Jaga Hati Kita
Ketika saya dan Darwin datang ke kota-kota misi seperti Medan dan Pekanbaru, kami melihat bahwa iman mereka terus bangkit dan kami dibangkitkan dengan hal itu. Jika Saudara pernah datang ke kota misi, Saudara akan melihat bahwa tidak mudah berdiri di kota misi dengan beberapa orang saja. Peperangan yang mereka alami dan lalui pasti berbeda dengan kita yang di sini yang sudah banyak jemaatnya. Perjalanan pertama menuju Pekanbaru kemudian Prawang. Darwin diundang untuk kotbah di perusahaan Sinar Mas, Prawang. Waktu itu perusahaan Sinar Mas mengadakan acara Natal dan yang datang banyak sekali, dari karyawan sampai direktur-direktur utamanya. Saya mengucap syukur bahwa berita Injil bisa sampai kepada mereka. Walaupun acaranya sampai malam tidak ada yang pulang terlebih dahulu sampai Darwin selesai berkotbah. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Medan. Di sana kami bertemu dengan Akim dan Lina. Mereka terus bersemangat untuk memberitakan Injil meski sampai sekarang belum ada yang memberi diri untuk bertobat dan dilahirkan kembali.
Di bulan ini semua orang Kristen pasti merayakan hari Natal. Perayaan Natal diadakan untuk merayakan lahirnya Yesus ke dunia. Waktu Yesus lahir, ada kesukaan yang besar di dunia meski waktu itu banyak bayi yang dibunuh. Yesus adalah Tuhan yang Maha Mulia, tapi Dia lahir di tempat yang sangat sederhana.
Selanjutnya kita akan berbicara tentang hati. Kita perlu menjaga hati kita meski keadaan sekitar kita terlihat mengecewakan. Menjaga hati itu sangat penting. Mari kita buka Amsal 4:18. Di terjemahan bahasa Inggrisnya (KJV) dikatakan jalan orang benar makin terang dan makin terang sampai pada hari yang sempurna itu. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga hati kita dengan rajin (Ams 4:19-23, terjemahan KJV). Jaga hati kita dengan sungguh-sungguh. Banyak hal bisa terjadi dalam hidup kita dan hari-hari ke depan pun kita tidak tahu, tapi damai sejahtera Tuhan ada dalam hati kita dan ini yang membedakan kita sebagai anak-anak Tuhan dengan orang-orang di luar sana. Kita sungguh-sungguh menjaga hati kita karena dari hati bisa terpancar kehidupan. Waktu kita menerima firman iman, keselamatan, dilahirkan kembali, menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta kasih karunia Tuhan, ini semua yang membuat kita bisa memancarkan kehidupan dari dalam hati kita.
Apa yang terjadi di Kalimantan Barat tidak serta merta terjadi begitu saja atau terjadi secara instan. Sejak tahun 2009, jemaat yang ada di sana terus menabur (memberitakan Injil) sampai pada akhirnya di tahun 2014 orang-orang yang mereka injili mulai bertobat. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti jika belum ada orang yang bertobat. Terus beritakan Injil karena pada waktunya nanti orang-orang itu akan bertobat. Jangan terpengaruh dengan lingkungan sekitar Saudara (sekolah, tempat kerja, kampus) yang tidak setuju, Saudara difitnah, diperlakukan tidak adil, tetaplah jaga hati Saudara. Hati kita bisa tetap sejuk di tengah situasi yang panas. Kita tetap bisa tersenyum di tengah hiruk pikuk dunia. Jika kita menjaga hati kita maka jalan kita akan semakin terang karena firman Tuhan itu tetap tinggal di dalam hati kita. Jangan sampai kita baru mendapat tantangan sedikit saja, kita sudah loyo dan frustasi. Kalau seperti itu di mana Tuhan kita? Kita semua mempunyai pergumulan dengan Tuhan dan manusia, tapi pastikan kita menang.
Mari kita baca Efesus 6:10. Bacalah firman Tuhan dengan pelan-pelan, renungkan karena kita bisa mendapat pewahyuan dari ayat ke ayat. Di sini berbicara tentang perlengkapan senjata Tuhan. Pertanyaannya, sudahkah kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Tuhan? Tuhan sudah menyediakan segalanya bahkan di Efesus pasal 2 dikatakan seluruh berkat rohani sudah dikaruniakan kepada kita. Masalahnya kita kenakan atau tidak. Kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Tuhan supaya kita bisa tetap berdiri waktu melawan tipu muslihat Iblis (dalam bahasa Inggrisnya dikatakan be able to stand, Efesus 6:11). Iblis hanya memberi sedikit tipuan dalam pemikiran kita, tapi kita bisa langsung kalah kalau kita tidak menggunakan senjata Tuhan. Memang ada waktu di mana kita diserang, tapi kita mengucap syukur karena Tuhan sudah memberikan seluruh perlengkapan senjata-Nya. Dia tidak hanya memberikan berkat jasmani saja, tapi lebih daripada itu yaitu berkat-berkat rohani sehingga kita bisa melawan tipu muslihat Iblis. Dunia ini sudah sangat mengerikan, cara kerja segala kejahatan bisa “halus”, sepertinya baik, tapi hati-hatilah karena di dalamnya ada tipu muslihat Iblis. Jangan sampai kita terpengaruh. Jaga hati supaya tetap murni.
Ketika saya bertemu dengan Akim dan Lina, mereka terus menabur, memberitakan Injil, tapi belum ada yang bertobat. Di sana mereka seperti membuka jalan dan yang menjadi lawan mereka bukan darah dan daging, tapi penguasa-penguasa di udara dan roh-roh jahat yang ada di situ (Efe. 6:12). Beberapa kali dikatakan di ayat-ayat ini untuk tetap berdiri, tetap bertahan, supaya kita jangan sampai digoyahkan dan jatuh (Efe. 10:13). Kita perlu berdoa yang tak putus-putus, iman yang selalu bangkit, dan juga kerelaan untuk memberitakan Injil (Efe. 10:14-18). Segalanya sudah Tuhan beri, maukah kita kenakan itu?
Saudara bisa menyimpan uang untuk ikut perjalanan misi. Saudara akan merasakan kesenangan yang lebih daripada liburan ke luar negeri. Kita punya negara Indonesia ini luar biasa. Terdiri dari banyak pulau, suku bangsa, adat istiadat, dsb. Mereka mempunyai cara masing-masing untuk menyembah Tuhan, tapi sebenarnya mereka menantikan anak-anak Tuhan dinyatakan. Berita Injil ini harus sampai kepada mereka. Jadi bersemangatlah dan jadilah kuat dalam kuat kuasa Tuhan.
Di tengah tekanan dan masalah, ada jawaban di dalam firman-Nya. Oleh karena itu, kita akan kembali bersemangat dalam pembacaan firman Tuhan dan bertekun dalam firman-Nya. Saudara harus sadari bahwa bersukacita adalah sesuatu yang penting bagi hidup kita supaya kita tidak mudah terpengaruh dengan keinginan-keinginan dunia ini (Filipi 4:4). Bersukacita adalah perintah. Damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal, ini yang dicari oleh banyak orang (Fil. 4:5-7). Orang dunia mengejar damai sejahtera, mereka berusaha sedemikian rupa supaya hidup mereka lebih layak lagi, sekolah setinggi mungkin supaya mereka mendapat kedamaian dalam hidup. Namun siapa yang bisa mendapatkan itu jika berada di luar Tuhan? Di luar Kristus tidak ada damai. Saya melihat sendiri bahwa orang yang sukses atau tenar, mereka berkata bahwa mereka tidak bahagia, tidak damai. Kalau begitu untuk apa Saudara mengejar hal seperti itu? Bukan berarti tidak boleh sekolah tinggi atau bekerja sebaik mungkin, tapi hati kita sudah berbeda. Tujuan utama kita bukan itu lagi, tetapi selalu ada misi Tuhan di dalamnya yaitu berita Injil harus sampai kepada orang-orang.
Jika Saudara berpikir tentang kebutuhan hidup, masa depan, siapa suami atau istri Saudara, itu salah. Pikirkanlah apa yang tertulis di Filipi 4:8, pikirkanlah semua itu. Tahukah Saudara bahwa daging ini semakin digerogoti pelan-pelan jika Saudara memikirkan hal-hal duniawi. Firman Tuhan sudah menunjukkan apa yang layak kita pikirkan yaitu yang benar, mulia, suci, pikirkanlah semua itu. Tuhanlah sumber damai sejahtera (Fil. 4:9).
Apa yang dinubuatkan tentang Yesus terjadi dan selama hidupnya Dia hanya taat pada apa yang Bapa katakan sampai mati di kayu salib (Yesaya 11:1-5). Yesus memproklamirkan dirinya bahwa Dia adalah Tunas yang sudah dijanjikan sejak zaman nabi-nabi dan Dia adalah anak Daud, bintang timur yang gilang-gemilang (Wahyu 22:16). Dia lebih dari sekedar pemanis dalam hidup kita seperti pernak-pernik Natal sekarang ini, ada kuat kuasa-Nya jika kita tinggal di dalam Dia. Mari kita baca 2 Timotius 2:1-7. Tuhan yang akan memberi pengertian dalam segala sesuatu. Ketika dikatakan tentang prajurit, olahragawan dan petani, ini berbicara tentang kualitas hidup kita sebagai pengikut Kristus. Tuhan memang memberikan kasih karunia dengan cuma-cuma, tapi hidup kita juga harus taat seperti Yesus sehingga kasih karunia melimpah atas kita. Jika Saudara belajar dari kehidupan seorang prajurit, olahragawan, dan petani, mereka hidup bukan yang gampangan. Mereka dibentuk, dijadikan, dan diproses. Dulu waktu saya SMA, saya punya teman laki-laki. Dia orang yang biasa-biasa saja waktu SMA, bukan orang yang tampil, biasa sekali. Namun ketika dia bersekolah di Akpol, dia sudah berubah sekali. Dari bentuk badan yang biasa, kemudian jadi benar-benar berbeda. Untuk jadi seperti itu pasti tidak mudah. Lalu seorang petani. Ada ayah dari seorang sister yang petani. Dia betul-betul mengusahakan tanahnya sedemikian rupa. Jarak yang sangat jauh pun dari rumah ke ladangnya, itu tidak menjadi alasan. Padahal jalan yang dia lewati kalau di tempuh denganberjalan kaki bisa 3 hari 3 malam baru sampai. Namun dia menceritakan tentang pekerjaannya dengan sangat bangga. Dia memperhatikan tiap-tiap bulan, dari tahun ke tahun, tanah ini bisa ditanami apa supaya tumbuh subur. Bertahun-tahun hanya mengamati tanah dan inilah kesukaan seorang petani. Kemudian olahragawan. Kami pernah bertemu dengan Mia Audina, seorang pemain bulu tangkis. Dia sangat menjaga pola makannya dan pola tidurnya supaya layak untuk bertanding. Tuhan ingin kualitas hidup kita seperti mereka karena hidup mereka fokus dengan apa yang mereka ingin capai. Apa yang mereka lakukan betul-betul fokus. Kasih karunia diberikan dengan luar biasa, tapi kita juga harus menjaga hidup kita sedemikian rupa. Pekerjaan Tuhan besar dan masih banyak tempat di luar sana untuk misi. Saudara siap saja. Mari kita beritakan untuk apa Yesus datang ke dunia. Ada misi di dalamnya. Jadilah kuat dalam kuat kuasa-Nya dan kasih karunia-Nya. Silviana Lontoh
Dua hal yang saya simpulkan yaitu pertama jaga hati. Mari kita baca di Ayub 5:2. Sakit hati bisa membunuh kita dan orang bebal dimatikan oleh iri hati oleh karena itu jaga hati kita. Kalau ada sakit hati, iri hati, cepat selesaikan, lepaskan saja. Waktu memberitakan Injil kita juga bisa merasakan hal itu karena kita difitnah, disalah mengerti, tapi kita harus menjaga hati kita supaya jangan sampai sakit hati.
Tuhan sudah bukakan banyak bangsa termasuk Indonesia, siapa yang siap untuk misi? (Ibrani 11:8). Ketaatan kita bisa menentukan dunia ini. Pertama karena iman Abraham dikatakan percaya, kemudian taat dan selanjutnya bertekun. 3 kata kunci yang Saudara harus terus cek dalam perjalanan iman Saudara yaitu percaya, taat dan bertekun.Dalam perjuanganmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Sudah lupakah kamu akan nasihat untuk bertekun? Dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Kita misi bukan karena seseorang, tapi Tuhan. Walaupun sudah sampai pada kota yang dijanjikan, tapi Abraham masih menantikan satu kota yang dibangun oleh Tuhan sendiri. Paulus juga selama perjalanan hidupnya mengatakan bahwa yang dia kehendaki adalah mengenal Tuhan. Saudara di sini harus bertekun dalam iman. Suatu saat Saudara akan dilepaskan dan Saudara akan melakukan seperti yang Yesus lakukan.
Apa yang tertulis dalam Ibrani 11:36-37 adalah bagian dari menjadi pahlawan iman dan mereka tetap bertekun. Rasul-rasul juga mengalami apa yang pahlawan-pahlawan iman alami. Secara lahiriah mereka bisa kekurangan, tapi secara batiniah mereka berlimpah-limpah kasih karunia. Dunia ini tidak layak bagi mereka, karena benih firman Tuhan sudah ditaruh di dalam mereka dan ini lebih berharga. Janji secara lahiriah mereka tidak dapatkan, tapi iman mereka sampai (Ibr. 11:39). Ini yang penting. Siapa yang mau ke ujung bumi? Siapa pun bisa, tapi iman kita harus sampai ke sana dan kita juga mau memberikan yang terbaik untuk hal itu. Keluar dari mengasihani diri sendiri, taat dan bertekun. Di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil.
Khotbah: Hosea Hartono
Jubilee Semarang
0 comments:
Post a Comment