Kepahlawanan Daud
“Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu.” (1 Samuel 13:14). Ketika kita berbicara mengenai sebuah kerajaan bukanlah suatu hal yang kecil sama halnya dengan kerajaan Tuhan. Kerajaan Tuhan bukanlah seperti kerajaan di dunia ini. Kerajaan manusia tidak akan tinggal tetap tetapi kerajaan Tuhan kekal sifatnya. Kerajaan Saul tidak akan tetap, karena Tuhan sudah memilih Daud yang akan menggantikan Saul.
Tuhan sudah memilih orang yang berkenan dihati-Nya dan Daud adalah orang itu. Daud dipilih Tuhan karena ada seseorang yang tidak mentaati Tuhan yaitu Saul. Seseorang yang tidak diperhitungkan manusia, Daud adalah seorang yang tidak diperhitungkan oleh Isai untuk diurapi oleh Samuel, tetapi Samuel mengerti bahwa Daudlah yang akan ia urapi. Jika waktu itu Saul yang mentaati Tuhan maka yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Yonatan. Semuanya itu bukanlah takdir tetapi sesuatu yang Tuhan sudah rancangkan dari awalnya bahwa Daud akan menjadi raja.
“Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.” (1 Samuel 13:8). Sebelum bangsa Israel mulai berperang harus ada persembahan korban bakaran yang mereka persembahkan untuk Tuhan. Persembahan korban hanya Samuel yang menentukan kapan waktunya. Bangsa Israel menunggu kedatangan Samuel tetapi sampai waktu yang ditentukan Samuel tidak juga datang. Sebagai raja, Saul mulai takut ketika rakyatnya mulai meninggalkan dia. Dari sisi kekuatan, Saul tidak kekurangan panglima perang. ia memiliki panglima-panglima yang perkasa dan berani (1 Samuel 13:15) tetapi kelemahan Saul adalah sifatnya yang penakut, ia takut jika rakyatnya meninggalkannya. “Sebab itu Saul berkata: “Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.” Lalu ia mempersembahkan korban bakaran” (1 Samuel 13:9). Saul membuat keputusan sendiri untuk membakar korban bakaran tanpa menunggu kedatangan Samuel karena bangsa Israel banyak yang meninggalkan dia karena Samuel tidak kunjung datang.
“Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. Tetapi kata Samuel: “Apa yang telah kauperbuat?” Jawab Saul: “Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya (1Samuel 13:10-13). Betapa seriusnya mereka dalam mentaati perintah Tuhan. Tuhan tidak akan berkenan jika mereka melakukan kesalahan. Bagi Saul, hal itu bukan suatu yang salah karena mereka harus memulai peperangan tetapi ia tidak mentaati Tuhan. Pada jaman sekarang ini banyak orang yang meremehkan perintah Tuhan bahkan mereka tidak mengerti perintah Tuhan. Kekristenan digantikan dengan suatu murahan, mereka tidak mengerti bahwa mereka perlu menginjil, mereka tidak menginjil karena mereka tidak mengerti Firman Tuhan. Orang-orang perlu dibebaskan dari kegelapan kepada terang Tuhan yang ajaib. Yonatan adalah orang yang taat karena ia adalah orang yang mengerti
otoritasnya di hadapan Tuhan. Seperti di 1 Petrus 1:2 kita dipanggil untuk taat pada kehendak-Nya.
Kesombongan terbesar Saul ketika ia tidak bertobat dari apa yang ia lakukan. Itulah kesombongan manusia yang masih mengatur dirinya sendiri. Begitu juga dengan keputusan orang yang ketika sudah mendengar Injil tetapi tidak mau menerima pertobatan. Mereka beranggapan bahwa saat ini mereka belum membutuhkannya. Mari kita terus mengucap syukur karena kita menerima pertobatan dari Tuhan.
Ketika Saul tidak mentaati Tuhan, Tuhan sudah memilih orang lain untuk menggantikan Saul. Seperti Nuh yang mendapatkan kasih karunia dari Tuhan ketika Tuhan hendak membinasakan semua mahluk hidup di bumi ini.
Pada 1 Samuel 17 adalah kisah kepahlawanan Daud ketika mengalahkan Goliat dan orang-orang Filistin, “Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: “Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” (1 Samuel 17:26), Daud terus mengingat perjanjiannya dengan Tuhan bahwa mereka adalah orang yang sudah bersunat. Ia berani memperkatakannya karena ia mengerti. Bangsa Israel yang tidak mengerti bahwa mereka sudah bersunat sangat ketakutan dengan bangsa Filistin. Pada perjanjian baru bukan sunat seperti ada di perjanjian lama tetapi sunat hati bahwa kita menjadi anak-anak Tuhan. Di dunia ini ada dua sifat yang berbeda yaitu sifat Daud yang pemberani dan sifat Saul yang penakut. Selain itu, ada dua bangsa yang berbeda yaitu bangsa Israel dan Filistin. Bangsa Israel adalah bangsa perjanjian sedangkan bangsa Filistin tidak.
“dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami” (1 Samuel 17:47)
3 Hal Hasil dari Sifat Keberanian Daud :
1. Tidak takut (1 Samuel 17:32)
2. Ia tahu bahwa ia adalah anak perjanjian (1 Samuel 17:36)
3. Ia datang dalam nama Tuhan (1 Samuel 17:45)
Lalu pada 1 Samuel 17: 52, Keberanian bangsa Israel baru muncul ketika Goliat sudah dibunuh oleh Daud. Daud mengerti bahwa Tuhan orang ISRAEL berpihak kepada umat-Nya. Setelah itu Daud menjadi raja yang penuh otoritas. Raja bukanlah suatu posisi tetapi suatu otoritas yang diberikan Tuhan. Seorang pemimpin yang benar adalah orang yang hidup dalam kebenaran dan Ia hidup dalam kebenaran Tuhan.
Pada Amsal 3:1-6 berbicara tentang ajaran Tuhan. “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:6). Selanjutnya pada Amsal 3:12 Daud mengerti bahwa kasih Tuhan sama seperti anak kepada Bapanya. Orang tidak mengerti kasih Bapa karena gambaran bapa sudah berubah. Daud mengerti hatinya Tuhan sehingga ia menjadi orang yang berkenan di hadapan Tuhan. Hanya orang yang mendengar dan melakukan adalah orang yang pemberani. Orang-orang pemberani adalah orang-orang yang berpikir positif dan berpikir sesuatu yang baik terjadi. Kitab Wahyu katakan bukan penakut yang dapat masuk kerajaan Surga. Seorang pemberani adalah orang yang berani melewati ketakutan tetapi penakut adalah orang yang tidak berani melewati rintangan/ketakutan itu. Daud pasti memiliki ketakutan tetapi ketika ia berani melewati itu, ia menang. Mari kita menanamkan 3 hal itu dalam hidup kita supaya kita memberitakan Injil dengan berani dan menjadi pemenang.
Khotbah: Darwin Egan Lontoh (klik untuk melihat foto)
Jubilee Semarang
0 comments:
Post a Comment