“Ia berkata kepada mereka:”Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka. Sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” (Lukas 24:44-45). Tuhan perlu membukakan pikiran setiap kita supaya dapat mengerti Firman Tuhan. Pada dasarnya ketika manusia sudah jatuh dalam dosa, pikiran manusia sudah tertutup. Manusia bisa mengusahakan dirinya untuk mengerti firman tetapi tanpa Roh Kudus, pengertian mereka hanya sebatas pengetahuan saja. Gereja berusaha membuka pikiran orang-orang untuk mengerti firman tetapi tujuannya hanya untuk kepentingan pribadi seperti berkat, kesembuhan atau menjadi kaya. Mereka juga berpikir ketika mereka sudah mengerti firman otomatis sudah masuk Surga tetapi kekristenan bukanlah suatu yang gampangan. Tanpa kuasa, kita tidak akan memiliki kekuatan untuk melakukan kehendak Tuhan. Banyak orang mencari figur seorang bapa rohani tetapi kenyataannya bapa di dunia tidak bisa menggantikan Bapa di surga. Dalam Firman, tidak ada dasar mengenai bapa rohani. Jabatan yang Tuhan berikan dalam gereja-Nya adalah rasul dan nabi dan Yesuslah batu penjuru itu yang meletakkan dasar itu.
“Kamu adalah saksi dari semuanya ini”( Lukas 24:48), kata saksi adalah berasal dari kata martir. Seorang saksi adalah mengalami apa yang sudah dialami. Ketika kita memberitakan Injil, kita diutus untuk menjadi saksi yang disertai kuasa di tengah-tengah dunia ini. Pada Lukas 24:49, Tuhan akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa dan murid-murid Yesus harus tinggal di dalam kota ini sampai mereka diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi yaitu Roh Kudus. Murid-murid Yesus sebelumnya sudah mengenal baptisan Yohanes, baptisan Yohanes adalah baptisan tanda dari pertobatan dan Yesuspun harus dibaptis juga sebagai tanda pertobatan karena Yesus lahir dari manusia. Murid-murid Yesus sudah mengalami baptisan air pada waktu itu tetapi mereka belum menerima Roh Kudus. Kita tidak bisa cukup dengan firman saja, kita juga harus dipenuhi dengan Roh Kudus barulah janji Bapa itu tergenapi sehingga kita mengerti firman dan mengerti kehendak-Nya. Ketika murid-murid Yesus menerima kuasa, mereka pergi dengan kuasa. Ketika Petrus dan Yohanes melihat orang lumpuh, mereka bukan memberikan materi atau kekayaan secara jasmani tetapi yang mereka memberikan keyakinan akan kuasa Tuhan yang memenuhi mereka dan orang itu bisa berjalan kembali karena menerima keyakinan itu.
“sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. (Roma 10:2-3). Hasil dari pemikiran manusia tanpa Roh Kudus adalah kebenaran manusia. Kita bisa berkata”amin” atau “ya” tetapi kita tidak mengerti firman. Awal dari penyesatan dapat terjadi jika Roh Kudus tidak bekerja lagi. Sama halnya dengan Yudas, ia tidak lagi berjalan dengan dalam kuasa Roh Kudus bahkan dalam Kisah Para Rasul 1:25 ia meninggalkan jabatan kerasulannya. Sama halnya dengan Esau, Tuhan tidak berkenan padanya karena ia menganggap rendah panggilan Tuhan. Brother dan sister, kita bisa dilahirkan kembali dan dipenuhi Roh Kudus tetapi kita bisa menjadi takut ketika ada tantangan sehingga tanpa sadar kita mulai tidak berjalan lagi dalam kuasa Roh Kudus. Pada 3:21-22, Yesus dipenuhi Roh Kudus lalu pada Lukas 4:1-14, Yesus langsung mengalami pencobaan. Roh Kudus yang membawa Yesus untuk dicobai Iblis dan setelah Yesus menang dalam pencobaan itu dalam Lukas 4:14 Yesus dalam kuasa Roh kembali ke Galilea dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Brother sister, mari kita terus hidup dan dipimpin oleh Roh Kudus. Mari kita terus beritakan Injil dengan berani dan penuh kuasa.
Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang
0 comments:
Post a Comment