Monday, 24 November 2014

Percaya dan Taat

Percaya dan Taat 

Mari kita baca Amsal 4:18.  Kita perlu cek diri kita, apakah kita bertumbuh dan berubah.  Seperti tema jemaat yang tertulis di depan yaitu dari kemuliaan ke kemuliaan (from glory to glory).  Kita harus terus hidup oleh iman.  Kemarin kita bisa semangat atau bahagia, tapi kalau sekarang kita tidak semangat atau bahagia lalu apa gunanya?  Tidak peduli apapun keadaan kita, kita harus memulai lagi dengan semangat.  Mari perhatikan diri kita, hari demi hari berubah atau tidak?
Jika kita ingin benar (tidak tersandung) berarti kita harus memiliki cara pikir yang benar (Amsal 4:19).  Barangsiapa pintar dalam matematika belum tentu ia pintar dalam kehidupan.  Hiduplah oleh iman.  Jika ada masalah selesai ya selesai.  Kita tidak lagi melihat ke belakang.  Namun itu bukan karena hebatnya kita meski ada dikatakan dalam firman Tuhan “imanmu telah menyelamatkan engkau”.  Hal itu bisa terjadi karena Yesus sudah lakukan terlebih dahulu.  Ia memberi contoh kepada kita, Tuhan menjadi manusia.  “Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku…”  (Amsal 4:20-21).  Ini yang akan membuat kita terang terus yaitu kita memikirkannya.  Yang sering menjadi kesalahan kita adalah kita kurang berpikir.  Banyak orang suka mendengar kotbah, tapi mereka tidak melihat apakah dirinya berubah.  Oleh karena itu, mereka jadi “tersandung”.  Pernahkah Saudara memikirkan ketika Saudara bodoh?  Itu perlu dipikirkan, tetapi jangan terus di dalam kebodohan.  Perhatikankanlah perkataan Tuhan berarti kita harus lihat, dengar, baca, dan pikirkan.  Sama seperti Yosua yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam.  Merenungkan berarti memikirkannya.  Kita saja kalau ingin bisa rumus matematika harus baca rumus itu dengan serius, tidak bisa baca dengan asal-asalan.  Baca firman Tuhan pun harus serius.  Dan ini hasil dari kita merenungkan perkataan Tuhan yaitu “…menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.”  (Amsal 4:22).  Renungkan dan pikirkan apa yang firman Tuhan katakan.
Mari kita baca Yohanes 8:1-11.  Perhatikan kata-kata ayat per ayat.  Menurut Saudara perempuan itu berbuat dosa lagi tidak setelah Yesus berkata jangan berdosa lagi mulai dari sekarang?  Kalau perempuan itu tidak ikut Tuhan, dia pasti berdosa lagi.  Dia memang diampuni, tapi kalau tidak ikut Tuhan dia bisa berdosa lagi.  Seperti 10 orang kusta, semua disembuhkan tapi hanya satu yang kembali kepada Tuhan dan mengikut Dia, itulah perbedaannya.  Mari kita pikirkan.  Bagaimana bisa manusia tidak berbuat dosa lagi dari sekarang?  Ya pasti tidak bisa kecuali dia ikut Tuhan.  Perempuan yang berzinah itu jika tidak ikut Yesus suatu saat bisa tertangkap lagi karena berzinah.
Kita yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali bisa berdosa lagi jika kita tidak terus ikut Tuhan (1 Yoh 3:9, 5:1-2). Jika kita tidak bersama Tuhan pasti berdosa.  Lalu jika seperti itu apakah kita boleh berdosa lagi dan bertobat lagi?  Sekali kali tidak.  Oleh karena itu, mari lihat hidup kita.  Kita terus beriman untuk hidup bersama-sama Tuhan atau tidak.  Jangan anggap remeh hal ini karena kenyataannya banyak yang hilang.  Dulu semangat di sini dan sekarang sudah tidak ada.  Manusia tanpa Tuhan sukanya memikirkan diri sendiri.  Kekristenan tidak hanya percaya, tapi juga harus taat (Roma 1:5).  Percaya tanpa taat itu hanya sekedar ikut-ikutan.  Kita beragama Kristen karena orangtua kita Kristen.  Bukan dari kita sendiri yang mendengar Tuhan.  Lalu bagaimana kita bisa mendengar dari Tuhan?  Ya harus ada orang yang memberitakan kepada kita.  Dari kecil kita sudah ke gereja, tapi belum tentu sudah mendengar Tuhan.  Bisa saja hanya ikut-ikutan.
Waktu di Manado, KKR di mana Darwin kotbah itu bertemakan kasih Yesus mengubah segala sesuatu.  Tema itu benar.  Kalau kita mendapat kasih agape pasti kita mengasihi Tuhan dan orang lain.  Caranya bagaimana mengasihi orang lain?  Yaitu dengan memberitakan Injil.  Jika kita mengasihi orang lain tanpa memberitakan Injil dan tanpa melakukan perintah-perintah-Nya berarti kita tidak taat.  Kasih mengubah segala sesuatu yaitu mengubah kita dari kegelapan kepada terang.  Oleh karena itu, dosa bisa dikalahkan ketika kita bersama-sama dengan Kristus yaitu Yesus yang diurapi.
Yesus menerima orang yang berdosa, tapi setelah orang itu menerima Yesus seharusnya dia tidak berdosa lagi.  Misalnya orang yang letih, lesu dan berbeban berat, setelah menerima Yesus tidak mungkin ia letih dan lesu terus.  Yesus pasti kuatkan yang lemah dan yang miskin diperkaya.
Kita menjadi kepala dan bukan ekor.  Lihat hidup Saudara, masih terang atau tidak?  Masa orang yang sudah dilahirkan kembali kalah dengan hidup ini.  Di mana iman Saudara?  Yesus berkata “apakah Ku dapati iman di bumi?”  Iman itu mengalahkan dunia (1 Yoh 5:4).  
Banyak orang mau percaya, tapi tidak mau taat.  Banyak orang hanya mau memikirkan dirinya sendiri.  Gereja bisa penuh dengan orang percaya, tapi bukan orang percaya dan taat.  Bahkan di Kolose dikatakan di dalam jemaat dan Kristus sebagai kepala.  Namun sekarang manusia bisa menjadikan dirinya sendiri sebagai kepala.  Jemaat adalah tubuh Kristus yaitu kumpulan orang yang sungguh-sungguh kepada Tuhan.  Jadi bukan karena ada kepentingan pribadi kita masuk ke dalam sebuah gereja seperti ada rekan bisnis, suku dan ras sama atau adat yang sama.  
Kita dipindahkan dari kegelapan kepada terang (Kolose 1:12-13, 16, 20).  Jadi kita diambil bukan disuruh untuk berpindah.  Bukan kita yang jalan sendiri atau pergi dari situ, tapi kita dipindahkan (diambil).  Di dalam jemaat Tuhan memberikan rasul, nabi, gembala, pengajar, dan pemberita Injil.  Tanpa ada kerasulan tidak heran pengajarannya jadi tidak benar.  Harus dimulai dari kerasulan.  Yesus saja memulainya dari 12 rasul.  Sekarang manusia gantikan kerasulan dengan pendeta, uskup, paus yang tidak ada di Alkitab.  Rasullah yang meneruskan firman-Nya (Kol 1:25-29).  Tidak sembarang orang bisa meneruskan firman-Nya.  Kalau rasul betul-betul meneruskan apa yang Yesus katakan seperti Yesus dengan 12 rasul-Nya.  Kata Kristus artinya yang diurapi berarti bukan hanya supaya kita percaya, tapi supaya kita juga taat.  Ketika kita memberitakan Injil pastikan mereka tidak hanya percaya, tapi juga taat.  Mari kita ingat kembali tentang pewahyuan, perjumpaan dengan Tuhan, kuasa, dan tujuan.  Pernahkah kita bangun pagi lalu tidak tahu apa yang mau kita lakukan?  Itu paling tidak enak.  Paling kita akan tidur lagi, tapi jangan harap kita jadi bahagia setelah bangun tidur.  Karena itu, tidak enak kalau hidup tanpa tujuan.  Keempat hal itu harus ada di dalam kita karena kita diajarkan untuk percaya dan taat.  Kita tidak bisa melakukan perintah Tuhan tanpa berjumpa dengan Tuhan dan tanpa kuasa.  Manado adalah kota dengan banyak gereja dan KKR sering diadakan di sana.  Kalau di Jawa mungkin sudah bosan, tapi di sana tidak pernah bosan mengadakan KKR.  Sebenarnya banyak orang di sana yang haus akan kebenaran. Darwin punya visi suatu saat ada jemaat yang berdiri di Manado.  Mereka sungguh-sungguh bersemangat dan bisa saja disesatkan, tapi Tuhan tahu keinginan mereka.  Inilah yang disebut kasih kepada sesama yaitu dengan memberitakan kabar baik (Roma 10:15-17).  Lalu bagaimana orang-orang bisa percaya?  Yaitu dengan firman yang diurapi dan orang-orang yang diurapi ketika memberitakan.

Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang

0 comments:

Post a Comment