Saturday, 24 January 2015

Kasih Karunia

Kasih Karunia 

“sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.”  (Yohanes 1:17).  Dulu pada zaman Perjanjian Lama hanya bangsa Israel yang mendapat kasih karunia.  Mereka disebut anak-anak perjanjian, umat pilihan Tuhan, tapi itu tidak menjamin semua orang Israel masuk sorga.  Mereka sudah terpilih, tapi belum tentu yang terpilih itu mau taat.  Di sini kita akan berbicara tentang yang terpilih, bukan yang tidak terpilih.  Sebenarnya kekristenan juga berbicara tentang orang-orang yang terpilih.  Kita yang lahir Kristen belum tentu sudah terpilih karena kita beragama Kristen dari orangtua kita.
Dulu pernah ada suatu gereja berkata mereka pasti benar karena mereka memuji Tuhan.  Padahal di Alkitab tidak ada tertulis jika suatu gereja memuji Tuhan itu pasti benar.  Atau jika sudah memuji Yesus itu pasti benar.  Darimana definisi seperti itu?  Sekarang banyak dari kita penuh dengan definisi.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca buku yang berjudul Grace Roots (akar-akar kasih karunia).  Adakah di Alkitab tertulis tentang akar-akar kasih karunia?  Tidak ada, tapi manusia berusaha membuat buku dan menjelaskannya supaya manusia mengerti.  Kita sering diajarkan tentang definisi-definisi atau arti kata, tetapi Yesus ingin kita hidup, bukan hanya mengerti tentang definisi.  Kata-kata motivasi itu bagus, tapi belum tentu kita mendapatkan hidup.  Iman juga bagus, tapi iman tanpa perbuatan itu mati.
Kebanyakan orang berkata kasih itu lemah lembut, tapi hanya sekedar definisi karena mereka belum tentu hidup oleh kasih itu.  Agama lain juga bisa baik, bisa lemah lembut,  tetapi apakah mereka memiliki kasih Tuhan?  Hidup dengan kasih Tuhan hanya diberikan kepada anak-Nya yaitu Yesus.  Dari kepenuhan-Nyalah kita menerima kasih karunia (Yoh 1:16).  Orang yang hanya membaca firman Tuhan tidak bisa dikatakan sudah dilahirkan kembali.  Kelahiran kembali hanyalah pemberian Tuhan.  Tuhan yang mengubahkan hati kita sehingga kita mengalami kelahiran kembali.  Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan pasti lebih baik dari apapun yang bisa manusia buat.   Di dalam Tuhan pasti ada hal-hal baru dan kita takjub karena kita belum tahu.  Sebaliknya, jika di dunia kita mudah bosan dengan apa yang ada dan kita mudah berganti-ganti karena kita bosan.
Pada kenyataannya ada sorga dan neraka.  Oleh karena itu, kita memberitakan Injil.  Kalau kita terlalu banyak definisi maka kita tidak akan memberitakan tentang sorga dan neraka.  Ingatkah Saudara ketika awal bertobat dan dilahirkan kembali, Saudara tiba-tiba memberitakan Injil kepada orang lain?  Kita semua tidak tahu itu datangnya dari mana, tetapi yang pasti hal itu datang dari Tuhan dan kita memberitakan tanpa banyak definisi.  Kita menyampaikan bahwa ada kebinasaan dan kehidupan karena kita melihat banyak orang mencari kemuliaan di dunia dan menyimpannya di bumi.
Kita akan melihat arti kasih karunia dari buku Grace Roots.  Di situ arti katanya bagus, tapi sayang itu hanya definisi.  Apabila kita membaca dan menggunakan pemikiran kita (kekuatan kita sendiri) ini namanya bukan kasih karunia lagi.  Berbicara kasih karunia pasti ada kata yang disebut legalisme.  Lawan dari kasih karunia adalah legalisme.  “Legalisme adalah kepercayaan bahwa perbuatan-perbuatan saya adalah dasar dari penerimaan dan berkat Tuhan.”  Kebanyakan orang Kristen berpikir seperti ini, “karena saya melayani makanya saya diberkati”.  Selain itu, sering membuat KKR karena berpikir KKR bisa menyenangkan Tuhan.  Atau bahkan memberitakan Injil supaya diterima oleh Tuhan.  Definisi legalisme bagus, tapi ini tidak benar.  Kasih karunia adalah kepercayaan bahwa saya selalu diterima dan memenuhi syarat untuk setiap berkat karena pekerjaan Yesus yang sudah selesai.  Bagus tidak definisinya?  Tapi hati-hati dengan definisi seperti ini karena ini tidak tertulis di dalam Alkitab.  Definisi itu bisa saja menurut penulisnya.  Saya tidak menyalahkan, tapi jelas berbeda apa yang digerakkan olehTuhan dengan apa yang dari manusia.
Mari baca Efesus 2:6.  Ayat ini berbicara tentang orang yang sudah dilahirkan kembali dimana hatinya sudah diubahkan oleh Tuhan, bukan oleh gereja atau oleh perkataan pendeta.  Kita harus tahu bahwa kita dilahirkan kembali bukan hanya karena percaya kepada Yesus, tapi jika Tuhan tidak ubah hati kita maka kita tidak lahir baru.  Kalau kita tidak menerima hidup itu maka kita tidak dilahirkan kembali.  Ini bukan karena keputusan kita, tapi karena Tuhan yang mengubahkan hati kita.  Yesus saja tidak mempunyai definisi.  Ia melakukan segala sesuatu yang berasal dari Bapa.  Membuat atau membaca buku saja jika bukan Tuhan yang gerakkan maka itu semua percuma.  Kasih karunia adalah kehidupan yang kita alami bersama-sama dengan Tuhan (Efesus 2:8). Jangan dibuat menjadi definisi lagi.
Sebab oleh kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, ini bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian Tuhan.  Kalau bukan dari Tuhan jadinya akan sombong (Ef 2:9).
Ada dua peristiwa yang dialami oleh Abraham yang diceritakan dalam kitab Kejadian.  Dua peristiwa itu ialah ketika Abraham berhadapan dengan Firaun dan Abimelekh.  Kejadian pasal 12 dan 20 berbicara tentang Abraham ketika ia berhadapan dengan dua raja itu.  Yang pertama waktu Abraham berhadapan dengan Firaun.  Ia takut dibunuh oleh Firaun sehingga ia berkata bahwa Sarah adalah adiknya.  Waktu itu Firaun menginginkan Sarah.  Namun kemudian Firaun kena tulah karena ia menginginkan Sarah (Kej 12:16).  Dalam cerita ini siapa yang salah?  Abraham.  Siapa yang berdosa?  Abraham.  Siapa yang berbohong?  Abraham.  Namun sesudah itu Abraham malah mendapat kambing domba, lembu sapi, budak, keledai, dan unta dari Firaun.  Yang bersalah dan berdosa adalah Abraham, tapi yang kena tulah Firaun. Abraham malah diberkati.  Peristiwa seperti ini tidak hanya sekali.  Baru mengerti yang namanya kasih karunia?  Kita bisa saja salah tangkap tentang hal ini, tapi seperti inilah jika kita anak Tuhan.  Dalam cerita itu Tuhan tidak memperhitungkan kekonyolan Abraham.
Kemudian raja Abimelekh.  Abimelekh ingin menghampiri Sarah.  Dan Abraham mengatakan hal yang sama seperti yang ia katakan pada Firaun.  Di sini yang bersalah siapa?  Abraham.  Tetapi siapa yang akan dibunuh oleh Tuhan?  Abimelekh.  Dalam peristiwa ini Abraham mendapat berkat lagi.  Kalau begitu bisakah kita berdosa?  Sekali-kali tidak! (Roma 6:1-2).  Peristiwa ini tidak bisa manusia pelajari.  Hanya Tuhan yang tahu.  Lalu apakah kita bisa seenaknya waktu mendapat kasih karunia?  Tidak.  Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat karena tanpa hukum Taurat manusia bisa menggunakan kasih karunia dengan seenaknya (Yoh 1:17).  
Dalam Roma 1:16 tertulis Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan.  Jadi, ketika kita memberitakan Injil berarti kita memberitakan keselamatan.  Bukan hanya untuk orang berdosa saja, tapi untuk kita juga karena apabila kita memakai cara kita sendiri dan bukan didorong oleh Roh maka itu bukan Injil lagi.  Kemudian di ayat 17 tertulis nyata kebenaran Allah artinya itu terjadi.  Kita bertindak meski sebenarnya bukan kita yang lakukan melainkan Tuhan.  Iman timbul dari pendengaran firman Kristus.  Hati-hati dengan definisinya.  Di Ibrani 11:1 juga ada tertulis tentang iman, tapi jangan didefinisikan lagi.  Kita percaya bahwa yang menulis ayat ini digerakkan oleh Tuhan.
Bagaimana dengan kata-kata, “sekali selamat tetap selamat”?  Sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan Yudas Iskariot?  Dia sudah diangkat menjadi rasul.  3,5 tahun hidup bersama dengan Yesus, tapi akhir hidupnya gantung diri.  Apakah Yudas Iskariot ke sorga?  Selidikilah dengan sungguh-sungguh firman Tuhan itu seperti orang Berea, tapi gunakanlah Roh Tuhan bukan kekuatan sendiri.
Yang membedakan satu orang dengan orang lainnya adalah pengurapannya.  Siapa yang bisa tahu kalau seseorang itu pandai.  Entah apapun latar belakangnya kalau dia diurapi oleh Tuhan, kita tidak bisa berkata apa-apa.  Namun bukan berarti dia hebat.  Petrus dikatakan enyahlah kau Iblis, tapi sebelumnya dia yang berkata Yesuslah Mesias dan itu bukan Petrus yang berkata-kata melainkan Bapa di sorga yang menyatakannya.  Ya itulah kasih karunia.
Simpanlah harta di sorga karena apa yang kita dengar dari Tuhan itu yang memberikan kebahagiaan yang kekal, lebih daripada yang bisa dunia berikan.  Jika kita tidak bahagia itu karena kita salah dalam menyimpan harta.  Kita menyimpannya di bumi sehingga ngengat dan karat memakannya.
Kasih karunia.  Mari kita belajar tentang kasih karunia.  Jika kita tidak mengerti, Tuhan yang akan memberitahukannya kepada kita. Percayalah kepada Tuhan.  Iman timbul dari pendengaran firman Kristus.  Tuhan ingin berbicara dan memberikan apa yang kurang pada kita.  Ingat, kita tidak bahagia karena apa yang kita simpan itu di bumi ini.  Kebahagiaan yang kekal yaitu kita terus memberitakan keselamatan kepada banyak orang.
Di Kejadian 6:7-8, Tuhan sudah menciptakan banyak manusia, tapi Ia ingin membunuh mereka.  Kemudian Tuhan menemukan Nuh dan Nuh mendapat kasih karunia.  Apakah Nuh melakukan sesuatu sehingga ia mendapat kasih karunia?  Tidak.  Dia hanya mendapat kasih karunia.  Apa yang membuat Tuhan tidak membunuh?   Ya Tuhan sendiri, bukan Nuh.  Nuh tidak berbuat apa-apa, tapi karena ada Nuh maka Tuhan tidak membunuh semua manusia.  Keputusan tetap ada di tangan Tuhan.  Dan kita bisa mendapat kasih karunia karena ada Yesus Kristus.  Kita perlu saling mengingatkan supaya kita terus hidup bersama-sama dengan Tuhan.

Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

0 comments:

Post a Comment