LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Monday, 31 March 2014

Meeting dan babtisan di Pontianak

Terus beritakan Injil!
Baptisan di Pontianak. Ada 19 orang yang dibaptis pada hari Kamis, 27 Maret 2014.


Dari Kemuliaan sampai Kemuliaan

Dari Kemuliaan sampai Kemuliaan

Pikiran manusia menentukan apakah manusia itu bahagia atau tidak.  Kebahagiaan kita tergantung cara kita berpikir. Pikiran manusia dapat bersifat positif atau negatif. Ketika manusia sudah jatuh di dalam dosa, mereka dapat mengerti mana yang baik dan mana yang jahat.  Cara pikir kita hanya bisa berubah pada saat kita bertobat dilahirkan kembali. Beberapa hari yang lalu, ada seorang ibu yang bercerita mengenai masalah suaminya tetapi masalah sebenarnya adalah keyakinan ibu itu. Ia marah ketika kita bercerita tentang kepercayaannya kepada Yesus. Pada dasarnya, ia hanya menginginkan kita ikut merasakan apa yang dialami olehnya, tetapi pada kenyataannya akar permasalahan tersebut adalah keyakinannya.  Bagi mereka, keyakinan mereka tidak bermasalah. Manusia berusaha mencari pertolongan tetapi ketika ada yang memberitahukan bahwa ada jalan keluar dari masalah mereka, mereka tidak mau. Di luar negeri, di Amerika khususnya, mereka tahu bahwa jawaban dari masalah mereka adalah gereja, bahkan pada mulanya sumber hukum negara berasal dari gereja.  Amerika adalah negara yang bebas. Semua orang yang mau menikmati kebebasan memilih Amerika sebagai tempat tujuannya.  Walaupun mereka berpikir dapat bebas, tetapi mereka masih terikat dengan hidup keagamaannya yang penuh dengan aturan dan mereka pikir agama merekalah yang membuat mereka masuk surga.  Banyak orang mempertahankan sesuatu yang mereka tidak tahu.  Kita bisa lahir dari suatu agama tertentu tetapi tanpa pertobatan kelahiran kembali, tidak ada keyakinan agama ini yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa.   Orang yang sudah dilahirkan kembali juga harus tetap mengenal Tuhan. 
Contohnya ada 2 orang. Keduanya adalah anak Tuhan tetapi kehidupan yang mereka pilih belum tentu sama. Ada yang memilih bahagia dan tidak bahagia.  Mereka bisa seperti itu karena mereka yang memilih.    Seseorang yang memilih untuk tidak bahagia lama-kelamaan akan lelah menjadi anak Tuhan dan akhirnya mengundurkan diri menjadi anak Tuhan.  Orang itu yang telah memilih.   Jika seseorang mengundurkan diri, Firman Tuhan katakan “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23).    Sifat seorang anak selalu ingin melakukan perintah Bapanya.  Jika kita melakukan perintah Tuhan, Tuhan akan menjadi Bapa kita. Ketika kita berhenti melakukan perintah Tuhan dan tidak mengenal Tuhan,  kecenderungan kita adalah berjalan sendiri. Ibrani 10: 38-39,  kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri.  Jika kita mengundurkan diri dari Tuhan, kita tidak akan berkenan.     Banyak orang yang sebenarnya binasa tetapi masih bisa hidup. Mereka tidak serius lagi  ketika bicara tentang Tuhan.    Sewaktu-waktu mereka akan mati karena mereka tidak menyelesaikan panggilannya.  
“Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka” (2 Korintus 3:15)  Orang yang membaca Firman Tuhan saja masih bisa terselubung terlebih lagi orang yang tidak pernah membaca Firman Tuhan.  Bila kita tidak hidup sesuai dengan panggilan Tuhan, berarti masih selubung yang menutupi hati kita.  Jika kita tidak percaya maka sebenarnya selubung itu belum diambil daripada kita.   Ketika kita lahir kristen juga tidak menjamin kita mengerti Firman Tuhan bahkan pendeta sekalipun jika masih ada selubung yang menutupi hati mereka, mereka tidak akan mengerti.   “Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.” (2 Korintus 3:16)  Selubung itu perlu dibukakan barulah kita bisa mengerti Firman Tuhan.  “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Korintus 3:17).  Tuhan adalah Roh, manusia tidak bisa berhubungan dengan Tuhan jika manusia belum dilahirkan kembali.  Ketika dilahirkan kembali,  roh kita dapat berhubungan kembali dengan Tuhan.   Banyak gereja yang tidak lagi memberitakan kelahiran kembali. Bagi mereka dengan membuat ibadah yang bagus bisa kelihatan menyenangkan Tuhan. Bukan dengan bagusnya sebuah ibadah,
tetapi melalui kelahiran kembali manusia dapat memperoleh hubungan kembali dengan Tuhan. Tanda keintiman dengan Tuhan adalah kita mau melakukan apa saja yang Tuhan perintahkan. 
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (2 Korintus 3:18), terjemahan lainnya “..., are being transformed into his likeness with ever-increasing glory, which comes from Lord, who is the Spirit” (2 Corinthians 3:18b, NIV).  Berita Injil harus disampaikan, banyak gereja yang hanya beribadah tetapi Injil tidak lagi disampaikan. Yang disampaikan adalah kata-kata yang menyenangkan manusia saja.  Mereka bisa berkhotbah tetapi tanpa pewahyuan Tuhan semuanya sia-sia.   Ketika selubung itu dibukakan, maka kita akan semakin diubahkan dari kemulian  kepada kemuliaan yang lebih besar.    Ada suatu transformasi.   Orang senang dengan transformasi. Transformasi itu adalah perubahan dari hal yang biasa menjadi luar biasa.  Tuhan inginkan kita terus hidup dalam transformasi itu.  Akhir dari transformasi adalah kekekalan.  Hidup yang kekal tidak ada akhirnya.  Ketika kita membaca Firman dan kita mengerti karena Tuhan yang bukakan Firman itu barulah itu disebut transformasi. 
Kita perlu hidup dalam roh setiap hari,   kita tidak hanya hidup dalam tubuh jasmani tetapi ada tubuh rohani.   Pada1 Korintus 14:14, kita tidak hanya berdoa dengan akal budi tetapi ada roh yang juga berdoa.  “Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.” (1 Korintus 14:15).   Hidup dalam roh bukan untuk membuat kita menjadi sombong tetapi hidup dalam roh yang membuat kita bisa mengenal Tuhan.  Kita tidak bisa berbahasa roh kepada orang yang tidak mengerti dan hendaknya kita menggunakan akal budi kita.  Ada yang tidak bisa kita lakukan dengan roh, ada hal yang kita lakukan dengan akal budi.   Motivator bisa menyentuh akal budi kita tetapi tidak bisa menyentuh sampai roh. 

Beberapa konsep pembelajaran:
1.    Anda berada disini semua untuk belajar
2.    Alam semesta tidak pilih kasih
3.    Kehidupan Anda adalah cerminan sempurna dari keyakinan Anda
4.    Begitu Anda tidak dapat lepas dari benda, orang, atau uang maka Anda akan kacau
5.    Apa yang menjadi fokus dalam hidup Anda maka Anda akan berkembang
6.    Ikuti kata hati Anda
7.    Tuhan tidak akan pernah turun dari awan dan mengatakan sekarang Anda boleh sukses
8.    Dunia (alam semesta) adalah guru kita

Beberapa konsep di atas adalah untuk membantu kita.  Hal-hal ini membuat kita termotivasi.  Banyak orang yang termotivasi untuk menjadi lebih baik. Manusia harus temukan sesuatu, jika tidak menemukan sesuatu, kecenderungan manusia adalah gampang bosan.   Kita perlu transformasi setiap hari karena Iblis berusaha menipu kita supaya kita lupa bahwa kita sudah memiliki kemuliaan itu.  Kesenangan kita pada apapun akan pudar sewaktu-waktu.   Kita harus menikmati hidup ini.   Transformasi demi transformasi. Ingat manusia sudah kehilangan kemuliaan Tuhan.  Tuhan tidak melihat dosa kita yang lalu tetapi Tuhan ingin manusia kembali pada kemuliaan-Nya.  Kelahiran kembali bukan hanya suatu perubahan hidup tetapi ada suatu komitmen yang harus dilakukan.    Kita percaya bahwa Tuhan yang sanggup merubah hati kita.  Ia sudah mati bagi dosa kita dan Ia bangkit serta menjadikan kita anak-anak-Nya sehingga kita bisa hidup memancarkan kemuliaan-Nya dengan muka yang tidak terselubung.




Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang

Sunday, 30 March 2014

Kelahiran Kembali

Kelahiran kembali


Apa itu kelahiran kembali?

* Kelahiran kembali adalah suatu kondisi kita menjadi ciptaan yang baru dan meninggalkan kehidupan lama kita, Baca 2 Korintus 5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
dan menjadi ciptaan baru itu sangat memiliki arti seperti yang tertulis dalam Galatia 6:5 tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.
Jadi jika kita benar -benar mengalami kelahiran kembali yang sejati maka kita wajib untuk meninggalkan segala sesuatu yang dibelakang dan mengarahkan pandangan kita kepada tujuan.
aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

* Efek dari kelahiran kembali adalah kita tidak berbuat dosa lagi sebab benih ilahi tetap ada dalam setiap orang yang dilahirkan kembali.
Seperti yang tertulis pada 1 Yohanes 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Jika kita mengaku sudah dilahirkan kembali tapi masih terus menerus jatuh dalam dosa, satu pertanyaan yang perlu kita jawab adalah, apa benar benih ilahi itu terus ada dalam kita? Atau apakah benar saya sudah dilahirkan kembali yang benar, yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan lagi usaha manusia?

* Tanda-tanda dari orang yang dilahirkan kembali atau menjadi anak Tuhan adalah melakukan Kebenaran Tuhan. di 1 Yohanes 3:10 dengan sangat jelas bahwa barang siapa tidak melakukan kebenaran Tuhan tidak berasal dari Tuhan, lalu apakah kebenaran itu?
Kebenaran Tuhan ialah usaha-Nya untuk membenarkan dan menyelamatkan orang-orang berdosa, sehingga mereka menjadi orang-orang yang benar, artinya berada dalam hubungan yang seharusnya dengan Tuhan.
Tuhan ingin kita menjadi satu dengan dia dalam kebenaran ini, Baca di Yohanes 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Bahkan dalam satu keadaan saat Yesus bertemu dengan perempuan samaria, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Roh dan barangsiapa menyembah Tuhan haruslah dalam Roh dan Kebenaran.
Roh dan kebenaran adalah syarat mutlak yang dibutuhkan bagi orang-orang yang ingin menyembah Bapa.
Kelahiran kembali adalah kelahiran secara roh dimana Tuhan yang melakukan itu dalam hidup kita, hal ini adalah penggenapan dari nubuatan di Alkitab antara lain:

-- Yohanes 3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

-- Yohanes 3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

-- Yohanes 3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

-- Yehezkiel 36:25-27 Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

-- Yoh 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

dan masih banyak lagi ayat-ayat di Alkitab yang mengharuskan kita untuk dilahirkan secara Roh, bahkan Roh inilah yang dijanjikan Yesus sesaat sebelum dia naik ke sorga.
Tentang Roh ini Yesus mengatakannya sebagai sesuatu yang baik dari Tuhan, bahkan Dia mengatakan bahwa lebih baik jika Yesus pergi, karena kalau Dia pergi maka Dia akan mengutus Roh Kudus untuk datang kepada kita (Yohanes 16:7)

* Bagaimana orang bisa menerima kelahiran kembali?
Kelahiran kembali bisa diumpamakan titik balik kita untuk menerima kehidupan yang baru yang kekal. Dan ini adalah jalan untuk mendapatkan keselamatan jiwa kita.
Dalam Alkitab mengatakan bahwa keselamatan itu bukanlah usaha manusia, melainkan kehendak Tuhan. Bahkan dalam Efesus 2:8-9 mengatakan bahwa karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman dan itu bukanlah hasil usaha manusia.
Dalam sebuah ayat yang sangat familiar dalam telinga kita dikatakan bahwa Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini sehingga Ia menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.
jadi dari awal kita sudah mengetahui bahwa Tuhanlah yang ingin manusia diselamatkan, dan bagian manusia untuk menerima keselamatan ini adalah Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.(Roma 10:10)
Jadi percaya dengan sungguh-sungguh dalam hati kepada Tuhan adalah cara untuk kita menerima kelahiran kembali ini, dan bukan lagi banyaknya tindakan-tindakan yang kita lakukan untuk mendapatkannya.
Cara manusia sangat berbeda dengan cara Tuhan, dan sampai kapanpun kita berusaha untuk dilahirkan kembali dengan cara kita sendiri maka kita tidak akan pernah mengalami kelahiran kembali yang mengandung janji yang luar biasa ini.

* Bagaimana kita mendapatkan Roh Kudus itu?
Kita sudah membaca di ayat-ayat diatas bahwa kelahiran kembali adalah kelahiran secara Roh, dan dalam Alkitab mengatakan bahwa hanya Yesuslah yang akan melakukan itu, bukan yang lain!
Matius 3:11 berkata "Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api."
Yohanes mengatakan dengan jelas bahwa dia hanya membabtis orang-orang dengan air sebagai tanda pertobatan, tapi Yesus yang dikatakan lebih berkuasa dari pada Yohanes, Dialah yang akan membabtis kita dengan Roh dan api.
Yesus adalah pribadi yang mampu melahirkan kita kembali, memenuhi kita dengan Roh-Nya untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup kita.
Anak Tunggal Tuhan inilah yang dijanjikan akan menjadi jalan bagi kita untuk mendapatkan keselamatan, dan Yesus mengakui bahwa Dialah Jalan, kebenaran dan kehidupan.
Yesus memberikan janji yang luar biasa bagi orang-orang yang percaya kepada Dia, selain kita akan menjadi anak-Nya kita juga diberikan kuasa penuh untuk menjadi saksi-Nya, bahkan menjadi duta besar kerajaan Sorga.
Saat kita dilahirkan dari Tuhan secara otomatis kita akan mengetahui bahwa sekarang kita menjadi musuh dunia, karena keinginan Roh selalu bertentangan dengan keinginan daging.

Baca di:
Galatia 5:17
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Yakobus 4:4
Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
dan masih banyak lagi ayat yang menyatakan bahwa jika kita mendapatkan Roh yang dari Tuhan (dilahirkan kembali) maka secara otomatis kita tidak lagi mengutamakan hal-hal secara daging atau lahiriah yang ditawarkan dunia ini, tapi kita akan memberikan diri kita untuk dipimpin oleh Roh.

Jadi saudara-saudara berilah dirimu diselamatkan! Bukan usaha kita yang membuat kita menerima keselamatan itu, Tuhan memberikan anugerah-Nya kepada orang yang rendah hati dan Dia membenci orang yang congkak.
Berilah dirimu diperdamaikan dan terimalah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus Tuhan semesta alam.



Ditulis oleh:
Hengky Irawan
Jubilee surabaya

Sunday, 23 March 2014

Kepahlawanan Daud

Kepahlawanan Daud


“Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.” (1 Samuel 13:14). Ketika kita berbicara mengenai sebuah kerajaan bukanlah suatu hal yang kecil sama halnya dengan  kerajaan Tuhan.   Kerajaan Tuhan bukanlah seperti kerajaan di dunia ini.  Kerajaan manusia tidak akan tinggal tetap tetapi kerajaan Tuhan kekal sifatnya.  Kerajaan Saul tidak akan tetap, karena Tuhan sudah memilih Daud yang akan menggantikan Saul.
Tuhan sudah memilih orang yang berkenan dihati-Nya dan Daud adalah orang itu.  Daud dipilih Tuhan karena ada seseorang yang tidak mentaati Tuhan yaitu Saul.  Seseorang yang tidak diperhitungkan manusia, Daud adalah seorang yang tidak diperhitungkan oleh Isai untuk diurapi oleh Samuel, tetapi Samuel mengerti bahwa Daudlah yang akan ia urapi.    Jika waktu itu Saul yang mentaati Tuhan maka yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Yonatan.     Semuanya itu bukanlah takdir tetapi sesuatu yang Tuhan sudah rancangkan dari awalnya bahwa Daud akan menjadi raja. 
“Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.” (1 Samuel 13:8). Sebelum bangsa Israel mulai berperang harus ada persembahan korban bakaran yang mereka persembahkan untuk Tuhan. Persembahan korban hanya Samuel yang menentukan kapan waktunya.  Bangsa Israel menunggu kedatangan Samuel tetapi sampai waktu yang ditentukan Samuel tidak juga datang.  Sebagai raja, Saul mulai takut ketika rakyatnya mulai meninggalkan dia.   Dari sisi kekuatan, Saul tidak kekurangan panglima perang.  ia memiliki panglima-panglima yang perkasa dan berani (1 Samuel 13:15) tetapi kelemahan Saul adalah sifatnya yang penakut,   ia takut jika rakyatnya meninggalkannya. “Sebab itu Saul berkata: “Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.” Lalu ia mempersembahkan korban bakaran” (1 Samuel 13:9).  Saul membuat keputusan sendiri untuk membakar korban bakaran tanpa menunggu kedatangan Samuel karena bangsa Israel banyak yang meninggalkan dia karena Samuel tidak kunjung datang.
“Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. Tetapi kata Samuel: “Apa yang telah kauperbuat?” Jawab Saul: “Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya (1Samuel 13:10-13). Betapa seriusnya mereka dalam mentaati perintah Tuhan. Tuhan tidak akan berkenan jika mereka melakukan kesalahan.  Bagi Saul, hal itu bukan suatu yang salah karena mereka harus memulai peperangan tetapi ia tidak mentaati Tuhan. Pada jaman sekarang ini banyak orang yang meremehkan perintah Tuhan bahkan mereka tidak mengerti perintah Tuhan. Kekristenan digantikan dengan suatu murahan,  mereka tidak mengerti bahwa mereka perlu menginjil, mereka tidak menginjil karena mereka tidak mengerti Firman Tuhan.  Orang-orang perlu dibebaskan dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib.   Yonatan adalah orang yang taat karena ia adalah orang yang mengerti

otoritasnya di hadapan Tuhan. Seperti di 1 Petrus 1:2 kita dipanggil untuk taat pada kehendak-Nya.   
Kesombongan terbesar Saul ketika ia tidak bertobat dari apa yang ia lakukan. Itulah kesombongan manusia yang masih mengatur dirinya sendiri.   Begitu juga dengan keputusan orang yang ketika sudah mendengar Injil tetapi tidak mau menerima pertobatan.  Mereka beranggapan bahwa saat ini mereka belum membutuhkannya.  Mari kita terus mengucap syukur karena kita menerima pertobatan dari Tuhan. 
Ketika Saul tidak mentaati Tuhan, Tuhan sudah memilih orang lain untuk menggantikan Saul.   Seperti Nuh yang mendapatkan kasih karunia dari Tuhan ketika Tuhan hendak membinasakan semua mahluk hidup di bumi ini.
Pada 1 Samuel 17 adalah kisah kepahlawanan Daud ketika mengalahkan Goliat dan orang-orang Filistin,  “Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: “Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” (1 Samuel 17:26),  Daud terus mengingat perjanjiannya dengan Tuhan bahwa mereka adalah orang yang sudah bersunat.  Ia berani memperkatakannya karena ia mengerti.   Bangsa Israel yang tidak mengerti bahwa mereka sudah bersunat sangat ketakutan dengan bangsa Filistin.  Pada perjanjian baru bukan sunat seperti ada di perjanjian lama tetapi sunat hati bahwa kita menjadi anak-anak Tuhan.    Di dunia ini ada dua sifat  yang berbeda yaitu sifat Daud yang pemberani dan sifat Saul yang penakut. Selain itu, ada dua bangsa yang berbeda yaitu bangsa Israel dan Filistin.  Bangsa Israel adalah bangsa perjanjian sedangkan bangsa Filistin tidak. 
“dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami” (1 Samuel 17:47)

3  Hal Hasil dari Sifat Keberanian Daud :
1.     Tidak takut (1 Samuel 17:32)
2.     Ia tahu bahwa ia adalah anak perjanjian (1 Samuel 17:36)
3.     Ia datang dalam nama Tuhan (1 Samuel 17:45)


Lalu pada 1 Samuel 17: 52, Keberanian bangsa Israel baru muncul ketika Goliat sudah dibunuh oleh Daud.   Daud mengerti bahwa Tuhan orang ISRAEL berpihak kepada umat-Nya.  Setelah itu Daud menjadi raja yang penuh otoritas.    Raja bukanlah suatu posisi tetapi suatu otoritas yang diberikan Tuhan. Seorang pemimpin yang benar adalah orang yang hidup dalam kebenaran dan Ia hidup dalam kebenaran Tuhan.
Pada Amsal 3:1-6 berbicara tentang ajaran Tuhan.  “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:6).   Selanjutnya pada Amsal 3:12 Daud mengerti bahwa kasih Tuhan sama seperti anak kepada Bapanya.    Orang tidak mengerti kasih Bapa karena gambaran bapa sudah berubah.   Daud mengerti hatinya Tuhan sehingga ia menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan.  Hanya orang yang mendengar dan melakukan adalah orang yang pemberani.   Orang-orang pemberani adalah orang-orang yang berpikir positif dan berpikir sesuatu yang baik terjadi.   Kitab Wahyu katakan bukan penakut yang dapat masuk kerajaan Surga. Seorang pemberani adalah orang yang berani melewati ketakutan tetapi penakut adalah orang yang tidak berani melewati rintangan/ketakutan itu.   Daud pasti memiliki ketakutan tetapi ketika ia berani melewati itu, ia menang.  Mari kita menanamkan 3 hal itu dalam hidup kita supaya kita memberitakan Injil dengan berani dan menjadi pemenang.


Khotbah: Darwin Egan Lontoh (klik untuk melihat foto)
Jubilee Semarang

Kesuksesan yang Sejati

Kesuksesan yang Sejati


Semua orang pasti ingin sukses, tetapi ada kesuksesan yang sejati dan kesuksesan yang semu.  Di dalam jemaat Tuhan, Saudara akan menemukan kesuksesan yang sejati itu.  Pencuri yaitu Iblis, pekerjaannya hanya mencuri, membunuh, dan membinasakan (Yoh 10:10).  Pekerjaan Iblis bisa saja terjadi dalam lingkungan sekitar kita, pekerjaan kita, atau rumah tangga kita. 
Perjalanan rohani kita bukanlah perjalanan yang main-main atau seperti perjalanan wisata.  Sesuatu yang kekal dipertaruhkan yaitu hidup kekal atau mati kekal.  Oleh karena itu, kita yang sudah mendapatkan hidup yang kekal harus memberitakan Injil dan barangsiapa percaya orang itu mendapat hidup.  Waktu memberitakan Injil bukan hanya dia yang diselamatkan, tapi kita juga diselamatkan.  Sampai-sampai Paulus berkata “celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil”.  Namun terkadang banyak dari kita menganggap pemberitaan Injil sebagai tugas.  Kita harus beritakan bahwa tanpa Injil manusia akan binasa.  Injil bukanlah berita kadaluarsa.  Mungkin segelintir orang berkata bahwa Injil adalah berita kuno, tapi sebenarnya dalamnya sekarat.  
Dari banyak buku yang kita baca dan seminar yang kita ikuti, hanya dalam Yesus kita bisa mendapatkan kesuksesan yang sejati.  Pencuri datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan, tetapi Yesus datang untuk memberi hidup yang berkelimpahan.  Bagi kita yang sudah dilahirkan kembali, kita punya hidup berkelimpahan itu.  Namun bisa saja kita seolah-olah tidak punya karena tidak pernah dibuka lagi.  Mempunyai tapi seperti orang tidak punya.  Yesus datang memberi hidup dalam segala kelimpahan.  Apakah yang ‘segala’ itu boleh diganti dengan ‘sebagian’?  Pasti tidak, tapi mengapa hidupmu dibuat seolah-olah hanya memiliki sebagian saja?  Kalau hidup Saudara memang dalam kecurian atau kebinasaan, undang Yesus masuk dan Saudara akan mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. 

Di bawah ini kita akan melihat kesuksesan dalam 3 tingkatan:
1.  Kesuksesan : Kesuksesan fisik, mental, dan spiritual.

a. Kesuksesan fisik berbicara tentang tubuh, properti, mobil mewah, emas, dsb.
Jika Saudara mudah tertipu dengan kesuksesan fisik berarti Saudara adalah mainannya Iblis.  Namun Yesus juga peduli dengan kesuksesan fisik.  Kita bisa lihat pada firman-Nya yang mengatakan sembuhkan orang sakit.  Lalu memberi makan 5000 orang dan masih banyak lagi yang berbicara tentang fisik. Sukses secara fisik itu penting supaya kita bisa beraktivitas.
 
b. Kesuksesan mental.  Ini berbicara tentang jiwa seseorang.
Yesus berkata dalam firman-Nya untuk mengusir setan-setan supaya jiwanya sehat.  Oleh karena itu, karunia-karunia roh harus bekerja.

c. Kesuksesan spiritual.
 Kesuksesan ini diperoleh dengan dilahirkan kembali dari air dan roh.   
Dalam Matius 19:16-26 bercerita tentang seorang anak muda kaya yang mencari hidup yang kekal.  Ini berbicara tentang sesuatu yang paling tinggi dalam hidupnya yaitu tentang hal spiritual.  Dia adalah seorang yang achiever karena dia mengejar Yesus (waktu  itu tidak mudah bertemu dengan Yesus karena Yesus orang yang terkenal).  Kemudian dia bisa bertemu dengan Yesus secara fisik, tapi spiritualnya belum.  Oleh karena belum dia terus mengejar apa yang belum terjadi dalam hidupnya.
Anak muda itu sudah melakukan semua hukum Taurat.  Namun pada nyatanya masih kurang, dia masih mencari yang spiritual.  Yesus hanya menjawab “jual segala milikmu dan ikutlah Aku”.  Anak muda itu sedih karena banyak hartanya, baik secara fisik maupun mental.  Bicara mental yaitu bicara tentang ide-ide yang menguntungkan dia.  Dia berpikir kalau mengikut Yesus, semua ide-idenya bisa hilang.  Padahal belum tentu seperti itu.  Orang yang kaya memang sukar masuk dalam kerajaan Tuhan.  Oleh karena itu, butuh totalitas dan perjuangan yang luar biasa.  Kalau masih ada alasan-alasan atau keberatan secara manusia, maka dia tidak akan bisa masuk kerajaan sorga.  Memang sulit, tapi bisa.  Lalu murid-murid Yesus bertanya siapa yang bisa masuk kerajaan sorga artinya yang sesuai standar Yesus. 
Yesus hanya menjawab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.  Tuhan datang untuk memberi hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 
Kesuksesan spiritual bisa mempengaruhi kesuksesan mental dan fisik.  Luar biasa kita bisa bertobat dan dilahirkan kembali.  Itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan.  Jangan hanya dikemas saja dan berkata yang penting sudah bertobat dan dilahirkan kembali.  Bangkit dan bersinarlah.  Terang Tuhan telah terbit atasmu.  Oleh karena itu, beritakanlah Injil.  Renungkanlah firman Tuhan siang dan malam supaya perjalananmu berhasil dan beruntung. 

2.  Pencapaian dalam proses.

a.  Keyakinan.
 Percuma Saudara mempunyai mimpi, tapi keyakinan Saudara tidak penuh atau utuh.     Saudara tidak akan bayar harga kalau keyakinan Saudara tidak penuh.  Mari percaya saja dan itu pasti akan terjadi.  Iman mengalahkan dunia.  Sungguh-sungguh bangkitkan imanmu. 

b. Target atau sasaran.
 Ada target jangka panjang dan pendek.  Renungkanlah apa yang ingin Saudara capai dalam jangka panjang dan jangka pendek.

c.  Ketekunan.
Ini adalah sesuatu yang dibentuk dalam mental cara berpikir Saudara. 
d. Bersyukur.  Dalam segala keadaan ucapkanlah syukur.  Dengan bersyukur Saudara akan menjadi lebih dewasa dalam kehidupan ini.  Waktu dalam keadaan tidak enak pun Saudara tetap bersyukur, itu hal yang luar biasa.  Kalau tidak mengucap syukur maka yang muncul hanya mengeluh, mengutuk, mengumpat, memaki, dll.
e. Berbagi/ memberi/ kemurahan hati dimanifestasikan.  Ini bicara tentang mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri
f.  Rendah hati dalam doa.  Anugerah diberikan kepada yang rendah hati dan Tuhan menentang orang yang congkak. 
g. Setia sampai mati.  Jangan seperti Yudas Iskariot.  Awalnya sungguh-sungguh, tapi kemudian tidak.  Lalu akhir hidupnya adalah mati gantung diri.

3.  Kewaspadaan (berjaga-jaga).
Para penakluk atau juara pasti pernah tersandung.  Lebih mudah merebut daripada mempertahankan karena akan ada banyak pihak yang berusaha merebut dari berbagai sisi.  Sampai seberapa besar Saudara menganggap panggilan ini berharga?  Hati-hati dan berjaga-jaga.  Jangan sampai ada yang menawan Saudara dengan filsafat-filsafatnya yang kosong.  Kalau sekarang Saudara belum pernah mencapai yang terbaik lagi dalam hidup maka Saudara dalam bahaya.  Kembalilah maka Saudara akan bertumbuh.  Jika Saudara sungguh-sungguh kembali, Saudara pasti bisa mengontrol diri untuk kembali melakukan yang terbaik.  Namun apabila belum bisa berarti Saudara masih kecolongan atau masih ada celah-celah.  Jangan sampai terjadi pada Saudara perumpamaan tentang lima gadis bodoh.  Janji, fasilitas, dan perkenanan yang sama diberikan kepada lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana, tapi yang bodoh ditolak oleh mempelainya.   
Mari belajar dari perjalanan Yosua.  Dalam Bilangan 13:1-3, pemimpin sejati pasti diuji di medan peperangan.  Yosua dipilih lalu ia mengintai negeri yang dijanjikan itu (Bil 13:17- 24, Bil 14:6-9; Yos 24:14-18).  Sama halnya dengan Saudara.  Saudara akan merebut tanah perjanjian lalu apa yang Saudara lakukan dan persiapkan?  Amatilah tanah perjanjian itu.  Sebenarnya Tuhan bisa melakukan sendiri, tapi dia menyuruh pengintai-pengintai karena Ia ingin melatih kekuatan dan mental kita supaya kita menang.
Kita diutus, mengintai lalu mengambil alih (Yos 14:9-11).  Kaleb berkata bahwa sudah 45 tahun lamanya ia masih sama kuat.  Itu tidak hanya berbicara tentang umur, tapi juga tentang keyakinanmu, gairah, dan kekuatan.  Bagaimana dengan Saudara?  Apakah Saudara masih sama kuat sampai sekarang?  Berjuanglah untuk janji-janji Tuhan. 


Khotbah: Hosea Hartono (klik untuk melihat foto)
Jubilee Semarang


Thursday, 20 March 2014

Kebenaran yang sejati

Kebenaran

Menurut wikipedia
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek[1] bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yg
sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.


Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan obyek dan pengetahuan tidak sesuai.

Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyek, yakni pengetahuan yang obyektif.
Karena suatu obyek memiliki banyak aspek, maka sulit untuk mencakup keseluruhan aspek (mencoba meliputi seluruh kebenaran
dari obyek tersebut)


[Kamus Browning]
Dalam bahasa Ibrani yang dimaksud adalah kenyataan terbukti benar atau tidak bersalah  —  digunakan
untuk menyatakan seorang raja yang baik (#/TB Yes 32:1*) atau sekutu yang handal atau tetangga yang terpercaya (#/TB Am 5:7*).
Allah itu benar, karena ia setia pada *perjanjian-Nya, membebaskan Israel dari musuh-musuhnya dan memberi harapan untuk
masa depan (#/TB Yes 23:5*). Dalam PB kata ‘kebenaran’ sering ditemui dalam Injil Matius, di mana yang dimaksud adalah
kebenaran etis dengan melakukan kehendak Allah (#/TB Mat 5:6,10*).
Arti ini kurang radikal dibandingkan dengan yang dikemukakan Rasul Paulus.
Pada Paulus kebenaran itu tidak sekadar perilaku benar di hadapan Allah, tetapi suatu hubungan yang benar dengan Allah.
Prakarsanya adalah dari Allah; diterima dalam *iman dan berwujud dalam perilaku yang benar (#/TB Rom 3:21-26*).
Kebenaran dinyatakan ada pada Yesus dalam #/TB 1Yoh 2:1*, dalam arti sama sekali sesuai dengan kehendak Allah.


Banyak orang yang mempertanyakan tentang kebenaran Tuhan, mulai dari jaman perjanjian lama bahkan sampai jaman sekarang.
Hal ini adalah penggenapan dari ayat Alkitab di Roma 10:3
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

Ayat ini sangat jelas menggambarkan bahwa saat kita tidak mempunyai pengenalan akan kebenaran Tuhan maka kita akan berusaha mendirikan kebenaran kita sendiri dan lebih parahnya adalah, karena kita tidak mengenal kebenaran Tuhan itu dan setelah kita mendirikan kebenaran kita sendiri menjadikan kita tidak takluk kepada kebenaran Tuhan yang sejati.

Berbicara tentang kebenaran, banyak orang mengatakan bahwa kebenaran itu relatif dan kebenaran itu dianggap benar dan salah adalah tergantung siapa yang mengatakan itu.


Pengetehauan tentang yang baik dan yang jahat berbeda dengan Kebenaran Tuhan


Kita tahu bahwa pada hakekatnya saat manusia yang pertama Adam dan Hawa diciptakan, dan saat mereka memakan buah yang dilarang oleh Tuhan, maka dikatakan Alkitab bahwa mereka menjadi salah satu dari Tuhan sendiri tahu tentang yang baik dan yang jahat.
Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat inilah yang membuat banyak manusia merasa mereka sudah memiliki kebenaran yang sejati. Dan pengetahuan inilah yang membuat manusia selalu mementang Tuhan, tidak mau takluk pada kebenaran yang sejati yang memerdekakan orang-orang.

Dalam Roma 3:23 dikatakan
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah"
Dari ayat diatas kita mendapatkan suatu fakta bahwa kenyataannya saat manusia jatuh dalam dosa,
manusia sudah kehilangan kemuliaan Tuhan. Dan manusia berusaha membangun kemuliaan untuk diri mereka sendiri.
Sebanyak apapun pengetahuan yang kita miliki tentang hal yang baik dan yang jahat ternyata hal itu tidak akan pernah dapat menyelamatkan kita dari segala dosa yang sudah kita lakukan selain dari pada mendapatkan kebenaran yang sejati.



Apa itu kebenaran Yang sejati?

Yohanes 17:19 mengatakan " Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran."

Kebenaran yang sejati hanya ada di dalam Tuhan yaitu Firman-Nya, tidak ada yang lain.
Hanya Firman Tuhanlah yang sanggup melepaskan manusia dari hukuman dari kebinasaan dan segala konsekuensi dosa.
Bahkan dalam Injil Yohanes 8:32 dikatakan "dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Segala sesuatu dimulai dari Firman Tuhan, Baca Kolose 1:16 dimana dikatakan:
" karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan,
baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."

Yes, itulah kebenaran yang sejati yaitu bahwa segala sesuatu dari Tuhan oleh Tuhan dan untuk Tuhan.
Amin




Ditulis oleh:
Hengky Irawan
Jubilee for Surabaya

Tuesday, 18 March 2014

Jadwal Pertemuan Jubilee Surabaya


Kerajaan Tuhan, Kerajaan Sorga

Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Dalam suatu ketika Yesus berpesan kepada orang-orang yang mengikuti Dia "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai."
"Bukankah hidup itu lebih penting dasri pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?"
Sebuah ajaran yang sepertinya sebagai manusia kita akan katakan itu sangatlah berat untuk kita lakukan. Karena pada kenyataan secara fisik natural kita bahwa kekuatiran akan semua hal diatas adalah sangat besar, dan kadang hal itu yang menguasai hidup kita.
Bahkan beberapa orang menganggap perkataan Yesus ini adalah sesuatu yang tidak masuk diakal atau mustahil bagi kita untuk dapat melakukan ajaran-Nya itu.

Pengajaran yang di berikan Yesus ini bukan tanpa alasan saat Dia memberikan pengajaran-Nya ini, Dia bahkan memberikan perbandingan selanjutnya antara burung-burung yang tidak pernah menabur dan tidak pernah menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapa yang di sorga.
Yesus juga mengatakan bahwa kita melebihi burung-burung itu.
Kemudian Yesus juga membandingkan kekuatiran kita tentang pakaian dengan bunga bakung di ladang yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal dan Tuhan mendandani rumput di ladang yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, Yesus dengan jelas mengatakan bahwa terhadap kita manusia Bapa yang di sorga akan mendandani kita.
Suatu pengajaran yang mengandung janji yang luar biasa, dimana Yesus bukan hanya mengajarkan bagi kita untuk tidak kuatir tapi dia juga memberikan sebuah janji tentang pemeliharaan Bapa dalam hidup kita.

Kemudian Yesus meneruskan pengajaran-Nya dengan mengatakan bahwa semua hal tentang makan, minum, pakaian (Penghidupan kita sehari-hari) adalah hal-hal yang juga dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan.
Satu hal yang membedakan antara kita (orang yang mengenal Tuhan) dengan mereka yang tidak mengenal Tuhan adalah bagi kita yang sudah mengenal Tuhan kita tahu bahwa Bapa yang di sorga tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu. Wow suatu kabar yang luar biasa dimana sekarang kita dalam suatu kondisi dimana kita memiliki Bapa yang sangat mengeerti tentang kebutuhan kita, sebuah kebenaran yang luar biasa bukan?
Bahkan dengan tegas Yesus berpesan kepada semua orang yang sudah mengenal Tuhan " Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Dan ingatlah kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Dalam posting kali ini saya akan lebih banyak berbicara tentang hal "kerajaan Tuhan dan kebenarannya"
Sebagai pembuka saya akan menjabarkan sedikit definisi dan pengertian tentang kerajaan Tuhan

"Kerajaan Tuhan" (Yunani: η βασιλεια του θεου - hê basileia tou theou) dan "Kerajaan Sorga" atau "Kerajaan Langit" (Yunani: η βασιλεια των ουρανων - hê basileia tôn ouranôn), menggambarkan suatu gagasan yang sama.
Pengertian kerajaan sendiri menurut ensiklopedia bebas mengatakan bahwa:
Kerajaan:

    Kerajaan, wilayah di mana seorang raja memerintah.
    Kerajaan, salah satu bentuk pemerintahan di mana kepala negara dan/atau kepala pemerintahan-nya disebut Raja, Ratu, Kaisar, Permaisuri, Sultan, Baginda, Khalifah, Emir

Hak-hak dari seorang raja seperti yang tertulis di 1 Samuel 8:11-17 antara lain:
- Raja akan mengambil anak-anak laki-laki rakyatnya dan akan dipekerjakannya pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya
- Raja akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh; mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjara-senjatganya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka.
- Anak-anak perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan
- ladang rakyat, kebun anggur dan kebun zaitun akan diambil Raja yang paling baik dan akan diberikan Raja kepada pegawai-pegawainya; dari gandum dan hasil kebun anggur akan diambil Raja sepersepuluh dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain
- budak-budak dari rakyat baik laki-laki ataupun perempuan, ternak ayng terbaik dan keledai-keledai akan dibambil Raja dan dipakai untuk pekerjaannya
- Dari kambing domba akan diambil Raja sepersepuluh dan seluruh rakyat akan menjadi budak Raja
Dalam 1 Samuel 8 juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan bangsa Israel dengan meminta seorang raja adalah bentuk penolakan mereka terhadap Raja mereka yaitu Tuhan Bapa di sorga, hal ini tertulis di ayat 7
"TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka."

Dari struktur pemerintahan
Kerajaan Sorga di pimpin oleh Yesus Kristus seperti yang tertulis pada Matius 28:18
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."
Dari ayat itu kita bisa mendapatkan sebuah kenyataan dari kebenaran yang sejati bahwa Yesus telah menjadi Raja (Penguasa) atas seluruh Sorga dan bumi. Dan segala pemerintahan sudah ada di bawah tangan-Nya. Sebelum Yesus menyelesaikan semua perintah dari Bapa yang di sorga kita dapati di Injil Lukas 4:6 bahwa suatu ketika saat Yesus sedang dicobai oleh Iblis, Iblis mengatakan kepada Yesus
Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."
Sebelum Yesus mati dan bangkit di kayu salib kita baca di ayat ini bahwa Iblis menawarkan kekuasaan yang ada di bumi, tapi Yesus dengan tegas mengatakan bahwa "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Ketaatan Yesus kepada Bapa di sorga bahkan taat sampai mati telah membuat semua kekuasaan tidak hanya di sorga tapi juga di bumi sekarang sudah ada di dalam Yesus.
Bahkan dikatakan di dalam Filipi 2:5-11
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Luar biasa, dan sekarang kita tahu bahwa kita hanya mempunyai satu Raja yang memerintah atas sorga dan bumi yaitu Yesus Kristus Tuhan


Berapa lamakah pemerintahan Yesus ini akan berlangsung?
Dalam kitab Daniel 2:44 kita akan mendapatkan jawabannya. Mari kita buka Daniel 2:44
Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,
dari ayat tersebut kita akan menemukan jawaban bahwa kekuasaan Yesus tidak akan berkesudahan atau dalam bahasa di daniel adalah tidak akan binasa. Amin
Yesuslah yang akan memerintah selama-lamanya itulah kenyataan yang kita harus tahu dan terus beritakan kepada segala mahkluk.
Bahkan Yesus menjanjikan kepada kita orang-orang yang percaya kepada Dia yang bertobat, dilahirkan kembali dari air dan roh-Nya bahwa kita juga akan mendapatkan kerajaan yang tidak tergoncangkan, hal ini kita baca di Ibrani 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Ingatlah akan janji Tuhan tersebut, teruslah setia, kerjakanlah pekerjaan yang sudah Tuhan perintahkan, jangan kendor, teruslah berjuang dalam kemerdekaan yang Dia berikan, Hiduplah dalam iman, biarlah Roh mu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Amin

Ditulis oleh:
Hengky Irawan
Jubilee for Surabaya

Monday, 17 March 2014

Membangun Kesatuan Tubuh Kristus


Membangun Kesatuan Tubuh Kristus

Pertemuan kemarin di Kuala Lumpur berbicara tentang membangun.  Di dalam jemaat, hal yang dibagikan secara tidak sadar sudah pernah kita alami. Banyak orang yang membangun kelihatan luarnya bagus tetapi mereka tidak terus membangun kehidupan di dalam roh dan pada ujungnya berakhir kepada rutinitas jasmani.  Pastikan setiap hari kita memiliki kehidupan dalam Roh itu.  Kehidupan dalam roh itu dimulai pada saat kita bertobat dilahirkan kembali.  Jika kita tidak dilahirkan kembali, kita tidak akan pernah mengenal kehidupan di dalam roh itu.   Dalam buku John Wesley, ditemukan dalam dirinya bahwa ia mengalami suatu perubahan.  Ia dididik dalam lingkungan gereja metodis yang ketat dan berasal dari kehidupan gereja Anglikan.  Orangtuanya termasuk orang yang keras dalam mendidik anaknya.   Bagi orangtuanya jika mereka tidak memiliki kehidupan yang agamawi, mereka tidak akan mencapai hidup yang tertib. Suatu ketika  ia pergi ke Amerika karena ingin mengikuti jejak ayahnya yang juga seorang pendeta atau pengkhotbah.   Ketika di Amerika, ia memiliki hasrat menginjili orang-orang Indian tetapi yang didapatinya adalah jiwanya gelisah. Hal itu  didapati pada bukunya terdapat kutipan “aku pergi ke Amerika untuk mempertobatkan orang-orang Indian tetapi ohh siapa yang akan menobatkan aku, siapa yang dapat melepaskan aku dari hati yang jahat ini. Aku mengalami musim panas agama yang menyenangkan, aku bisa berbicara dengan baik, tidak mempercayai diriku sendiri sementara tidak ada bahaya mendekat sementara kematian menatap wajahku dan rohku gelisah.  Akupun tidak dapat berkata mati adalah keuntungan”  John Wesley begitu bangga akan kehidupan agamawi yang ia miliki berikut semua aturan di dalamnya. Lalu ia bertemu seseorang dari Morafiah dan orang itu bertanya apakah kamu sudah dilahirkan kembali?” kemudian catatan harian John Wesley mengatakan ”Aku dikalahkan juga oleh bukti nyata kesaksian hidup yang bersaksi bahwa Allah mengerjakannya di dalam mereka dalam sekejap mereka memberi iman yang sedemikian rupa di dalam darah PutraNya. Yang memindahkan mereka dari gelap kepada terang, keluar dari dosa dan ketakutan menuju kekudusan dan kebahagiaan. Di sinilah akhir dari perdebatan saya, sekarang saya hanya dapat berseru, Tuhan tolonglah ketidakpercayaanku”  dalam sejarah John Wesley adalah seorang yang luar biasa.  Dalam kutipan buku hariannya yang lain yang ia tulis pada 21 Mei 1938, “aku merasa terjual dibawah dosa, aku tahu aku tidak pantas mendapatkan apapun selain murka, penuh kebencian.  Semua pekerjaanku, kebenaranku, doa-doaku membutuhkan penebusan sendiri. Aku tidak mempunyai apapun untuk dibela. Tuhan kudus, aku tidak kudus, Tuhan adalah api yang menghanguskan, aku sepenuhnya orang yang berdosa yang pantas dihanguskan, namun aku mendengar suatu suara, percaya maka kau akan diselamatkan.  Yang percaya akan dipindahkan dari kematian kepada hidup. Ohh biarlah tidak ada satu orangpun yang menyesatkan kita dari suatu kata-kata yang seolah kita telah mencapai iman ini, Juruselamat umat manusia, selamatkanlah kami dari mempercayai Engkau, bawalah kami dekat kepadamu,  biarkan kami mengosongkan diri dan penuhkan kami dengan damai dan sukacita dalam mempercayai, biar seseorang dan sesuatupun yang memisahkan kami dari kasihmu dalam kekekalan” .
Hidup adalah sebuah pencarian sedangkan keselamatan adalah pencarian jiwa yang membawa kepada kehidupan.  Setiap orang harus mengalami pertemuan Ilahi dengan Tuhan.  Kita harus bersabar dalam pemberitaan kita karena untuk orang berbalik dari jiwa mereka yang tersesat kepada Tuhan itu harus ada pertemuan Ilahi.  Jangan tertipu oleh kehidupan yang agamawi seolah-olah sudah di dalam Tuhan, padahal hatinya belum di dalam Tuhan.   Siapapun kita, pastikan Roh Tuhan berkobar-kobar dalam hidup kita karena jika roh kita tidak menyala-nyala di dalam hatimu, maka si jahat sudah di dalam kita.  Untuk menjadikan satu orang menjadi pahlawan yang gagah perkasa di dalam Tuhan, dibutuhkan perjumpaan yang khusus bersama dengan Tuhan.  John Wesley mencari Tuhan dengan seluruh kehidupan keagamawiannya yang ketat. Dulu ia bangga dengan hal itu tetapi ternyata hal itu tidak dapat menjamin hidupnya.  Selalu ada kebencian, tipu daya, iri hati, sakit hati dalam hidupnya tetapi ketika ia menantikan suatu yang kudus sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang porter  (pembawa barang-barang) dan ada hal sederhana yang porter itu tanyakan kepadanya ”apakah kamu sudah mengalami Tuhan dalam hatimu?”. Dari perkataan itu, ia menemukan suatu yang kudus dan berharga itu.  Pada 11 Juni 1938, setelah ia bertobat pada hari ke 18 ia menulis, “Dengan bagaimanakah seorang yang berdosa bertobat dari dosa-dosanya? Dengan usaha-usahanya sendiri? Bukan. Seandainya usaha itu sangat banyak dan kudus, semua usaha itu bukan miliknya sendiri, melainkan milik Allah. Seandainyapun kamu berusaha, itu bukan karena kehebatan kita. Seandainya pun kamu punya niat, itu pun bukan karena usaha kita tetapi mereka semua tidak kudus dan mereka semua membutuhkan pertobatan baru. Buah yang buruk hanya tumbuh dari pohon yang buruk dan hatinya sudah rusak dan jahat, telah kehilangan kemuliaan Tuhan.  Kebenaran mulia yang mewarnai jiwanya pada mulanya sesuai gambaran penciptanya yang besar. 

Oleh karena itu karena tidak memiliki apapun untuk dimohonkan baik itu kebenaran atau usaha maka mulutnya sama sekali terkunci dihadapan Allah”
Tidak ada yang sulit ketika kita mau mengenal Tuhan dan kembali kepada keselamatan yang Tuhan sudah sediakan.  Firman Tuhan sederhana yaitu ”barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan”, tetapi di kehidupan yang nyata manusia bisa berdalih. Banyak orang yang sulit berseru kepada Tuhan.   Firman Tuhan itu adalah pelita yang sanggup menunjukan siapa kita dan Firman itu menerangi dan memperlihatkan siapa sesungguhnya orang itu.   Sama halnya dalam menginjil.  Biarkan Firman itu yang bekerja sebagai benih Ilahi, kita hanya tinggal memberitakannya saja.  Kita tidak perlu menambahkan Firman supaya lebih tajam karena Firman itu sudah tajam.  Yang diperlukan hati kita adalah suatu yang tulus dan murni untuk menyatakannya.  Firman Tuhan tetap Firman.   Tidak ada yang bisa menghalangi jika Tuhan sudah berbicara kepada orang itu.   Kenyataannya mulut pendosa sulit untuk mengakuinya.    Harus ada titik di mana dia sadar dan mengaku.  Seperti ada perumpamaan, seseorang yang sudah jatuh dan ketika ada yang memberikan tali untuk menolongnya dan menyelamatkannya dari kematian, pilihan sekarang ada pada orang yang jatuh itu untuk mengambil tali itu atau tidak.   John Wesley ditolak di Inggris karena apa yang diberitakan tidak sesuai dengan ajaran Calvin yang sedang dianut oleh orang Inggris pada saat itu.   Akhirnya ia berpindah ke Jerman dan bergabung dengan orang morafiah dan ia berkata  “dan di sini aku menemukan apa yang aku cari, bukti dari kuasa iman”.  Apakah hidup kita mencerminkan bukti dari kuasa iman itu?  Jika kita memiliki kehidupan itu, orang akan datang dan akan menemukan kehidupan itu. Jangan kita kompromi. Hidup terus dalam kebenaran. Jadilah pribadi yang merdeka.   Injil bukan sesuatu yang dijual murah.  Jika kita mau memenangkan orang yang kuat dan jika kita mau merubah sejarah yang dibutuhkan hanyalah orang yang bersungguh-sungguh dengan Tuhan.  Jika kita mau Injil sejati ini hidup pada setiap kita, mari kita memberitakannya.   Jika tidak ada orang-orang yang berani memegang teguh dan bersungguh-sungguh kepada Tuhan dan hidup dalam kekudusan, kita tidak akan pernah berubah.
Kita membayar harga karena kita tahu ada tujuan.  Hitler melakukan banyak hal supaya Jerman menjadi negara yang kuat dan para pengikutnya banyak berkorban demi tujuan itu terjadi. 
Permulaan hidup kerohanian tidak akan dimulai jika tidak ada kelahiran kembali. Banyak orang kristen yang tidak mengerti perjalanan rohaninya. Pikiran masih tertutup, bagi mereka hal itu sudah cukup tetapi kita memiliki perjalanan.  Ketika bangsa Israel melewati laut Teberau menuju ke tanah perjanjian.  Dalam perjanjian lama bangsa Israel melewati perjalan dari Mesir ke tanah Perjanjian.  Perjalanan itu bukan perjalanan yang mudah tetapi perjalanan yang sulit dan panjang. 
 Klik untuk melihat
Gambar di atas merupakan suatu gambaran mengenai suatu perjalanan.  Dalam suatu perjalanan pasti ada awal dan akhir, tetapi masalahnya banyak orang yang terjatuh pada perjalanan sehingga sedikit orang menuju finish itu.  Seperti bangsa Israel yang masuk ke tanah perjanjian hanya dua orang yaitu Yosua dan Kaleb.   Kita perlu dibangun setiap saat supaya kita dapat sampai dalam perjalanan hidup kita.  “Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Efesus 2:22).  Kita perlu dibangun karena segala sesuatu tidak akan kita dapatkan dengan instan. Kita harus mempelajarinya sedemikian rupa sehingga kita sampai pada akhir perjalanan.  Di bawah ini adalah gambar base dalam kehidupan berjemaat.
Klik untuk melihat
Orang yang baru dilahirkan kembali ditempatkan dalam keluarga Tuhan dan di sini ia menjadi seorang murid.  Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (Efesus 2: 20).  Kita menjadi keluarga karena kita memiliki satu tujuan, di awali dari kita dilahirkan dari air dan roh lalu menjadikan kita anak-anak Allah.  Di dalam keluarga Tuhan kita mendapatkan teguran, didikan dan dibangun. Dasar dari keluarga Tuhan adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan menjadi sebuah kehidupan seperti seorang ayah yang menasehati anaknya.
Kita bertumbuh karena kita adalah keluarga.  Murid-murid adalah orang-orang yang taat kepada Firman.
Setelah menjadi keluarga kita mengalami kedewasaan.  Kedewasaan kita diuji supaya kita tidak menjadi orang yang gampangan.  Di dalam jemaat kita memiliki kepribadian yang berbeda-beda tetapi yang menyatukan kita adalah Roh Tuhan.  Pada Efesus 4:1-3 Paulus menginginkan kita memiliki hidup yang berpadanan dengan panggilan itu. Tuhan memanggil kita memiliki suatu tujuan. Dan di sinilah berbicara tentang kesatuan iman.  Di luar sana banyak orang yang memiliki komunitas tetapi komunitas itu dibangun atas dasar keuntungan saja.  Membangun kesatuan roh bukan suatu yang mudah tetapi hal itu harus terus dibangun.  Orang bisa rasakan damai sejahtera di antara kita karena ada ikatan roh.  Tanpa ada kesatuan roh yang terjadi adalah sebuah percekcokan, iri hati, saling membenci, dll.   
Pada Efesus 4:11-12, setiap kita pasti dibangun dan dipersiapkan karena ada tujuan yang nyata yaitu mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Efesus 4:13). “sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan” (Efesus 4:14).  Jika kita masih diombang-ambingkan dengan hal itu, kita tidak bisa bersama-sama karena hanya orang yang memiliki keyakinan yang teguh yang memiliki kesatuan itu.  Panggilan ini bukan hal yang murahan karena ada yang kita tuju yaitu Kristus sebagai kepala (Efesus 4:15).   Dan setelah berada di keluarga Tuhan selanjutnya dibentuk menjadi Koinonia.  Koinonia berbicara tentang persekutuan yang memiliki tujuan yang besar.  Kita menjadi satu karena ada yang kita kerjakan baik secara persekutuan dan juga kemitraan.  Ada visi yang mengikuti kita jadi tidak ada waktu untuk kita memikirkan diri sendiri.  Orang bisa mengerti definisi koinonia tetapi untuk menghidupinya belum tentu orang itu bisa menghidupinya.  Awal dari koinonia adalah hubungan kita dipulihkan dahulu yaitu lahir kembali kemudian diberikan hati yang baru dan taat dan barulah kita bisa menjadi koinonia.  Di dalam kehidupan koinonia ada pemberitaan Injil yang disampaikan. Dari koinonia ada misi yaitu menjadikankan semua bangsa menjadi murid Tuhan.  Ke manapun kita dalam misi menghasilkan orang-orang untuk dimuridkan.  Koinonia berbicara tentang menderita sebagai orang kristen.  Penganiayaan juga bukan menjadi suatu pola yang dibentuk.  Harus ada penganiayaan yang terjadi.  Penganiayaan datang ketika kita memberitakan Injil.  Jika kita mulai berbicara dan masuk dalam kehidupan orang lain, kita akan mulai dianiaya.  Yang membuat berhenti penaniayaan ketika kita memilih hidup dalam zona aman. 
Brother dan sister, yang menggerakkan itu semua itu adalah Roh Kudus. Kita bisa mengasihi dan mengampuni orang-orang tanpa kita sudah dipenuhi Tuhan.  Jika kita tidak membangun dengan Roh Kudus, perubahan itu tidak akan pernah bertahan lama. Tidak mudah menuntun orang-orang dan mengajarkan orang-orang. Tetapi kita bisa karena ada Roh Tuhan.   Hidup berlimpah-limpah tanpa tujuan semuanya sia-sia. Jika kita tidak berapi-api sekarang, biar kita dipenuhi oleh Roh Kudus.    Jangan takut dengan masa depan kita, Tuhan sudah menyediakan segala sesuatunya. Mari kita menyelesaikan panggilan Tuhan sampai kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam hidup kita.

Khotbah: Sukaryo (klik untuk melihat foto)
Jubilee Semarang

Pelayanan doa