Saturday, 24 January 2015

Kita adalah Pahlawan yang Gagah Perkasa

Kita adalah Pahlawan yang Gagah Perkasa 

Kitab Yosua berbicara bagaimana bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian.  Musa tidak sampai masuk ke tanah perjanjian, tapi bukan berarti dia gagal.  Namun yang bisa masuk ke tanah perjanjian adalah generasi lain yaitu abdi Musa yang bernama Yosua.  Sebelum kita ke kitab Yosua, mari kita ke 1 Petrus 2:9.  Di ayat itu tertulis kita adalah umat yang terpilih (chosen generation; generasi yang terpilih).  Daud melakukan kehendak Tuhan pada zamannya (generasinya).  Kita juga akan seperti itu.  Kalau kita datang ke gereja hanya untuk diri sendiri berarti itu bukan mencari Tuhan.  Apabila kita mencari Tuhan, kita pasti mempunyai Roh yang sama untuk beranakcucu (memiliki generasi).  Kita sebagai manusia pasti bahagia kalau kita memiliki penerus, seperti sebuah keluarga.  Sebuah keluarga pasti menginginkan anak untuk jadi penerusnya.  Bahkan yang tidak bisa punya anak pun mau mengadopsi anak lain supaya ada penerusnya.  Dan anak itu pasti diajarkan sesuai dengan apa yang bapanya anggap benar.
Cara pandang Tuhan kepada kita itu berbeda dengan cara pandang kita.  Tuhan selalu beriman kepada kita karena Dia menciptakan kita dengan luar biasa.  Oleh karena itu, waktu manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan ingin manusia kembali kepada-Nya.  Kita dipilih sebagai imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, bukan memberitakan tentang gereja kita.  Kita memberitakan tentang Yesus karena Dia yang memberikan segala sesuatu, memberi kuasa di tengah dunia yang bengkok ini.  Kita semua orang biasa, tapi di mata Tuhan kita luar biasa.  Dia menunjukkan siapa kita di dalam Tuhan.  Namun kita juga bisa mengingatkan Tuhan sama seperti Hana.  Tuhan bisa ingat akan janji-Nya kepada Hana. Namun jangan sampai kita hanya minta-minta tanpa beriman.  Iman bisa menggerakkan Tuhan.  Tanpa iman kita tidak berkenan kepada Tuhan.
“kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”  (1 Petrus 2:10).  Mengapa ini bisa terjadi?  karena ada pemberitaan Injil.  Di kitab Roma dikatakan betapa indahnya mereka yang membawa kabar baik.  Bagaimana bisa memberitakan?  Karena ada yang mengutus.  Kristus yang mengutus kita dengan urapan dan kuasa.  Tidak ada dari kita yang mengutus diri kita sendiri.
Ini adalah waktu-waktu yang exciting (menggairahkan, menggembirakan).  Jangan datang ke gereja dengan keadaan seolah-olah sedang di padang gurun (dalam masalah).  Kita adalah anak-anak perjanjian.  Di dalam Yosua 1:1-2 dikatakan Tuhan berfirman.  Kalau Tuhan sudah berfirman maka firman-Nya harus didengarkan dan ditaati karena apa yang Dia firmankan pasti terjadi.  Jika Tuhan sudah memberi perintah kepada kita maka tidak ada yang bisa bertahan (Yosua 1:3-5).  Kemanapun kita pergi tidak ada yang bisa tahan akan perintah (firman) Tuhan.  Di dalam firman-Nya dikatakan kita akan pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan.  Kita akan melepaskan orang-orang yang terikat.  Kita akan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
Kita tidak bisa berkata “kuatkan aku Tuhan”.  Kita sendirilah yang harus menguatkan diri.  Bahkan kita tidak bisa meminta orang lain untuk memberi kita semangat.  Kita sendiri yang menentukan diri kita untuk bersemangat atau tidak.  Di Yosua 1:6-10 tertulis kitalah yang harus sungguh-sungguh.  Apabila ada yang lemah itu karena tidak sungguh-sungguh.  Bangsa Israel saja harus kalahkan dan tumpas habis para musuhnya.  Seperti juga tembok Yerikho.  Tuhan yang menyuruh bangsa Israel untuk meruntuhkan tembok.  Dan Dia juga yang meruntuhkan tembok Yerikho itu.  Namun yang lakukan adalah manusia.
Mari cek diri kita, kita semangat atau tidak.  Jika kita mau berperang dan sudah membawa senjata, tapi ternyata tidak ada pelurunya, bagaimana?  Kita bisa mengaku anak Tuhan, tapi cek benar-benar kita anak Tuhan atau tidak.  Untuk menjadi prajurit Tuhan yang siap itu harus dilatih terus.
Bangsa Israel adalah pasukan Tuhan, begitu juga dengan jemaat.  Pasukan jangan sampai lupa membawa peluru kalau sudah bawa senjata.  Ini bicara tentang pengaturan dan persiapan (Yosua 1:11-12).  Bangsa Israel harus mengingat apa yang telah Musa katakan (Yos 1:13).  Di sini Musa tidak gagal karena tidak masuk tanah perjanjian, tapi memang ada generasi lain yang meneruskan dan apa yang telah difirmankan Tuhan pasti terjadi.
Mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh kata-kata apa yang luar biasa yang tertulis di Yosua 1:14.  Kata yang luar biasa di ayat itu adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Kita adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Dan pahlawan yang gagah perkasa adalah pahlawan yang siap dengan senjata dan pelurunya.  Mengapa Daud berbeda?  Karena dia mempersiapkan dirinya.  Sama halnya dengan kita.  Mengapa kita berbeda?  Karena kita mempersiapkan diri dan kita juga beriman.  Iman timbul dari pendengaran, pendengaran firman Kristus.  Dengan kata lain Tuhan berbicara kepada kita.  Tuhan juga yang berbicara kepada kita bahwa kita adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Meskipun diri kita sendiri belum melihat bahwa kita pahlawan gagah perkasa, tetapi kita harus percaya karena Tuhan sudah berbicara.  Kita adalah orang yang spesial.  Mungkin kita bisa berkata kita lemah, tapi Tuhan berkata kita adalah pahlawan yang gagah perkasa.
Tuhan juga berkata bahwa pahlawan-pahlawan di Yerikho adalah pahlawan yang gagah perkasa (Yosua 6:2).  Tuhan saja menghormati musuh.  Musuh dari Yosua dan bangsa Israel adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Yang mereka lawan bukan orang-orang yang lemah, tapi orang-orang yang sudah dilatih.  Sama halnya dengan Iblis, Iblis juga adalah lawan yang kuat.  Jangan anggap enteng, tapi bukan berarti membuat kita menjadi takut.  Yosua adalah pahlawan yang gagah perkasa karena dia anak perjanjian.  Yang membedakan Yosua dan Kaleb dengan yang lain yaitu karena mereka memiliki memiliki roh yang berbeda atau jiwa yang berbeda (cara pikirnya berbeda).
Bangsa Israel bisa keluar dari tanah Mesir, tapi cara pikirnya masih dalam perbudakan dan ingin kembali ke Mesir lagi.  Kita juga bisa ada di dalam jemaat Jubilee, tapi sebenarnya sudah tidak ada “aktivitas” (di dalam gelap) dan aktivitasnya hanya di hari Minggu.  Zaman sekarang banyak orang Kristen hanya mau didoain, mentalnya seperti hidup di Perjanjian Lama terus (di dalam hukum Taurat).  Orang-orang yang seperti ini berarti belum dilahirkan kembali.  Orang yang dilahirkan kembali adalah orang yang tidak menghidupi hukum Taurat, tapi menggenapi.  Gereja bukanlah gedungnya, tapi orang-orangnya yang dipanggil keluar dari gelap kepada terang.
Kita adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.  Buktinya apa?  Kesaksian-kesaksian kita.  Dan kita menjadi pahlawan yang gagah perkasa tidak bisa langsung jadi melainkan harus dilatih.  Tuhan itu memilih orang yang tidak bisa berbuat apa-apa karena apabila kita bisa berbuat apa-apa berarti kita memakai kekuatan kita sendiri (Ulangan 3:18).  Kita bisa kuat karena dasarnya Yesus Kristus bukan kehebatan kita.  Kita bisa gagah perkasa adalah anugerah.  Pahlawan yang gagah perkasa adalah orang yang enerjik, tidak ada yang loyo-loyo.  Gereja adalah kumpulan orang-orang yang “hidup” dan bukan hanya sekedar berorganisasi di mana orang-orangnya memikirkan dirinya sendiri.
Kalau kita mundur di kitab Kejadian, orang-orang yang gagah perkasa sudah disebut sejak di Kejadian 6:4.  Mereka adalah orang-orang berdosa, tapi luar biasa karena Tuhan menciptakan manusia itu memang luar biasa.  Manusia luar biasa, tapi karena jatuh dalam dosa akhirnya dia memakai kekuatan yang bukan dari Tuhan.  Oleh karena dosa manusia kehilangan kemuliaan Tuhan.  Mari persiapkan diri kita dan cek dengan sungguh-sungguh apakah Tuhan yang berbicara atau Iblis.  Jadilah kuat, teguhkan hatimu, jangan kecut dan tawar hati.  


Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

0 comments:

Post a Comment