Sunday, 22 June 2014

Perjalanan Iman

Perjalanan Iman 

Dalam kotbah ini saya akan sharing tentang perjalanan iman kami (Pak Darwin dan Bu Silvi).  Perjalanan kami dimulai sejak awal bulan Mei dan kami pergi ke Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Medan, dan Pekanbaru.  Dari perjalanan ini, kami semakin melihat bahwa sesuatu yang mustahil bisa terjadi.  Iman memang melampaui akal manusia dan segala sesuatu yang natural.  Dengan iman, kuasa supranatural bisa terjadi pada kita.  Di kota-kota lain yang masih perintisan, mereka sangat beriman.  Meski ada tantangan dan aniaya mereka tetap kuat.  Ketika kita sudah dikuduskan dan dibenarkan oleh Tuhan maka iman adalah dasar kekuatan kita.  Kalau iman kita tidak dibawa kepada sesuatu yang lebih besar lagi, maka iman kita hanya seperti itu saja dan kita tidak akan melihat pekerjaan Tuhan yang lebih besar lagi.
Mari kita baca di Ibrani 11:1.  Kita bisa tertawa ketika membaca ayat ini karena di dunia yang namanya bukti itu kelihatan.  Misalnya di kepolisian, apabila ada suatu kasus dan ditanya buktinya lalu buktinya tidak kelihatan itu aneh.  Seperti itulah iman, iman tidak terbatas oleh apapun.  Jika kita tidak sungguh-sungguh mengejar dan menginginkan, tidak mungkin kita bisa mendapatkan janji-janji Tuhan.  Waktu kami melihat kota-kota yang kami datangi, ada kota sama (stagnant) dan ada yang bertumbuh pesat secara roh.  Yang membedakan adalah iman mereka (Ibrani 11:6).
Sewaktu di Yogyakarta, saya melihat bahwa iman bekerja pada kondisi apapun dan iman mengatasi segala keadaan.  Di sana ada seorang hamba Tuhan, dia seorang pendeta GKB juga dan baru saja bertobat dan dilahirkan kembali.  Sejak pertemuan pemimpin-pemimpin di Bandungan, dia sudah ikut dan sering telpon Darwin dan Karyo karena begitu lapar dan hausnya akan Tuhan.  Hamba Tuhan ini menggembalakan jemaat juga, tapi dia merasakan kekosongan.  Semua dasar agama di dunia ini mengusahakan keselamatannya sendiri, tapi di dalam Yesus Kristus melalui kelahiran kembali kita mendapatkan kehidupan.  Hamba Tuhan ini sudah dilahirkan kembali, tapi istri dan anak-anaknya belum.  Hanya saja caranya tidak sabar terhadap anak dan istrinya.  Sebelumnya hamba Tuhan ini dan anak-istrinya sering mengikuti setiap pergerakan rohani.  Sampai pada akhirnya anak dan istrinya capek.  Lalu Darwin bagikan ke dia bahwa dia juga harus menghargai dan menghormati setiap keputusan orang lain karena Tuhan memberikan kehendak bebas pada setiap orang.  Meski kita sudah memberitakan Injil kalau bukan Tuhan sendiri yang memberikan anugerah maka tidak ada satupun orang yang akan selamat.  Setelah itu, dia baru sadar dan terlihat dari perubahan sikapnya.
Dulu setiap ada pertemuan sinode, istrinya yang lebih sering berbicara dan ramah kepada kami sedangkan suaminya tidak.  Namun setelah peristiwa suaminya lahir baru, istrinya berubah drastis dan terlihat sangat menentang.  Kemudian ketika ada ibadah Minggu di gereja hamba Tuhan ini, istrinya sudah berkata bahwa ia tidak mau datang karena Darwinlah yang berkotbah.  Namun cara hamba Tuhan ini sudah tidak seperti sebelumnya.  Dia tenang dan tidak terlalu bereaksi dengan sikap istrinya.  Ternyata di ibadah itu istrinya mau datang dan Darwin betul-betul membagikan dengan relax dan tenang.  Menurut saya seharusnya Darwin bisa ‘main sikat’ waktu membagikan, tapi nyatanya tidak.  Di sini saya belajar bahwa biarkan caranya Tuhan untuk orang-orang yang belum menerima Tuhan.  Kadang kita berpikir harus seperti ini atau seperti itu.  Singkat cerita istrinya berubah dan tidak menentang lagi.
Di Ibrani 11:6 dikatakan tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Tuhan.  Dan waktu Tuhan datang adakah Ia dapati iman di bumi?  Tuhan mencari orang-orang yang beriman.  Orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan terlihat dari matanya yang berbinar-binar dan selalu menghauskan kebenaran-Nya.  Saya belajar ketika berada di Yogyakarta bahwa dalam kondisi apapun iman tidak pernah berhenti bekerja.
Selanjutnya di Bandung.  Waktu di sana ada 2 orang yang dibaptis.  Banyak hal yang terjadi di jemaat Bandung, tapi mereka tetap berdiri, bertumbuh, dan iman mereka tetap kuat.  Jemaat Bandung benar-benar diuji waktu mereka harus melewati yang tidak enak (Yak 1:3).  Sejak 10 bulan yang lalu baru ada baptisan lagi kemarin.  Saat baptisan itu cuaca mendung dan mulai hujan rintik-rintik, tapi Darwin nyatakan berhenti dan sampai mereka selesai, hujan tidak turun.   Di kemudian harinya, ada pertemuan dengan PMK fakultas Sastra UNPAD dan anak-anak panti asuhan William Booth.  Di situ Darwin membagikan benar-benar dengan terlepas dan tidak menahan-nahan apa yang Tuhan bicara.  Luar biasa mereka bisa mendengar Injil keselamatan.

Kota selanjutnya Jakarta.  Iman di jemaat Jakarta juga mulai bangkit, jauh dari sebelum-sebelumnya.  Sekarang mereka ada penginjilan di Monas.  Dari penginjilan itu, ada yang bertobat, ada yang baru datang saja, dsb.  Waktu pertemuan di Jakarta, Darwin membagikan tentang kelahiran kembali.  Meski dia sudah bagikan di Bandung, tapi tetap saja ada yang berbeda dan luar biasa.  Dari beberapa kali pertemuan Darwin dengan jemaat Jakarta, mereka mulai terbuka (Yak 2:17).  Memang diakui beberapa pemimpin di sana mulai terpengaruh dengan pekerjaan dan tekanan di kota besar.  Dari sini kita bisa lihat bahwa apabila kita tidak sungguh-sungguh fokus Tuhan ya pasti fokusnya ke dunia. Namun setelah mereka sadar, orang-orang baru
mulai datang dan ada yang bertobat.  Jemaat Jakarta sangat bersemangat.  Mereka mulai masuk kampus lagi dan memberitakan Injil.  Mari kita baca di 1 Petrus 1:3-9.  Tujuan dari iman adalah keselamatan jiwa.  Waktu mereka bangkit, firman Tuhan tidak hanya untuk mempergemuk rohani mereka dan tujuan iman itu makin jelas.  Firman Tuhan memang harus dihidupi supaya tidak mati.  Kemudian di sana, adik ipar Darwin yang sudah sembuh dari kanker, tiba-tiba muncul kanker lagi di payudara sebelahnya.  Waktu pertemuan di Jakarta, adik iparnya didoakan lagi dan hari di mana dia harus dioperasi akhirnya tidak jadi dioperasi dan kanker itu hilang, sembuh.  Kita lihat kuasa Tuhan nyata dan itu tidak main-main.

Berikutnya adalah Medan.  Di sini kami bertemu dengan Akim dan Lina.  Kami benar-benar disambut dan sudah seperti keluarga sendiri.  Mereka bersemangat sekali bertemu dengan kami.  Kami yang sebenarnya capek, tidak terasa lagi karena begitu semangatnya bertemu dan sharing dengan mereka.  Keinginan mereka untuk melihat keluarga dan saudara-saudara mereka untuk bertobat sangat kuat sekali.  Di Lubuk Pakam, Medan mereka terus memberitakan Injil meski belum ada yang bertobat.  Di waktu berjualan pun dan sibuk, Lina bisa bersaksi kepada orang-orang yang datang ke kedai mereka.  Mereka hanya berdua di Lubuk Pakam, tapi dalam menunaikan tugas sebagai penginjil mereka tidak pernah berhenti (2 Tim 4:1-5).  Setiap hari mereka selalu memberitakan Injil kepada orang-orang.
Suatu hari di sana diadakan pertemuan dan Darwin yang berkotbah.  Akim dan Lina bersemangat sekali mengajak orang-orang yang sudah pernah mereka injili.  Dari awal orang-orang yang diundang sudah senang bertemu dengan Darwin.  Mereka ada 18 orang, 2 orang belum pernah diinjili, sedangkan yang 16 sudah pernah diinjili.  Waktu ditantang pertobatan ada sekitar 8 orang yang angkat tangan padahal menurut Akim mereka adalah orang-orang yang sangat agamawi.  Sedangkan yang tidak angkat tangan, mereka malah banyak bertanya tentang bagaimana lahir baru itu.
Akim dan Lina tidak pernah menyerah dengan keadaan di sana.  Dan imanlah yang membuat mereka mampu melampaui segala keadaan.  Kemudian Darwin berdoa untuk Akim dan Lina, dan saya membagikan mereka di Matius 6:25.  Bukankah hidup ini lebih penting daripada makanan, minuman, dan pakaian.  Saya melihat Akim dan Lina tidak pusing dengan apa yang mereka makan, minum, pakai, dan tinggal.  Bagi mereka hidup mereka dan hidup orang-orang di sekitar mereka lebih penting.  Mereka tidak pernah putus asa dan tidak pernah habis pengharapan mereka, itulah iman.  Seperti cerita Abraham di kitab Kejadian pasal 12, ini pertama kali Abraham dipanggil.  Abraham ditentukan menjadi bapa banyak bangsa, tapi kenyataannya istrinya mandul.  Sebelumnya Abraham berpikir bahwa yang menjadi ahli warisnya adalah anak dari Hagar, tapi Tuhan berfirman bahwa ahli warisnya adalah anak dari Sara (Kej 15:4-6).  Namun sejak janji itu dinyatakan kepada Abraham, baru 15 tahun kemudian janji itu terjadi.  Dengan segala keterbatasannya sebagai manusia dan tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga.
Secara manusia pasti pemikiran itu ada karena darimana janji itu bisa terjadi sedangkan Sara mandul (Kej 16:2).  Oleh karena itu, dia sampai berpikir keturunannya bukan berasal dari Sara, tapi dari Hagar.  Janji Tuhan bagi keturunan Abraham dan turun temurun (Kej 17:1-8).  Dan janji itu diulang lagi waktu Ishak lahir.  Waktu janji ini diucapkan baru setahun kemudian terjadi dan itupun Sara ketawa (Kej 17:15-19).  Secara manusia sudah tidak mungkin lagi Sara mengandung, tapi Abraham mau percaya pada janji Tuhan.  Oleh karena itu, Abraham disebut bapa orang beriman.  Abraham taat sampai janji itu terjadi dan sampai Ishak harus dikorbankan pun dia tetap taat.  Dia sudah melihat bahwa apa yang Tuhan janjikan itu terjadi.  Tuhanpun sanggup membangkitkan Ishak dari antara orang mati.  Seperti itulah orang yang hidup oleh iman, hidupnya menjadi ringan dan semakin ringan.  
Kemudian di Pekanbaru.  Di sana ada yang bertobat dan ada jemaat lama yang mengundurkan diri.  Ada juga keluarga-keluarga yang bertobat dan Darwin berkata bahwa harus ada pemimpin yang memuridkan mereka.  Darwin memperkuat iman mereka supaya iman mereka bisa melampaui segala keadaan.  Walaupun keadaan kering dan seperti itu saja, mereka harus keluar dari keadaan itu.  Janji Tuhan tetap sama.  Meski tidak mudah perjuangannya, tapi jangan sampai iman itu menjadi lemah.
Di Kudus ada bapak dari salah satu jemaat yang sakit.  Istri dari bapak yang sakit itu luar biasa imannya dan luar biasa lincahnya.  Setelah Darwin datang dan berdoa untuk bapak itu, bapak itu mulai memperlihatkan respon yang bagus.  Kami beriman ke depannya nanti kalau bertemu, bapaknya sudah dalam keadaan sehat.  Setelah itu, kami ke rumah sakit untuk bertemu Diana.  Banyak pergolakan yang terjadi dalam pikiran Diana waktu itu.  Namun kemudian ia menerima pertobatan kembali dan ia bisa langsung berubah, ia bisa mengampuni dan mengasihi.  Memang benar waktu belenggu itu diangkat, iman datang, ketakutan itu pergi.  Keputusan yang diambil oleh Diana sangat menentukan hidupnya ke depan. Dulu Michael Hancett pernah bernubuat bahwa istri Ramond akan hamil dan itu terjadi (2 Pet 1:21). Kemudian Ramond juga dinubuatkan akan menyertai ke mana Darwin pergi dan itu terjadi.Tuhan membawa kita dari iman ke iman dan dari kemuliaan ke kemuliaan.  Kami mau melihat bahwa iman Saudara bertumbuh dan semakin kuat.  Pengejaran ini harus berasal dari masing-masing kita dan harus setiap hari.  Tujuannya adalah keselamatan jiwa-jiwa.  Kita lihat Indonesia luar biasa dengan banyak kota yang ada dan banyak orang mencari dan rindu akan Tuhan.  Yang kita kejar bukanlah hal-hal dunia lagi, tapi carilah kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan (Mat 6:33).  Jangan kuatir.  Ada upah bagi orang yang bersungguh-sungguh mencari Dia.  Terus kuat dalam Tuhan dan janjinya.


Khotbah:
Silviana Lontoh
Jubilee Semarang

0 comments:

Post a Comment