Sunday, 22 June 2014

Mengejar Kebahagiaan Sejati yaitu Hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh

Mengejar Kebahagiaan Sejati yaitu Hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh 

Apabila kita tidak sungguh-sungguh mengejar apa yang berarti dalam hidup ini maka kita akan terhilang.  Hal yang sederhana dalam hidup ini adalah hidup oleh iman, hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh.  Itulah kemerdekaan kita.  Perbedaan antara kebahagiaan dan kesejahteraan itu tipis.  Hidup Saudara menjadi sia-sia jika hanya mengejar apa yang ada di dunia ini.  Sebagai orang yang sudah dilahirkan kembali, Saudara bisa bernyanyi sambil loncat-loncat di gereja, tetapi kalau tidak ada beban untuk Tuhan, apa bedanya Saudara dengan penonton yang tidak tahu kalau Saudara memiliki tanggung jawab?  Hidup Saudara tidak hanya untuk kesenangan Saudara sendiri.  Ada harga yang harus dibayar untuk suatu kemenangan yang akan diperoleh.
Di mana prioritas kesungguhan yang Saudara perjuangkan?  Di situlah Saudara.  Saudara bisa di dalam keadaan tersesat atau terus di dalam track yang benar.  Di dalam Tuhan, kebahagiaan yang diberikan bukan sekedar kebahagiaan, tapi kebahagiaan yang kekal dan menetap sifatnya.  Mari kita baca di Pengkotbah 7:14.  Hari malang dan mujur, semua itu dijadikan oleh Tuhan. Namun malang dan mujur adalah keadaan yang kita alami yang sifatnya sementara.  Hal –hal duniawi itu sifatnya sementara yaitu perihal malang dan mujur.  Itu semua terjadi di dunia supaya manusia tidak bisa menemukan sesuatu mengenai masa depannya.  Yang bisa manusia lakukan hanya mencari kemungkinan demi kemungkinan, tapi belum ada kepastian.  Hanya pernyataan Tuhanlah yang pasti dan pasti terjadi.  Jika Saudara tidak sungguh-sungguh mengejar pernyataan Tuhan, bagaimana Saudara bisa mendapatkan pernyataan?  Ingat bahwa waktu Saudara mendapat pernyataan Tuhan maka Saudara bisa membawa pernyataan Tuhan bagi orang lain.  Itulah pesan Injil.  Dunia memang terlihat semakin rapi, tetapi sebenarnya semakin kacau dan semakin tidak pasti.  Hanya Tuhanlah yang menyatakan sesuatu yang pasti.  Kita semua sedang dalam perjalanan mencari kebahagiaan, tetapi sebagai anak-anak Tuhan jangan sampai kita ditipu oleh Iblis dengan kebahagiaan-kebahagiaan yang sementara.
Jika Saudara menginginkan kebahagiaan yang sejati, mari kita baca di Matius 5:1-12.  Banyak orang berbondong-bondong datang dari tempat jauh hanya untuk mendengar perkataan Yesus.  Mereka adalah orang-orang yang sedang mencari kebahagiaan.  Sekarang siapa yang tidak mau bahagia?  Untuk bahagia di dalam Tuhan, harganya tidak mahal.  Saudara menjadi miskin di hadapan Tuhan maka Saudara memiliki kerajaan Tuhan.  Saudara dilahirkan kembali bisa melihat kerajaan sorga.  Kemudian dilahirkan dari air dan roh, baru bisa masuk kerajaan sorga.  Namun bisa masuk belum tentu memiliki kerajaan sorga.  Kita sendirilah yang harus menjaganya supaya kita bisa memiliki kerajaan sorga dan terus memilikinya.  Kita harus sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan bisa menyediakan segala sesuatu asal kita menjadi miskin di hadapan-Nya.  Miskin maksudnya kita menjadi orang yang benar-benar dekat dengan Tuhan.
Berbahagialah orang yang berdukacita karena ia akan dihibur.  Roh Kudus yang disebut Penghibur, Dialah yang menghibur.  Waktu Saudara memberitakan Injil lalu ditolak atau dicaci maki,  Saudara bisa berseru kepada Tuhan, bukan untuk dibela tapi untuk diluruskan.  Dibela itu sudah pasti, tetapi yang terpenting adalah hati kita diluruskan untuk tidak terjebak dalam penolakan dan terus mengerjakan keselamatan yang dari Tuhan.  Kemudian berbahagialah orang yang lemah lembut.  Orang yang lemah lembut adalah orang yang bisa memanfaatkan kondisi untuk memenangkan orang.  Menjadi lemah lembut tidak mudah, tapi kita bisa karena kita sudah bertobat dan dilahirkan kembali.
Orang yang haus dan lapar akan kebenaran akan dipuaskan.  Oleh karena itu, kita harus terus mengejar dan melakukan kebenaran Tuhan karena kebahagiaan yang akan kita dapat dari Tuhan lebih dari hal terbaik yang ada di dunia.  Apa yang Tuhan inginkan harus terus kita kejar dan lakukan.  Untuk membayar harganya bukan memakai uang, tapi dengan hidup kita.  Berbahagialah orang yang murah hati.  Orang yang murah hati adalah orang yang bisa melihat situasi di mana dia bisa menyalurkan sesuatu yang berharga bahkan sangat berharga kepada orang lain.  Kalau pikiran Saudara dalam tuntunan Tuhan, maka tidak sulit untuk memberi.  Berbahagialah orang yang membawa damai.  Namun membawa damai dengan cara manusia tidak akan pernah bisa.  Membawa damai itu dikerjakan oleh Roh bukan oleh kekuatan manusia.
Waktu Saudara memberitakan Injil, Saudara pasti dianiaya.  Pemberitaan Injil ini bukan sekedar tugas, tapi pemberitaan Injil di mana ada manifestasinya.  Pemberitaan Injil yang betul-betul fokus.  Paulus sampai berkata “setelah memberitakan Injil, jangan aku sendiri ditolak”, maksudnya ditolak yaitu tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga.  Saudara juga harus memastikan, ketika memberitakan Injil Saudara mendapat bagian dalam kerajaan sorga.  Nabi-nabi terdahulu mengalami penganiayaan waktu memberitakan Injil, Saudara pun akan mengalami apa yang mereka alami.  Kita tidak keluar dari sesuatu yang memang harus kita bayar.
Manusia tanpa Tuhan pasti ada kekuatiran.  Mari kita baca di Matius 6:25-34.  Saudara bisa kehilangan hidup yang sesungguhnya kalau lebih mementingkan apa yang dimakan, diminum, dan dipakai.  Ada seseorang motivator dan dia mempunyai seorang anak.  Anaknya ingin dalam setiap 10 tahun ia selalu meningkatkan pencapaiannya.  Pertama dia ingin kaya dan dia bisa.  Kedua, dia ingin mempunyai rumah sebesar istana dan bisa.  Ketiga, dia ingin memiliki kapal pesiar dan bisa.  Namun akhir dari hidupnya dia bunuh diri.  Sebenarnya banyak orang di dunia yang kelihatannya bahagia, tapi hidupnya berakhir dengan kematian yang tragis karena tidak tahu arti hidup yang sesungguhnya.  Hidup di dunia memang tidak mudah, tapi di dalam Tuhan kita bisa mengatasi segala sesuatu.  Serahkanlah kekuatiranmu kepada Tuhan.
Setiap hari kalau Saudara sungguh-sungguh meminta makan kepada Bapa, Bapa pasti memberikan.  Burung di udara saja Tuhan pelihara dan setiap hari diberi makan,apalagi kita?  Kita jauh melebihi burung-burung di udara.  Kata jauh maksudnya perhatian Tuhan kepada kita itu begitu dalam.  Salomo dengan segala yang dia miliki saja tidak bisa menyaingi apa yang dari Tuhan.  Gunakan waktu-waktu yang ada untuk melakukan kehendak Tuhan.  Jangan memikirkan hal yang sia-sia.  Mari tetapkan hati kita pada kebahagiaan yang sejati karena ini yang akan dicari banyak orang.  Jangan anggap enteng pesan yang kita bawa dan jangan berhenti bersaksi.  Bapa tahu apa yang kita perlukan, janganlah kuatir.  Kita sering berpikir bahwa kita lebih pintar dari Tuhan.  Apa yang Tuhan tambahkan adalah waktunya Tuhan.  Memang yang sulit adalah penyesuaian kita dengan waktunya Tuhan.  Namun kita harus ingat, itu tambahan dan bukan yang utama.  Jangan sampai hal itu mengganggu kehidupan kita.  Ada firman Tuhan tertulis “barangsiapa tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya ia tidak layak jadi murid-Ku”.  Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.  Kenyataannya kita hidup di dunia dan kita tidak mungkin tidak mengalami kesusahan.  Namun segala kesusahan bisa diselesaikan paling lama satu hari karena firman Tuhan sudah mengatakan demikian.  
Apa yang ditanyakan murid-murid Yesus di Kisah Para Rasul 1:6 sebenarnya karena mereka punya kekuatiran yang begitu besar.  Hal itu memang ada dalam cara berpikir manusia baik secara pribadi maupun komunitas.  Namun sebenarnya kita tidak perlu tahu karena segala sesuatu sudah disediakan oleh Bapa (Kis. 1:7).  Jaminannya sudah ada di Bapa dan kita tinggal taati saja.  Yang harus kita lakukan adalah menjadi saksi dengan kuasa karena untuk itulah Roh Kudus diberikan (Kis. 1:8).  Berita Injil harus sampai ke ujung bumi.
Paulus tidak hanya memberitakan Injil, tapi Paulus juga mau menerima semua orang yang datang ke rumahnya supaya mereka bisa mendengar berita Injil yang dia bawa (Kis. 28:30-31).  Semua orang yang mengaku anak Tuhan mempunyai beban untuk memberitakan Injil, bukan hanya pendeta atau penginjil saja.  Di ayat atas disebutkan Paulus memberitakan Injil tanpa rintangan padahal di ayat-ayat sebelumnya dia mengalami banyak rintangan.  Dari situ kita bisa melihat bahwa rohnya semakin kuat sampai-sampai dia berkata tanpa rintangan.  Begitu juga seharusnya kita. Kita pasti dianiaya tapi fokus kita bukan pada aniayanya melainkan Injilnya.  Suatu saat kita akan diperhadapkan dengan mahkamah-mahkamah agama dan disitu roh kitalah yang dilatih.  Kalau Roh kuat maka itu bisa mempengaruhi mental kita.  Kita dilatih supaya tidak takut dengan apapun dan Injil akan sampai ke ujung bumi asal kita mau terus bayar harganya.   Hosea


Khotbah:
Hartono
Jubilee Semarang

0 comments:

Post a Comment