Monday, 11 January 2016

Kesatuan

Kesatuan

Berbicara mengenai kesatuan, kita harus menyadari bahwa
Tuhanlah yang mempersatukan kita di dalam jemaat.
Banyak gereja mengalami perpecahan karena tidak memiliki
satu tujuan. Kecenderungan manusia adalah mencari apa
yang cocok bagi dirinya dibandingkan mentaati apa yang
Tuhan perkatakan kepada mereka. Pada kenyataannya kita
harus menjadi satu karena hanya di dalam kesatuan orang
bisa menjadi bertambah kuat dan bertumbuh. Apa yang
mempersatukan kita di dalam jemaat adalah pertobatan
kelahiran kembali. Saat kita bertobat dan dilahirkan kembali
kita mengenal jemaat dan diajarkan tentang komitmen.

Banyak orang yang menginginkan untuk mengikut Tuhan,
tetapi jarang sekali yang mau berkomitmen untuk hidup
menjadi satu. Hal itulah yang membedakan pertobatan
kelahiran kembali dengan orang yang hanya mengatur
dirinya sendiri. Apakah Saudara bahagia disatukan di dalam
jemaat? Jika kita bersatu dengan Kristus kita utuh, sempurna,
dan tidak berkekurangan suatu apapun.

Apa yang sudah dilakukan Yesus di kayu salib adalah
untuk mempersatukan kita dengan Bapa. Yesus saat itu hidup
juga di dalam daging tetapi di dalam Roh ia mentaati
kehendak Bapa. Realitas yang terjadi bahwa Yesus adalah
Kepala dan kita adalah tubuh-Nya. Paulus menyatakan
bahwa ia memperlengkapi penderitaan Kristus dengan
menderita bagi jemaat-Nya. Apa yang dikatakan oleh
Paulus, itu juga yang seharusnya kita kerjakan. Di Efesus 4:1-7,
11 dikatakan bahwa kita menjadi satu supaya kita
berpadanan dengan panggilan yang sudah ditetapkan
Kristus kepada diri kita. Apabila kita tidak menyadari bahwa
panggilan ini begitu berharga maka tidak ada gunanya
Tuhan mengaruniakan rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan
pengajar-pengajar. Hal itu yang mengingatkan bahwa
panggilan kita ini sangat berharga karena kita juga sedang
mengambil bagian di dalamnya. Panggilan yang berharga
ini yang membuat kita mengerti betapa berharganya suatu
kesatuan di dalam jemaat sebagai tubuh Kristus. Mengapa
orang tidak menerima firman yang berharga? Karena bisa
jadi masih ada hal dunia yang lebih berharga dibandingkan
panggilan keselamatan yang kekal ini.

Selanjutnya dalam Kisah Para Rasul 2:36-41 dijelaskan
bahwa semua orang harus menyadari bahwa Bapa yang
menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus. Jika kita tidak
memiliki pengharapan di dalam Tuhan, kita tidak mengerti
apa yang dimaksud dengan kesatuan. Apapun yang kita
miliki sekarang, itulah yang membuat kita bersemangat akan
janji Tuhan. Kesatuan kita dalam jemaat yang membuat kita
terus bertumbuh untuk saling menguatkan satu sama lain.

Saat kita diberikan Roh yang baru itulah yang membuat kita
bersemangat untuk memberitakan Injil kepada orang lain.
Pada ayat di atas, sebanyak 3000 orang menggabungkan diri
dalam jemaat. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
bagaimana mereka sungguh-sungguh menjaga kesatuan di
dalam jemaat. Mari kita membayangkan, apakah kita siap
jika banyak orang yang bergabung kepada kita? Kesatuan di
dalam roh adalah hal yang membuat kita kuat. Semua orang
yang menjadi percaya tetap bersatu (Kisah Para Rasul 2:43).

Bagaimana dapat mengatur orang sebanyak itu jika tidak
bersatu? Mereka pasti saling memperhatikan satu sama lain
dan setiap hari mereka memuji Tuhan. Pemimpin yang
mengajarkan kita untuk tidak berjalan sendiri. Dasar dari
kesatuan adalah karena adanya kerasulan di dalam takut
akan Tuhan. Rasul yang terus mengingatkan diri kita untuk
terus hidup dalam satu tujuan. Orang di luar akan melihat
bagaimana kita menjadi satu kesatuan (Kisah Para Rasul 2:44-
47). Yesus mengatakan kita akan menjadi murid-Nya jika kita
saling mengasihi satu sama lain. Hal tersebut yang
menjadikan keberadaan kita sebagai kumpulan yang
berbeda.

Banyak orang bertanya-tanya bagaimana caranya untuk
bertobat dan dilahirkan kembali (Kisah Para Rasul 4:32-35).
Namun jarang sekali dari mereka yang mau untuk
berkomitmen dan hidup sungguh-sungguh di dalam satu
kesatuan jemaat. Jika kita ingin menikmati perjalanan kita itu
berarti kita melakukan perintah Tuhan. Pengenalan akan
Tuhan dengan benar akan membuat diri kita menerima orang
lain apa adanya. Kita menjadi satu roh karena ada
pemberitaan tentang kebangkitan Yesus. Manusia baru yang
Tuhan berikan akan membuat kita hidup sehati sejiwa karena
Injil kebenaran firman Tuhan. JIka suatu kumpulan tidak lagi
melakukan kehendak Tuhan maka dapat dilihat bahwa tidak
ada kesatuan dalam kumpulan tersebut. Apa yang
membuat kita bersemangat untuk memberitakan Injil? Yaitu
kita penuh dengan pengharapan bahwa orang-orang
menggabungkan diri untuk hidup sungguh-sungguh dalam
panggilan Tuhan. Kesatuan tidak pernah berupa bentuk, itu
terlihat dari tindakan. Persekutuan yang erat ada karena kita
mengetahui tujuan Tuhan yang begitu mulia dalam hidup kita
(Kisah Para Rasul 5:12-14). Janganlah Saudara menjadi biasa
dalam setiap pertemuan selgrup maupun pertemuan ibadah.

Jika kita menganggap biasa maka kita tidak akan
mendapatkan apa yang bisa membentuk hidup kita.
Yesus melihat rancangan Bapa dalam diri-Nya (Yohanes
17:6-13, 20). Ia meminta kepada Bapa supaya murid-muridNya
dan diri-Nya dapat menjadi satu. Bukan Tuhan yang
menahan apa yang kita inginkan tetapi terkadang kita sendiri
yang membatasi keadaan diri kita. Jangan sampai kita
mencampurkan apa yang dikatakan roh dengan perasaan.
Otoritas Tuhanlah yang membuat kita dipimpin untuk menjadi
satu kawanan. Kesatuan yang sesungguhnya adalah kita
melihat orang lain dengan murni, bukan hanya melihat
kepada diri kita sendiri. Dalam 1 Korintus 6:15-17 dikatakan
jika kita mengikatkan diri dengan Tuhan kita akan menjadi
satu roh dengan Dia. Hal ini yang perlu kita perjuangkan
dengan sungguh-sungguh. Berbicara tentang kesatuan
diibaratkan seperti sepasang suami istri (Efesus 5:25-26). Tuhan
mau supaya Ia menyatu dengan jemaat sebagai tubuh-Nya.
Tuhan tidak menginginkan adanya cacat kerut dalam
kesatuan jemaat. Kita harus bangkit supaya jangan sampai
ada dari antara kita yang menjadi lemah.

Kotbah: Dedy Kurniawan

0 comments:

Post a Comment