Keberanian dengan Iman
Mari kita baca kitab Wahyu 21:8. Di ayat tersebut berbicara tentang penakut. Seorang penakut pasti akan mengalami kematian yang kedua. Kematian pertama yaitu ketika manusia di dalam dosa dan kematian yang kedua yaitu kematian yang kekal. Kematian kekal ini hanya ada dua tempat yaitu surga dan neraka. Banyak orang tidak yakin kalau nanti mati akan masuk sorga. Ada juga yang berpikir mudah-mudahan bisa masuk sorga. Oleh karena itu, mereka berusaha bekerja atau berbuat baik lebih banyak supaya bisa masuk sorga. Sedangkan orang Kristen yang hampir mati cepat-cepat mengundang pendeta untuk didoakan supaya masuk sorga.
Perbedaan orang di dalam Tuhan adalah penakut atau pemberani. Jika kita bertobat dan dilahirkan kembali, itu adalah perubahan dari penakut ke pemberani. Kalaupun masih ada ketakutan waktu sudah bertobat, itu artinya ia lupa kalau dirinya pemberani. Sebelum bertobat dan dilahirkan kembali, kita tidak bisa menjadi pemberani karena sudah ditaklukkan oleh Iblis (dosa). Manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23). Jadi meskipun dia kelihatan pemberani seperti petinju Mike Tyson, tapi sebenarnya dia penakut dan bahkan hidupnya kosong. Oleh karena itu, berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan. Namun sekarang banyak gereja hanya memberitakan tentang pengampunan dosa karena mereka berharap diampuni dosanya dan kemudian bisa berdosa lagi.
Di dalam jemaat kita dipastikan bukan menjadi penakut karena penakut tidak bisa masuk ke dalam kerajaan sorga. Bahkan penakut disamakan dengan percabulan dan juga orang yang tidak percaya. Kira-kira pemberani yang menurut Tuhan itu seperti apa? Ada contoh tentang keberanian di dunia. Misalnya kita ada ujian di sekolah dan kita belajar sesuai dengan materi yang akan diujikan. Secara dunia, kita tidak akan takut ujian karena kita belajar. Kalau tidak belajar ya pasti takut. Namun berani yang dimaksudkan tidak sama dengan berani yang seperti di dunia ini. Sebenarnya agak mirip yaitu tentang hal persiapan. Kalau ada persiapan kita tidak akan takut. Oleh karena itu, kita perlu persiapan supaya tidak gagal.
Tuhan berbicara tentang berani itu bukan berani seperti tentara atau bodyguard. Ini pemberani yang lebih dari pemberani di dunia. Keberanian yang bisa membuat kita masuk ke sorga. Tentara atau bodyguard bisa berani menyelamatkan nyawa orang lain, tapi dia sendiri tidak bisa menyelamatkan nyawanya. Namun kita bisa menyelamatkan nyawa, jiwa, hidup kita sendiri karena kita berani. Keberanian yang bukan berasal diri sendiri, tapi keberanian karena kita kenal siapa Tuhan kita. Umat yang mengenal Tuhannya akan kuat dan bertindak. Contoh orang yang berani adalah Daud. Orang yang berani adalah orang yang berani menunjukkan siapa dia. Keberanian ini tidak perlu sekolah dulu atau kuliah untuk mendapatkannya.
Kebanyakan dari murid-murid Yesus yang sudah dipilih masih memiliki rasa takut. Padahal mereka sudah melihat mukjizat, bersama-sama dengan Yesus, tapi tetap saja masih ada yang takut. Sangat mengerikan kalau sudah bertobat dan dilahirkan kembali masih takut. Saudara bisa menjadi “lumpuh” karena ketakutan itu. Jika Saudara sudah bertobat lahir baru dan ada masalah, jangan sampai Saudara jadi penakut. Sebaliknya, iman Saudara harus bangkit karena iman dapat memindahkan gunung. Yang membedakan orang berdosa bisa bangkit atau tidak adalah imannya. Iman membuat Saudara bisa bangkit waktu Saudara lemah. Bahkan yang mustahil pun bisa terjadi karena iman.
Keberanian tidak bisa berasal dari manusia karena manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Roh Kuduslah yang membuat kita berkuasa. Pasti ada ledakan dalam diri kita karena ada Roh Kudus. Sesuatu yang mustahil jadi tidak mustahil lagi. Bahkan dalam keterpurukan kita pun sesuatu yang mustahil bisa terjadi. Namun bukan berarti kita bisa bermain-main dalam keterpurukan atau dalam dosa. Rancangan manusia pasti ujungnya maut, tapi rancangan Tuhan memberi hidup. Tuhan datang untuk memberi hidup, hidup yang berkelimpahan.
Yang membedakan 11 orang murid dengan 1 murid Yesus yaitu Yudas Iskariot adalah iman mereka. Miliki iman dalam Tuhan! Kita tahu bahwa iman bisa menjungkirbalikkan semua hal yang tidak mungkin. Jangan biarkan diri kita lemah karena lama-lama kita bisa hilang. Dan suatu saat kita akan menangis karena kita tidak bisa mendapatkannya lagi. Kita bisa ada waktu lemah, tapi jangan sampai kita lemah.
Mari lihat kata-kata berani dari Alkitab. Dalam Kisah Para Rasul 4:12, tertulis hanya dalam nama Yesus ada keselamatan. Inilah sumber keberanian kita yaitu nama Yesus. Kisah Para Rasul 4:13, ayat ini tertulis setelah Petrus menyembuhkan seseorang yang lumpuh. Petrus dan Yohanes berani meskipun mereka orang yang tidak terpelajar. Di dunia orang-orang yang berani adalah orang-orang yang terpelajar. Petrus dan Yohanes tidak terpelajar dan seharusnya mereka penakut, tetapi tiba-tiba mereka menjadi pemberani. Perhatikanlah orang-orang yang baru bertobat dan dilahirkan kembali, mereka pasti beraninya berbeda. Beraninya bukan berasal dari dunia lagi. Di kitab Kisah Para Rasul, rasul-rasul berani bukan karena manusia, tapi Tuhan.
Berani dari dunia dengan berani dari Tuhan itu berbeda (Kis 4:29). Jika Saudara ingin merasakan dalam roh, waktu memberitakan Injil pasti ada rasa terancam, bukan oleh dunia tapi oleh roh dunia ini. Ada kata mengancam, tetapi bukan orang yang mengancam melainkan roh. Para rasul hanya taat kepada Tuhan (Kis 4:19). Mereka berdoa supaya mereka berani dan berapi-api dalam memberitakan Injil (Kis 4:30-31). Banyak orang ingin bergabung dengan jemaat mula-mula, tetapi mereka tidak berani dan mereka tidak mau sama seperti jemaat mula-mula (Kis 5:13).
Di Kisah Para Rasul 9:27 bercerita tentang Paulus diterima oleh Barnabas. Barnabas membawa Paulus kepada rasul-rasul untuk menunjukkan bahwa Paulus adalah orang yang berani mengajar. Kita seharusnya memiliki keberanian seperti Paulus. Keberanian yang jaminannya adalah sorga. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil dengan berani (Kis 9:28, 13:46). Kita juga harus berani dalam bersaksi dan memberitakan Injil. Oleh karena mereka dengan berani memberitakan Injil maka Tuhan menguatkan firman yang mereka sampaikan dengan tanda-tanda dan mukjizat (Kis 14:3). Mari cek diri kita. Mengapa kita tidak mengalami tanda-tanda dan mukjizat? Karena ada ketakutan. Mereka berani terus dalam mengajar tentang hal Tuhan. Tidak tertulis mereka mengajar dengan sukacita atau lemah lembut, tapi dengan berani (Kis 18:26). Jangan takut berbicara dengan siapapun jika Saudara di dalam kebenaran. Orang yang berani akan dituntun oleh Tuhan (Kis 19:8, 23:1, 26:26).
Di Roma 10:20, tertulis bahwa Yesaya dengan berani berbicara tentang firman Tuhan. Lalu di Roma 15:15, 15:18, beranilah berbicara tentang apa yang Kristus kerjakan dalam hidup Saudara. Harus ada alasan mengapa Saudara berani (2 Kor 3:12). Paulus adalah orang yang sangat berani (2 Kor 10:1-2). Dia mengajarkan kita untuk jadi berani. Di 2 kor 10:12, banyak orang Kristen berani membanggakan gerejanya atau jemaatnya padahal sebenarnya mereka penakut. Jangan sampai kita berani menyanyi di gereja, tapi tidak berani untuk melihat wajah orang. Lihatlah keberanian orang buta atau perempuan pendarahan itu. Keberanian mereka bisa menghentikan Yesus untuk melakukan yang mereka minta.
Paulus tidak akan berjalan tanpa keberanian (Efesus 3:12, 6:19-20). Kita harus memiliki keberanian. Pemberitaan Injil pasti membutuhkan perjuangan yang berat, tapi banyak gereja berusaha menghilangkan perjuangan yang berat itu dengan penjagaan polisi atau kopasus (Filipi 1:14, 1 Tes 2:2). Selain itu, kita juga harus berani menghadap tahta Tuhan (Ibr 4:16). Sejak darah Yesus dicurahkan sudah ada kekuatan dan keberanian untuk datang kepada-Nya (Ibr 10:19). Dalam 1 Yohanes 2:28, 3:21, 4:17, 5:14 berbicara tentang keberanian juga. Kita harus memiliki keberanian di dalam Kristus karena penakut tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Tuhan.
Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang
0 comments:
Post a Comment