LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Thursday, 30 April 2015

Pembacaan Ayat Tahunan Bulan Mei 2015

Pembacaan Ayat Tahunan Bulan Mei 2015

Monday, 27 April 2015

Kesaksian Leni

Kesaksian Leni

Minggu lalu saya diundang teman saya datang paskahan di Unnes. Singkat cerita saya berkenalan dengan cewek
yang duduk di sebelah saya. Tiba-tiba pendetanya minta kami mendoakan satu sama lain dan dia langsung meminta saya
mendoakan dia karena dia rasa saat ini banyak masalah yang dia hadapi dengan pacar, kuliah bahkan Tuhan yang dia rasa dingin-dingin saja. Kemudian saya kesaksian dengan dia, yang dari kecil saya beragama muslim dan bagaimana hancurnya saya dulu sebelum bertobat dengan kenakalan remaja. Dia mengatakan bahwa saya terlalu berani mengambil keputusan ini karena pasti konsekuensinya bermasalah dengan keluarga. Saya katakana kepada dia bahwa ini bukan masalah berani aaupun takut api kalau orang sudah dapatkan keselamatan yang benar-benar dari Tuhan, idak ada siapapun yang dapat menghalangi. Firman Tuhan di Lukas 14:25-27 jelas mengatakan bahwa kita harus benar-benar utamakan Tuhan yang pertama dalam hidup kita. Justru saya bersyukur ada orang yang memberitakan Injil pada saya dan saya akan membawa kabar baik ini sampai kapan pun. Saya juga minta sama Tuhan agar dapat menjadi garam dan terang dalam keluarga saya. Dia bertanya kenapa hidupnya biasa-biasa saja di dalam Tuhan padahal dari kecil sudah Kristen. Saya jawab bahwa tidak ada ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa kita dapat mengikut Tuhan dengan kekuatan kita sendiri. Kita hanya dapat menyembah dalam Roh dan kebenaran.
Brosist, saya dapat Firman Tuhan di 1 Tim 6:12 “bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.”
Brosist, terus kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Beritakan Firman Tuhan baik atau tidak baik keadaannya. Kita orang-orang pilihan Tuhan. Jangan sia-siakan visi yang sudah Tuhan taruh dalam hidup kita. GBU


Kesaksian:
Leni – CG Mahasiswa Zona Atas
Jubilee Semarang

Perjalanan Diri dalam Mengalami Kebahagiaan

Perjalanan Diri dalam Mengalami Kebahagiaan

“Kebanyakan orang bahagia oleh apa yang ditetapkan dalam pikiran mereka” (Abraham Lincoln).  Dalam perjalanan hidup yang Saudara jalani, Saudara harus mengerti maknanya karena kalau tidak iman Saudara bisa kandas di tengah perjalanan.  Apabila Saudara berpikir bahwa hidup semuanya tentang Saudara maka itulah yang membuat Saudara semakin menderita dan tidak akan menemukan kebahagiaan sama sekali.  Bahagia atau tidak adalah pilihan karena ini berbicara tentang kondisi pikiran.
Kita bisa menentukan kebahagiaan dengan menentukan kondisi pikiran.  Namun tidak cukup hanya sampai pada pengondisian pikiran, tapi harus mengerti makna hidup yang sesungguhnya.  Lalu dalam kondisi kehidupan, kita mau menghadapinya dengan senang atau dengan stres?  Ini sebuah pilihan.  Kemudian untuk menjadi bahagia kita perlu melakukan kegiatan dengan sukarela.  Kita bisa sukses, tapi dalam kesuksesan kita bisa melakukan sesuatu tidak dengan sukarela dan hasilnya pasti tidak enak.  Hidup yang seperti itu namanya hidup dalam perbudakan.  Kita bisa melakukan apa yang sudah ditargetkan atau bisa melipatgandakan target.  Namun apabila dalam melakukannya tidak dengan senang hati berarti mentalitas kita masih budak.  Mental ini yang harus disingkirkan.  Kalau tidak, kita tidak akan sampai ke tanah perjanjian.  Firman Tuhan berkata apapun yang kamu kerjakan, kerjakanlah dengan senang hati.       
Berikut adalah cerita tentang perjalanan hidup Abraham Lincoln.  Abraham Lincoln mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya, tetapi dia tidak mengasihani diri sendiri dan terus mencapai apa yang dia inginkan.  Abraham Lincoln lahir pada tahun 1809, diusir bersama keluarganya dari tanah milik mereka pada usia 7 tahun.  Ditinggal mati ibunya usia 9 tahun.  Usia 22 tahun sempat menjadi staf administrasi toko tapi dipecat, lalu ia terjerat hutang pada bisnisnya.  Ia membutuhkan waktu 17 tahun untuk melunasi hutangnya.  Lalu ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan gagal.  Berbisnis lagi dan gagal.  Usia 25 tahun ditinggal mati kekasihnya.  Usia 29-31 tahun, 2 kali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan keduanya gagal.  Usia 33 tahun menikah dan mengalami banyak pende ritaan dalam perkawinannya.  Usia 34 gagal menjadi anggota kongres.  39 tahun ditinggal mati ketiga anaknya.  45 tahun kalah dalam pemilihan anggota senat.  47 tahun kalah dalam pemilihan menjadi presiden.  Kemudian kalah lagi dalam pemilihan anggota senat 2 tahun berikutnya.  Akhirnya pada usia 51 tahun ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat.  Abraham Lincoln bisa saja bunuh diri atau masuk ke rumah sakit jiwa, tapi ia bertahan dan tidak melakukan tindakan bodoh.  Ia berkata “tidak penting berapa kali Anda gagal, tapi yang penting berapa kali Anda bangkit”.  Kegagalan itu tidak ada yang abadi.  Kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda.  Apakah cerita ini menginspirasi Saudara?  Sudah berapa kali anda gagal?  Ini waktunya Saudara untuk bangkit lagi.
“Kita berada di sini bukan untuk dihukum. Kita berada di sini untuk dididik. Setiap kejadian berpotensi mengubah kita, dan bencana paling berpotensi untuk mengubah cara berpikir kita. BERSIKAPLAH SEOLAH-OLAH SETIAP KEJADIAN ADA MAKSUDNYA, MAKA KEHIDUPAN ANDA AKAN ADA MAKSUDNYA.”  Jadi jangan takut dengan bencana.  10% masalah berasal dari luar Saudara.  90% adalah bagaimana sikap Saudara dalam mengatasi masalah itu.  Banyak alasan kita untuk menyalahkan orang lain padahal kita sendirilah yang menentukan hidup kita
yang namanya “bisa”. Waktu perjalanan ke bandungan, mobil saya rusak dan saya harus mencari sparepart-nya.  Hari itu libur dan saya tidak tahu.  Mungkin kalau saya tahu saya malah tidak mencari karena toko-toko pasti tutup.  Kemudian saya mencari sparepart itu sampai ketemu karena saya ada tanggungjawab.  Dalam waktu setengah jam saya harus mendapatkannya karena saya harus segera kembali ke atas (Bandungan).  Singkat cerita saya menemukan barangnya, tapi menurut saya itu masih mahal harganya.  Lalu saya berkeyakinan bahwa di tempat lain ada yang lebih murah dengan barang yang sama.  Ternyata keyakinan saya benar, saya mendapatkan barang yang lebih murah tapi sama dengan barang yang mahal tadi.  Saya ingin menunjukkan gambaran keyakinan.  Keyakinan lebih kuat daripada pengondisian standar manusia yang sudah ditetapkan.  Kemudian ada sebuah cerita lagi.  Saya pernah mencari sambungan pipa jam 6 pagi padahal toko-toko biasanya buka jam 8.  Namun kenyataannya saya mendapatkannya.  Dulu waktu zaman Maranatha, saya pernah disuruh mencari semen jam 12 malam dan saya bisa memperolehnya.  Jangan tangkap seberapa kerasnya, tetapi ini semua berbicara tentang keyakinan.  Keyakinan lebih kuat daripada aturan-aturan yang ada.  Ini yang harus kita lakukan pada waktu memberitakan Injil.  Kita harus keluar dari aturan-aturan baku yang ada.  Saya tidak memiliki agenda waktu memberitakan Injil, tapi saya memiliki keyakinan dan selanjutnya baru agenda.  Bukan agenda dulu yang pertama.  Selama kita yakin bisa, kita pasti bisa.  Tinggal masalah caranya yang harus kita cari.  Dalam Lukas 11:9, dikatakan mintalah.  Kita harus sungguh-sungguh meminta maka kita akan diberi.  Desakan yang nyata harus benar-benar terjadi untuk apa yang kita impikan.  Tidak ada alasan untuk tidak bisa, asal kita tahu caranya.
Selanjutnya masuk ke bagian “ahli”.  Saudara harus masuk ke ahli.  Sadar atau tidak sadar manusia sering menjadi ahli di tempat di mana manusia sering berlatih atau praktek.  Sering terbiasa pasti menjadi ahli.  Apabila sudah menjadi ahli, dia pasti tahu perbedaan yang tipis-tipis.  Ibaratnya barang KW 1 dengan KW 1,5 saja dia bisa tahu.  Jika tidak ahli maka bisa tertipu dari luarnya.  Luarnya bagus tapi dalamnya busuk.  Dari ”bisa” ke “ahli” itu banyak pengorbanan.  Selain itu juga banyak tantangan, kompetisi, latihan, dan disiplin, ini semua adalah perjalanan untuk menjadi seorang ahli.

Perjalanan selanjutnya adalah menjadi “pemberi”.  Secara daging pasti enak diberi, tapi jika Saudara sudah sampai pada spirit maka Saudara akan suka memberi daripada diberi, seperti perkataan firman Tuhan.  Pemberi itu contoh atau teladan (Kis 20:35).  Ini bukan masalah hitung-hitungan, tapi kebahagiaan dalam memberi itu asalnya dari dalam hati.  Injil juga disampaikan kepada orang dengan hati yang seperti ini.  Memang lebih baik memberi daripada menerima.  Contohnya adalah Bapa di sorga yang memberikan anak-Nya yang tunggal.  Apakah Bapa bahagia?  Ya, Dia bahagia karena Dia berkata barangsiapa percaya kepada anak-Nya yang tunggal akan menperoleh hidup yang kekal.  Bapa memberikan yang terbaik.  Dia bahagia karena yang Dia hancurkan adalah pekerjaan Iblis, menyelesaikan segala masalah.  Begitu juga seharusnya Saudara.  Kalau Saudara egois (hanya memikirkan diri sendiri) maka Saudara tidak akan bisa memberi inspirasi atau menjadi contoh.  Waktu Saudara memberi pasti Saudara bahagia.
Selanjutnya tentang hal “spiritual”.  Ini dimulai ketika Saudara bertobat dan dilahirkan kembali.  Manusia sebenarnya makhluk spiritual yang tinggal di dalam tubuh dan jiwa.  Saudara harus sadar kalau Saudara adalah makhluk spiritual supaya hasil Saudara sempurna atau maksimal.  Dalam Yohanes 6:63 dikatakan bahwa perkataan Yesus adalah roh dan hidup.  Perkataan-perkataan yang menciptakan.  Perkataan yang bisa merubah pikiran kita ketika kita mendapat pewahyuan atau inspirasi.  Itulah kekuatan roh yang menggoncangkan hati dan pikiran kita.

Setelah spiritual lalu ada “kemuliaan”.  Manakah yang kita pilih: Kemuliaan kekal atau kemuliaan sementara.  Kemuliaan Tuhan hilang dari kita ketika kita jatuh ke dalam dosa (Roma 3:23).  Sehebat-hebatnya manusia dalam pencapaiannya tanpa kelahiran kembali maka dia tidak akan bisa menggapai kemuliaan Tuhan.  Waktu kita memberitakan injil sebenarnya itu mengembalikan kemuliaan Tuhan yang diberikan kepada manusia.  Dari kemuliaan ke kemuliaan adalah proses (2 Kor 3:18). Di dalamnya ada perjuangan yang sungguh-sungguh. Untuk masuk ke kemuliaan ada penderitaan yang harus dilalui (Roma 8:18).  Kita harus semakin rendah hati jika menginginkan kemuliaan yang semakin besar.  Ada sebuah perkataan “kalau naik gunung, semakin tinggi harus semakin merunduk karena kalau tidak akan terjungkal”.  Ini bukan perjalanan yang gampangan.  Namun kita yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali tinggal memahami makna di setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita.


Khotbah: Hosea Hartono
Jubilee Surabaya


Sunday, 19 April 2015

Kesaksian Ryan

Kesaksian Ryan

Saya lahir di keluarga Kristen dan masa kecil saya selalu rajin mengikuti kegiatan sekolah minggu.
Tetapi setelah bertumbuhnya umur, saya mulai menyadari bahwa sebenarnya saya belum bertemu
Tuhan. Ada kekosongan dalam hati saya dan banyak dosa yang telah saya perbuat yang menjauhkan saya dari Tuhan. Awalnya saya berpikir bahwa pelayananlah yang melayakkan seseorang untuk menjadi berkenan bagi Tuhan, tapi kenyataannya yang menjadi nomor satu dalam kehidupan saya bukanlah Tuhan. Ketika saya diinjili dan memutuskan unuk bertobat lahir baru, saya merasakan kemerdekaan dalam diri saya. Saya sangat bersyukur berada dalam visi jemaat yang benar. Firman Tuhan mengatakan bahwa umat Tuhan ialah umat yang kuat dan bertindak. Yang Tuhan perintahkan adalah hidup dalam kebenaran dan memberitakan Injil yang telah memerdekakan kita. Harusnya kita adalah kepala, bukan ekor. Dosalah yang menjadi penghancur pikiran dan potensi manusia. Kapasitas diri manusia sangatlah besar, tetapi jika manusia masih menjadi Tuhan atas dirinya sendiri, maka habislah semuanya itu.
Come on Brosist, terus berjuang dalam kemerdekaan yang Tuhan berikan, terus beriman kerena pengharapan kita takkan sia-sia di dalam Tuhan.


Ryan – CG Mahasiswa Zona Atas

Bahagia

Bahagia 

“Are you happy?” Ketika kami menghadiri suatu acara di Salatiga yang diadakan oleh Bank CIMB Niaga,, Darwin mengatakan “Apakah Anda bahagia?”  Bahagiakah Anda dengan kehidupan Anda sekarang ini?  Ketika saya mendengar hal itu, saya pun harus pastikan hidup saya bahagia setiap hari.  Dalam buku yang saya baca akhir-akhir ini, setiap orang bisa bilang bahagia ketika mereka memiliki uang banyak dan, berpendidikan tinggi.  Setiap manusia pasti mengejar kebahagiaan bahkan ketika kita sudah dilahirkan kembali, kita harus pastikan setiap hari kita bahagia. Kebutuhan seseorang akan bahagia itu dan tuntutan akan kebahagiaan itu berbeda-beda. Abraham Lincoln mengatakan “Most folks are as happy as their make up their minds to be” dalam terjemahan bahasa Indonesianya  “Kebanyakan orang sebahagia oleh apa yang ditetapkan dalam pikiran mereka.”   Yang menentukan kebahagiaan kita adalah pikiran kita tetapkan.     Tuhan menciptakan otak manusia sama tetapi hasil dari pemikiran setiap orang berbeda-beda. Ketika mereka bertumbuh ada yang jenius, ada yang rata-rata dan ada yang di bawah rata-rata.  
Manusia memiliki memori yang mereka terima dari awal mereka bertumbuh.  Saya membaca sesuatu pengetahuan tentang otak dan tentang kehamilan. Sewaktu manusia di dalam kandungan, pertumbuhan otak pada janin adalah 2-4 minggu sudah terbentuk dan pembentukan itu terus berlangsung selama 3-4 bulan.   Otak pada bayi membentuk lempengan syaraf/ tabung otak sampai sempurna dan akan terus bertumbuh sampai dengan sekarang.  Umur periode yang sangat kritis dalam pertumbuhan otak yang sangat cepat adalah dari umur 1- 6 tahun, selebihnya otak akan bertumbuh sangat lambat.  Kecepatannya 95 % lebih dari kecepatan otak orang dewasa jadi kemampuan kita berpikir ditentukan dari 1-6 tahun itu.  Anak kecil mudah untuk mengerti karena otaknya berada dalam tahap berkembang.   Mereka ingin tahu dan mencoba segala hal yang mereka tidak ketahui.  Masalahnya, keingintahuan mereka tidak disertai peran aktif orangtua.  Orangtua mereka yang kecenderungannya sibuk bekerja, tidak memiliki waktu untuk bersama-sama dengan mereka.   Akhirnya mereka distimulasi dengan nonton televisi,, bermain game dan kegiatan yang bersifat instan. Hal yang tidak dimiliki orang dewasa adalah kreatifitas yang spontanitas.  Banyak mereka yang ingin tahu dan mereka bertanya, berbeda dengan orang yang dewasa, yang seakan tahu tetapi kenyataannya tidak tahu apa-apa.   Anak-anak bisa terlepas karena mereka masih dalam tahap belajar. Mereka lebih cepat belajar, Itulah kebahagiaan mereka.    Sejak dalam kandungan harusnya kita sudah dididik. Karena itu akan menentukan bagaimana mereka kedepannya., Ketika saya hamil, jangan ada kata hal-hal yang negative yang keluar sebaliknya saya membaca Alkitab keras-keras dan memuji Tuhan keras-keras karena panca indera yang sudah berfungsi pada manusia pada pertama kali adalah telinga.  Ketika kita baca Yosua dan Ulangan.  Bahkan Tuhan katakan untuk kita mendengarkan baik-baik dan kepada Musa, Tuhan katakan untuk mengatakan di telinga Yosua bahwa perjanjian ini sampai turun-temurun.  Betapa pentingnya hal itu untuk terus dikatakan.   Bahagia dimulai dari pikiran yang kita tetapkan.  Jika kita memilih untuk bahagia kita pasti akan bahagia.   Bedanya otak laki-laki dengan otak perempuan, otak laki-laki bekerja lebih lambat dari pikiran ke perasaan tetapi otak perempuan cepat sekali dari pikiran ke perasaan.
Hal yang dialami Daud, ketika ia penuh dengan Tuhan, ia bermazmur. Betapa ajaib kejadian Tuhan.  Setiap anggota tubuh yang Tuhan ciptakan semua ada maksudnya.  Hal itu tercipta sedemikian rupa untuk tujuan yang mulia.  Kita yang sudah bertobat dilahirkan kembali harusnya kita semakin pintar karena kita terus menerus belajar akan pewahyuan dan pengetahuan akan Tuhan.  “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.  Janganlah kamu serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:1-2).

Sewaktu kita bertobat dilahirkan kembali, kita memiliki hati dan roh yang baru tetapi pikiran kita masih yang lama. Akal budi kita harus diperbaharui dari hari ke hari.  Pembaharuan budi terjadi waktu ada penyerahan total yaitu dalam pemuridan. Kedua belas rasul disebut murid Yesus karena mereka melakukan apa yang Yesus lakukan. Mereka bukan hanya saja melihat tetapii mereka melakukannya.   Mereka mengalami pembaharuan budi, Mereka banyak ditegur dan dididik..  “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”(Filipi 4:8). Di luar dari semuanya itu jangan kamu pikirkan.  Jika kita mau berpadanan dengan pikiran Kristus, maka pikirkan perkara yang diatas, bukan perkara dunia ini.  Perkara dunia selalu membawa kekuatiran dan ketakutan.  Ujung dari kekuatiran adalah kesedihan, kesedihan tidak akan ada kebahagiaan dan keyakinan.    Mereka yang berada pada area itu tidak akan bisa memberitakan Injil.  Jadi harus ada yang kita fokuskan dalam hidup kita. Dalam jemaat, jika kita tidak dalam pemuridan, pikiran ini tidak dapat ditundukkan.  Murid-murid Yesus melihat apa yang Yesus lakukan dan mereka taat dengan apa yang Yesus katakan.  
Yosua adalah salah satu orang yang luar biasa (Yosua 10: 7).   Ia adalah Abdi Musa sejak masa mudanya (Keluaran 33:11, Bilangan 11:2, Ulangan 1:38) dan pada Yosua 10:14, Yosua adalah orang yang Tuhan dengarkan permohonannya.  Dia bukan berasal dari orang-orang yang kelihatan secara mata. Ia adalah abdi Musa yang setia dari awal Musa dipanggil Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir..  Yosua memiliki jiwa yang lain. Ia memiliki cara pandang yang berbeda.  Cara pikirnya berbeda. Ia begitu berbeda karena Yosua memberikan hidupnya untuk mengikuti Musa. Yosua melihat apa yang Musa lakukan. Ketaatannya kepada Musa yang membuat ia luar biasa. Dalam Keluaran 17:9-13, Yosua dipanggil untuk memimpin bangsa Israel berperang melawan orang Amalek.  Ia mendapat kepercayaan dari Musa dan ia melakukan sama seperti yang Musa perintahkan dan Yosua mengalahkan bangsa Amalek.   Kemenangan Yosua tidak terjadi secara instan, Dia dibentuk dari kehidupannya yang sebelumnya. Ia memiliki pengejaran dan keinginan yang lebih dari yang lainnya. Ada proses, ia dimuridkan dan diajarkan.  Semakin banyak kita tahu firman, kita bisa saja sombong. Jika kita tidak menyerahkan hidup kita sepenuhnya, kita tidak bisa dimuridkan.  Yosua selalu dikatakan abdi Musa, bukan lagi karena posisi, tetapi fungsi yang dia lakukan adalah tepat.  Itulah kebahagiaan Yosua, ia tepat memposisikan dirinya.    Kebahagiaan kita karena kita mengerti dan mengikuti apa yang Tuhan katakan.  Pemuridan tidak akan pernah berhenti.  Mari kita merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.  Di luar Firman Tuhan, kita tidak akan bahagia.  Tanda orang bahagia adalah wajah kita yang bercahaya karena kemuliaan Tuhan itu terpancar.
“Not how much we have, but how much we enjoy” dalam terjemahan Indonesianya “Bukan seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita nikmati”(Charles Spurgeon).  Di luar sana orang mengejar kebahagiaan sedemikian rupa. Dan tahunya kebahagiaan tidak bisa dibayar dengan uang.  Bukan seberapa kita memiliki, tetapi bagaimana kita mensyukuri hidup ini.  “Mastery is achieved by consistent (and persistent), actions practised daily” terjemahannya “Suatu keahlian dicapai oleh konsistensi (dan kegigihan), tindakan-tindakan yang dilatih setiap hari”     Jika kita menginginkan suatu dan ingin mencapainya, harus ada latihan terus-menerus. Dalam turnamen cheerleeders yang anak saya ikuti, mereka mempelajari sedemikian rupa. Mereka memposisikan dirinya untuk menjadi pemenang. Mereka mau diajar dan mau diatur.
Brother dan sister, waktu terus berjalan. Jika kita kehilangan waktu, hal itu tidak akan kembali lagi. Jika kita tidak sadar dan tidak mau belajar dan memenuhi pikiran kita dengan pikiran Kristus, kita akan semakin ketinggalan bahkan kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang penuh di dalam Tuhan.  Kita bisa menjadi pahlawan yang gagah perkasa karena kita mau dilatih.  Pemuridan membuat kita rendah hati.  Yosua dikelilingi pahlawan yang gagah perkasa karena ia memulainya dari abdi Musa.  Ia adalah Pahlawan Tuhan bergerak maju.


Khotbah: Silviana Lontoh
Jubilee Surabaya

Saturday, 18 April 2015

Kesaksian Reffa

Kesaksian Reffa

Saya teringat pada firman Tuhan di Yesaya 55:11 “ Firman-Ku yang keluar dari mulut-
Ku….” Firman perkataannya Tuhan yang kita sampaikan itu tidak akan pernah sia-sia.
Pada tangal 21 Maret saya bertemu dengan orang yang diajak salah satu brother. Dia
ternyata adalah orang yang pernah saya temui 5 tahun yang lalu saat saya jangkau
Yusman dan Christ Pariu. Saat itu saya ingat benar setelah saya beritakan injil kepada
Yusman, lalu ketemu dengan dia  dan kita berkenalan. Atmosfir beritakan Injil enak sekali dan akhirnya Injil diberitakan. Waktu itu saya bagikan tentang anak yang hilang di Lukas 14. Tanpa Tuhan kita terhilang. Tanpa kita dilahirkan kembali kita tidak mungkin bisa diterima menjadi anak Tuhan. Banyak kekristenan hanya mengajarkan kita berbuat baik, pelayanan, rajin beribadah tetapi tidak punya hubungan sebagai seorang bapa dan anak. Sebenarnya hanya itu yang Tuhan inginkan yaitu “HUBUNGAN BAPA DENGAN ANAK” makanya manusia itu harus sadar, berbalik dan bertobat lahir kembali.
21 Maret acara KKR mahasiswa, ternyata dia diajak oleh salah satu brother. Saya sudah lupa dengan orang ini namun ternyata dia masih ingat sama saya dan selesai ibadah dia datang menghampiri saya. Awalnya saya bingung namun dia menyebutkan namanya dan berkata bahwa dia tidak pernah lupa dengan saya karena apa yang pernah saya bagikan dan tentang “tanpa Tuhan kita terhilang” dan manusia harus bertobat dan lahir baru.
Dan saat itu saya merespon perkataan dia dan mengatakan bahwa dia harus memberi diri untuk diselamatkan Tuhan supaya jangan dia terhilang, dia harus bertobat dan dilahirkan dari air dan roh. Waktu dulu dia terdiam dan sekarang banyak pertanyaan yang dia ajukan.
Besoknya saya ke kost dia. Kami bicara lagi dan dia banyak terbuka tentang hidupnya. Dia sadar kalau dia berdosa dan susah keluar dari ikatan dosa yang masih mengikatnya namun dia rasa susah keluar dari kenyamanan kehidupannya.
Di situ saya katakan dengan tegas bahwa sudah 5 tahun namun kita ketemu dan kamu masih mendengar berita yang sama berarti itu anugerah Tuhan bagi kamu untuk menerima keselamatan itu.
Dia masih banyak pikiran dengan segala rancangan hidupnya yang sudah dia buat dan dia merasa kalau lepaskan segalanya berarti melepaskan rancangan masa depannya yang sudah dia rancangkan, dan itu yang menahan dia sehingga dia belum mau.
Di situ sayapun belajar betul  bagaimana sebenarnya manusia. Sayapun sadar saya butuh Tuhan untuk berbicara lebih lagi pada dia. Saya tidak putus harapan. Saya terus berdoa, mencari Tuhan apa yang Tuhan berbicara tentang orang itu untuk dia yang saya harus katakan.
Mari brosis teruslah beritakan Injil, karena setiap kebenaran Injil yang kita bawa dan bagikan adalah Firman Tuhan dan itu tidak akan sia-sia. Wow.. Kejadian ini membuat saya kagum dan semakin semangat untuk beritakan Injil Kristus kepada siapa saja, di mana saja, apapun keadaannya. HALELUYAH……


Reffa – CG Mahasiswa Zona Atas

Hidup yang Mengalahkan Maut

Hidup yang Mengalahkan Maut 

Apakah Saudara mengucap syukur bahwa Saudara diselamatkan?  Kita mengucap syukur pasti karena ada sesuatu yang terjadi.  Respon tiap-tiap orang dalam mengucap syukur pasti berbeda-beda karena setiap orang mengalami peristiwa yang berbeda.  Namun seharusnya kita mengucap syukur dalam segala hal.  Kalau kita mau belajar untuk selalu bahagia maka kebahagiaan kita tidak ditentukan oleh keadaan atau situasi di sekitar kita.  Tuhan ada di luar situasi-situasi yang di sekitar kita.  Oleh karena itu, kita harus mengenal siapa Tuhan kita.  Umat yang mengenal Tuhannya akan kuat dan bertindak.  Sama halnya hubungan kita dengan orang lain.  Semakin jauh kita mengenal pribadi seseorang maka kita semakin intim dengan dia.  Kalau kita tidak dekat dengan seseorang atau menghakimi seseorang, itu karena kita salah paham dengan dia.  Jika tidak ada salah paham maka kita akan berjalan dengan damai sejahtera.  Kuncinya adalah satulah dengan Tuhan, baru kita bisa satu dengan orang lain.  Kasihilah Tuhan, baru kita bisa mengasihi manusia.  Apabila kita mengasihi seseorang dengan kekuatan sendiri, kita pasti kecewa.  Contohnya waktu kita memberitakan Injil kepada orang.  Ingat, hanya Tuhan yang bisa mengubah seseorang.

Mari kita baca Roma 7:21-25.  Dari ayat itu kita bisa lihat bahwa semua kelemahan atau ketidakberdayaan itu berasal dari dosa.  Kalau kita ingin semangat, tetapi tiba-tiba malas, kita harus tahu bahwa itu karena ada dosa yang berkuasa dalam anggota-anggota tubuh kita.  Kita memang manusia celaka.  Mengapa bisa dikatakan celaka?  Contohnya kita ingin baik pada seseorang, tapi yang kita lakukan salah, maka itu menjadi kecelakaan bagi orang yang ingin kita tolong.  Seperti itulah salah satu gambaran dari manusia celaka.  Kita bisa punya niat baik untuk menolong seseorang, tapi niat baik yang bukan dari Tuhan itu bisa menjadi kecelakaan.  Seperti inilah hidup yang kita alami dan Tuhan datang untuk melepaskan kita dari kesemuanya.
Dari sini saya semakin sadar, mengapa manusia dikatakan berdosa waktu makan buah pengetahuan yang baik dan jahat.  Yang jahat memang sudah jelas menjadi kehancuran, tapi yang baik juga ternyata bisa menghancurkan.  Mari perhatikan, berapa kali kita berusaha baik pada seseorang tapi itu malah merusak dia?  Pelajari hidup ini.  Kita bisa berkata ingin menjadi berkat bagi orang lain, tapi kalau itu berasal dari kebaikan kita maka kita tidak akan pernah menjadi berkat bagi orang lain.  Dari zaman dulu, kita sudah ditanamkan oleh nenek moyang kita kalau kita harus kerja keras, harus sukses, dsb.  Kalau tidak seperti itu, kita bisa mati.  Sama halnya dengan Adam dan Hawa waktu keluar dari taman Eden.  Mereka tidak lagi mempunyai pikiran seperti di taman Eden.  Yang mereka pikirkan yaitu bagaimana mereka bekerja keras. Waktu di taman Eden pernahkah Tuhan berkata bekerja keraslah supaya kamu hidup?  Tidak pernah. Tuhan yang memelihara Adam dan Hawa.  Tuhan hanya memerintahkan mereka untuk mengusahakan taman itu, beranakcucu, bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah.  Ini semua perintah Tuhan ketika Adam belum jatuh ke dalam dosa.  Lalu sekarang kita tidak mungkin bisa melakukan perintah itu kalau kita tidak hidup di dalam Tuhan.  Sehebat apapun manusia, tetap dia adalah manusia celaka.  Oleh karena itu, tidak mungkin apa yang baik dari kita bisa menyelamatkan orang lain.  Lalu siapa yang bisa melepaskan tubuh maut ini?  Yesus Kristus, Tuhan kita.  Lihatlah pertukaran pada kayu salib.  Selanjutnya dari ayat Roma 7:25 ada kata melayani, melayani berarti tidak ada pilihan.  Sejak lahir manusia tidak ada pilihan yaitu dia harus melayani hukum dosa.  Kita tidak bisa menjadi benar kecuali oleh karena kita dibenarkan Tuhan (memperoleh kebenaran).

Di 1 Korintus 15:12 dan 17, dikatakan Kristus tidak hanya mati tapi Dia juga bangkit.  Sekarang realitasnya kita menghidupi kebangkitan Kristus atau tidak?  Kalau kita masih takluk kepada maut berarti kita tidak menghidupi kebangkitan.  Ingat, setelah Yesus bangkit Dia bisa menembus tembok dan tiba-tiba berada di antara murid-murid-Nya.  Yesus bangkit dari tubuh yang binasa dan mengenakan yang tidak dapat binasa.  Lalu apakah kita harus menunggu mati dulu baru bisa mengalami kemenangan dan mengenakan yang tidak dapat binasa?  Tidak.  Namun dikatakan jika roh kita makin kuat maka kita bisa mengalahkan kekuatan daging kita.  Kita ini memiliki tubuh yang binasa dan tidak dapat binasa, mana yang lebih kuat?  Yang kita hidupi keinginan daging atau yang bisa membangkitkan roh kita?  Jika roh bangkit maka tubuh maut bisa dikalahkan, sakit penyakit juga bisa dikalahkan.  Musuh terakhir yang harus kita kalahkan adalah maut (1 Kor 15:26).  Kita adalah tentara Tuhan dan ujung dari
yang kita lawan adalah maut.  Inilah peperangan kita.  Kalau kita masih dikuasai oleh kekuatiran, kesepian, ketakutan, dan apa saja yang menghancurkan diri kita berarti kita belum bisa mengalahkan maut.
Selanjutnya di Ulangan 14:24-26.  Ini bicara tentang perpuluhan.  Sebenarnya Tuhan tidak sayang dengan uang.  Uang itu hanya alat, tapi kalau uang sudah menjadi tuan maka kita akan dikuasai oleh uang.  Di Ulangan 10:14-18 tertulis tentang apa yang Salomo lewati sampai dia jatuh. Di situ Tuhan mengajarkan supaya raja-raja jangan terpaut pada dunia ini karena kalau terpaut mereka akan lupa akan hukum-hukum Tuhan.

Sebenarnya menang itu mudah, tapi masalahnya pikiran kita bisa mencapainya atau tidak (1 Kor 15:54-55). Iblis itu hanya menakut-nakuti kita supaya kita mengikutinya dan tidak mengikut Tuhan.  Jika kita terus mengenakan yang dapat binasa maka maut tidak akan pernah ditelan oleh kemenangan.  Oleh karena itu, hiduplah di dalam Kristus supaya kita tidak binasa.  Hidup ini menjadi rumit karena kita jatuh pada dunia ini. Ketika hukum diberikan baru kelihatan mana yang benar dan mana yang tidak (1 Kor 15:55).  Oleh sebab itu, hukum Taurat tidak dihapuskan supaya manusia tahu dirinya berdosa atau tidak.  Lalu apabila kita sudah tahu kebenaran, tapi masih menghidupi yang tidak benar, ini namanya bodoh.  Seharusnya kita berseru kepada Tuhan supaya diselamatkan karena pertolongan kita berasal dari Tuhan.  Dalam kesulitan apapun, pertolongan kita hanya di dalam nama Yesus.  Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.  Orang benar akan hidup oleh karena percayanya (iman).  Kalau kita berusaha hidup dengan kekuatan kita sendiri maka maut mulai menjalar lagi dalam hidup kita.  Iblis sering mendustai kita dengan berkata 50 % dunia dan 50 % Tuhan, itu tidak masalah.  Ini tidak bisa.  Tuhan hanya perintahkan “ikutlah Aku!”  Lihat di Lukas pasal 14 dikatakan jika kamu tidak membenci bapamu, ibumu, istrimu, anakmu, menantumu, maka kamu tidak bisa menjadi murid-Ku.  Bahkan jika kamu tidak membenci nyawamu sendiri kamu tidak bisa menjadi murid-Ku. Tuhan ingin memisahkan kita dari manusia jasmaniahnya kita.  Itu syarat pertama untuk mengikut Yesus. Lalu kedua, kalau kamu tidak memikul salib dan mengikut Aku maka kamu tidak bisa menjadi murid-Ku.  Kita harus melewati padang gurun kalau mau mengikuti Tuhan.  Kita juga harus memerintah, mengalahkan maut supaya kita bisa mengikut Tuhan.  Sadar, kalau kita tidak mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh maka tidak mudah mengambil hal duniawi dari otak kita.  Jangan berpikir maut itu gampangan.  Sekarang pertanyaannya, bisakah Saudara melawan kejahatan yang ada di dalam hati Saudara?  Tidak bisa, kecuali Tuhan yang menganugerahkannya kepada Saudara.  Dahulu Tuhan sudah menang, tapi bagaimana dengan Saudara?  Saudara menang atau tidak hari ini?  Kita semua tidak bisa menghidupi monumen yang dulu.  Selama masih dikatakan hari ini ya hari ini.  Bukan kemenangan kemarin karena yang kemarin itu sudah masa lalu.  Hari ini menang atau tidak, hari ini menghidupi kejahatan atau tidak, hari ini berkuasa atau tidak.  Kadang kita berpikir hari ini kalah tidak apa-apa, kan masih ada hari esok.  Tahukah bahwa hari esok tantangannya lebih berat?  Kebanyakan dari kita goyah karena memang ada Iblis yang terus mencobai kita (1 Kor 15:58).  Iblis menanti waktu yang baik untuk menyerang kita dan dia datang dengan lemah lembut. Dia datang untuk merangsang manusia lahiriah kita di mana ujungnya selalu kepada diri kita sendiri.  Oleh karena itu, syarat yang ketiga dari mengikut Yesus yaitu kalau kita tidak melepaskan segala sesuatu dari milik kita maka kita tidak bisa menjadi murid Yesus.  Selain itu, kita juga tidak boleh melupakan persekutuan kita dengan Tuhan (keintiman dengan Tuhan).

Inilah kehendak Paulus yaitu mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya (Filipi 3:10).  Bagaimana dengan kita?  Apa kehendak kita?  Ingat, sedikit ketidakpercayaan itu tetap saja namanya tidak percaya.  Terang ya terang, sama sekali tidak ada kegelapan.  Kalau masih ada sedikit saja kegelapan dalam hati kita berarti itu bukan terang.  Terang yang dari Tuhan pasti menelanjangi kegelapan.  Mengapa masalah kita tidak selesai-selesai?  Karena kegelapan itu tidak disingkirkan.  Waktu kegelapan itu diusir baru masalah selesai.  Kembali ke kitab Filipi, di ayat 11.  Kita seharusnya memiliki kehendak seperti Paulus supaya kita bisa bangkit dari antara orang mati dan bisa mengenakan yang tidak dapat binasa.  Kita harus mengejar Tuhan dengan segenap hati supaya manifestasi Tuhan sungguh-sungguh ada di tengah dunia ini (Filipi 3:12).  Hidup kita harus benar-benar murni.

Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak, lebih dari itu berasal dari si jahat.  Bagaimana kita mau memberitakan Injil kalau masih ada kegelapan dalam hati kita?  Memang sepertinya gila kalau hidup seperti ini.  Namun kita mau hidup yang kita hidupi itu karena firman Tuhan, bukan karena orang.  Jangan takut tidak bisa hidup karena Tuhan yang menyediakan.  Jangan takut maut menguasai kita jika kita di dalam terang.  Belajar untuk taat.  Dosa ya dosa.  Sedikit ragi bisa mengkhamirkan seluruh adonan.  Jadilah hamba-hamba Tuhan yang hidup dengan kebenaran.  Mari kita kalahkan maut yang ada di dalam kita.  


Khotbah:Sukaryo Ksatria
Jubilee Semarang

Friday, 10 April 2015

Pertukaran pada kayu salib (Bagian Lima)

Pertukaran pada kayu salib (Bagian Lima)

Berikutnya kita akan membahas pertukaran berikutnya yang terjadi di kayu salib.
Mari kita baca di 2 Korintus 8:9:
"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya."
Dari ayat di atas secara jelas kita bisa melihat pertukaran yang terjadi yaitu Yesus menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Sebuah cerita yang konyol pernah saya dengar dari beberapa orang yang mengatakan bahwa selama Yesus melakukan pelayanan penyebaran Injil, Dia dalam kondisi yang serba kekurangan, atau dikatakan miskin. Tapi apakah benar demikian?

Jika kita membaca di Lukas 22:35-36 secara jelas Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya:
"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka: "Suatupun tidak..."
Pada waktu Yesus mengutus murid-murid, Dia bahkan berpesan dalam Matius 10:10
"Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya."
Dari gambaran diatas kita sudah mendapat sebuah jawaban, bahwa selama Yesus melakukan pemberitaan Injil Dia mungkin tidak membawa banyak uang, atau berlimpah dengan uang, tapi Dia dan murid-murid-Nya "Tidak pernah kekurangan suatu apapun".

Mari kita juga mengingat bagaimana Yesus memberkati makanan dan membagikannya kepada 5000 orang dan masih ada sisa 12 bakul. Jadi jelas mereka tidak pernah kekurangan, lalu kapan Yesus mengalami kemiskinan?

Dalam ulangan 28:48 kita akan mendapatkan gambaran tentang "kemiskinan Total"
"maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya..."
Ada 4 hal yang menjelaskan tentang kemiskinan total tersebut:
1.Lapar
2. Haus
3. Telanjang
4. Kekurangan akan segala-galanya (tidak mempunyai apa-apa)
Dari sini kita bisa mendapatkan jawabannya, yaitu Yesus mengalami kemiskinan sewaktu Ia menjalani proses penyaliban. Mari kita lihat satu persatu:
1. Yesus merasa lapar. Selama hampir 24 jam Ia tidak makan
2. Yesus merasa Haus. Salah satu ucapan Yesus yang terakir di kayu salib adalah "Aku Haus!"
3. Yesus dalam keadaan telanjang. Para prajurit mengambil semua pakaian-Nya
4. Ia tidak mempunyai apapun. Yesus tidak memiliki apapun lagi sehingga ketika mati mayat-Nya pun harus dibungkus dengan jubah pinjaman dari orang lain, kemudian dikuburkan dalam sebuah makam kepunyaan orang lain. Demikianlah Yesus mengalami kemiskinan total demi manusia.

Wednesday, 8 April 2015

Pertukaran pada kayu salib (Bagian empat)

Pertukaran pada kayu salib (Bagian empat)

Aspek berikutnya dari pertukaran pada kayu salib itu merupakan akibat yang logis dari aspek sebelumnya. Seluruh Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, menekankan bahwa pada akhirnya dosa akan mendatangkan maut. "Upah dosa adalah Maut".

Yehezkiel 18:4 tertulis:
"...Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati."
Yakobus 1:15 dikatakan:
"apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut"

Maka dari itulah ketika Yesus menanggung segala dosa kita diatas kayu salib, dengan sendirinya Ia juga harus menjalani kematian sebagai hukuman atas dosa tersebut.

Dalam Ibrani 2:9 diteguhkan lagi dengan pernyataan:
"Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia."
Yesus HARUS MATI, karena kematian adalah konsekuensi atau akibat yang tidak dapat dielakkan dari dosa manusia yang ditanggung-Nya itu.
Dengan menjalani kematian itu, sekarang Yesus dapat memberikan kehidupan yang kekal kepada semua orang yang mau menerima pengorbanan-Nya di kayu salib untuk menggantikan manusia itu.

Ibrani 1; 18 mengatakan:
"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah."
Bila kita percaya dan menerima pengurbanan Yesus di kayu salib maka kita akan menerima keselamatan yang berasal dari Tuhan, namun juga kita menolak bahkan menganggap hal itu suatu kebodohan, maka kita akan binasa!

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
"Yesus menjalani kematian bagi kita
supaya kita menerima kehidupan-Nya."


Pertukaran pada kayu salib (Bagian satu)
Pertukaran pada kayu salib (Bagian dua)
Pertukaran pada kayu salib (Bagian tiga)


Hengky Irawan
Jubilee Surabaya


Inspirasi: Kuasa Rohani Yang Mengubah hidup anda - Derek Prince



Pertukaran pada kayu salib (Bagian tiga)

Pertukaran pada kayu salib (Bagian tiga)

Pada postingan sebelumnya sudah kita bahas 2 hal pertukaran pada kayu salib yaitu:
1. Yesus dihukum supaya kita diampuni
2. Yesus disakiti supaya kita disembuhkan

Aspek yang ketiga dari pertukaran yang terjadi pada kayu salib adalah
"Yesus dijadikan dosa oleh dosa kita supaya kita dijadikan benar oleh kebenaran-Nya"

Mari kita baca Yesaya 53:10
"Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."

Pada ayat diatas dikatakan bahwa Tuhan telah memberikan Nyawa Yesus sebagai "Korban penebus salah".
Dalam peraturan hukum Taurat, ada beberapa macam kurban penghapus dosa yang berlaku pada masa itu. Yaitu orang yang telah melakukan dosa tertentu harus membawa kurban untuk disembelih oleh imam, bisa berupa seekor domba, kambing, lembu jantan, atau hewan lainnya. Orang tersebut harus berdiri disebelah hewan korban sambil mengakui segala dosa yang sudah dia lakukan, kemudian imam secara simbolis akan mengalihkan dosa yang telah diakui itu dari orang yang bersangkutan kepada hewan yang dipersembahkannya.

Pengggambaran yang ada ini adalah penggambaran dimana Yesus akan menjadi "Kurban penebus salah", satu kali untuk selama-lamanya.
Nyawa Yesus telah menjadi ganti bagi dosa seluruh umat manusia. Melalui kematian-Nya Yesus menggantikan orang-orang yang berdosa, dan bukan hanya itu saja, tapi Yesus juga menyediakan tebusan yang diperlukan untuk menghapus dosa-dosa seluruh umat manusia.

Mari kita baca di 2 Korintus 5:21
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."

Kondisi manusia yang telah jatuh dalam dosa tidak akan mungkin memperoleh kebenaran yang sejati dengan segala upaya manusia sendiri, tetapi pembenaran atau kebenaran dari Tuhan sendiri yang membuat kita beroleh pembenaran. Kebenaran ini jauh lebih mulia dibandingkan dengan kebenaran kita sendiri. Kebenaran ini hanya dapat diperoleh dengan menaruh "Iman".

Jadi aspek ketiga pertukaran yang telah terjadi di kayu salib adalah
"Yesus dijadikan dosa oleh dosa kita 
supaya kita dijadikan benar oleh kebenaran-Nya"


Pertukaran pada kayu salib (Bagian satu)
Pertukaran pada kayu salib (Bagian dua)



Hengky Irawan
Jubilee Surabaya


Inspirasi: Kuasa Rohani Yang Mengubah hidup anda - Derek Prince

Pertukaran Pada Kayu Salib (Bagian dua)

Pertukaran Pada Kayu Salib (Bagian dua)

Pada kesempatan ini saya akan membagikan 2 hal pertukaran yang terjadi di kayu salib. Dimana pertukaran ini mencakup 2 sisi kehidupan kita, yaitu secara Rohani dan Jasmani.
Sisi yang pertama yaitu Yesus menanggung hukuman yang dijatuhkan atas pemberontakan dan kejahatan kita, supaya kita dapat diampuni dan diperdamaikan kembali dengan Tuhan.

Roma 5:1 menyatakan:
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Sebuah kondisi dimana kita dibenarkan karena iman, kemudian kita menikmati kehidupan dalam damai sejahtera dengan Bapa oleh karena Yesus

Dalam Yesaya 53:4-5 menyatakan dengan jelas bahwa Yesus menanggung semua hukuman kita, dan dia menggantikan itu dengan pengampunan.

"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

Dari sisi jasmani, Yesus menanggung segala penyakit dan kesengsaraan kita, supaya oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh (dari segala penyakit).
Pertukaran dari sisi jasmani ini dijelaskan pada ayat berikut:

"Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
(Matius 8:16-17)

Secara jelas ayat diatas menyatakan bahwa Yesus menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Dan hal ini dilakukan Yesus untuk menggenapi firman yang telah disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita".
Begitu juga yang tertulis di 1 Petrus 2:24
"Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."

Dari sini kita bisa menarik 2 hal pertukaran yang terjadi pada kayu salib yaitu:
1. Yesus dihukum supaya kita diampuni
2. Yesus disakiti supaya kita diselamatkan


Pertukaran pada kayu salib (Bagian 1)


Hengky Irawan
Jubilee Surabaya


Inspirasi: Kuasa Rohani Yang Mengubah hidup anda - Derek Prince

Tuesday, 7 April 2015

Pertukaran pada kayu salib (Bagian satu)

Pertukaran pada kayu salib (Bagian satu)

Kematian Yesus pada kayu salib adalah sebuah kejadian luar biasa yang pernah terjadi dalam sejarah manusa. Dan isi dari berita Injil seluruhnya berpusat pada kejadian ini. Sebuah kejadian dimana Yesus memberikan seluruh hidup-Nya untuk menggantikan posisi kita yang seharusnya layak menerima hukuman akibat dosa dan pemberontakan terhadap Tuhan yang telah kita lakukan.

Sebuah undangan yang disampaikan Yesus kepada seluruh umat manusia adalah:
"Marilah kepadaku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat
Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11;28)

Sebuah pernyataan yang luar biasa, dimana kita diundang oleh Yesus untuk menyerahkan semua beban, tekanan hidup dan seluruh masalah kita kepada Dia. Dan sebagai gantinya Dia akan memberikan kepada kita "Kelegaan". Sebuah undangan yang seharusnya membuat kita sadar, bahwa sebenarnya kita sudah gagal dan tidak ada satupun usaha kita yang bisa menyelesaikan semua masalah hidup kita. Sebuah undangan yang menyadarkan kita bahwa Tuhan ingin kita hidup dalam kemerdekaan, hidup dalam kelegaan.

Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Ibrani mengatakan:
"Sebab oleh satu korban saja Ia (Yesus) telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan" (Ibrani 10:14)
Dalam ayat ini secara jelas dikatakan bahwa Yesus telah menjadi korban penebus salah dari semua kesalahan kita dimana Ia telah "MENYEMPURNAKAN" untuk "SELAMA-LAMANYA".
Yesus telah menjadi korban tebusan yang mempu menjawab semua keperluan atau masalah yang dihadapi oleh manusia. Bahkan, dampak dari kematian-Nya dan kebangkitan-Nya tidak hanya menjangkau seluruh kurun waktu dalam sejarah, melainkan juga sampai menuju kepada Kekekalan.

MASALAH MANUSIA DAN JAWABAN TUHAN

Manusia adalah mahkluk yang komplek, dan kita tahu bahwa manusia itu memiliki masalah yang beragam dan sangat banyak jumlahnya. Setiap manusia memiliki masalahnya masing-masing. Dan setiap manusia selalu berusaha mencari jalan keluar dari permasalah hidup yang mereka hadapi. Ada beberapa yang berhasil ada ada pula yang gagal. Dengan kondisi seperti ini dimana manusia diperhadapkan dengan berbagai macam ragam masalah, Tuhan memberikan solusi bagi kita. Tapi perbedaannya adalah, Tuhan hanya memberikan SATU jawaban saja. Yaitu semua orang harus datang kepada tempat yang sama yaitu "KAYU SALIB YESUS". Ada tertulis di Alkitab dimana Yesus secara tegas mengatakan bahwa Dialah SATU-SATUNYA JALAN. Jika mempercayai apa yang Yesus katakan maka dengan tegas pula kita akan berani menyatakan bahwa "HANYA YESUS JALANNYA" dan tidak ada jalan lain!

KEJAHATAN MANUSIA
Yesaya 53:6 menyatakan:
"Kita sekalian sesat seperti domba
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya (Yesus)
kejahatan kita sekalian"
Inilah sebenarnya inti dari semua permasalahan yang dihadapi oleh seluruh manusia; "Kita mengambil jalan kita sendiri", yang itu artinya kita tidak taat kepada Tuhan. Dan hal ini membuat kita terpisah dari Tuhan seperti yang tertulis di Yesaya 59:1-2
"Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."
Di ayat ini dengan jelas dikatakan bahwa sebenarnya Tuhan mau mendengar bahkan bersatu dengan kita, tetapi kesalahan kita dan kejahatan kitalah yang memisahkan kita dari Dia.


Dalam bahasa Ibrani untuk menyebut dosa dalam Yesaya 53:6 tadi adalah dengan sebuah kata "Avon", yang dalam bahasa Indonesia dialihbahasakan sebagai "kejahatan", atau dalam bahasa Inggris "Iniquity". Dalam bahasa Indonesia kata Avon lebih tepat diterjemahkan sebagai "pemberontakan" atau "pembangkangan" terhadap Tuhan.


Namun sebenarnya terjemahan tersebut belum mampu mengartikan secara utuh kata "Avon" tersebut. Karena sebenarnya kata itu bukan hanya berbicara tentang kejahatan yang dilakukan itu sendiri, tapi di dalamnya termasuk juga "Hukuman" atau "Hal-hal buruk" yang diakibatkan oleh kejahatan itu sendiri.
Jadi selain berbicara tentang kejahatan yang sudah dilakukan, kata itu sendiri secara jelas menerangkan sebuah konsekuensi dari tindakan tersebut.
Sebagai contoh di Kejadian 4:13, suatu peristiwa setelah kain membunuh Habel, dan ia dijatuhi hukuman atas perbuatannya itu, Kain berkata kepada Tuhan "Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung". Dalam bahasa Ibrani, kata Hukuman adalah "Avon". Jadi kata Hukuman yang ada di ayat tersebut bukan hanya mengacu pada kejahatan yang dilakukan Kain saja, tetapi juga kepada hukuman yang ditimpakan atasnya.


Contoh lainnya adalah tentang seekor kambing yang harus dilepas ke padang gurun pada Hari Pendamaian (Grafirat), dikatakan "Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus..." (Imamat 16:22). Secara simbolis kambing jantan itu bukan hanya mengangkut kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh bangsa Israel selama satu tahun, tetapi ia akan sekaligus menanggung akibat buruk atau mala petaka yang diakibatkan oleh kejahatan tersebut.


Kemudian di Yesaya 53:6 tertulis "...TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan [Avon] kita sekalian." Yesus tidak hanya menanggung segala kejahatan kita. Ia juga menanggung segala akibat buruk yang ditimpakan sebagi hukuman atas kejahatan-kejahatan tersebut. Yesus menanggung semua dosa dan segala akibat dari dosa tersebut dan membawanya pergi, supaya kita tidak tertimpa hukuman itu lagi.

Inilah tujuan utama dari kayu salib, yaitu terjadinya "Pertukaran Ilahi", dimana Yesus menggantikan tempat kita untuk menerima hukuman yang seharusnya kita jalani karena kejahatan kita. Sebagai gantinya, Tuhan menyediakan bagi kita segala kebaikan yang seharusnya layak diterima Yesus sebagai balasan atas ketaatan-Nya kepada Bapa. Segala kejahatan dan hukuman yang seharusnya menimpa kita telah ditimpakan kepada Yesus, supaya segala kegaikan yang seharusnya diterima oleh Yesus dapat diberikan kepada kita.

MENGAPA YESUS HARUS MENGALAMI KEMATIAN DAN KEBANGKITAN?

Tanpa kematian Yesus di kayu salib maka tidak akan ada penebusan, tidak akan ada pendamaian atas semua dosa kita, tidak akan ada solusi bagi kita untuk kembali bersatu dengan Bapa Tuhan semesta alam. Yesus harus mengalami semua kesengsaraan, penghinaan, ketertolakan, kemiskinan, siksaan, bahkan kematian, supaya kita bisa mendapatkan segala "yang baik" dari Bapa.
Mari kita lihat beberapa ayat yang berbicara tentang hal ini:

Lukas 24:46
"Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,"

Matius 20:19
"Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."

Markus 8:31
"Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari."

Markus 9:31
"...Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."

Markus 10:33-34
"kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."

Markus 14:28
"Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

Lukas 9:22
"Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."

Lukas 8:32-33
Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."

Lukas 24:46
"Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,"

Masih banyak ayat-ayat yang lain yang menyatakan bahwa Yesus harus mengalami kematian dan kebangkitan. Masihkah kita mempertanyakan "Apakah Yesus mengalami kematian? Ataukah tidak?"
Ayat-ayat diatas adalah perkataan dari Yesus sendiri. Dia yang dengan tegas memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang apa yang akan terjadi pada dirinya, masakan berbohong?
Apakah Yesus akan mengingkari apa yang sudah dia nyatakan sendiri?
Jika benar Yesus tidak mengalami kematian maka bisa kita katakan bahwa Yesus berdusta.
Tapi yang benar-benar terjadi adalah "Yesus" menyelesaikan semua perkataan-Nya dan menggenapi semua nubuatan para Nabi tentang Diri-Nya.
YESUS HARUS MENGALAMI KEMATIAN DAN KEBANGKITAN SUPAYA KITA BEROLEH PENDAMAIAN DENGAN BAPA!
TANPA PENGORBANAN YESUS KITA TIDAK AKAN BEROLEH JALAN MENUJU KEPADA KEHIDUPAN KEKAL!

" Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!"
(Filipi 2:8-11)





PERTUKARAN PADA KAYU SALIB
Pertukaran yang terjadi di kayu salib:
1. Yesus dihukum supaya kita diampuni
2. Yesus disakiti supaya kita disembuhkan
3. Yesus dijadikan dosa oleh dosa kita supaya kita dijadikan benar oleh kebenaran-Nya
4. Yesus menjalani kematian bagi kita supaya kita menerima kehidupan-Nya
5. Yesus mengalami kemiskinan kita supaya kita menikmati kelimpahan-Nya
6. Yesus menanggung rasa malu kita supaya kita menerima kemuliaan-Nya
7. Yesus menanggung ketertolakan kita supaya kita diterima oleh Bapa
8. Yesus menjadi suatu kutuk supaya kita menerima berkat.


Pertukaran pada kayu salib (Bagian dua)


Hengky Irawan
Jubilee Surabaya


Inspirasi: Kuasa Rohani Yang Mengubah hidup anda - Derek Prince

Monday, 6 April 2015

Pembacaan Ayat Alkitab bulan April 2015

Pembacaan Ayat Alkitab bulan April 2015

Kesaksian Pertobatan Meiliana

 
Kesaksian Pertobatan Meiliana

Natal tahun lalu saya berseru kepada Tuhan, saya rindu untuk bertemu dengan Dia. Saya rindu untuk pergi ke gereja. Karena sudah lama sekali saya tidak pergi ke gereja. Pada pertengahan bulan Januari 2015 ada brother dan sister datang ke rumah. Lalu mereka berbincang bincang dengan kakak saya. Saat itu saya sedang bermain HP. Tiba tiba kakak saya memanggil, saya dikenalkan dengan mereka. Kakak saya mengajak saya pergi ke gereja tapi pada saat itu saya menolak. Dalam hati saya merasa saya orang yang munafik. Sebenarnya saya sangat ingin ke gereja mendekatkan hidupku pada Tuhan lagi bahkan saya sangat ingin bertemu dengan Tuhan. Setelah brother sister pulang kakak saya masuk ke kamar saya. Dia mengajak lagi, langsung saya mengatakan saya mau ikut ke gereja. Hari minggunya saya datang ke gereja.  Saya disambut luar biasa hangatnya di jemaat dan saya sangat kagum kepada mereka saat pujian penyembahan. Mereka lepas dari beban dan bersukacita. Saya diinjili dan diberitahu tentang pertobatan lahir kembali. Lalu sayapun menerima pertobatan itu. Saya didoakan dan pada tanggal 8 Februari saya dibaptis. Saya mengalami perjumpaan dengan Tuhan, sampai Tuhan bekerja dalam hidup saya. Saya mulai menginjili teman teman sekolah sampai teman saya jenuh dan bahkan ada yang membenci saya.  Mereka mengatakan bahwa  saya sedikit sedikit berbicara dengan  Tuhan.  Tetapi saya tidak perduli dengan ejekan mereka karena mereka tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Namun saya tidak membenci mereka. Saya terus memberitakan Injil kepada mereka. Saya akan terus semangat dalam Tuhan. Mari Brother Sister, kita terus memberitakan Injil kepada mereka yang belum mengenal Tuhan.
Gbu.

Kesaksian: Meiliana
CG The Winner