Saturday, 24 January 2015

Rendahkanlah Dirimu di Hadapan Tuhan 

Beberapa waktu ini kita banyak belajar tentang kasih karunia.  Kasih karunia bukan hanya pengetahuan saja, tapi itu hidup dan kasih karunia adalah Tuhan sendiri.  Di dalam Efesus 2:8 dikatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman.  Namun meski dengan iman kita, itu bukanlah hasil usaha kita melainkan pemberian Tuhan.  Mari kita baca 1 Yohanes 5:1.  Ada pertanyaan di ayat ini, percaya dulu atau lahir dari Tuhan dulu?  Manakah yang terlebih dahulu?  Kebanyakan orang akan menjawab percaya dulu.  Namun apabila percaya dulu berarti itu bukan pemberian Tuhan.  Yang benar adalah lahir dari Tuhan dulu, baru kita bisa percaya.  Ada sebuah terjemahan lain dari ayat itu dikatakan “…has been born of God”, berarti itu lampau.  Sedangkan kata “believe” mengacu pada waktu-waktu sekarang (present).  Jadi, yang pertama terjadi adalah lahir dari Tuhan terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa percaya.
Apa yang membuat Saudara bisa menerima Kristus?  Apakah karena Saudara berusaha percaya dulu?  Di dalam firman Tuhan kuat sekali dikatakan tentang kasih karunia bahwa Tuhan menentang orang yang congkak tetapi memberi belas kasihan kepada orang yang rendah hati.  Namun tetap saja sisi manusianya kita menginginkan ada kredit poin di sini.  Sekarang pertanyaannya, adakah Saudara menemui diri Saudara benar sebelum ketemu dengan Tuhan?  Saudara harus tahu bahwa Saudara ditemukan oleh Tuhan, dipilih oleh Tuhan.  Jika Saudara yang memilih berarti ada celah suatu saat Saudara bisa berkata tidak mau lagi.  Sebaliknya jika Saudara dipilih maka Saudara tidak memiliki hak atau kesempatan untuk berkata tidak.
Apa bedanya mantera dengan percaya kepada Yesus?  Kebanyakan orang Timur percaya dengan mantera.  Mantera adalah kata-kata yang diucapkan secara berulang-ulang sampai kata-kata itu hilang dan menjadi miliknya.  Banyak orang Kristen membaca Alkitab seperti mantera yaitu diulang-ulang sampai kata-kata itu masuk ke dalam dirinya.  Hidup dalam firman Tuhan yaitu percaya pada apa yang telah dilakukan oleh Kristus, bukan malah seperti mantera.  Keselamatan dari Kristus itu bukan mantera.  Kita tidak mengulang kata-kata karena dengan seperti itu bisa masuk menjadi mantera.  Keselamatan Tuhan adalah pemberian dari Tuhan dan itulah kasih karunia.
Waktu kita memberitakan Injil atau mengerjakan pekerjaan Tuhan, banyak dari kita yang bermegah diri karena merasa ini semua adalah usaha kita (Efesus 2:9).  Apabila kita sudah mengerjakan dengan usaha kita sendiri berarti kita menolak kasih karunia, itulah sebabnya pekerjaan Tuhan yang sifatnya ilahi tidak terjadi.  Kita tidak bisa mempertobatkan orang, itu adalah kasih karunia.  Tidak ada yang bisa bermegah diri baik orang yang diutus maupun orang yang menerima berita Injil.  Kebenaran karena iman itu bisa terjadi karena kasih karunia (Roma 4:16).
 
Kasih karunia Tuhan lebih besar ketika Ia datang kepada orang yang bersahabat dengan dunia (Yakobus 4:6).  Seharusnya manusia binasa dengan dosa yang ada di dalam dia, tapi kasih karunia Tuhan lebih besar daripada itu.  Tuhan memberi anugerah kepada yang rendah hati.  Paulus ada, dipilih Tuhan untuk menjadi rasul itu bukan karena usahanya dia.  Paulus tidak menunjuk dirinya sendiri untuk menjadi rasul.  Tuhanlah yang memilih dia.  Tidak ada pilihan lagi ketika kita sudah dipilih oleh Tuhan.  Kita tidak bisa sudah dipilih Tuhan terus tiba-tiba berkata “ini berat atau saya tidak sanggup”.  Kalau kita berkata tidak sanggup di situlah kita bermegah.

Mari baca 1 Yohanes 2:29, 3:1, 5:2-5, di ayat-ayat itu ada dua hal yaitu mengasihi Tuhan dan melakukan perintah-perintah-Nya.  Barangsiapa lahir dari Tuhan ia mengalahkan dunia.  Kita tidak ada tempat untuk keluar dari Tuhan.  Ikut Tuhan tidak bisa mood-moodan.  Hari ini semangat lalu besok tidak.  Di dalam 1 Korintus 15:10 tertulis kasih karunia yang dianugerahkan tidak menjadi sia-sia berarti dengan kata lain ada kasih karunia yang ia dapat itu menjadi sia-sia.  Bagi Saudara yang sudah lahir baru, jangan sampai kasih karunia menjadi sia-sia dalam hidup Saudara.  Kalau disia-siakan maka kita akan jatuh kembali kepada Iblis.  Waktu dilahirkan kembali kita menjadi milik kepunyaan Tuhan dan pastinya ada tujuan mengapa kita menjadi milik Kristus.  Kita telah dibeli oleh Kristus dan harganya telah lunas dibayar.  Kita dimiliki dengan cara dibeli, makanya jangan seenaknya sendiri.  Kalau sudah dibeli kita tidak punya hak lagi.  Seperti kata soldier, kata sold artinya sudah dibeli menjadi milik kepunyaan Tuhan.  Dan tujuannya supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia (1 Petrus 2:10).

Kita dibeli untuk bisa merdeka atau bebas, tapi kita memilih untuk tetap di dalam naungan Tuhan karena kita tahu betapa ngerinya dunia di luar sana.  Dengan kerelaan kita memberi diri kepada Tuhan karena kita tahu di luar sana kita pasti hancur.  
Di Filipi 2:5-6 dijelaskan bahwa Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu sebagai milik yang harus dipertahankan.  Berbeda dengan kita.  Betapa kerasnya kita mempertahankan sesuatu kalau sudah berbicara tentang hak milik.  Sebenarnya kita akan luar biasa jika kita betul-betul menanggalkan hak milik kita.  Itu memang mudah untuk dikatakan, tapi realitasnya sulit untuk dilakukan.  Inilah penghalang terbesar kita yaitu hak milik.  Yesus telah memberi contoh kepada kita.  Ia mengosongkan dirinya (Fil 2:7).  Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan no reputation.  Yesus membuat diri-Nya tidak ada reputasi lagi.  Apa yang membuat kita tidak memberitakan Injil apa adanya?  Karena kita mau diterima oleh orang.  Mengapa kita malu bersaksi?  Karena kita masih mempunyai reputasi.  Semua ini berbicara tentang kerendahan hati.  Jika tidak ada kerendahan hati maka tidak akan ada kuasa yang bekerja.  Dalam Mazmur 131:1-3 tertulis betapa jiwa manusia riuh rendah dengan keinginan-keinginan yang ingin ia peroleh.  Bagaimana dengan kita, apa yang bergejolak dalam hati kita?  Dengan semua gejolak, keinginan, tekanan dunia, bisakah kita belajar tenang di dalam Tuhan?  Jika kita menginginkan reputasi di dunia ini tidak mungkin kita melekat dengan Tuhan.  Keinginan roh dan keinginan daging itu berlawanan.  Kenyataannya banyak orang tidak mau berharap kepada Tuhan.  Dia hanya akan berseru kalau lagi kepepet.  Jika sudah dibebaskan ia akan pergi lagi dan akan kembali kalau lagi kepepet.  Jawabannya hanya satu lepaskanlah dirimu dari segala milikmu dan ikutlah Aku, sangkal diri, dan pikul salib.

Di Kisah Para Rasul 4:33, para rasul melakukan pekerjaan Tuhan dengan kuasa yang besar.  Sebuah kemunduran jika jemaat bertengkar hanya karena masalah hak milik dan utang piutang (Kis 5:12).  Belajarlah sungguh-sungguh untuk mengosongkan diri di hadapan Tuhan.  Kalau ada masalah dengan Saudara kita maka kita harus menyelesaikannya.
Kembali ke ayat Filipi 2:8.  Kita mengucap syukur ayat ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja karena apabila berhenti di sini maka kita tidak memiliki pengharapan.  Setelah itu dikatakan bahwa Yesus ditinggikan karena Dia taat sampai mati (Fil 2:9-11).  Kita tidak ditinggikan karena masih ada reputasi yang kita jaga.  Mengapa nama Yesus berkuasa?  Hal itu tidak terjadi begitu saja,  itu terjadi karena Ia taat sampai mati, mati di kayu salib.  Itulah sebabnya Tuhan sangat meninggikan Dia.
Hidup oleh kasih karunia tidak bisa lepas dari Roh Kudus (Roma 8:14).  Kita bisa dipimpin oleh Roh apabila kita sudah dilahirkan kembali.  Selain itu jika kita tidak dilahirkan kembali maka kita bukanlah anak Tuhan. Bukan anak Tuhan tidak mungkin bisa dipimpin oleh Roh Tuhan.  Saudara bukan yatim piatu karena Saudara memiliki Bapa di sorga (Rom 8:15). Roh itu memberi kesaksian kepada kita bahwa kita adalah anak sehingga kita memiliki keyakinan (Rom 8:16).  Hidup tanpa keyakinan pasti terombang-ambing karena Roh itu belum bersaksi bahwa kamu adalah anak Tuhan.  Sebagai anak kita bisa mendapatkan warisan dari Bapa kita.  Tidak ada warisan yang diperoleh karena usaha kita sebagai anak (Rom 8:17).  Hidup kita berasal dari pemberian demi pemberian.  Namun meskipun begitu, kita harus menderita bersama-sama Kristus supaya kita memiliki akses kepada janji-janji Bapa.

Apabila Saudara tidak taat maka tidak akan ada keselamatan (Ibrani 5:7-9).  Yesus menjadi Imam Besar dengan doa dan permohonan yang tidak putus-putusnya bagi orang-orang yang percaya (Ibr 10:10).  Ketaatan adalah buah dari kerendahan hati.  Contohnya yaitu pada pribadi Yesus.  Jadi apa yang kita lakukan bukan berasal dari apa yang kita anggap baik, tapi dari ketaatan pada apa yang sudah Tuhan katakan.
Kita tidak akan berhenti berdoa karena Kristus harus menjadi pokok keselamatan abadi.  Doa juga berasal dari ketaatan.  Elia berdoa karena ia taat.  Seriuslah dalam berdoa.  Penginjilan yang kuat juga berasal dari doa yang tidak ada henti-hentinya.  Dalam 2 Tawarikh 7:14 dikatakan merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat.  Kita tidak akan berdoa dengan sungguh-sungguh kalau kita tidak mendapat pewahyuan tentang kebinasaan orang-orang yang tidak ketemu dengan Tuhan.
Mereka perlu sesuatu yang menempelak hidup mereka akan dosa, kebenaran dan penghakiman.  Jangan pernah berhenti bertanya kepada orang apakah ia sudah dilahirkan kembali karena kelahiran kembali adalah pintu untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.  Tanpa kelahiran kembali, hidup seseorang hanya akan berakhir pada kebinasaan.  Bertekunlah seperti Hana yang menginginkan seorang anak.  

Dalam Ibrani 4:14-16 dikatakan kita berani masuk ke dalam tahta kasih karunia.  Sama seperti imam, yang menjadi jalan bagi orang-orang yang ingin datang kepada Tuhan.  Kita adalah royal priesthood (imamat yang rajani).  Itulah mengapa syafaat kita tidak henti-hentinya untuk orang-orang yang terhilang.  Sama seperti Kristus yang tidak berhenti berdoa untuk menanggung kesalahan orang-orang berdosa supaya mereka diselamatkan.  Kita harus terus hidup di dalam kasih karunia karena kalau tidak maka dunia siap menerkam kita.  Inilah hidup anak-anak Tuhan, dari hari ke hari kita semakin memiliki belas kasihan bagi jiwa-jiwa yang terhilang.  Kita akan terus memberitakan Injil kepada orang-orang yang mau menerima Injil sampai mereka menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Inilah pekerjaan kita yaitu memberitakan Injil dan menuntun orang-orang untuk datang kepada Tuhan.                                                    


Khotbah: Sukaryo Ksatria
Jubilee Semarang

0 comments:

Post a Comment