Firman Tuhan
PEMBACAAN Alkitab di tahun 2015 merupakan pembacaan yang luar biasa, tapi tidak banyak dari jemaat yang menyelesaikan pembacaan Alkitab selama satu tahun itu. Bagi Saudara yang sungguh-sungguh dalam berkomitmen dan hidup dalam kebenaran, menyelesaikan pembacaan tersebut bukanlah hal yang sulit. Mari Saudara, jangan menjadi biasabiasa dalam pengejaran akan Tuhan. Dalam Filipi 3:3 dikatakan kita harus menjadi orang-orang yang bersunat bukan lagi secara Perjanjian Lama tetapi menurut Perjanjian Baru yaitu sunat hati. Semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia harus melakukan sunat secara daging. Sunat bertujuan bukan hanya sekedar melakukan saja tetapi sebuah ketaatan kepada Tuhan sehingga orang yang melakukannya akan diberkati. Pada waktu Abraham bersunat, orang-orang yang tinggal di rumahnya
juga harus bersunat. Sunat adalah sebuah tanda perjanjian dengan Tuhan.
Selanjutnya berbicara tentang percaya. Mengapa kita bisa percaya? Kita bisa percaya bukan lagi karena diri kita, tetapi karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengatakannya bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bahkan sesuatu yang paling mustahil bagi manusia tidak menjadi mustahil bagi Tuhan. Bagi manusia, selesai dengan dosa adalah hal yang mustahil meskipun mereka berusaha sedemikian rupa. Tanpa campur tangan Tuhan manusia tidak dapat selesai dengan dosa dosanya. Sejak kita bertobat dan dilahirkan kembali, yang
paling terlihat berbeda adalah Saudara menjadi pribadi yang menghormati firman Tuhan. Kita menjadi orang yang bersunat hati karena kita beribadah kepada Roh Tuhan. Hidup di dalam Roh Tuhan berarti hidup di dalam kemerdekaan karena dimana ada Roh Tuhan di situ ada kemerdekaan (2 Korintus 3:17. Kemudian dalam Roma 10:17 dikatakan bahwa, “…iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Banyak orang membaca firman tetapi tidak mengerti firman tersebut karena tidak menggunakan iman. Firman Tuhan itu pada mulanya bersama-sama dengan Tuhan, sehingga firman itu menjadi hidup (Yohanes 1:1). Firman Tuhan akan hidup dalam diri kita karena hati kita sudah diubahkan. Firman itu telah menjadi manusia (Yohanes 1:14) sehingga kita bisa hidup di dalam firman itu. Orang yang sudah bertobat lahir baru pasti melihat kemuliaan Tuhan dan tidak akan melepaskan apa yang sudah ia lihat. Jangan sampai kemuliaan Tuhan itu hilang, seperti yang tertulis dalam Matius 5:13 bahwa garam yang sudah tidak asin lagi akan dibuang dan diinjak orang. Pada Kejadian 1:1-3 tertulis Tuhan sudah memulai pada mulanya dengan berfirman. Marilah Saudara instrospeksi diri, bagaimanakah kemuliaan Tuhan yang sudah Saudara miliki?
Di Markus 16:14-15, Yesus menentang ketidakpercayaan dan kedegilan hati murid-murid-Nya karena masih ada murid-muridNya yang tidak percaya. Namun hal yang terpenting adalah kita harus pergi dan memberitakan Injil kepada semua makhluk. Beritanya yaitu tentang pertobatan kelahiran kembali. Dalam
Yeremia 24:7 dikatakan bahwa “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.” Hati untuk mengenal Tuhan dapat kita peroleh hanya dengan kelahiran kembali. Jika Tuhan tidak hidup di dalam diri kita, tidak mungkin kita dapat melakukan perintah Tuhan. Bertobat berarti mengikut Tuhan dengan sepenuhnya (100%). Kemudian tanda-tanda yang
bukan lagi dengan kekuatan manusia akan menyertai kita (Markus 16:17-20). Kita dapat melakukan tanda-tanda tersebut karena Tuhan dapat melakukan hal-hal yang mustahil. Firman diteguhkan oleh Tuhan di dalam diri kita melalui tanda-tanda yang menyertai kita. Tuhan beserta dengan orang-orang yang
bersungguh-sungguh.
Saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan mengatakan pada mereka bahwa mereka akan bersusah payah dan bekerja keras hidup di dunia ini. Kemudian pada saat Kain membunuh Habel, di situlah Tuhan pertama kali mengutuk manusia. Kutuk yang terjadi bukan hanya pada kita, tetapi sampai juga kepada anak-cucu kita. Hal yang dapat melepaskan kutuk tersebut adalah dengan pertobatan kelahiran kembali. Penebusan dengan darah Yesus yang dapat melepaskan kutuk itu. Seorang penulis, Andrew Muray mengatakan, kita harus menjadi kuat bukan hanya dengan pemberitaan Injil, tetapi juga dengan doa. Doa adalah permintaan yang bukan lagi untuk diri kita sendiri. Pada ayat di atas dikatakan bahwa akan ada
tanda-tanda yang menyertai (Markus 16:17). Selain itu, “Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin” (Wahyu 22:21). Firman ini menjadi hidup karena Yesus juga turun menjadi manusia menyertai kita. Tuhan yang adalah Roh telah turun menjadi manusia, kemudian Ia naik ke sorga dan Roh Kudus turun bagi kita. Firman itu sudah dekat di dalam diri kita (Roma 10:9). Jika kita membaca sebuah quote atau kutipan yang tepat pasti kita akan merasa bahwa kutipan tersebut sangat sesuai dengan
apa yang kita pikirkan. Hal itu berbeda dengan firman yang kita dapat kuat secara spirit (Roh). Firman yang kuat akan membangkitkan spirit yang ada di dalam diri kita. Kembali ke Yeremia 24:7, kita tidak perlu lagi meminta hati yang baru. Kita perlu mengingatkan dalam diri kita supaya kita tidak lupa bahwa hati yang baru itu sudah kita peroleh semenjak kita bertobat dan dilahirkan kembali. Tuhan juga sudah berfirman
bahwa tanda-tanda itu akan menyertai kita. Tanda-tanda itu akan terus meneguhkan firman yang sudah ada dalam diri kita.
Apa yang perlu kita minta adalah supaya kehedak Tuhan terjadi di dalam hidup kita. Keberhasilan kita di dalam Tuhan adalah dengan kita terus mengingat apa yang sudah Tuhan tetapkan di dalam diri kita. Kecenderungan bangsa Israel adalah lupa dengan ketetapan Tuhan karena apa yang menjadi pusat
adalah diri mereka sendiri. Jalan bersama-sama dengan orang yang tidak memikirkan diri sendiri akan lebih menyenangkan. Kita sudah menjadi umat Tuhan dan itu perlu kita ingatkan setiap hari. Apabila Saudara melakukan kesalahan maka selesaikan hal itu, sungguh-sungguh bertobat dan tidak melakukan lagi. Bertobat
bukan hanya sekedar meminta ampun, tetapi sebuah kesungguhan seperti saat kita mengambil keputusan untuk bertobat lahir baru. Segala pengejaran kita harus dilakukan dengan sepenuh hati. Semua firman yang keluar dari mulut Tuhan, tidak akan kembali dengan sia-sia (Yesaya 55:11). Firman itu bisa saja diambil jika firman itu tidak tertanam dalam diri kita. Seperti pada perumpamaan benih yang tumbuh dalam kitab Matius pasal 13. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-3).
Ada sebuah buku menulis tentang pepatah Cina yang mengatakan bahwa seorang raja yang berhasil adalah ia yang memiliki penasehat hebat. Pada saat ini kita sudah memiliki penasehat yang luar biasa yaitu Yesus yang telah turun menjadi manusia. Segala firman yang diberikan Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:15-16). Selanjutnya dalam Ibrani 9:12 dikatakan bahwa firman Tuhan dapat menusuk amat dalam
dan dapat memisahkan antara jiwa dan roh. Jangan sampai kita tertipu dengan hal-hal yang memancing emosional kita.
Kotbah: Darwin Egan Lontoh
PEMBACAAN Alkitab di tahun 2015 merupakan pembacaan yang luar biasa, tapi tidak banyak dari jemaat yang menyelesaikan pembacaan Alkitab selama satu tahun itu. Bagi Saudara yang sungguh-sungguh dalam berkomitmen dan hidup dalam kebenaran, menyelesaikan pembacaan tersebut bukanlah hal yang sulit. Mari Saudara, jangan menjadi biasabiasa dalam pengejaran akan Tuhan. Dalam Filipi 3:3 dikatakan kita harus menjadi orang-orang yang bersunat bukan lagi secara Perjanjian Lama tetapi menurut Perjanjian Baru yaitu sunat hati. Semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia harus melakukan sunat secara daging. Sunat bertujuan bukan hanya sekedar melakukan saja tetapi sebuah ketaatan kepada Tuhan sehingga orang yang melakukannya akan diberkati. Pada waktu Abraham bersunat, orang-orang yang tinggal di rumahnya
juga harus bersunat. Sunat adalah sebuah tanda perjanjian dengan Tuhan.
Selanjutnya berbicara tentang percaya. Mengapa kita bisa percaya? Kita bisa percaya bukan lagi karena diri kita, tetapi karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengatakannya bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bahkan sesuatu yang paling mustahil bagi manusia tidak menjadi mustahil bagi Tuhan. Bagi manusia, selesai dengan dosa adalah hal yang mustahil meskipun mereka berusaha sedemikian rupa. Tanpa campur tangan Tuhan manusia tidak dapat selesai dengan dosa dosanya. Sejak kita bertobat dan dilahirkan kembali, yang
paling terlihat berbeda adalah Saudara menjadi pribadi yang menghormati firman Tuhan. Kita menjadi orang yang bersunat hati karena kita beribadah kepada Roh Tuhan. Hidup di dalam Roh Tuhan berarti hidup di dalam kemerdekaan karena dimana ada Roh Tuhan di situ ada kemerdekaan (2 Korintus 3:17. Kemudian dalam Roma 10:17 dikatakan bahwa, “…iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Banyak orang membaca firman tetapi tidak mengerti firman tersebut karena tidak menggunakan iman. Firman Tuhan itu pada mulanya bersama-sama dengan Tuhan, sehingga firman itu menjadi hidup (Yohanes 1:1). Firman Tuhan akan hidup dalam diri kita karena hati kita sudah diubahkan. Firman itu telah menjadi manusia (Yohanes 1:14) sehingga kita bisa hidup di dalam firman itu. Orang yang sudah bertobat lahir baru pasti melihat kemuliaan Tuhan dan tidak akan melepaskan apa yang sudah ia lihat. Jangan sampai kemuliaan Tuhan itu hilang, seperti yang tertulis dalam Matius 5:13 bahwa garam yang sudah tidak asin lagi akan dibuang dan diinjak orang. Pada Kejadian 1:1-3 tertulis Tuhan sudah memulai pada mulanya dengan berfirman. Marilah Saudara instrospeksi diri, bagaimanakah kemuliaan Tuhan yang sudah Saudara miliki?
Di Markus 16:14-15, Yesus menentang ketidakpercayaan dan kedegilan hati murid-murid-Nya karena masih ada murid-muridNya yang tidak percaya. Namun hal yang terpenting adalah kita harus pergi dan memberitakan Injil kepada semua makhluk. Beritanya yaitu tentang pertobatan kelahiran kembali. Dalam
Yeremia 24:7 dikatakan bahwa “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.” Hati untuk mengenal Tuhan dapat kita peroleh hanya dengan kelahiran kembali. Jika Tuhan tidak hidup di dalam diri kita, tidak mungkin kita dapat melakukan perintah Tuhan. Bertobat berarti mengikut Tuhan dengan sepenuhnya (100%). Kemudian tanda-tanda yang
bukan lagi dengan kekuatan manusia akan menyertai kita (Markus 16:17-20). Kita dapat melakukan tanda-tanda tersebut karena Tuhan dapat melakukan hal-hal yang mustahil. Firman diteguhkan oleh Tuhan di dalam diri kita melalui tanda-tanda yang menyertai kita. Tuhan beserta dengan orang-orang yang
bersungguh-sungguh.
Saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Tuhan mengatakan pada mereka bahwa mereka akan bersusah payah dan bekerja keras hidup di dunia ini. Kemudian pada saat Kain membunuh Habel, di situlah Tuhan pertama kali mengutuk manusia. Kutuk yang terjadi bukan hanya pada kita, tetapi sampai juga kepada anak-cucu kita. Hal yang dapat melepaskan kutuk tersebut adalah dengan pertobatan kelahiran kembali. Penebusan dengan darah Yesus yang dapat melepaskan kutuk itu. Seorang penulis, Andrew Muray mengatakan, kita harus menjadi kuat bukan hanya dengan pemberitaan Injil, tetapi juga dengan doa. Doa adalah permintaan yang bukan lagi untuk diri kita sendiri. Pada ayat di atas dikatakan bahwa akan ada
tanda-tanda yang menyertai (Markus 16:17). Selain itu, “Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin” (Wahyu 22:21). Firman ini menjadi hidup karena Yesus juga turun menjadi manusia menyertai kita. Tuhan yang adalah Roh telah turun menjadi manusia, kemudian Ia naik ke sorga dan Roh Kudus turun bagi kita. Firman itu sudah dekat di dalam diri kita (Roma 10:9). Jika kita membaca sebuah quote atau kutipan yang tepat pasti kita akan merasa bahwa kutipan tersebut sangat sesuai dengan
apa yang kita pikirkan. Hal itu berbeda dengan firman yang kita dapat kuat secara spirit (Roh). Firman yang kuat akan membangkitkan spirit yang ada di dalam diri kita. Kembali ke Yeremia 24:7, kita tidak perlu lagi meminta hati yang baru. Kita perlu mengingatkan dalam diri kita supaya kita tidak lupa bahwa hati yang baru itu sudah kita peroleh semenjak kita bertobat dan dilahirkan kembali. Tuhan juga sudah berfirman
bahwa tanda-tanda itu akan menyertai kita. Tanda-tanda itu akan terus meneguhkan firman yang sudah ada dalam diri kita.
Apa yang perlu kita minta adalah supaya kehedak Tuhan terjadi di dalam hidup kita. Keberhasilan kita di dalam Tuhan adalah dengan kita terus mengingat apa yang sudah Tuhan tetapkan di dalam diri kita. Kecenderungan bangsa Israel adalah lupa dengan ketetapan Tuhan karena apa yang menjadi pusat
adalah diri mereka sendiri. Jalan bersama-sama dengan orang yang tidak memikirkan diri sendiri akan lebih menyenangkan. Kita sudah menjadi umat Tuhan dan itu perlu kita ingatkan setiap hari. Apabila Saudara melakukan kesalahan maka selesaikan hal itu, sungguh-sungguh bertobat dan tidak melakukan lagi. Bertobat
bukan hanya sekedar meminta ampun, tetapi sebuah kesungguhan seperti saat kita mengambil keputusan untuk bertobat lahir baru. Segala pengejaran kita harus dilakukan dengan sepenuh hati. Semua firman yang keluar dari mulut Tuhan, tidak akan kembali dengan sia-sia (Yesaya 55:11). Firman itu bisa saja diambil jika firman itu tidak tertanam dalam diri kita. Seperti pada perumpamaan benih yang tumbuh dalam kitab Matius pasal 13. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-3).
Ada sebuah buku menulis tentang pepatah Cina yang mengatakan bahwa seorang raja yang berhasil adalah ia yang memiliki penasehat hebat. Pada saat ini kita sudah memiliki penasehat yang luar biasa yaitu Yesus yang telah turun menjadi manusia. Segala firman yang diberikan Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Timotius 3:15-16). Selanjutnya dalam Ibrani 9:12 dikatakan bahwa firman Tuhan dapat menusuk amat dalam
dan dapat memisahkan antara jiwa dan roh. Jangan sampai kita tertipu dengan hal-hal yang memancing emosional kita.
Kotbah: Darwin Egan Lontoh