Saturday, 24 January 2015

Melakukan Apa yang Bapa di Sorga Lakukan

Melakukan Apa yang Bapa di Sorga Lakukan 

Yesus selalu mengatakan bahwa apa yang Dia katakan dan lakukan bukan berasal dari diri-Nya sendiri melainkan dari Bapa.  Kalau kita melihat dunia ini dan berbicara tentang bapa sepertinya susah karena tidak ada bapa di dunia yang sempurna.  Kita bisa ada di bumi salah satunya karena ada orang tua kita.  Kita lahir dari ibu kita masing-masing, tetapi yang luar biasanya yaitu kita juga bisa menjadi anak-anak Tuhan.  Banyak orang berpikir kalau sudah beragama Kristen pasti sudah menjadi anak Tuhan.  Ini pemikiran yang salah.  Kita adalah anak dari orangtua kita.  Namun ketika kita bertemu dengan Tuhan, kita mengalami perubahan yang luar biasa dan kita menjadi anak-Nya.  Dari situ kita bisa bersaksi tentang Tuhan.  Kalau kita tidak bersaksi berarti bapa kita masih bapa di bumi ini saja karena apabila Bapa kita di sorga, kita pasti bersaksi tentang Bapa kita yang di sorga.
Petrus pernah mengatakan sesuatu tentang Yesus dalam Matius 16:16-17.  Di ayat itu Yesus berkata bahwa apa yang Petrus katakan berasal dari Bapa-Nya yang di sorga.  Yesus tidak berbicara tentang Yusuf atau Maria, tapi Bapa-Nya yang di sorga.  Banyak orang bingung ketika Yesus berkata Bapa-Nya ada di sorga.
Mari kita baca Yohanes 5:1-18.  Waktu itu sudah zaman Yesus, tapi masih ada malaikat turun ke kolam Betesda sewaktu-waktu dan terjadi penyembuhan.  Dan orang yang pertama masuk ke dalam kolam itu dialah yang sembuh.  Di waktu itu ada seseorang yang lumpuh dan ia tidak pernah bisa masuk ke dalam kolam karena tidak ada orang yang membawanya masuk ke dalam kolam.  Lalu Yesus datang dan menyembuhkannya dan menyuruh orang itu untuk mengangkat tilam.  Hari itu adalah hari Sabat dan orang tidak boleh mengangkat tilam.  Namun orang yang lumpuh itu mendengarkan Yesus untuk mengangkat tilam meski itu hari Sabat.  Yesus sendiri tidak mungkin lupa jika itu hari Sabat.  Orang yang lumpuh itu raut mukanya pasti berubah karena sebelumnya ia sakit dan kemudian ia disembuhkan.  Namun orang Yahudi yang melihatnya tidak tahu kalau orang lumpuh itu baru saja disembuhkan.  Oleh sebab itu, orang Yahudi melarangnya untuk mengangkat tilam (bekerja) karena orang Yahudi mempunyai adat istiadat bahwa di hari Sabat orang-orang tidak boleh mengangkat tilam atau bekerja.  Namun orang lumpuh itu hanya mentaati Yesus yang menyuruhnya mengangkat tilam.  Dia sudah tidak mempedulikan orang lain, baginya yang penting dia bisa berjalan.  Kemudian dia menceritakan kepada orang-orang tentang Yesus yang telah menyembuhkannya.  Di sini orang-orang Yahudi tidak peduli orang disembuhkan, tapi yang mereka pedulikan adalah adat istiadatnya.  Di hari Sabat Yesus menyembuhkan dan berkata tentang Bapa-Nya.  Apa yang dikatakan Yesus tentang Bapa di sorga adalah Bapa-Nya, bagi orang Yahudi ini suatu goncangan karena itu artinya Yesus menyamakan diri-Nya dengan Bapa di sorga.  Bahkan Yesus berani berkata kepada orang-orang Yahudi bahwa bapanya adalah Iblis bukan bapa Abraham (Yoh 8:44).  Secara rohani kita memiliki dua pilihan yaitu Bapa di sorga atau Iblis.  Banyak orang yang belum bertobat dan dilahirkan kembali, bapanya adalah Iblis.
Mari kita melihat silsilah di Lukas 3:23.  Di situ Yesus ditulis sebagai anak Yusuf kemudian sampai Adam yang disebut anak Allah (Lukas 3:38).  Namun karena Adam jatuh ke dalam dosa, ia putus hubungan sebagai anak Tuhan, tetapi kemudian kita disebut sebagai anak Abraham.  Sebenarnya banyak agama yang dikembalikan menjadi anak Abraham.  Hubungan manusia dengan Tuhan putus karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa.  Adam adalah manusia pertama.  Lalu Manusia kedua yang datang untuk menyelamatkan adalah Yesus.  Ia disebut Anak Manusia.  Tuhan jadi manusia supaya kita menjadi anak Tuhan.  Kita tidak perlu berusaha, tetapi kita hanya percaya dan ikut Dia.  Ikut berarti taat.  Namun banyak gereja berkata percaya saja, tapi tidak perlu ikut.  Malahan ada yang berkata percaya Yesus dan ikut gerejanya.


Yang benar adalah percaya Yesus dan ikut Yesus.
Di Yohanes 8 Yesus datang dengan tidak mengindahkan hari Sabat dan mengaku bahwa Bapa di sorga adalah Bapa-Nya.  Hal itu menjadi masalah bagi orang-orang Yahudi (Yoh 8:18-19).  Sekarang banyak orang hanya lahir Kristen langsung mengaku anak dari Bapa di sorga.  Memang Bapa di sorga bisa buat main-main?  (Yoh 8:25-29, 38-41).  Barangsiapa mengasihi Tuhan, dia akan melakukan perintah-perintah Tuhan.  Memang banyak orang Kristen sebenarnya tidak mengerti firman Tuhan, tapi gayanya bangga sekali seperti seolah-olah sudah mengerti firman Tuhan (Yoh 8:42-43).  Jadi Kristen yang seperti ini bukan lahir dari Tuhan, tapi dari bapa ibu di bumi.  Seperti seumpama ada tulisan “JAKARTA 360 KM”. Di bawah tulisan ini Saudara sudah senang karena merasa sudah di Jakarta.  Padahal ini hanya penunjuk arah bahwa Jakarta 360 km lagi.  Tanda itu membantu Saudara untuk ke arah Jakarta, tapi Saudara tidak bisa senang berada di tanda itu saja dan merasa sudah di Jakarta.
Kita jangan pernah berkata kepada orang “Iblislah bapamu” tanpa keterangan (Yoh 8:44).  Jelaskanlah kepada mereka sampai akhirnya mereka sadar bahwa bapanya adalah Iblis.  Kita semua tidak bisa menjadi anak Tuhan kalau bapa kita Iblis.  Kita harus dikeluarkan dari bapa yang sebelumnya yaitu Iblis.  Beritahukan kepada orang-orang tentang hal ini meski ini menyinggung hati mereka.  Namun apabila mereka berseru sungguh-sungguh, mereka pasti bertobat.  Sedikit yang masuk ke dalam kerajaan sorga, tapi yang menolak jangan kita hakimi.  Selama mereka masih hidup, kita harus terus memberitakan kebenarannya.  Kita mempunyai pengalaman bagaimana menjadi anak Iblis dan anak Tuhan.  Beritakanlah kepada banyak orang dan bersaksilah.
Mari kita baca 2 Korintus 6:16-18.  Di ayat itu tertulis ada janji, tetapi syaratnya kita harus keluar dari sesuatu yang tidak benar.  Jika kita tidak keluar maka kita tidak akan pernah mendapatkan janji itu.  Kita harus keluar dari yang sebelumnya supaya bisa diterima menjadi anak-anak Tuhan.  Yesus datang untuk menggenapi, tapi orang kepunyaan-Nya yaitu bangsa Israel malah menolak-Nya.  Namun sudah dinubuatkan bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan akan mengenal Tuhan.
Ada beberapa ayat yang berbicara tentang Bapa yaitu di 2 Samuel 7:14, 1 Tawarikh 17:13, Yesaya 43:6, Yeremia 31:9.  Tuhan menginginkan kita menjadi anak-anak-Nya.  Kalau kita memberitakan Injil, beritahukanlah bahwa Tuhan ingin mereka menjadi anak-anak-Nya dan beritahukan bahwa selama ini yang mereka lakukan adalah apa yang Iblis lakukan.  Waktu kita dilahirkan kembali yang pertama kali kita rasakan adalah kita bertemu dengan Bapa dan kita merasakan mempunyai seorang Bapa yang sempurna.  Kemudian kita akan memberitakan kepada orang-orang bahwa kita sudah bertemu dengan Bapa.  Kita ini dijadikan anak (memiliki DNA yang sama dengan Dia), hamba (kita melakukan perintah-perintah-Nya), dan juga sahabat (sahabat mengerti apa yang diinginkan sahabatnya).
Kita memberitakan Injil supaya mereka menjadi anak-anak Tuhan.  Menjadi anak Tuhan itu tidak gampangan tapi kita harus mempunyai kuasa (Yoh 1:12-13).  Jangan jadikan nomor satu orangtuamu, suami atau istri, anak-anakmu, tapi jadikan Tuhan nomor satu maka semuanya akan ditambahkan.  Cek diri kita bahagia atau tidak.  Kalau tidak bahagia bagaimana mau memberitakan kepada orang tentang kebahagiaan.  Di mana ada kebahagiaan, kita pasti ingin memberitahukannya kepada orang lain.  Bahagia kita adalah yang ada di sorga.  Kalau kita mencari kebahagiaan yang di bumi itu hanya sementara.  Suatu anugerah kita bisa mempunyai Yesus yang benar, Injil yang benar, dan roh yang betul-betul dari Tuhan.  Kita tidak akan berhenti memberitakan Injil sampai pada kesudahannya.  Kita adalah anak-anak Tuhan dan keluarga di dalam Tuhan.              


Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

0 comments:

Post a Comment