Mari kita baca di Matius 24:9-14. Hal yang luar biasa bagi kami dari negara lain untuk bermitra dengan Saudara dan bekerja bersama-sama untuk memperlebar kerajaan sorga dan memberitakan Injil (Sandra-Australia). Tahun lalu Rush and Mary Dotty mendorong kami untuk pergi ke Indonesia, lebih tepatnya ke
Semarang. Hanya saja kami benar-benar tidak bisa waktu itu. Dan akhirnya tahun ini kami bisa ke Indonesia. Saya melihat bahwa apa yang Saudara kerjakan sejak dulu itu luar biasa dan sekarangpun semakin luar biasa. Di Australia kami membutuhkan Saudara. Di Australia beberapa sudah mulai pudar semangatnya untuk sungguh-sungguh mengasihi Yesus.
Mari kita baca Ibrani 12:1. Kita dikelilingi banyak saksi yang selalu berbicara “ayo terus”. Mereka selalu menyoraki kita “ya inilah waktunya, kamu harus terus”. Sorga melihat ke bawah dan berkata “ayo terus”. Mereka memberi kita kekuatan supaya kita bisa terus berlari. Jangan lelah karena Saudara sudah melakukan pekerjaan yang baik (2 Tim 4:7-8). Jangan lelah karena Yesus yang memanggil Saudara. Teruslah melakukannya dari kemuliaan yang satu kepada kemuliaan yang selanjutnya. Lebih dan lebih lagi seperti gambaran Yesus, menyerupai Yesus. Bertindak dan berbicara seperti Yesus. Dengan seperti ini, Saudara membawa kemuliaan yang dari Tuhan. Di Inggris ada satu pepatah, “sebuah imitasi atau tiruan adalah ketulusan dari suatu sanjungan”. Dan di sini yang kita sanjung adalah Yesus karena kita ingin menjadi serupa dengan Dia. Oleh sebab itu, yang terlihat bukan lagi diri kita, tapi Yesus. Kita dipanggil dengan suatu misi dan misi itu adalah Yesus sendiri.
Saudara, kita mempunyai masalah. Mari kita baca di 1 Timotius 4:1-5, 2 Timotius 3:1-9, 4:3-5. Namun kabar baiknya kita punya penawarnya. Di hari-hari terakhir ini kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Di dunia barat kami melihat hal ini semakin sering terjadi. Laki-laki dan perempuan yang dulunya sangat panas akan hal-hal Tuhan, sekarang sudah jatuh dan hilang. Orang-orang yang pergi karena Injil malah menyangkal Kristus dan banyak dari mereka jatuh ke dalam dosa. Namun, jangan takut karena anugerah Tuhan membuat kita bisa melewatinya. Selain itu, kita memiliki obat penawarnya atau penyembuhnya, apa itu? Yaitu Jubilee. Saudaralah obat penawarnya. Jika ada saudara laki-laki dan perempuan yang menjauh dari Tuhan, kembali dan tolong mereka. Berdoalah bagi mereka. Kita saling mendorong satu dengan yang lainnya. Terus lakukan karena kita sedang berlari marathon. Pernahkah Saudara lari jarak jauh (marathon)? Semua kita bisa lari marathon dan bisa memulainya. Hanya saja permasalahannya bukan bagaimana kita memulai lari marathon ini, tapi bagaimana kita mengakhirinya. Kita semua bisa memulainya dengan baik karena Kristus telah memanggil kita melalui kelahiran kembali. Namun Paulus tidak hanya memulainya, tapi juga mengakhirinya. Ia berkata “saya sudah mengakhiri pertandingan dengan baik”. Paulus sudah menyelesaikan pertandingannya. Saudara, teruslah berlari dan jemaat pasti akan menolong Saudara. Pemimpin-pemimpin pun akan menolong Saudara.
Ada beberapa hal yang akan menolong Saudara dalam menyelesaikan pertandingan ini:
1. Berjalan di dalam kerendahan hati Kristus
Taruhlah pikiran Saudara di dalam Kristus (Filipi 2:5). Rendahkanlah diri Saudara. Jika Tuhan membawa Saudara ke dalam kepemimpinan misalnya menjadi direktur atau presiden, tetaplah rendah hati. Ambillah rupa seorang hamba, apapun profesi Saudara entah itu dokter, tentara, atau polisi, Saudara harus melayani orang-orang dan bukan hanya menyuruh-nyuruh saja. Milikilah hati seorang hamba, hati yang rendah hati. Kita adalah pelayan Tuhan yang Maha Tinggi yang akan menggembalakan umat-Nya dan seorang gembala berada di bawah otoritas Dia. Ketika seseorang sudah ada kesombongan maka Tuhan yang harus merendahkannya. Jika Saudara ingin berlari dalam pertandingan yang baik, berlarilah dengan rendah hati.
2. Selalu berjalan di dalam hadirat Roh Kudus
Buah-buah Roh Kudus akan diberikan kepada Saudara (Gal. 5:22). Maka dari itu Saudara akan memiliki karakter Kristus dan akan terus bekerja di dalamnya.
3. Berjalan di dalam tim
Tim itu sangat penting. Di Alkitab tidak pernah penatua disebut sebagai kata tunggal. Namun pernah dikatakan sekali di dalam bahasa Yunani dan itu hanya ditujukan kepada Petrus saja. Selebihnya di Alkitab selalu mengacunya penatua-penatua. Jadi kata itu artinya jamak atau banyak. Kita perlu orang lain yang bersama-sama dengan kita. Kita bisa mempercayai pemimpin kita. Kita bisa berkata “tolong saya” dan ini semua perlu sebuah persahabatan yang dekat. Jika di dalam tim ada salah satu anggotanya berpikiran yang tidak benar atau memiliki pengajaran yang tidak benar maka anggota yang lain bisa mengingatkan bahwa itu tidak benar. Kita bisa saling menolong satu
dengan yang lainnya. Jadi tim itu sangat penting. Tim dapat melipatgandakan kekuatan kita. Saudara tahu permainan sepak bola? Permainan ini bukan bicara satu orang yang menjadi bintang, tapi bagaimana para pemain bermain bersama-sama di dalam satu tim. Sama halnya dengan hidup di dalam Tuhan. Ini bukan bicara satu orang yang diurapi untuk ribuan orang, tapi bicara banyak orang yang bisa menangani masing-masing orang. Jangan berusaha menjadi seorang superstar, tapi belajarlah supaya kita bermain di dalam tim. Bermain dengan posisi Saudara dan bertandinglah dalam pertandingan Saudara. Jangan bertanding di dalam pertandingan orang lain. Lakukan saja apa yang Tuhan perintahkan untuk Saudara lakukan dan tetaplah tinggal di dalam tim.
Apa hal pertama yang Iblis serang? Mari kita lihat di kitab Kejadian pasal 3 pada cerita Adam dan Hawa. Mereka adalah satu daging. Lalu Iblis datang dan berkata pada Hawa supaya Hawa memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Adam ada di situ juga. Namun Adam membiarkan Hawa memakan buah itu. Mengapa Adam tidak menghentikan Hawa untuk makan buah itu? Karena mereka tidak lagi berjalan di dalam satu tim. Kalau mereka berjalan di dalam tim pasti Adam melarang Hawa untuk makan buah itu. Namun Adam tidak melakukannya dan Adam menyalahkan Hawa, lalu terpisahlah tim itu. Tuhan sudah memberikan otoritas kepada kita, tapi Iblis itu memisahkan tim. Kita harus berjalan di dalam satu tim. Ini tidak hanya berbicara dalam suatu pernikahan saja, tapi juga di dalam jemaat.
4. Selalu pastikan bahwa Saudara adalah pasangan yang seimbang
Berjalanlah dengan pasangan yang seimbang. Di ayat 2 Korintus 6:14 berbicara tentang orang Kristen yang menikah dengan orang non Kristen. Saudara mengerti tentang simba yang dipikul secara bersama-sama? Misalnya sebuah bajak. Bajak yang dipikul oleh lembu dan keledai tidak akan bisa bekerja karena keledai hanya bisa diam sedangkan lembu mempunyai badan yang kuat untuk memikul. Jika Saudara dipanggil di dalam kepemimpinan sedangkan suami atau istri Saudara tidak maka mereka bisa saja menghalangi Saudara untuk berada di dalam panggilan yang sudah Tuhan tetapkan. Jika Saudara mencari seseorang untuk dinikahi, carilah seseorang yang memiliki hati kepada Tuhan.
5. Berjalan di dalam perjanjian
Jika Saudara berkata ya pastikan bahwa itu artinya ya, tetapi jika tidak artinya tidak. Jangan sampai Saudara berkata ya tapi kenyataannya tidak. Jika Saudara berkata ingin melakukan sesuatu maka lakukanlah. Hal ini penting. Kita harus menjadi orang yang kuat dengan kata-kata kita. Misalnya kita membuat janji dengan seseorang untuk bertemu. Namun tiba-tiba kita tidak bisa menepatinya. Di sini kita tidak bisa mengabaikan janji itu begitu saja karena kita sudah berjanji kepada orang itu untuk bertemu. Yang seharusnya kita lakukan adalah kita menghubungi orang itu dan berkata “maafkan saya dan lepaskan saya dari kata-kata yang pernah saya ucapkan kepadamu”. Jika orang itu berkata tidak maka kita harus tetap datang. Maksud dari perumpamaan ini yaitu kita harus memegang perkataan kita jika kita sudah mengatakannya.
6. Berjalan di bawah otoritas
Jika Saudara menginginkan otoritas maka Saudara harus di bawah otoritas (Matius 8:9). Kita sering berpikir jika kita mempunyai otoritas berarti kita bisa memerintah seseorang dan ia harus melakukannya. Namun yang terpenting di sini yaitu untuk memiliki otoritas, Saudara harus terlebih dahulu di bawah otoritas. Dan sekarang kita berada di bawah otoritas Tuhan sehingga kita bisa mempraktekkan otoritas yang dari Tuhan. Selain itu, pastikan kita juga di bawah otoritas jemaat. Tetaplah di dalam tim, jaga perjanjian Saudara, dan di bawah otoritas maka Saudara bisa mempraktekkan otoritas.
7. Berjalan dalam pimpinan firman Tuhan
Mari baca di Mazmur 1:1-3. Jika Saudara merenungkan firman Tuhan terus menerus maka Saudara akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran sungai. Di Australia, Saudara bisa melewati padang gurun yang sama sekali tidak ada air atau rumput. Namun Saudara akan melihat barisan pohon-pohon besar di padang gurun itu. Saudara bisa bertanya bagaimana pohon-pohon itu bisa hidup padahal tidak ada air? Akar-akar pohon itulah yang berakar amat dalam sehingga pohon-pohon itu bisa mendapatkan air. Sama halnya dengan Saudara. Apabila Saudara berakar kuat di dalam Tuhan maka Saudara senantiasa memiliki aliran-aliran air hidup itu dan Saudara akan menghasilkan buah pada musimnya. Bahkan tidak pada musimnya pun Saudara akan tetap berbuah. Di manapun Saudara berada, Saudara tetap akan menghasilkan buah. Bagaimana bisa? Bacalah firman Tuhan setiap hari dan renungkanlah sehingga Saudara tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai ajaran.
8. Berjalanlah di dalam anugerah
Jangan berjalan di dalam hukum Taurat lagi. Jika Saudara berbuat dosa atau ada pergumulan di dalam hidup Saudara, jangan pukuli diri Saudara. Jangan mengasihani diri Saudara atau merusak diri. Berjalanlah di dalam anugerah Tuhan. Jangan meneruskan dosa Saudara, tapi bertobatlah dan jangan beri kesempatan pada Iblis lagi. Inilah anugerah. Ada satu perumpamaan. Di Ibrani 4:16 ada kata ‘pertolongan’ kata ini di dalam bahasa Yunani artinya botheos. Di kitab bahasa Yunani hanya ada satu tempat di mana kita bisa menemukan kata yang artinya pertolongan (Botheos). Berbeda di kitab bahasa lain di mana kita bisa menemukan banyak kata yang artinya pertolongan. Dalam Kisah Para Rasul 27:17, kata penolong ini adalah kata yang sama yang kita temukan di Ibrani 4:16. Mereka meliliti kapal mereka supaya kapal mereka tetap menyatu. Waktu kita masuk ke dalam tahta kasih karunia maka Yesus adalah penolong kita. Dia datang untuk melingkupi kita ketika hidup kita terasa tercerai berai. Ketika hidup kita hancur maka Yesus datang untuk memegang kita erat-erat. Tidak peduli apapun yang terjadi dalam hidup Saudara, jangan pernah melupakan kasih karunia Tuhan karena itu yang selalu melayakkan Saudara untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan. Jangan pernah lupa bahwa Saudara adalah anak laki-laki Tuhan yang hidup. Kita semua berada di dalam tingkatan yang sama. Hiduplah di dalam anugerah Tuhan, baru kita bisa berlari di dalam pertandingan yang sudah dipersiapkan bagi kita.
(Tom-Australia)
0 comments:
Post a Comment