Super Kuasa yang harus Dioptimalisasikan
Saya akan berbicara tentang kuasa. Di dunia, siapa yang berkuasa dialah yang akan menentukan. Kita bisa melihatnya dalam realitas dunia ini, termasuk dalam keluarga. Sekarang pertanyaannya, siapa yang berkuasa dalam hidup kita? Kalau yang berkuasa adalah keinginan-keinginan kita maka itu yang akan terus beroperasi dalam kehidupan kita. Namun jika Tuhan yang berkuasa maka Ia yang akan beroperasi dalam seluruh kehidupan kita dan di situ tidak ada celah untuk main-main. Kalau kita loyo-loyo di mana kuasa Tuhan itu? “Apabila TUHAN, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau.” (Ulangan 15:6). Inilah rencana Tuhan bagi umat pilihan-Nya yaitu menguasai. Jika kita tidak menguasai maka kita yang akan dikuasai. Mengapa setiap hari kita harus menang? Supaya kita tidak dikuasai selain hanya kuasa Tuhan saja.
Dalam berkuasa ada beberapa hal yang perlu kita ketahui:
1. Dasar
Dasarnya harus Roh Kudus. Tidak ada yang lain karena Yesus telah naik ke sorga dan mengirimkan Roh Kudus. Inilah super kuasa itu yaitu Roh Kudus. Di Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus ke atas kamu. Sudahkah Roh Kudus turun ke atas kamu? Dan benarkah kamu menjadi saksi, menjadi terang dan garam dunia? Tanpa kuasa Tuhan maka kita tidak ada apa-apanya. Dimanapun kita berada, ada kuasa Tuhan atau tidak dalam kita? Karena kuasa inilah yang membuat kita tidak tunduk pada hal-hal yang bisa membuat kita curang atau berlaku tidak benar. Kuasa ini juga yang membuat kita tidak mudah masuk atau terlarut dengan situasi dunia yang semakin jahat. Pastikan Roh Kudus ada di dalam Saudara.
2. Penaklukkan diri
Tuhan menentang orang yang congkak, tapi mengasihani orang yang rendah hati. Tuhan memberi kasih karunia kepada orang yang rendah hati. Bagaimana supaya Tuhan bisa bekerja? Rendahkan diri, taklukkan diri kita di hadapan Tuhan (2 Kor 10:3-5). Banyak orang hanya mau berkat, mujizat, tapi tidak mau menaklukkan diri kepada Kristus. Waktu Yesus naik ke sorga, Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk menunggu kuasa dari tempat tinggi dan mereka taat. Kemudian ketika mereka harus menambahkan satu rasul karena Yudas Iskariot pergi, mereka juga taat. Inilah contoh dari penaklukkan diri. Begitu juga seharusnya kita. Pikiran kitalah yang sering menghalangi kita untuk tunduk. Oleh karena itu, ubah cara pikir kita dan taklukkan kepada Kristus. Ketika murid-murid Yesus penuh dengan Roh Kudus, mereka tidak lagi banyak pertanyaan seperti ketika masih bersama dengan Yesus. Mereka tinggal mengikuti saja apa yang dikatakan oleh Roh Kudus.
3. Kelengkapan
Ada kelengkapan yang sudah diberikan oleh Tuhan supaya kita menjadi kuat (Efesus 6:10-18). Jika kita tidak mau mengoptimalisasikannya maka kita hanya akan menjadi biasa-biasa saja. Ingat bahwa yang kita lawan bukan darah dan daging, tapi Iblis. Perkataan Iblis itu manis, berbeda dengan perkataan firman Tuhan yang seringnya tidak enak seperti menegur, mengusir, dsb. Hal kecil yang kita biarkan menyimpang semakin lama akan membuat kita jauh dari Tuhan. Tipu muslihat Iblis itu kelihatan manis, tapi akibatnya bisa membuat kita menyesal untuk selamanya jika kita tidak bertobat.
Orang yang sudah bertemu dengan Tuhan dan dilahirkan kembali maka baginya tidak ada kata tertunduk. Kita menjadi orang yang berani berdiri bukan karena kesombongan, tapi karena kuasa Tuhan. Oleh karena itu, pakailah perlengkapan yang sudah Tuhan berikan. Kita tidak bisa berkata saya tidak tahu atau saya tidak punya karena Tuhan sudah berikan supaya kita bisa melakukan secara optimal apa yang sudah secara optimal apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
4. Tindakan
Bertindak tidak harus menunggu lama. Sekarang Saudara mendengar firman Tuhan, menerima Roh Kudus dan kelengkapan maka Saudara bisa bertindak. Tidak harus belajar dulu sekian tahun baru bertindak. Namun kita memang perlu diingatkan terus (Roma 15:14-15). Mengucap syukur jika ada yang mengingatkan. Jangan menjadi orang yang merasa bisa, tapi jadilah orang yang bisa merasa (Pepatah Jawa: Dadi wong ojo rumangsa bisa, tapi bisa rumangsa). Mengucap syukurlah jika ada nasihat supaya kita tidak salah. Inilah yang menjadi tindakan kita yaitu apa yang Kristus sudah kerjakan. Tindakan itu adalah kita bisa memimpin orang-orang dalam perkataan dan perbuatan (Roma 15:16-18). Bukan hanya perkataan saja.
Super kuasa yang harus dioptimalisasikan dasarnya hanya satu yaitu Roh Kudus. Tidak ada yang lain karena kuasa itu datangnya dari Tuhan. Selanjutnya yang diperlukan adalah penaklukkan diri kita. Lalu ada perlengkapan yang Tuhan sediakan dan bertindak.
Ada keterkaitan antara apa yang saya bagikan dengan 4 zona yang pernah dibagikan (zona nyaman, tantangan, harapan, dan komitmen). Roh Kudus mengingatkan kita supaya kita lepas dari zona nyaman. Setelah keluar dari zona nyaman, lalu ke zona tantangan di mana kita harus menaklukkan diri kita. Kemudian masuk ke zona harapan. Ingat ada perlengkapan yang Tuhan sediakan sehingga kita bisa bertindak dan masuk ke zona komitmen.
Di 1 Korintus pasal 12 berbicara tentang karunia-karunia roh yang harus dioptimalisasikan. Rupa-rupa karunia, tapi berasal dari satu roh. Ada 9 karunia roh yaitu hikmat, pengetahuan, iman, menyembuhkan, mujizat, bernubuat, membedakan bermacam-macam roh, bahasa roh, dan menafsirkan bahasa roh itu.
Pertama yaitu penyadaran pikiran atau jiwa. Kita butuh roh untuk menyadarkan orang. Ini adalah pekerjaan roh, tapi dimulai dari kita karena kita sudah memiliki karunia roh. Kedua yaitu pembelajaran tubuh. Ini yang langsung berhubungan dengan tubuh jasmani kita yaitu bernubuat, menyembuhkan, dan mengadakan mujizat. Lalu yang ketiga adalah pembiasaan roh. Inilah kehidupan manusia kita yaitu tubuh, jiwa, dan roh. Untuk menjadi optimal maka ketiganya harus bekerja, tidak bisa hanya satu. Misalnya, tubuh tidak akan bisa bekerja dengan baik kalau pikiran kacau. Lalu kita juga tidak bisa hanya nge-roh saja karena kita masih hidup di dunia. Kalau tidak ketiga-tiganya bekerja maka tidak akan bisa menjadi optimal.
Selanjutnya di 2 Korintus 8:1-7. Ayat ini berbicara tentang jemaat di Makedonia. Jemaat Makedonia dijadikan teladan oleh Paulus untuk jemaat-jemaat yang ada di Korintus. Jemaat Makedonia dicobai dengan berat, tapi mereka bersukacita. Meskipun mereka sangat miskin, tapi mereka kaya dalam kemurahan. Seperti inilah jika ketiga-tiganya (tubuh, jiwa, dan roh) bekerja. Bahkan mereka meminta apa yang perlu mereka lakukan, tanpa harus disuruh terlebih dahulu. Mereka dengan kerelaan mau menyerahkan diri. Bukan hanya tentang uang, tapi pemberian diri untuk dimuridkan. Pertama memberi diri kepada Tuhan, kemudian kepada jemaat. Inilah contoh tindakan yang membuat jadi optimal.
Khotbah: Simon Sutrisno
Jubilee Semarang
0 comments:
Post a Comment