Kita Mempunyai Peperangan Yang Harus Dimenangkan
Beberapa waktu ini saya dapat tentang spirit peperangan. Mungkin dari Saudara ada yang bertanya, kita kan sekarang tidak sedang dalam peperangan. Secara jasmani kita memang tidak ada peperangan, tapi kita harus punya spirit peperangan karena sebenarnya kita mempunyai musuh. Sadarkah Saudara bahwa kita mempunyai musuh? Mari kita baca Efesus 6:10-11. Di ayat tersebut dikatakan “kenakanlah seluruh senjata”, tidak ada di ayat ini tertulis bahwa kita sudah menang. Berarti masih ada peperangan yang harus kita menangkan. Kita akan menang jika Tuhan datang untuk yang kedua kalinya karena waktu itu Dia akan menghukum musuh-musuh-Nya. Selama kita masih hidup di dunia berarti keadaan kita masih di dalam peperangan karena musuh kita adalah Iblis (Ef 6:12). Ini yang harus kita sadari. Sayangnya banyak orang Kristen tidak sadar akan hal itu sehingga mereka terlarut dalam keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup.
Ada sebuah kutipan dari Patton: “We’re gonna keep fighting. Is that CLEAR? We’re gonna attack all night, we’re gonna attack tomorrow morning. If we are not VICTORIOUS, let no man come back alive!” (Kita akan terus bertempur. JELAS? Kita akan terus menyerang sepanjang malam, kita akan menyerang besok pagi. Jika kita tidak MENANG, biarlah tidak ada orang yang kembali dengan hidup!). Ini adalah suara dari seorang jenderal yang memimpin peperangan. Kita di sini sedang dilatih untuk berperang dan untuk menjadi pemenang. Kita bisa tahu teori berperang, tapi kalau tidak pernah berperang ya bagaimana? Kita juga bisa tahu teori memberitakan Injil, tapi jika kita tidak pernah memberitakan Injil maka kita tidak akan pernah menjadi orang yang memenangkan jiwa. Mari kita perhatikan. Dulu kita lahir dari kampus, tapi lihatlah sekarang, mahasiswa di dalam jemaat sudah tinggal berapa? Saya tidak melihat jumlah, tapi kita memang butuh orang untuk memenangkan jiwa.
Apakah kita orang-orang yang berani menyuarakan kebenaran di luar sana? Untuk apa kita menjadi orang yang hanya berani berkoar-koar di dalam gereja? Mari cek diri kita masing-masing, apakah kita sudah menjadi “veteran” perang? Jika kita tidak bangkit maka kita akan tersiksa di sini karena kita mempunyai misi untuk memenangkan jiwa-jiwa. Ini yang membuat kita bergairah yaitu kita terus memenangkan jiwa. Kejatuhan gereja-gereja adalah ketika pemimpinnya sudah nyaman, sudah ada fasilitas sehingga ia merasa bukan waktunya lagi untuk bertempur. Akhirnya yang terjadi orang-orang yang dipimpinnya mengalami degradasi. Kita harus menetapkan diri, sampai tua pun kita akan terus di antara orang-orang muda untuk menyuarakan kepada mereka supaya mereka terus bangkit.
Paulus memandang orang-orang yang dipimpinnya sebagai teman-teman sekerja bukan sebagai anak buah (2 Kor 6:1). Ia berkata supaya mereka jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah mereka terima. Ini berlaku bagi kita juga karena kita bisa membuat sia-sia apa yang sudah kita terima. Sekarang pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah menerima kasih karunia? Kalau sudah menerima maka kita tidak bisa lari. Oleh karena itu, Injil bukan berbicara hanya emosional saja. Di Lukas pasal 14 dikatakan jika kamu mau membuat menara duduk dulu dan membuat anggarannya. Jangan-jangan kalau tidak membuat anggarannya, kamu berhenti di tengah jalan dan tidak menyelesaikannya. Lalu datanglah lawanmu dan mencemooh kamu. Bahkan apabila kamu mau berperang, hitung dulu prajuritmu kira-kira dengan 1000 orang bisa atau tidak melawan 10.000 orang, kalau tidak bisa ya lebih baik berdamai saja. Tuhan memberikan karunia-karunia roh, tapi kita tidak menggunakannya maka itu akan terbuang sia-sia atau hanya menjadi sampah. Semua yang diberikan Tuhan itu sangat berguna, tapi kita mau menggunakannya atau tidak.
Pada waktu Tuhan berkenan, Dia akan mendengarkan kita (2 Kor 6:2). Pada waktu Dia berkenan, tingkap-tingkap langit akan dibukakan dan karunia-karunia akan dicurahkan. Hari ini adalah hari penyelamatan, jangan sampai kita melewatkannya dengan percuma. Kita dipanggil ada tujuan. Jika Saudara belum tahu untuk apa dipanggil berarti Saudara belum diselamatkan karena pemanggilan itu tidak mungkin tanpa ada tujuannya. Bodoh jika ada seseorang yang tidak tahu mengapa dia dipanggil. Makin lama dia akan binasa karena ketidaktahuannya. Pastikan bahwa kita benar-benar selamat.
Banyak orang menyangka jalannya lurus padahal ujungnya kebinasaan. Namun kita akan terus menyuarakan kebenaran dan bertanya apakah mereka sudah diselamatkan. Apabila kita tahu betapa berharganya jiwa seseorang maka kita akan berjuang sedemikian rupa supaya ia selamat. Kebaikan dan kejahatan manusia tidak akan pernah bisa menyelamatkan. Yang bisa mengubah manusia hanya kasih agape Tuhan. Cobalah dengan berbagai cara untuk menyelamatkan generasi-generasi manusia. Kita akan lihat bahwa cara-cara itu tidak akan bisa menyelamatkan karena hanya Injil yang mampu membebaskan manusia. Hanya Roh Tuhan yang bisa mengubah manusia menjadi baik menurut Tuhan.
Kembali kepada kata-kata Patton, kita akan terus berperang, menyerang. Untuk ibu-ibu yang sudah tua, berdoalah untuk kita yang berperang. Berdoalah untuk pemberitaan Injil kita. Bagi Saudara yang sudah lama tidak memberitakan Injil, kembalilah, minta kepada Tuhan supaya dipenuhi lagi. Dari awal kita dipanggil untuk menjadi pasukan khusus. Kita harus melatih diri kita sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Kita tidak akan memberitakan Injil kalau kita tidak “membuat waktu” untuk memberitakan Injil.Mari kita baca Yosua 3:1-5. Jika kita ingin menaklukkan sesuatu kita tidak bisa hanya mengintai terus. Kita bukan pasukan pengintai, tapi pasukan penakluk. Pasukan itu harus diatur dan kita juga perlu cermat, cerdik, fokus jika mau pergi berperang. Kita tidak bisa asal pergi begitu saja (emosional). Selain itu, kita juga tidak bisa menggunakan kekuatan sendiri karena kita akan kecewa kalau menggunakan kekuatan kita sendiri. Kita harus mengutamakan Tuhan ketika kita pergi memberitakan Injil. Tuhanlah yang berperang bagi kita, tapi kita yang melaksanakannya di tengah-tengah medan peperangan.
Ada tertulis “kuduskanlah dirimu”, ini berbicara kita melepaskan keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup karena itu semua yang mengganggu kita dalam berperang. Sadari, betapa seriusnya kita harus hidup. Mari cek hidup kita masing-masing. Ada lubang atau tidak di dalam bejana kita. Cek kalau kekuatan kita menjadi lemah. Cek kalau banyak kecelakaan atau kerugian dalam hidup kita. Cek mengapa kita tidak diberkati oleh Tuhan. Kuduskanlah dirimu maka Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib di depan kita.
Ada kata-kata dari Patton. “Dorong, dorong dan dorong. Anda harus mendorong tubuh hingga energi penghabisan kemudian melanjutkan. Anda tidak memperoleh apa-apa hanya dengan bekerja hingga tubuh Anda mengatakan bahwa Anda lelah dan sangat lelah. Tubuh hanya akan terbentuk dan bertumbuh sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh pikiran atas tubuh yang malas itu. Jika anda hanya berolahraga hingga tubuh terasa lelah, tubuh akan menjadi malas dan berhenti lebih cepat setiap kalinya. Anda harus mencapai titik sangat lelah dan melanjutkan. Dengan cara itu tubuh akan mengerti kita harus meningkatkan kekuatan tubuh kalau pikiran gila itu mendorong dengan sekeras ini. Jika Anda selalu berhenti saat Anda merasa lelah Anda tidak akan memperoleh apa-apa. Begitu Anda mengizinkan tubuh mengatakan kepada pikiran kapan akan berhenti Anda pasti kalah. Anda tidak akan mendapat manfaat dengan mendengarkan tubuh. Kita akan menjadi jauh lebih kuat kalau kita mendorong tubuh kita menggunakan sekitar sepersepuluh dari kekuatan tubuh kita dan kurang dari sepersepuluh pikiran kita.” Seorang Achiever adalah orang yang berani menggerakkan tubuhnya. Kita bisa mempunyai pikiran kuat, tapi kalau tubuh tidak mengikuti pikiran kita ya sama saja. Bagaimana Tuhan akan bekerja kalau kita tidak bekerja dan tubuh kita mengikuti kemalasan kita? Tubuh kita harus di dorong sedemikian rupa. Kalau kita mau mencapai sesuatu kita harus melatih diri kita. Hari ini memang belum terjadi apa-apa, tapi kita akan terus maju, terus berperang, terus menyerang kerajaan kegelapan. Semangat bertempur harus kita pelihara. Kalau ada yang lemah datangi dan berdoa untuk dia. Jangan ada yang cuek di antara kita.
Bagaimana Tuhan mempersiapkan pasukannya? Yaitu dengan Tuhan bawa ke padang gurun. Di padang gurun kita akan berlatih. Kita makan manna dan artinya kita percaya pada penyediaan Tuhan. Kita berhadapan dengan panas, kekurangan, kalajengking, ular, tapi itu untuk melatih kita menjadi kuat. Dalam firman Tuhan ada tertulis, yang keluar dari Mesir yaitu 600.000 laki-laki, tapi yang siap berperang hanya 40.000 orang. Bahkan di Yosua 4:11-13 diceritakan dari sekian banyak yang lahir di Mesir hanya tinggal dua orang yaitu Yosua dan Kaleb. Di dalam Tuhan juga ada yang namanya seleksi alam. Kalau kita terus memberontak maka kita akan binasa.
Ini contoh seleksi alam yang terjadi pada bangsa Israel di padang gurun. Tuhan yang menewaskan bangsa Israel waktu itu di padang gurun (1 Kor 10:5). Ada 4 dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel yaitu menyembah berhala, percabulan, mencobai Tuhan, dan bersungut-sungut (1 Kor 10:6-10). Empat dosa ini yang menghalangi umat Tuhan untuk menyelesaikan panggilannya. Berhati-hatilah supaya Saudara jangan jatuh (1 Kor 10:11-12). Tidak ada yang bisa sombong di sini. Mari kita semua menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan dan bukan hanya menerima informasi saja. Inilah cara Tuhan menyeleksi bangsa Israel hingga akhirnya muncul pasukan yang siap menaklukkan tanah Kanaan. Jangan takut menghadapi banyak musuh kalau Saudara kudus dan Tuhan ada di pihak Saudara. Jika kita berperang dengan Tuhan, itu bukan lagi dengan gagah perkasa atau kekuatan kita, tapi oleh Roh-Nya (Yosua 5:13-15). Rahasia kemenangan kita adalah ketika Tuhan bersama-sama dengan kita. Pastikan keempat dosa ini tidak ada. Ini berbicara kudus dan tidak campur. Kita ditetapkan untuk menjadi hamba Tuhan maka ikutilah Tuhan. Jangan ikuti perasaan kita.
Apa yang tertulis dalam 2 Korintus 6:3-7 adalah berbicara tentang integritas sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Kembali seperti yang sudah tertulis di atas bahwa kita harus menang dalam suatu pertandingan. Semua pertandingan baik, tapi kalau tidak memperoleh kemenangan maka kita tidak mendapatkan kemuliaan (2 Kor 6:14-18). Mari kita baca di Wahyu 21:5-6. Di ayat itu tertulis barangsiapa haus maka ia akan Ku beri minum. belum selesai. Kita harus menanggung, memikul apa yang menjadi beban kita.
Berarti yang tidak haus tidak akan diberi minum. Selanjutnya ada tertulis di ayat 7 barangsiapa menang, berarti ada pertempuran. Pertempuran kita Jangan tanggungkan beban kita ke orang lain. Lalu di ayat 8 ada tertulis tentang neraka, tapi banyak orang tidak percaya bahwa dia bisa masuk ke dalam neraka. Sadar, kita semua harus punya rasa takut akan Tuhan. Betapa seriusnya hidup di dalam Tuhan. Mari kita kuatkan diri kita sedemikian rupa. Mari kita tidak lewatkan hari-hari kita begitu saja. Kejarlah panggilan tertinggi dalam hidupmu dan tidak perlu melihat orang lain (Wahyu 14:3-5). Panggilan kita adalah apa yang Tuhan katakan kepada masing-masing pribadi kita. Mari kita berlomba-lomba menyelesaikan panggilan sorgawi. Dan kita akan terus memperingatkan kepada orang-orang bahwa hidup itu tidak main-main. Hari Tuhan datang seperti pencuri dan kita semua harus berjaga-jaga supaya kita tidak binasa.
Khotbah:
Sukaryo Ksatria
Jubilee Semarang
0 comments:
Post a Comment