pujian atau kotbahnya.  Kita ada di dalam jemaat ini karena kita bertobat dan dilahirkan kembali.  Kita datang ke gereja bukan karena ada orang berkata gereja ini bagus atau karena berkat, tapi kita datang karena ada hubungan dengan Tuhan.  Kita terlahir di dunia ini karena ada dua orang yang berhubungan.  Di dunia kita bisa berhubungan dengan Tuhan atau dengan Iblis.  Ada baik dan jahat.  Mengikuti hukum atau tidak.  Sudah bertobat lahir baru pun tetap ada positif dan negatif. 
Kembali ke pernyataan Bill Johnson.  Kita datang ke gereja dan mendengar firman menjadikan kita agamawi atau kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan?  Manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23).  Sadarkah Saudara jika hal itu merusak cara pikir kita?  Hati kita menjadi keras sehingga Tuhan harus memberi hati yang baru dan roh yang baru.  Tuhan mengasihi manusia sehingga Ia berinisiatif untuk membuka jalan supaya manusia bisa kembali kepada-Nya.  Tidak ada inisiatif yang berasal dari manusia.  Kita hanya beriman dan itu membuat kita bisa bertemu dengan dengan Tuhan.  Kelahiran kembali adalah permulaan kita bisa berhubungan dengan Tuhan dan kita akan disebut sebagai anak jika kita terus berhubungan dengan-Nya. 
Dalam pernyataan Bill Johnson disebutkan ada pewahyuan, perjumpaan dengan Tuhan, kuasa, dan tujuan.  Kita mendengar, melakukan, dan menghasilkan. 

Suatu hubungan pasti menghasilkan, sedangkan bentuk tidak menghasilkan.  Kita bisa berjumpa dengan Tuhan karena ada orang yang memberitahukan kepada kita.  Setelah itu, baru kita memperoleh kuasa.  Kemudian baru hidup kita ada tujuan.  Kita bertobat dan dilahirkan kembali karena ada yang menyatakan.  Orang itu diutus, datang, dan menyatakan kepada kita, bukan melalui media. 
Waktu kita baca ayat di 1 Korintus 4:1,  kita harus tangkap ayat ini dengan spirit.  Oleh karena itu, kita harus dilahirkan kembali supaya memiliki spirit itu.  Tuhan memberikan rahasia kepada kita.  Sedangkan kepada  orang di luar sana Tuhan memberi perumpamaan.  Itupun belum tentu mereka mengerti karena mereka belum tentu menginginkan. 
Rahasia tidak sembarangan diberikan.  Di Alkitab dikatakan rahasia diberikan kepada jemaat-Nya, tidak bisa semua orang.  Di Yohanes 7:14-18 berbicara tentang kesaksian Yesus tentang diri-Nya.  Orang Yahudi tahu bahwa Yesus hanya seorang tukang kayu, tapi Dia memiliki pengetahuan sedemikian hebat tanpa belajar.  Lalu apa rahasianya?  Mari kita lihat di ayat 16, “…Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku”.  Inilah pewahyuan dan kuasa.  Mengapa Yesus berbeda?  Karena Dia bertemu dengan Tuhan, dan berkata bahwa ajaran-Nya bukan berasal dari diri-Nya sendiri.  Dalam Amsal 29:18 dikatakan berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.  Maksud hukum di ayat ini adalah Tuhan.  Paulus menjadi orang yang berbeda karena perjumpaan dengan Tuhan dan dia juga menerima kuasa.  Apabila kita sudah dewasa (secara rohani) maka kita akan tahu perkataan Yesus berasal dari Tuhan atau diri-Nya sendiri.  Manusia jika tanpa Tuhan maka hidupnya hanya untuk dirinya sendiri.  Mencari hormat untuk dirinya sendiri.  Namun barangsiapa mencari hormat bagi Dia maka ia benar dan tidak ada ketidakbenaran di dalam dia. 
Inilah cara pandang Tuhan ketika melihat seseorang (1 Kor 2:1-2).  Tuhan tidak melihat masalahnya, tetapi Dia melihat Kristus yang ada pada orang itu.  Begitu juga dengan kita jika kita memiliki cara pandang seperti Tuhan.  Jika kita bertemu dengan orang yang bermasalah dan masalah itu selesai maka kita tidak akan memikirkan lagi masalahnya karena kita melihat Kristus yang di dalam dia.  Kita tidak perlu membuat peraturan dan berkata “jangan lakukan lagi” karena tanpa kita berkata seperti itu Tuhan sudah berbicara kepadanya.  Paulus berkata ia datang dalam kelemahan kepada jemaatnya, tetapi sebenarnya rohnya kuat (1 Kor 2:3-5).  Secara daging ia lemah, tapi secara Roh ia kuat.  Mengapa?  Karena perkataan Paulus tidak disampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh.  Iman kita juga jangan bergantung pada hikmat manusia.  Apabila seseorang berjumpa dengan Tuhan, imannya pasti bergantung pada Tuhan.  Kuncinya adalah merendahkan diri karena sifat manusia suka mengatur (1 Kor 4:6).  Merendahkan diri dan biarkan Tuhan yang mengatur.  Selain itu, manusia harus ditegor karena kecenderungan manusia jalan sendiri (1 Kor 4:14).  Kita sekarang bisa beriman bukan karena Darwin, tapi kita tahu bahwa apa yang ia bagikan berasal dari Yesus Kristus (1 Kor 4:15-17).   
Karena ada pemberitaan Injil maka kita diselamatkan (Wahyu 12:10-11).  Ada orang yang diutus.  Pertama keselamatan, kedua kita menerima kuasa (sama seperti pernyataan Bill Jonson).  Yang ketiga adalah pemerintahan Tuhan kita.  Kalau kita sudah di dalam jemaat Tuhan, kita tidak mudah diserang oleh Iblis karena ada pemerintahan Tuhan kita.  Yang terakhir yaitu kekuasaan yang diurapi-Nya.  Ini adalah orang-orang yang memiliki Kristus di dalam mereka.  Jika kita perhatikan, banyak gereja sudah kehilangan pemerintahan Tuhan kita yaitu kerasulan.  Banyak gereja berdiri karena konsep atau doktrin.  Gereja seperti itu berbeda dengan gereja yang dimulai dari satu orang diutus karena pewahyuan.  Sumbernya adalah Yesus.  Oleh karena itu, hidup yang kekal yaitu kita mengenal satu-satunya Tuhan yang benar dan Yesus yang diutus. 
Bagaimana bisa orang Farisi dikatakan Yesus tidak tahu kitab suci  (Mat 22:29)?  Sebenarnya arti kata mengerti di ayat ini dari bahasa aslinya adalah pengalaman pribadi (berjumpa dengan Tuhan).  Tidak mengerti berarti tidak berjumpa dengan Tuhan.  Seperti yang tertulis di Yohanes 5:39-40, tidak mengalami sama dengan tidak lahir kembali.  Kita bisa tahu apa yang tertulis, tapi tidak mengalami apa yang tertulis seperti orang Farisi itu.  Oleh karena itu, berbeda apa yang diajarkan oleh pemimpin-pemimpin yang diurapi dengan pemimpin yang hanya mengajar saja.  Mari lihat perbedaannya. 

Belajar tapi tidak melakukan hanya membuat kita menjadi agamawi.  Apabila yang dibagikan bukan pewahyuan dan bukan karena perjumpaan dengan Tuhan maka itu akan membuat kita menjadi agamawi.  Jika kita pulang dari gereja dan tidak melakukan apa yang dikotbahkan maka kita akan jadi orang agamawi.  Nikodemus seorang pemimpin agama tapi tidak pernah berjumpa dengan Tuhan.  Sedangkan perempuan Samaria, yang punya lima suami dan yang tinggal dengannya bukan suaminya, ia mencari keselamatan itu dan ia menemukannya.  Ia berjumpa dengan Tuhan.  Nikodemus berjumpa dengan Tuhan secara jasmani, tapi tidak secara roh.  Perempuan Samaria bertemu dengan Yesus secara jasmani dan ia juga bertemu dengan Tuhan yang adalah roh.
Selanjutnya inilah buah dari apa yang kita dengar.  Kita pergi karena kita diutus sehingga bukan hanya dengan kata-kata pengajaran, tapi dengan kuasa (Mat. 4:23, 9:35).  Pertama adalah mengajar, kedua memberitakan Injil kerajaan Tuhan (memberitakan tentang Yesus), ketiga melenyapkan penyakit dan kelemahan (demonstrasi).  Jika ketiga hal di atas tidak terjadi maka kita bukan hamba-hamba Tuhan yang pergi dengan kuasa.  Kita yang perkatakan, tapi Tuhan yang lakukan (Yoh. 14:10).  Memang kita yang mengusir setan, melenyapkan kelemahan, tapi sebenarnya Yesus yang lakukan.  Secara rohani kita melihat bukan kita lagi yang lakukan, tapi karena ada kuasa supranatural.  Secara duniawi, kita perlu berhikmat apabila berurusan dengan mamon.  Jangan kita  kuatir dengan hal jasmani.  Itu urusan Tuhan. Yang menjadi bagian kita adalah cari kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan.  Yang harus kita lakukan adalah bagian kita dan kobarkan karunia-karunia roh.

Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang

Kekayaan Orang-Orang Terpilih

Kekayaan Orang-Orang Terpilih

Kita akan berbicara tentang harta pusaka orang-orang terpilih.  Apakah kita sudah memastikan bahwa kita adalah orang yang terpilih?  Kita harus berani memastikan hal itu dalam hidup kita.  Syarat untuk menjadi bagian dari orang-orang yang terpilih adalah kita harus dilahirkan kembali.  Tanpa kelahiran kembali kita tidak bisa menjadi bagian dari orang-orang terpilih, meskipun kita bisa mendapat banyak mujizat.  Seperti 10 orang kusta, hanya 1 yang kembali untuk memuliakan Tuhan. 9 mendapat kesembuhan secara fisik, tetapi setelah itu hidup seenaknya.  Di dalam Markus 10:17-18 ada cerita tentang anak muda kaya yang menginginkan hidup yang kekal.  Anak muda itu berlari-lari kepada Yesus untuk mendapat jawabannya.  Satu yang dia inginkan yaitu hidup yang kekal.  10 hukum Taurat sudah ia lakukan (bukan akan lagi), tapi hidup kekal tidak ada pada dia (Mark. 10:19-20).  Anak muda ini mencari sesuatu yang lebih daripada yang ditawarkan oleh dunia yaitu hidup yang kekal.  Lalu dia bertemu dengan sumbernya yaitu Yesus, tetapi Yesus belum berikan karena ada syarat yang harus dilakukan.  Tidak cukup kita punya keinginan saja, tapi kita harus sungguh-sungguh membayar harganya.  Ayat 21, ada syarat yang harus dipenuhi dan jangan dikurangi (Mark. 10:21).  Kalau kita sungguh-sungguh menginginkan kekayaan orang-orang terpilih itu nyata, ya ini syaratnya yaitu serahkan seluruhnya kepada Tuhan dan ikut Dia.  Banyak orang tidak mau melakukan syarat ini sehingga mereka hanya menjadi pendengar saja.  Kemudian setelah anak muda itu mendengar syaratnya, dia menjadi kecewa.  Dia berpikir bahwa syaratnya terlalu besar (Mark. 10:22).  Lalu ia pergi dan sedih karena banyak hartanya.  Pikirannya dicurahkan ke situ (hartanya), bukan kepada kerajaan Tuhan.  Sekarang pertanyaannya, seberapa besar kita menghargai kekayaan ini?  Setelah itu murid-murid Yesus sampai gempar melihat peristiwa anak muda itu.  Mereka bertanya kalau begitu siapa yang dapat diselamatkan (Mark. 10:23-27).  Bagaimana dengan kita?  Apakah kita juga serius memikirkan hal ini (hidup yang kekal)?  Apakah kita serius memikirkan tentang kerajaan-Nya?  Atau kita malah bersungut-sungut?  Kemudian anak muda itu akhirnya kandas.  Masalahnya yaitu pada membayar harganya.  Kalau kita orang yang terpilih, kita tidak bisa santai-santai saja, yang penting sudah lakukan ini itu.  Sesungguhnya yang penting adalah mentaati Tuhan. 
Di Matius 13:44, harga untuk mendapatkan hal kerajaan sorga sama seperti cerita di atas yaitu menjual seluruhnya.  Ini yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kerajaan sorga.  Dalam Lukas pasal 14 dikatakan barangsiapa tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya ia tidak dapat menjadi murid Kristus.  Ada daging, sistem dunia, dan Iblis,  ini semua yang harus kita taklukkan di bawah kaki Kristus. 

Ada 2 bagian harta kita waktu kita sudah bertobat dan dilahirkan kembali:
1. Bagian dalam yaitu Tuhan sendiri. 
Abraham mendapat visi, penglihatan, atau tujuannya Tuhan dan ia tidak takut karena Tuhanlah perisainya (Kej. 15:1).  Sama halnya dengan kita, kalau kita orang yang terpilih, jangan takut karena Tuhanlah perisai kita.  Harta ini yaitu Tuhan sendiri jangan sampai hilang.  Bodoh sekali jika kita menanyakan di mana Tuhan waktu kita di dalam suatu masalah.  Tuhan adalah perisai kita.  Paulus pun berkata “jika Tuhan di pihakku siapa yang menjadi lawanku?”.  Tuhanlah yang menjadi milik pusaka orang-orang Lewi (Ulangan 18:2).  Mereka tidak mempunyai milik pusaka karena Tuhanlah milik mereka (Yeh. 44:28). Anak muda yang kaya tadi tidak memiliki hal ini yaitu Tuhan.  Harta bagian ini yang sering diuji dalam segala situasi.  Kalau itu terjadi kembalilah kepada Tuhan karena Dialah perisai kita, penolong kita. 

2. Bagian luar yaitu bangsa-bangsa, jiwa-jiwa.
Kapan terakhir Saudara meminta bangsa-bangsa (Mazmur 2:8)?  Tuhan menyuruh kita untuk meminta bangsa-bangsa dan mengapa kita tidak meminta?  Apakah mungkin Saudara malah meratapi nasib daripada meminta bangsa-bangsa?  Ayat ini sama seperti ayat di Matius 28:19-20.  Dalam 1 Tesalonika 2:19, Paulus berkata bahwa sukacitanya di hadapan Tuhan adalah kamu.  Siapakah kamu?  Yaitu jiwa-jiwa yang diselamatkan dan menjadi orang-orang pilihan Tuhan.  Kalau kita sadar maka kita akan bangkit untuk memberitakan Injil kepada orang-orang karena mereka adalah harta yang sangat berharga.  Baik atau tidak baik waktunya beritakanlah Injil.  Paulus hatinya begitu serius, meski dia berjualan tenda tapi hatinya sungguh-sungguh untuk jiwa-jiwa (Filipi 4:1).  Itu adalah hartanya Paulus dan dia benar-benar menjaganya.  Lalu bagaimana dengan kita masihkah kita menjaganya atau sudah teralihkan dengan harta dunia? 
Untuk mendapatkan harta ini kita harus bertobat dan dilahirkan kembali.  Dalam Yohanes 3:1-2, Nikodemus melihat apa yang Yesus kerjakan dan ajarkan.  Dia mungkin sudah banyak mendengar tentang Yesus dari banyak orang, tapi kemudian akhirnya dia menemui Yesus secara langsung.  Waktu Nikodemus terus mencari jawaban dari apa yang dia lihat, Yesus hanya menjawab bahwa ia harus dilahirkan kembali (Yoh. 3:3). 

Jika Saudara ingin melihat, masuk, dan memiliki kerajaan sorga maka Saudara harus dilahirkan kembali.  Namun di situ Nikodemus sudah mempunyai pengertian sendiri, pengertian yang salah (Yoh. 3:4).  Kita perlu memberitahukan kepada orang supaya mereka tidak di dalam pengertian mereka sendiri.  Zaman sekarang banyak terjadi penyimpangan tentang nama Yesus.  Di Matius pasal 16, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, “siapakah Aku ini?”  Jawab mereka ada yang berkata Yeremia, Elia, atau salah satu dari nabi.  Bagi manusia pertanyaan itu sudah terjawab, tetapi bagi Tuhan belum terjawab.  Apakah penginjilan kita hanya sampai di situ saja?  Maksudnya Yesus hanya menjadi salah satu dari nabi.  Kita harus sampaikan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, itulah penginjilan kita.  Kelahiran kembali berbicara tentang pekerjaan roh bukan pekerjaan daging (Yoh. 3:5-7).  Pemikiran-pemikiran yang dari Nikodemus adalah pemikiran daging, tetapi Yesus menjelaskan hal-hal yang berasal dari roh, yang kekal sifatnya.  Orang yang dilahirkan kembali seperti angin, kita tidak tahu kapan waktunya dan Tuhanlah yang mengerjakannya (Yoh. 3:8).  Bagian kita adalah memberitakan Injil baik atau tidak baik waktunya.  Nikodemus mencari kemungkinan yang dari manusia padahal  kemungkinan ini datangnya dari Tuhan (Yoh. 3:9).  Ia seorang pengajar Israel, tapi tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus (Yoh. 3:10-15).  Sudah banyak tanda, mujizat, tapi masih tidak mengerti.  Kemudian di Yohanes 3:16, tidak salah dengan ayat 16, kalau Tuhan memberi pengertian dan orang-orang menerimanya.  Mereka harus dilahirkan kembali untuk menerima hidup yang kekal ini. 
Selanjutnya berbicara tentang manifestasi dari harta pusaka ini.  Kita adalah orang-orang yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali dan hal ini harus terus menjadi kesaksian dalam hidup kita.  Kita akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kita (Kis. 1:8).  Kuasa ini akan bekerja dan kita akan menjadi saksi-saksi Yesus.  Tuhan memberikan kuasa untuk menyertai kita pergi (Mat. 28:18-20).  Di manapun, kita bisa memanifestasikan karena kuasa ini menyertai.  Kuasa itu sudah ada pada kita dan bekerja.  Jangan mau disimpangkan. 
Di Wahyu 12:10, ada suara-suara yang dinyatakan oleh Roh dan Yohanes bisa mendengarnya.  Apakah kita bisa mendengarnya?  Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa, pemerintahan Tuhan kita, dan kuasa Dia yang diurapi-Nya.  Keselamatan berbicara hidup yang kekal, selamat dari dosa yang membawa kita kepada maut.  Kuasa dan pemerintahan Tuhan kita berbicara Iblis-Iblis akan pergi.  Kuasa Dia yang diurapi-Nya yaitu kita sudah dilahirkan kembali makanya kita telah diurapi. 
Kita bisa menemukan orang-orang yang melakukan mujizat demi nama Yesus, tapi hidupnya tidak benar, penuh dengan dosa (Mat. 7:22-23).  Pertanyaannya, mengapa Yesus tidak berterus terang dalam perjalanan mereka yang terus melakukan banyak mujizat?  Karena yang mereka lakukan adalah melakukan kehendaknya sendiri.  Mereka maunya mengatur Tuhan, bukan diatur oleh Tuhan.  Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, mau melepaskan segala sesuatu, dan mengikut Yesus baru Ia akan berterus terang. 
Kita bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang besar, itu pernyataan roh, dan kita pasti bisa.  Kuasa sudah diberikan waktu kita bertobat dan dilahirkan kembali.  Waktu iman bekerja dan kita percaya itu bisa terjadi maka itu akan terjadi. 
Dalam Wahyu 12:17 dijelaskan bahwa ini peperangan kita dengan Iblis.  Iblis pasti marah ketika kita mengusik kerajaannya dan tawanannya.  Mari cek hidup kita, masihkah kita berperang?  Atau kita sebenarnya sudah tidak berperang, tapi masih merasa berperang.  Iblis berperang dengan perempuan.  Maksud dari perempuan ini yaitu jemaat, orang-orang kudus, orang2 terpilih yang memiliki warisan pusaka yang kekal dari Tuhan.  Di Matius pasal 7 tadi dikatakan “enyahlah kamu sekalian pembuat kejahatan” karena mereka tidak menuruti hukum-hukum Allah dan tidak memiliki kesaksian Yesus Kristus.  Kita yang dilahirkan kembali pasti bersaksi tentang Yesus Kristus, dan masihkah sampai sekarang kita memiliki kesaksian itu?  Masihkah kita memanifestasikannya di manapun kita berada?  Orang yang belum dilahirkan kembali tidak memiliki kesaksian Yesus Kristus.  Bagi kita yang sudah memilikimya, ya teruslah bersaksi dan memanifestasikannya karena itu pasti akan membuat kita semakin bersemangat dan melihat lebih lagi yang mustahil bagi manusia. 
Ini yang bisa membuat kita masuk sorga yaitu melakukan hukum-hukum Tuhan dan menjaga kesaksian Yesus Kristus.  Kalau kita lama tidak memberitakan Injil, keselamatan kita bisa hilang.  Hal ini sudah menjadi tanggung jawab kita yang memiliki kesaksian Yesus.  Waktu Injil diberitakan, manifestasinya semakin nyata, dan banyak orang bertobat, rasul-rasul berusaha ditahan oleh majelis agama (Kis. 4:18).  Kalau sampai berita ini berhenti di dalam kita berarti kita sudah ditawan oleh Iblis.  Kita harus terus memanifestasikan nama Yesus karena ini bisa menggoncangkan kerajaan Iblis, dunia, dan orang-orang. 


Khotbah:
Hosea Hartono
Jubilee Semarang

Tuesday, 12 August 2014

Pikiran

Pikiran 

2 hal yang penting dalam hidup ini yaitu kita bisa bernafas dan juga berpikir.   Setiap detik kita harus bernafas dan berpikir.   Bernapas dan berpikir keduanya memiliki sifat yang penting dalam hidup manusia.  Manusia berpikir 60.000 - 80.000 kali dalam sehari.  Pernahkah kita berpikir, mengapa kita harus bernapas dan berpikir?  Manusia melakukan sesuatu pasti semua berasal dari pikiran.  Pikiran juga menentukan kebahagiaan seseorang.  Begitu juga kita dalam berteman, satu orang memiliki pikiran yang berbeda dengan yang lain.   Di alkitab juga dikatakan ada gadis yang bodoh dan gadis bijaksana.  Semua berasal dari pikiran baik pikiran yang negatif dan juga pikiran positif.    
Dalam setiap manusia ada pikiran. Pikiran yang mengendalikan kita ataukah kita yang mengendalikan pikiran.  Manusia jatuh dalam dosa karena ia mulai berjalan dengan pikirannya sendiri dan hidupnya mulai dikendalikan.   Contoh lainnya dalam mengendalikan pikiran adalah sulap.  Sulap adalah permainan pikiran yang diatur oleh pesulap.  Orang yang melihat sulap tersebut pasti berpikir bagaimana hal yang mustahil terjadi bisa terjadi.  Mereka tidak sadar dengan itu karena mereka sudah berada dalam ilusi.  Ada rahasia dibalik permainan mereka dan mereka tidak akan memberi tahu rahasianya. Pesulap membuat banyak orang berpikir.  
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:27 ).  Itulah mandat yang diberikan Tuhan kepada manusia.  Apa yang Tuhan katakan pasti benar terjadi.   Ketika Tuhan melarang manusia memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, manusia malah melanggar perintah Tuhan.  Ketika ada perintah membuat manusia semakin ingin melanggarnya.    Iblis datang kepada Hawa, Iblis menipu pikiran Hawa,  tetapi keinginan Hawa untuk memakan buah itu lebih besar dari ketaatannya kepada Tuhan.  “...tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” (Kejadian 3:3).  Hawa sudah hidup dalam kebenarannya sendiri karena  ia menambahkan kata ”raba” pada perintah Tuhan.    Hidup ini hanya ada 2 pilihan, kita mengendalikan pikiran itu atau pikiran yang mengendalikan kita.   Tuhan sudah memberikan kuasa untuk mengendalikan pikirannya, tetapi dosa membuat manusia kembali dikendalikan oleh pikiran.   Makanya sebaik apapun manusia tidak ada yang bisa datang kepada Tuhan dengan kekuatan manusia.   Tuhan hanya memilih orang yang tidak bersandar dengan kekuatan sendiri. Pikiran orang kristen banyak yang sudah dikendalikan sehingga mengikut Tuhan masih berpikir.   Salah satu kata motivasi, ubahlah pikiranmu maka kamu akan mengubah hidupmu. Pikiran yang positif hanya datang dari Tuhan.   Ketika kita bertobat lahir baru, kita berubah dari apa yang merupakan kehendak kita  menjadi kehendak Tuhan.
Ulangan 7: 1-3 Tuhan kasih tahu bahwa hal ini akan terjadi.  Bangsa Israel harus menumpas semua bangsa itu dan mendudukinya.  Tetapi bangsa Israel tidak taat dan mereka melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang Tuhan firmankan.
Hal yang luar biasa kita dapatkan dari Bapa yaitu Roh Kudus.  Pikiran manusia bila tanpa Roh Kudus tidak akan berarti apa-apa.   Manusia tidak ada yang bisa mengendalikan pikirannya. Jika tanpa Roh Kudus, kita yang akan dikendalikan oleh sistem dunia ini.  Orang yang menciptakan bola lampu sebelumnya ia pasti memiliki kepercayaan pasti ia akan menemukan bola lampu.   Ia sudah terobsesi dengan pikirannya.  Kita berbeda dengan penemu tersebut karena kita sudah ada Roh Kudus. Kita jangan takut mempelajari sesuatu pikiran, karena kita sudah memiliki Roh Kudus. Seorang penemu jika dasarnya bukan untuk kemuliaan Tuhan pasti akan sombong karena dari kekuatannya ia menemukan sesuatu.    Berpikir yang Tuhan inginkan adalah seperti pada kitab Yosua.  Tuhan mengajarkan kita untuk merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.  Sehingga ketika kita membaca Firman bukan hanya sekedar dibaca tetapi juga direnungkan sehingga Firman Tuhan menjadi hidup. Pentingnya hidup dan dipimpin oleh Roh kudus. Tuhan sudah memberikan kuasa, sehingga kita bisa hidup dan dipimpin oleh Roh.
“Dari para filsuf stoisisme seperti Socrates yang berkata bahwa ‘hidup tanpa ujian bukanlah hidup yang berarti’ dan Epictus yang berkata bahwa ‘yang menjadi perhatian saya bukanlah sesuatu yang sebenarnya, melainkan tentang cara manusia berpikir.’ Shakespeare dengan tepat mengamati bahwa ‘tidak ada sesuatu yang benar atau pun salah, kecuali pikiran membuatnya seperti itu. Jadi, jelaslah bahwa manusia belum berubah banyak selama bertahun-tahun. Kita masih tetap mengalami penderitaan mental akibat pikiran yang tidak terkendali.”
Perubahan yang manusia lakukan tidaklah secara instan, tetapi kita juga tidak bisa menjadi sama dalam waktu yang bertahun-tahun. Harus ada perubahan yang nyata.  Penderitaan mental terjadi karena ada dosa.   Jika kita masih mengalami hal itu, jelas dosa harus diselesaikan.  Daud mengendalikan pikirannya.  Dia tidak dikuasai oleh perkataan orang dan pemikiran orang lain.   Banyak contoh yang dapat kita lihat tentang pikiran, seperti 12 pengintai Israel yang mengintai , hanya 2 orang yang melihat dari cara berpikir yang berbeda. Mereka melihat dari pikiran yang benar sedangkan 10 orang yang lain melihat dari pikiran yang salah.
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.“  (Filipi 4:8-9).  Pernahkah itu kita pikirkan segala yang seperti itu.   Kita memikirkan hal itu karena kita memiliki Roh Kudus.   Tanpa Roh Kudus, kita akan sulit memikirkan hal itu.
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14:21).  Kita adalah refleksi orang-orang yang sudah bertemu dengan Tuhan.  Pemikiran yang sudah dibodohi adalah pemikiran yang hanya untuk diri sendiri. “Hanya pikiran Andalah yang dapat menggerakkan Anda menuju keberhasilan-atau justru menghambat Anda. Jadi, untuk mengubah hidup Anda, yang harus dilakukan adalah mengubah pikiran Anda.”   Pembaharuan pikiran hanya kita dapatkan ketika dilahirkan kembali.  Hanya ada 2 hal ketika kita menggerakkan pikiran kita, kita menjadi berhasil atau kita akan menjadi terhambat.
“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” (Yohanes 4:24-26).  Mereka dulu hanya hidup dalam kebenaran saja. Tetapi sekarang mereka harus menyembah Roh dan kebenaran.    Dari kesaksian perempuan Samaria, banyak orang yang percaya kepada Yesus.  Pemikiran perempuan Samaria itu berbeda dengan orang lain.   Ia pergi kepada orang banyak dan memberitakan tentang Yesus yang ia temui. Orang Samaria lebih menginginkan Yesus dari pada orang Yahudi.   Dengan iman, pikiran mereka dibukakan. Semua orang perlu juruselamat.   Semakin banyak kita menginjil kita semakin mengerti bahwa Yesus adalah juruselamat.  Yesus hanya mentaati apa yang Bapa katakan.    Orang yang beriman karena ia percaya dengan Tuhan dan  Ia mengendalikan pikiran.   Roh Kudus yang mengendalikan pikiran. Kita lebih daripada pemenang.   Tuhan sudah katakan dan kita tinggal melakukan apa yang Tuhan katakan.    Kita tahu masa depan kita karena ada Tuhan dalam hidup kita. Kemarin adalah history (sejarah), hari ini adalah hadiah, besok adalah misteri. Orang yang berbahagia adalah orang yang melakukan perintah Tuhan dan mengendalikan pikirannya. Pikiran manusia setiap detiknya bisa berubah-ubah tetapi berbeda dengan Tuhan. Ia tidak berubah karena ia terus memberikan keselamatan kepada orang yang menginginkan.  


Khotbah:
Darwin Egan Lontoh

Monday, 4 August 2014

Kuasa Roh Kudus yang Mengalir Keluar

Kuasa Roh Kudus yang Mengalir Keluar 

Siapa yang tidak senang kalau diberkati?  Kita semua pasti senang jika diberkati (Yer 17:7).  Di kitab Yeremia ini dikatakan diberkatilah orang yang mengandalkan kekuatannya kepada Tuhan.  Hasil keberkatan dari Tuhan ialah dia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran sungai dan tidak berhenti menghasilkan buah.  Seharusnya hidup kekristenan kita mengacu pada menghasilkan buah.  Kebanyakan orang Kristen sekarang berpikir ‘yang penting percaya Yesus’ dan bagi mereka itu cukup.  Setelah itu, hidupnya tidak menghasilkan buah.  Bagaimana kita bisa dikenali sebagai murid-murid Tuhan?  Yaitu dengan berbuah banyak (Yoh 15:8).  Kalau kekristenan kita tidak berbuah maka kita tidak bisa dikenali karena dari buahnyalah kita bisa dikenali.  Buah ini bukan hanya bicara buah-buah roh, tapi segala macam buah yang bersumber dari Tuhan.  Buah yang kita hasilkan yang berasal dari Tuhan bisa dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita.  Kita harus belajar bahwa hidup di dunia ini kita tidak sendiri.  Kita menjadi terang dan garam dunia, menjadi teladan atau contoh bagi mereka (Wahyu 22:1-2).
Jika kita renungkan, kita ini banyak menabur tapi kadang-kadang kita ganggu benih itu.  Kita tidak sabar karena benih itu tidak segera bertumbuh.  Akhirnya kita pindah ke tanah lain lalu tidak tumbuh lagi kemudian kita pindah lagi.  Kita perlu belajar bahwa benih itu adalah firman Tuhan.  Kita harus membiarkan benih itu berproses atau bertumbuh sampai menghasilkan buah.  Kita sering tidak sabar dan ingin cepat menghasilkan buah.
Tuhan memang senang dengan keberbuahan dan Ia menginginkan kita berbuah.  Mana ada seorang petani yang menanam padi hanya mau pohonnya saja, tapi padinya tidak.  Dalam Lukas 4:18-19 ada pekerjaan yang terjadi dan Tuhanlah yang menginginkan untuk terjadi, bukan kita.  Tuhanlah yang menginginkan keberbuahan.  Inilah buah itu yaitu kita melepaskan orang yang tertawan, memberitakan kabar baik, menyembuhkan orang sakit,dsb.  Apa gunanya hidup untuk diri sendiri?  Senang sendiri atau susah sendiri.  Kita hidup untuk menghasilkan buah dan buah itu bisa dinikmati, dikecap, dirasakan oleh dunia ini.  Kalau tidak bisa dirasakan maka orang-orang tidak bisa datang kepada Tuhan karena kita adalah alat yang dipakai Tuhan untuk menuntun bangsa-bangsa kembali kepada-Nya.  Buah ini berbicara tentang pekerjaan jasmani maupun rohani.  Terus beritakanlah kabar baik itu.  Mungkin waktu Saudara menabur firman Tuhan kepada seseorang, dia merasa hidupnya belum membutuhkan Tuhan karena hidupnya baik-baik saja.  Namun jika Saudara terus bertekun maka Tuhan akan mereka-reka peristiwa demi peristiwa yang akan menuntun dia untuk percaya pada firman yang Saudara tabur.
Bapa di sorga adalah pemilik atau pengusaha dari pokok anggur (Yoh 15:1).  Mana ada pengusaha yang tidak menginginkan hasil dari usahanya.  Tuhan menginginkan buah daripada kita.  Di dalam proses berbuah Tuhan ingin berperkara pada kita (Yoh 15:2).  Jika kita belum berbuah dan masih ada kasih karunia, maka kita diberi waktu supaya kita dapat berbuah.  Kita adalah tanamannya Tuhan.  Kita dibersihkan dan dirawat supaya lebih banyak berbuah.  Ketika dilahirkan kembali hidup kita memang sudah bersih oleh firman Tuhan (Yoh 15:3).  Namun hidup kita tidak berhenti sampai bersih saja, suci atau kudus, tapi kita juga harus berbuah.  Memang waktu dibersihkan, dipotong, itu tidak enak.  Ada ego-ego yang harus ditanggalkan dan dilepaskan karena kecenderungan kita berjalan semau kita sendiri.
Di dalam dunia pekerjaan kita tidak bisa berjalan semau kita sendiri supaya dunia melihat bahwa Tuhan di dalam kita dan kita di dalam Tuhan.  Coba bayangkan apabila kita mengaku anak Tuhan, tapi di tempat kerja kita menipu dan malas.  Berikan yang terbaik di tempat kerja kita.  Waktunya bekerja ya bekerja.  Jangan sampai disuruh bekerja malah membaca Alkitab.  Kalau seperti itu berarti buahmu tidak bisa dikecap oleh orang lain.
Apabila kita tidak berbuah maka kita perlu cek.  Kita juga perlu cek waktu kita memberitakan Injil.  Kalau ada firman dan Roh Kudus dalam kita maka orang pasti hormat karena firman itu lebih benar daripada hikmat manusia.  Coba perhatikan jika orang menolak.  Dia menolak kebenarannya atau kitanya.  Kita tidak hanya benar di hadapan Tuhan saja, tapi kita juga harus benar di hadapan manusia.  Kita perlu memastikan bahwa Tuhan benar-benar ada (kita di dalam Tuhan, Tuhan di dalam kita) sehingga kita memberitakan tentang Dia, bukan diri kita sendiri (Yoh 15:4).  Dalam pemberitaan Injil kita
tidak dituntut untuk berbuah, tapi secara otomatis buah itu muncul karena buah itu adalah hasil dari persekutuan kita dengan Tuhan.  Kita tidak bisa berbuah dari diri kita sendiri.  Keberbuahan sama seperti hukum gravitasi yaitu ada kepastian.  Jika sebuah benda dilempar ke atas maka benda itu akan jatuh ke bumi.  Sama halnya dengan keberbuahan, kalau kita tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita maka kita pasti berbuah.  Apabila di dalam pemikiran kita selalu merasa dituntut untuk menghasilkan buah maka itu bukan dari Tuhan karena Tuhan tidak pernah menuntut kita untuk berbuah.  Tuhan hanya menunjukkan kalau kita di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita maka kita pasti berbuah.  Di luar Tuhan kita tidak mampu berbuah (Yoh 15:5).  Di luar Tuhan kita tidak berkuasa.  Oleh karena itu, tidak ada yang bisa sombong kalau ada yang berbuah karena Tuhan yang mereka-reka.  Hidup dengan Tuhan bukan karena kerja keras kita.  Itu adalah kasih karunia.  Di dunia kita terbiasa dengan kerja keras.  Gaji kita naik karena kerja keras, tapi hidup dengan Tuhan tidak seperti itu.
Jika kita tidak berbuah hidup kita tidak berguna (Yoh 15:6).  Harus ada kesadaran dalam kita, kita ini hidup untuk merusak orang lain atau berguna bagi orang lain.  Di luar sana kita berhadapan dengan realitas, tekanan dan kita harus menang.  Ketika ditawari dosa, kita menang terhadap dosa atau kalah.  Kita harus minta kepada Tuhan buah itu karena jika tidak kita akan berusaha menggenapi sendiri apa yang kita minta (Yoh 15:7-8).  Tuhan bukan Tuhan kalau kita mengandalkan kekuatan sendiri.  Oleh karena itu dikatakan diberkatilah orang yang berharap, bersandar kepada Tuhan.  Tanpa Tuhan, apa yang kita kerjakan tidak ada apa-apanya.  Jika kita memberitakan kebenaran firman Tuhan, tidak mungkin benih itu mati.  Jangan ganggu benih itu.  Tuhan yang mereka-reka peristiwa demi peristiwa untuk menuntun orang kepada pertobatan.  Kita harus sungguh-sungguh bergantung dan tinggal di dalam Tuhan (surrender all).  Meski nyatanya tidak mudah tinggal dalam Tuhan.  Daging kita sebenarnya menolak untuk tinggal di dalam Tuhan.  Coba perhatikan berapa banyak orang kecewa karena dia berpikir Tuhan tidak menjawab permintaannya.  Kalau dia kecewa, itu karena dia tidak tinggal dalam Tuhan.  Namun  apabila kita tinggal dalam Tuhan maka kita akan mengerti.
Keberbuahan adalah sesuatu yang sudah pasti karena Tuhan sudah menetapkan (Yoh 15:16).  Waktu kita lihat hidup kita kering dan tidak berbuah, coba cek, kita pasti tidak tinggal di dalam Tuhan.  Di dalam aliran air hidup itu pasti ada yang tersumbat.  Tuhan menginginkan kita berbuah banyak karena dari situlah Ia dipermuliakan.  Bagaimana bisa Tuhan dipermuliakan kalau yang menjadi umat-Nya atau anaknya tidak berbuah?
Ada suatu perumpamaan dalam Matius 13:1-23.  Tuhan tidak menjelaskan perumpamaan kepada pendengar, tapi kepada murid-murid-Nya Ia menjelaskan perumpamaan itu (ayat 1-11).  Kemudian di ayat 12 dijelaskan jika kita mempunyai harta kerajaan sorga maka kita semakin diberi, tapi kalau kita tidak punya maka akan semakin diambil.  Hal itu terjadi supaya manusia mencari Tuhan.  Tuhan akan berikan bagi orang yang mencari dengan sungguh-sungguh.  Tuhan hanya mau menjelaskan kepada orang yang mengerti karena orang yang mengerti pasti datang untuk bertanya (ayat 13).  Tuhan tidak mungkin mau memberi kepada orang yang cuek.  Tuhan juga tidak berkenan kepada orang yang keras atau bebal (ayat 14-15).  Tuhan mengetahui hati kita masing-masing.  Kalau kita tidak berjuang menginginkan Tuhan sedemikian rupa, jangan berpikir bisa berbuah.  Hidup dengan Tuhan pasti berbuah dan pasti menjadi berkat bagi banyak orang.  Kalau hidup kita tidak menjadi berkat berarti ada yang salah dengan hidup kita.  Hidup hanya untuk diri sendiri berarti tidak ada Tuhan dalam hidup kita.
Banyak nabi tidak menerima apa yang kita terima.  Ini bicara tentang Roh Kudus (ayat 16-17).  Namun sekarang banyak orang menganggap rendah atau remeh Roh Kudus padahal Roh Kudus sudah ada di depan mata.  Kita bisa mendengar firman Tuhan tapi tidak mengerti karena ada si jahat (ayat 18-19).  Di gereja kita bisa semangat mendengar kotbah, tapi waktu pulang kita bisa lupa dengan firman itu.  Sebenarnya hidup dengan Tuhan adalah perubahan cara berpikir kita.  Kalau apa yang kita hidupi di luar sana sama seperti setelah kita datang ke gereja berarti tidak terjadi metanoia dalam hidup kita.  Seharusnya setelah mendengar firman Tuhan, ada yang berubah dalam kita berpikir dan bertindak.
Dalam perumpamaan ini ada seseorang yang senang mendapat firman, sampai di rumah masih senang tapi sayangnya ia tidak berakar (ayat 20-21). Yang kedua seseorang mendapat penganiayaan karena firman itu.  Ada penindasan karena apa yang ia peroleh.  Yang ketiga ini benih dalam orang itu sudah tumbuh besar, sudah melewati penganiayaan dan siap berbuah (ayat 22).  Namun kekuatiran dan tipu daya kekayaan menghimpitnya.  Ada 3 hal yang tidak bisa kita hindari di dalam hidup ini yaitu: Iblis, penganiayaan, kekuatiran dan tipu daya kekayaan.  Kita tertipu jika kita berpikir bahwa kekayaan bisa mendatangkan suatu jaminan bagi hidup kita.  Hanya orang yang mendengar dan mengerti, dialah yang akan berbuah berkali-kali lipat (ayat 23, Lukas 8:15).  Dimulai dengan hati yang baik yaitu hati yang sudah dilahirkan kembali supaya bisa menyimpan firman baru kemudian bisa berbuah.  Kita beribadah tidak hanya sekedar datang, tapi harus sampai mendapat pengertian.  Ibadah tidak menyelamatkan, tapi kalau kita datang, mendengar dan mengerti itulah yang menyelamatkan.  Ingat tiga hal di atas (Iblis, penganiayaan, kekuatiran dan tipu daya kekayaan).  Semua itu ada di depan mata kita.  Waktu kita menghidupi kehidupan ini jangan jadi orang yang terburu-buru.  Renungkanlah firman Tuhan siang dan malam maka kita akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang berbuah pada musimnya.  Kita akan menguatkan mereka yang teraniaya, memberi pengertian mereka yang tertipu oleh kekayaan, menjadi obat bagi yang sakit, menjadi berkat bagi banyak orang, dsb.  Kalau kita selesai dengan 3 hal di atas (Iblis, penganiayaan, kekuatiran dan tipu daya kekayaan) baru kita berpikir bagaimana kita bisa berbuah.  Kita dipanggil Tuhan pasti ada perubahan dan mari terus berbuah.  Kalau masih berbuah sedikit, pikirkanlah bagaimana bisa berbuah banyak.  Dunia ini milik Tuhan, berpikirlah yang besar.  Tuhan yang akan datangkan sumber-sumber yang mendukung kita untuk berbuah.  Kalau kita semakin berbuah, banyak orang akan datang dan menikmati buah kita.


Khotbah:
Sukaryo Ksatria
Jubilee Semarang

Hidup dipimpin oleh Roh, bukan Sistem

Hidup dipimpin oleh Roh, bukan Sistem

Jika kita perhatikan kekristenan di waktu-waktu sekarang ini, apakah kekristenan itu benar-benar hidup atau hanya sekedar menjadi sebuah definisi?  Mari kita lihat penjelasan tentang kekristenan dari Reinhard Bonnke.  “Apakah Anda tahu bahwa ketika orang-orang berbicara tentang kekristenan sebagai sebuah agama dunia sebenarnya mereka salah? Sebuah agama adalah sebuah sistem dan Yesus tidak meninggalkan sistem. Kekristenan lebih dari sekadar iman untuk dipercayai. Kekristenan sesungguhnya adalah kuasa ilahi yang bergerak. Kebenaran Kristen tidak bisa dituliskan begitu saja seperti banyak fakta atau definisi.”  Sekarang bagaimana dengan kita, apakah kita melihat kekristenan sama seperti agama-agama di dunia?  Kalau di Indonesia, semua agama dianggap sama karena kita adalah Ketuhanan yang Maha Esa.  Secara hukum kita saling menghormati agama satu dengan agama lainnya.  Di dunia, agama sudah menjadi sebuah sistem.  Misalnya orang tua kita beragama Kristen maka kita juga beragama Kristen.  Waktu kecil kita tidak bisa memilih agama sendiri yang berbeda dari orang tua kita.  Oleh karena itu, akhirnya banyak orang Kristen hanya datang ke gereja, mendengar firman, lalu pulang dan berharap mati masuk sorga.  Padahal kekristenan sesungguhnya adalah kuasa ilahi yang bergerak.
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”  (Ibr 11:1).  Jika kita tidak hidup dengan Tuhan maka kita melihat ayat di atas hanya sebagai definisi saja.  Oleh karena itu, Yesus berkata “kamu harus dilahirkan kembali”.  Tuhan adalah Roh dan di mana ada Roh Tuhan di situ ada kemerdekaan (2 Kor 3:17).  Roh inilah yang membuat kita bisa berhubungan dengan Tuhan.  Sebelumnya manusia telah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23).  Kelahiran kembali membuat manusia bisa kembali berhubungan dengan Tuhan.  
Kita bisa mendapat firman dengan luar biasa, tapi itu hanya menjadi sebuah definisi karena kita tidak menghidupinya.  Meski sudah dijelaskan atau didefinisikan bagaimana Yesus menjadi Tuhan, tetapi tetap saja tidak bisa menjadikan Yesus sebagai Tuhan karena banyak gereja zaman sekarang hanya menjadi sebuah sistem atau bentuk.  Bahkan pujian penyembahan pun bisa juga menjadi sebuah sistem.  Namun kelahiran kembali berbeda, itu tidak dapat didefinisikan.  Penyakit kanker bisa sembuh, Yesus berjalan di atas air, ada koin di dalam ikan untuk membayar kaisar, siapa yang bisa mendefinisikan itu?  Orang-orang di dunia dikuasai oleh sistem dan sistem dunia dikuasai oleh Iblis.  Oleh karena itu, Yesus datang untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan Iblis.  Dalam kitab Lukas pasal 18 ada cerita tentang orang buta yang ingin melihat.  Jika kita lihat secara manusia hal itu mustahil.  Namun orang buta itu berteriak supaya yang mustahil menjadi tidak mustahil.
“Kebenaran Kristen itu hidup. Anda tidak dapat menuliskan tentang seseorang dan berkata, “Itu adalah dia!” Anda tidak dapat menulis kekristenan dan berkata, “Itu adalah dia (benda)!” Kekristenan adalah sesuatu yang hidup. Nafas Tuhan menghidupkan injil, jika tidak, itu adalah tubuh kebenaran yang mati daripada kebenaran yang hidup.” (Reinhard Bonnke).  Kebenaran Kristen itu hidup, bukan hanya tertulis.  Jika Saudara membaca Alkitab dan tidak mengerti, itu karena tidak hidup.  Dan apabila tidak hidup maka kebenaran itu tidak bisa bekerja atas Saudara. Yang bisa menghidupkan adalah Roh Kudus yang di dalam kita.  Banyak orang Kristen suka dibagikan 5 hal tentang ini atau 7 hal tentang itu, tapi kalau disuruh berjalan dalam Roh malah bingung karena sudah sistem harus ada beberapa hal.  Dalam zaman Perjanjian Lama diperlihatkan ketidakmampuan manusia untuk bertemu dengan Tuhan, tapi sekarang melalui Yesus Kristus semua orang bisa bertemu dengan Tuhan.  Hal itu bisa dimulai dari orang yang menerima Tuhan dan memberitakannya kepada orang lain.  Kemudian orang yang percaya terhadap pemberitaan itu bisa hidup dengan Yesus yang tinggal dalamnya dan apa yang di sorga bisa turun ke bumi.  Sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil dan hal itu hanya diberikan bagi orang-orang yang percaya.  Namun itu bukan untuk diri sendiri atau untuk menjadi terkenal dan kaya.
Kita bisa dalam kebenaran, tapi kebenaran itu mati dan tidak dapat berbuat apa-apa.  Mengapa bisa seperti itu?  Karena kita memakai sistem dunia sehingga kebenaran menjadi tidak berguna.  Kita memiliki kebenaran, tetapi tidak bisa kita gunakan, lalu bagaimana?  Ini seperti halnya kita memiliki sepatu gunung, tapi ternyata sepatu itu terlalu kecil sehingga tidak bisa kita pakai.  Kalau sudah seperti itu buat apa sepatu gunungnya?  Kebenaran yang ada pada kita tanpa Roh Kudus maka kebenaran itu tidak bisa digunakan.

Mari kita baca dalam Kisah Para Rasul 1:5, 8.  Kita menerima kuasa jika Roh Kudus turun.  Maksudnya jika Roh Kudus bekerja (turun), maka kita akan menjadi saksi.  Di Kisah Para Rasul pasal 4, para rasul berdoa untuk memastikan bahwa Roh Kudus bekerja.  Namun bagaimana jika sudah mempunyai masih berdosa?  Itu berarti kekristenan yang memiliki Roh Kudus, tetapi hidup dengan sistem dunia.
Di bawah ini ada 3 pilar hikmat dari buku Reinhard Bonnke:
1.  Tuhan memakai tenaga manusia.
Tuhan tidak bisa berjalan sendiri di bumi.  Oleh karena itu, Tuhan juga menjadi manusia.
2.  Manusia membutuhkan kuasa Tuhan.
Yesus di dunia memakai tenaga manusia, tapi Ia juga butuh kuasa.
3.  Tuhan bekerja ketika manusia bekerja.
Ini yang disebut percaya.  Kita tidak hanya sampai pada definisi, tapi kita juga bekerja (melakukan, bertindak).  Iman juga tidak akan bekerja kalau kita tidak bekerja.  Tuhan berkata “pergi beritakan Injil” ya lakukan saja.  Kalau masih bertanya bagaimana caranya berarti kembali ke sistem lagi.  Waktu kita awal bertobat dan dilahirkan kembali, ada sistem atau tidak?  Pasti tidak.  Secara otomatis, hal-hal yang tidak benar mulai kita buang dan tidak kita lakukan lagi.  Kita bisa lakukan karena kuasa yang dari sorga sudah ada dalam kita.  Apa yang kita ikat di bumi terikat di sorga dan apa yang kita lepaskan di bumi terlepas di sorga.
“Tindakan adalah kunci dasar bagi semua kesuksesan.”  (Anthony Robbins).  Anthony Robbins membuat seminar dan banyak orang yang ikut.  Mereka mencatat dan mendapatkan apa yang dimiliki oleh Anthony Robbins.  Namun jika mereka tidak mewujudkannya maka apa yang mereka dapat tidak akan pernah bisa terjadi.  Dalam Kisah Para Rasul 1:6, selama 40 hari Yesus berbicara tentang kerajaan Tuhan, tetapi ternyata orang-orang masih bertanya kapan kerajaan Israel dipulihkan.  Mereka masih tidak mengerti kalau Tuhan berbicara tentang kerajaan Tuhan dan bukan kerajaan Israel.  Sejak Roh Kudus turun, murid-murid Yesus disuruh berhenti untuk memberitakan tentang nama Yesus.  Namun mengapa mereka di situ tidak menggunakan kuasa dalam nama Yesus untuk menghentikan atau mengutuk Romawi?  Padahal mereka bisa menggunakan kuasa itu dan pastinya pemberitaan Injil akan lebih mudah karena tidak ada yang melarang.  Dan jawabannya hanya satu yaitu Tuhan tidak menyuruh mereka untuk melakukan hal itu.  Tuhan tidak bicara tentang sistem di dunia ini, tapi orang-orangnya yang diubahkan. Itupun Tuhan tidak memaksa. Mengapa rasul-rasul atau orang-orang percaya tidak menggunakan haknya untuk berkata dalam nama Yesus?  Karena Tuhan tidak pernah mengutus mereka untuk mengubah sistem dunia.
Apa yang tertulis dalam Yohanes 1:51 sama seperti tangga Yakub di Perjanjian Lama yaitu malaikat-malaikat Tuhan turun naik kepada Anak Manusia.  Mengapa bisa terjadi?  Karena Kristus sudah ada di bumi.  Apa yang di sorga bisa turun di bumi.  Umat yang mengenal Tuhannya akan bertindak atau melakukan ledakan (Daniel 11:32b).  Kita mempunyai kemampuan, tapi tidak bisa digunakan dan itulah tipuannya.  Kita selalu mendengar firman Tuhan, tapi tidak pernah mengeluarkannya.  Atau kita bisa memberitakan Injil tapi tanpa kuasa, dan salah juga.  Karena tanpa kuasa berarti kita memakai sistem dunia lagi yaitu bagaimana mengalahkan seseorang dalam debat dan menyakinkan dia dengan system.
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”  (Efesus 1:3).  Jadi, waktu kita bertobat dan dilahirkan kembali, kita mempunyai berkat di sorga.  Pertanyaannya, bisakah berkat itu diturunkan ke bumi?  Jawabannya bisa.  Namun berkat itu harus digunakan untuk sesuatu yang benar.  Bukan untuk menjadi sombong atau terkenal.  Kita masih di bumi, tapi berkat itu sudah siap turun, meski dikatakan di sorga (Efesus 2:1, 5-6).  Kita belum pernah ke sorga, tapi kita sudah memiliki apa yang ada di sorga (Yoh 6:37-38).  Kita adalah anak Tuhan dan memiliki kuasa.  Apa yang kita ikat di bumi akan terikat di sorga dan apa yang kita lepaskan di bumi akan terlepas di sorga.  Gunakan kuasa itu dengan benar.  Iblis berusaha menahan apa yang di sorga turun ke bumi.  Dia membuat kita mendengar firman, menyanyi, dan loncat-loncat, tapi tidak melakukan atau mandul.  Punya sesuatu, tapi tidak bisa keluar.  Tuhan ingin apa yang di sorga turun ke bumi.  Ia perlu tenaga manusia, perlu kuasa, dan perlu bekerja.        


Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang

Kesaksian Jonatan

Ruang Kesaksian

Minggu ini benar-benar minggu yang luar biasa. Saya juga heran walaupun masalah menghampiri saya, tetapi saya tidak mengambil pusing, saya tetap semangat kepada Tuhan. Saya tahu Iblis akan berusaha mencuri, membunuh dan membinasakan, tetapi spirit dari Tuhan tidak akan pernah padam. Dikatakan dalam firman Tuhan bahwa umat yang mengenal Tuhannya akan kuat dan bertindak (Daniel 11:32). Ketika kita benar-benar mengejar Tuhan, Dia tidak akan membiarkan kita. Saya percaya kuasa Tuhan dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya tetap akan sama. Firman Tuhan dikatakan Aku akan memberikan kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas kamu. Minggu lalu kami mengadakan ibadah di kantor Polrestabes. Saya mengajak Karyo untuk melayani di sana. Banyak yang datang dan mereka antusias mendengarkan apa yang dibagikan oleh Karyo. Dari situ saya mendatangi teman saya. Saya ajak sharing tentang Tuhan. Dia sangat merespon sekali dengan apa yang saya bagikan. Dia dibilang aktif sekali di gereja dan termasuk orang yang taat dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan dikatakan mereka taat untuk Tuhan namun tanpa pengertian yang benar (Roma 10:2). Waktu saya bagikan tentang kekristenan, bagaimana mengikut Kristus dengan benar, dia mulai bingung. Dia pikir mengikut Tuhan hanya sekedar rajin ke gereja, rajin pelayanan dan persembahan. Saya bilang itu tidak cukup tanpa kelahiran kembali. Saya bercerita bahwa dulu pemikiran saya sama seperti itu, tetapi anugerah kalau kita bertobat dan lahir baru karena itu meruntuhkan kita punya pemikiran, benteng-benteng pertahanan yang dibangun manusia. Keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup itu yang membuat kita tidak layak datang kepada Bapa. Saya berkata “Suatu anugerah kamu mendengar firman apa  lagi jika kamu bertobat dan dilahirkan kembali.” Tetapi sejauh ini dia bilang mau belajar dulu tentang firman Tuhan. Saya tahu bahwa apa yang saya bagikan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia . Meskipun saya tahu bahwa teman saya belum mau untuk bertobat dan dilahirkan kembali tetapi saya tidak pernah berhenti untuk terus beritakan firman Tuhan, Apalagi dia masih mau untuk mendengar dan bertemu lagi. Brosist terus beritakan injil Tuhan . Firman Tuhan “ Celakalah aku jika aku tidak memberitakan injil” (1 Korintus 9:16). Jangan melihat keadaan dan terus berpengharapan. Kita orang pemenang, umat pilihan Tuhan. Amin. GBU


Kesaksian:
Jonathan – CG Umpan Manjur

Hidup adalah tentang Belajar Menari di Tengah Hujan

Hidup adalah tentang Belajar Menari di Tengah Hujan 

Ada seseorang yang mengatakan bahwa “hidup bukanlah tentang menunggu badai berlalu, tetapi tentang belajar menari di tengah hujan”.  Ada sebuah lagu yang liriknya mengatakan badai pasti berlalu, tapi kita tahu setelah badai berlalu pasti ada badai lagi.  Ayub pun berkata “masa kamu mau menerima yang baik dari Tuhan, tapi yang tidak baik kamu tidak mau menerima?”  Kita tahu bahwa di dunia ini ada hal yang enak dan tidak enak.  Kita harus berjuang untuk hidup di dunia karena pada nyatanya hidup di dunia itu sulit.  Sebelum manusia jatuh dalam dosa, hidup ini tidak ada kesulitan.  Namun kenyataannya sekarang dunia memang kacau.  Di dunia ini kita akan menghadapi hal-hal yang buruk, tapi kita akan melewatinya.  Kita lihat bahwa di dalam hal-hal buruk, Tuhan juga ada.
Jika kita perhatikan hidup nyata itu enak.  Bahagia ya bahagia, kalau tidak bahagia ya tidak bahagia.  Namun kekristenan sekarang malah dibuat seolah-olah selalu bahagia padahal kenyataannya tidak.  Kita tahu ke depan akan ada badai, tapi mari kita belajar menari di tengah badai itu.  Ada sebuah perumpamaan.  Ada seseorang yang memiliki sebuah rumah, tapi atapnya bocor.  Lalu dia berdoa kepada Tuhan supaya jangan ada hujan karena rumahnya bocor.  Namun di seberangnya ada petani yang minta hujan karena tanahnya kering.  Dan sekarang Tuhan mau menjawab doa yang mana?  Keduanya sama-sama berdoa, satu minta hujan, satunya jangan hujan.  Kalau kita lihat siapa yang benar doanya?  Menurut pendapat kita pasti yang petani itu.  Kaena rumah bocor itu masih bisa ditutup.  Hal seperti itu nyata.  Pernikahan Reffa dan Mila ini juga nyata.  Sudah banyak pernikahan di luar sana yang tidak nyata seperti kawin kontrak, dsb.  Namun memang hidup nyata itu tidak gampang.  Meski di dunia sudah ada jalan bagaimana hidup bahagia, tapi tetap saja tidak bahagia.
Dalam 2 Korintus 3:17-18 tertulis di mana ada Roh Allah di situ ada kemerdekaan.  Yang membedakan pemberkatan pernikahan di sini dengan pemberkatan di luar sana yaitu karena di sini ada Roh Allah sehingga ada kemerdekaan.  Itulah kebahagiaan.  Di dunia kita bisa menari, tapi belum tentu merdeka.  Namun yang disebut anak-anak Tuhan pasti sudah merdeka karena kita sudah dilahirkan kembali bukan dari manusia tapi dari Tuhan.  Anak-anak Tuhan diberi kuasa (Yoh 1:12).
Orang yang mengatakan untuk belajar menari di tengah hujan bukanlah orang Kristen.  Namun ia dapati bahwa semua agama bisa mengajarkan kebahagiaan, tapi kebahagiaan itu hanya sementara. Jutaan orang sudah frustasi karena mereka mencoba bahagia tapi tetap tidak bisa.  Banyak orang ingin sungguh-sungguh kepada Tuhan, tapi pengertiannya salah (Roma 10:2-3).
Dunia ini sedang menuju satu tujuan yaitu supaya semua orang bisa bahagia.  Ada 3 hal tentang kependidikan bagaimana kita menjadi cerdas.
1. Scholastic
Scholastic bicara bahwa kita semua harus sekolah.  Di sekolah kita diajar dulu baru ada ujian.  Namun di kehidupan nyata kita mendapat ujian dulu baru memperoleh pelajaran.  Oleh karena itu, jangan berpikir kotbah ini akan membuat kita kuat karena kita pasti lupa dengan kotbah ini.  Namun waktu kita melewati ujian baru di situ kita belajar.  Lebih baik kita belajar dari kesalahan orang lain daripada kesalahan kita sendiri.  Orang yang pernah membuat kesalahan pasti tetap terlihat sudah tercemar, meski dia sudah berhenti dari kesalahan itu.  Seperti orang yang pernah masuk penjara meski sudah keluar ia tetap “cacat” karena sudah pernah masuk penjara.  Manusia tidak bisa keluar dari sifat aslinya, tapi itu bisa berhenti kalau kita di dalam Tuhan.
Orang pintar di dunia berkata biasanya orang yang ber-IQ tinggi kalau masuk ke dunia nyata ia menjadi bodoh.  Itu sudah menjadi penelitian selama ini.  Pendidikan sekolah itu tidak menjamin kita berhasil hidup di dunia ini.  Namun orang yang bertemu dengan Tuhan, yang mengikuti jalan-jalan-Nya, mengikuti Roh-Nya, di situ dia ada kemerdekaan.  Pertama kali kita mendapat Roh Tuhan yaitu waktu kita dilahirkan kembali.  Oleh karena itu jangan heran bahwa
kita harus dilahirkan kembali.  Kita semua bisa menunjukkan hebatnya kita, tapi sebenarnya dalamnya lemah.  Namun yang membedakan kita yaitu Roh Tuhan ada di dalam kita.
Sebelum umur 30 tahun Yesus tidak terkenal.  Dia orang biasa dan hanya seorang tukang kayu.  Meski lahir dari Tuhan, Dia tidak dikatakan ber-IQ tinggi.  Yang menjadikan Dia berbeda dan nyata waktu Dia diurapi dan Roh Kudus ada pada-Nya.  Hal yang sama juga diberikan kepada kita.  Waktu kita akan pergi memberitakan Injil nantikan dulu janji Bapa.  Roh Kudus harus turun atas kita.  Dan sekarang cek diri kita masihkah Roh Kudus nyata dalam kita?  Bukankah kita capek jika hidup dalam kepura-puraan.
2. Professional
Jujur saja di dunia ini ada yang namanya kasta.  Coba perhatikan diri Saudara.  Saudara pasti ada merasa bahwa orang lain di bawah Saudara.  Hanya saja yang membedakan kita yaitu kalau kita ada Tuhan.  Orang pasti bisa merasakan kalau kita berbeda.  Contoh dari professional yaitu ketika ada acara kita sungguh-sungguh mempersiapkan  dan semangat.  Tidak ada yang penting hati.  Di dalam Tuhan pun juga perlu professional.  Kita harus membaca firman Tuhan dan merenungkan.  Professional itu sudah bagus, tapi ada lagi yang lebih luar biasa lagi yaitu financial.
3. Financial
Maksud dari financial di sini bukan lagi kita yang mengejar uang, tapi uang yang mengejar kita.  Kita sudah bebas dari stress karena hidup bukan hanya untuk mengejar uang.  Itu yang terjadi jika kita sudah professional dalam financial.  Ikuti hukum alam ini (win-win solution) dan uang akan datang.  Kebahagiaan dunia hanya sampai di sini.  Oleh karena itu dunia kosong dan sebenarnya tidak akan pernah bahagia.  Kecuali masuk ke pendidikan yang keempat yaitu spiritual.
4. Spiritual
Apabila kita mendapat kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan.  Pendidikan spiritual akan membuat yang ketiga pendidikan itu bangkit.  Misalnya yang dulu cara scholastic itu mencontek sekarang tidak menyontek lagi.  Kita bisa meminta kecerdasan kepada Tuhan asal kita belajar.  Jika kita sudah cerdas spiritual maka scholastic kita pasti berubah. Kita juga menjadi professional.  Dan yang ketiga jangan sampai anak Tuhan malah kejarnya uang.  Kita sebagai anak Tuhan percaya bahwa Tuhan yang akan menambahkan, tapi bukan berarti kita tidak bekerja keras atau professional.  Kalau kita menikmati apa yang kita kerjakan, pasti ada jalan terbuka.  Ikuti saja hukum alam pasti kita diberkati.
Kita akan belajar waktu kita mengalami.  Namun sebelum kita mengalami pastikan kita bersama-sama dengan Tuhan.  Jangan waktu ada masalah baru kita mencari-cari Alkitab untuk menyelesaikannya.  Spiritual ini yang membuat 3 hal di atas bisa kita lakukan.  Mungkin orang dunia bisa mendapatkan semua yang ada di dunia tanpa ada spiritual, tapi sayangnya mereka tidak bertemu Tuhan dan itu yang membuat hidup mereka kosong.  Kita tidak perlu pusing memikirkan butuh ini-itu.  Tuhan sudah tahu apa yang kita perlukan dan Ia yang akan tambahkan.
Buku Norman Vincent P. terkenal di dunia sekitar tahun 80an.  Buku itu berbicara tentang berpikir positif.  Ada 4 hal untuk sukses yaitu bekerja dan berdoa, berpikir dan percaya.  Banyak orang Kristen hanya bekerja dan berdoa, berharap semua Tuhan yang lakukan.  Padahal kita juga harus berpikir.  Berpikir inilah yang kurang pada anak-anak Indonesia.  Mereka malas membaca buku lalu akhirnya mencontek.  Oleh karena itu ada kata-kata revolusi mental.  Untuk mengubah suatu generasi, kita harus berpikir dan bawa pemikiran itu kepada mereka.  Mari kita mengejar Tuhan maka kita akan memperoleh apa yang kita perlukan.  Carilah kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan.


Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee semarang

Info babtisan

Telah memberi diri dibaptis:

Dewi Talomanafe
CG Amazing Grace
2 Juli 2014
Terus semangat di dalam
Tuhan!!!

Bertumbuh dan Menjadi Serupa dengan Kristus

Bertumbuh dan Menjadi Serupa dengan Kristus 

“Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.  Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:29-32)

Ada beberapa kata penting di sini untuk bertumbuh dan menjadi serupa dengan Kristus adalah:
1. Menjadi Murid
Setelah Yesus mengatakan hal itu, banyak orang percaya kepada-Nya. tetapi kenyataannya orang yang yang percaya belum tentu menjadi seorang murid.  Tuhan mau kita menjadi murid yang tetap dalam Firman-Nya.    “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” (Kisah Para Rasul 11:26).  Kristen itu bukanlah agama. Kata kristen diberikan untuk murid-murid Yesus.  Ketika kita mengaku menjadi orang Kristen maka kita harus menjadi murid.   Banyak orang yang salah mengerti jika mereka sudah beragama kristen, mereka sudah menjadi murid.  Kata Kristen adalah kita dilayakkan dulu menjadi murid, barulah kita dapat disebut orang-orang Kristen.  

2. Bagaimana syarat kita untuk bertumbuh yang pertama adalah:
a. Kita mengasihi Tuhan lebih dari diri kita sendiri
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.’’ (Lukas 9:23).  3 minggu lalu saya di bbm oleh salah satu hamba Tuhan dari Bogor untuk melayani dan mendoakan salah satu orang tua jemaat yang terkena kanker paru-paru. Ketika kami berdoa untuk orang ini, Tuhan menyampaikan bahwa Ia akan memanggil orang sakit ini.   Pada waktu itulah ia mulai mengampuni orang-orang di sekelilingnya.  Sehari setelah itu, orang tersebut meninggal.  Seandainya waktu itu saya menunda untuk datang dan masih memikirkan diri saya sendiri dengan berbagai alasan. Kita akan melewatkan satu jiwa yang berharga di mata Tuhan dan supaya orang itu mendapat pengampunan.  Ketika Tuhan mulai menggerakkan kita untuk melayani orang, jangan tunggu dan jangan beralasan.
b. Kita mengasihi Tuhan lebih dari VVIP (Very Very Important Person).
“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:26).   Tuhan mau kita tetap menomorsatukan Tuhan dalam hidup kita lebih dari orang-orang yang kita kasihi.   Jangan sampai kita menunda-nunda kehendak Tuhan karena kita lebih mementingkan keluarga kita, saudara kita bahkan diri kita sendiri.
c. Kita mengasihi Tuhan lebih daripada harta kita.
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33).  Jika kita masih terikat dengan harta kita, mustahil kita dapat menjadi murid.  Hanya karena ada seorang yang lebih mementingkan mobil yang baru ia bersihkan, ketika hujan ia menunda untuk melayani orang karena takut mobilnya kotor. Begitu juga dengan handphone, dan sebagainya.

3. Bagaimana teknik memuridkan seseorang :
1. I do - You watch (aku melakukan – kamu melihat)
Banyak orang yang bertanya bagaimana teknik memuridkan seseorang. Ketika saya temukan teknik memuridkan hanya bisa kita dapatkan dari Yesus Kristus. Pada Markus 1: 16-22,  ketika Yesus mengajar pada waktu itu, murid-murid Yesus hanya melihat Yesus mengajar.
2. I do - You help (aku melakukan – kamu membantu)
Tuhan mengajarkan murid-murid bukan hanya melihat saja tetapi juga mulai membantu.  Pada Yohanes 6:13, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengumpulkan sisa roti dan ikan ke dalam bakul.   Yesus memberikan tugas bukan hanya sekedar melihat saja.  Tuhan bukan hanya memberikan Firman kepada murid-murid-Nya, Ia juga memberikan contoh kepada murid-murid-Nya.   seorang pemimpin harus memiliki orang yang akan siap menggantikan dia ketika dia memasuki tingkat kepemimpinan selanjutnya.  Kemampuan Seorang pemimpin sel ditentukan dari bagaimana kelompok anda berlipat ganda.  Lukas 9:13-16, Tuhan melibatkan murid-murid-Nya untuk melakukan tugasnya
3. You do – I help (Kamu melakukan – Aku membantu)
Matius 8:23-26 dan Matius 17:24-26  Yesus mengajarkan murid-murid-Nya berpikir. Ketika mereka tidak bisa melakukannya barulah Yesus mulai membantu mereka.
4. You do – I watch (Kamu melakukan – Aku melihat)
Matius 10:5-8, ketika pertumbuhan murid-murid semakin dewasa, Ia melihat, murid-murid melakukan apa yang Ia katakan.  Mereka siap diutus oleh Yesus dan mereka diberi tugas untuk melakukan sama dengan yang Yesus katakan.
Dalam memuridkan seseorang, masing-masing orang harus melakukan empat tahapan itu. Jangan sekali-sekali melompati tahap pertama langsung ke tahap ketiga atau keempat.  Harus tahap demi tahap. Ketika kita mengajarkan orang, asalkan kesalahan mereka tidak fatal dan sesuai dengan prinsip biarkan mereka melakukan kesalahan karena di sanalah teknik pembelajaran terjadi.  Mereka akan semakin belajar dan bertumbuh dan juga semakin matang.  Tetapi  jika mereka sudah melakukan kesalahan yang fatal, beritahu mereka.  Menjadi pemimpin perlu melalui proses. Sama seperti Yesus yang perlu tiga setengah tahun mengajarkan murid-murid-Nya.  Mereka perlu proses untuk belajar dan menjadi dewasa.  Jika kita tidak setia dengan proses kita tidak akan berkembang. Banyak yang menginginkan menjadi  pemimpin tanpa diproses hasilnya tidak akan maksimal.
Dampak mengasihi Tuhan adalah kita berbuah banyak (Yohanes 15: 8).  Tugas seorang murid adalah memuridkan orang lain supaya berbuah banyak.   Tugas seorang murid bukan hanya sekedar melaksanakan Firman tetapi juga memuridkan orang lain juga.   Amanat agung sebelum Yesus naik ke surga adalah jadikan semua bangsa murid-Nya.   Hal itu merupakan bagian pemuridan yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya.   Banyak orang yang percaya kepada Yesus karena Yesus melakukan banyak mujizat dan percaya Yesus adalah juruselamat tetapi belum tentu mau menjadi murid Yesus.

4. Hal-hal penting lainnya untuk bertumbuh dan menjadi serupa dengan Kristus adalah:
Melakukan kehendak Bapa 
Langkah yang kedua bukan hanya menjadi murid saja untuk bertumbuh dan menjadi serupa dengan Kristus tetapi juga melakukan kehendak Bapa. Melakukan kehendak Bapa tanpa suatu pengertian yang benar, tidak akan berbuah. (Matius 7:21-23)
Taat
Pada Kejadian 2:16-17, Tuhan inginkan kita taat kepadanya.  Ujian pertama pada manusia adalah ketaatan, Adam dan Hawa tidak lulus dalam ujian itu.  Ketaatan adalah suatu yang penting.  “Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibat-Nya, tetapi siapa taat pada perintah, akan menerima balasan.” (Amsal 13:13). Ketaatan membuahkan hasil.
Memikul Salib 
Tuhan mau kita memikul salib kita. Jangan bilang kita meminta meringankan salib kita.  jika kita meminta demikian, itu tidak akan pernah mendewasakan kita.  Mengucap syukurlah dengan setiap keadaan kita. Jangan berusaha dengan kekuatan kita dengan memotong salib kita tetapi minta kekuatan Tuhan, untuk memikul salib kita sendiri. (Lukas 14:27).
Jadi bukan hanya menjadi murid saja supaya kita menjadi serupa dengan Kristus tetapi kita juga harus melakukan kehendak Bapa, taat, dan memikul salib.  Supaya kita semakin sempurna dalam Kristus dan terus hidup seturut kehendak-Nya.

Michael Tedja - Konsultan Management&Trainer; Dosen Arsitektur Univ. Bina Nusantara