Monday, 31 March 2014

Dari Kemuliaan sampai Kemuliaan

Dari Kemuliaan sampai Kemuliaan

Pikiran manusia menentukan apakah manusia itu bahagia atau tidak.  Kebahagiaan kita tergantung cara kita berpikir. Pikiran manusia dapat bersifat positif atau negatif. Ketika manusia sudah jatuh di dalam dosa, mereka dapat mengerti mana yang baik dan mana yang jahat.  Cara pikir kita hanya bisa berubah pada saat kita bertobat dilahirkan kembali. Beberapa hari yang lalu, ada seorang ibu yang bercerita mengenai masalah suaminya tetapi masalah sebenarnya adalah keyakinan ibu itu. Ia marah ketika kita bercerita tentang kepercayaannya kepada Yesus. Pada dasarnya, ia hanya menginginkan kita ikut merasakan apa yang dialami olehnya, tetapi pada kenyataannya akar permasalahan tersebut adalah keyakinannya.  Bagi mereka, keyakinan mereka tidak bermasalah. Manusia berusaha mencari pertolongan tetapi ketika ada yang memberitahukan bahwa ada jalan keluar dari masalah mereka, mereka tidak mau. Di luar negeri, di Amerika khususnya, mereka tahu bahwa jawaban dari masalah mereka adalah gereja, bahkan pada mulanya sumber hukum negara berasal dari gereja.  Amerika adalah negara yang bebas. Semua orang yang mau menikmati kebebasan memilih Amerika sebagai tempat tujuannya.  Walaupun mereka berpikir dapat bebas, tetapi mereka masih terikat dengan hidup keagamaannya yang penuh dengan aturan dan mereka pikir agama merekalah yang membuat mereka masuk surga.  Banyak orang mempertahankan sesuatu yang mereka tidak tahu.  Kita bisa lahir dari suatu agama tertentu tetapi tanpa pertobatan kelahiran kembali, tidak ada keyakinan agama ini yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa.   Orang yang sudah dilahirkan kembali juga harus tetap mengenal Tuhan. 
Contohnya ada 2 orang. Keduanya adalah anak Tuhan tetapi kehidupan yang mereka pilih belum tentu sama. Ada yang memilih bahagia dan tidak bahagia.  Mereka bisa seperti itu karena mereka yang memilih.    Seseorang yang memilih untuk tidak bahagia lama-kelamaan akan lelah menjadi anak Tuhan dan akhirnya mengundurkan diri menjadi anak Tuhan.  Orang itu yang telah memilih.   Jika seseorang mengundurkan diri, Firman Tuhan katakan “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23).    Sifat seorang anak selalu ingin melakukan perintah Bapanya.  Jika kita melakukan perintah Tuhan, Tuhan akan menjadi Bapa kita. Ketika kita berhenti melakukan perintah Tuhan dan tidak mengenal Tuhan,  kecenderungan kita adalah berjalan sendiri. Ibrani 10: 38-39,  kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri.  Jika kita mengundurkan diri dari Tuhan, kita tidak akan berkenan.     Banyak orang yang sebenarnya binasa tetapi masih bisa hidup. Mereka tidak serius lagi  ketika bicara tentang Tuhan.    Sewaktu-waktu mereka akan mati karena mereka tidak menyelesaikan panggilannya.  
“Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka” (2 Korintus 3:15)  Orang yang membaca Firman Tuhan saja masih bisa terselubung terlebih lagi orang yang tidak pernah membaca Firman Tuhan.  Bila kita tidak hidup sesuai dengan panggilan Tuhan, berarti masih selubung yang menutupi hati kita.  Jika kita tidak percaya maka sebenarnya selubung itu belum diambil daripada kita.   Ketika kita lahir kristen juga tidak menjamin kita mengerti Firman Tuhan bahkan pendeta sekalipun jika masih ada selubung yang menutupi hati mereka, mereka tidak akan mengerti.   “Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.” (2 Korintus 3:16)  Selubung itu perlu dibukakan barulah kita bisa mengerti Firman Tuhan.  “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Korintus 3:17).  Tuhan adalah Roh, manusia tidak bisa berhubungan dengan Tuhan jika manusia belum dilahirkan kembali.  Ketika dilahirkan kembali,  roh kita dapat berhubungan kembali dengan Tuhan.   Banyak gereja yang tidak lagi memberitakan kelahiran kembali. Bagi mereka dengan membuat ibadah yang bagus bisa kelihatan menyenangkan Tuhan. Bukan dengan bagusnya sebuah ibadah,
tetapi melalui kelahiran kembali manusia dapat memperoleh hubungan kembali dengan Tuhan. Tanda keintiman dengan Tuhan adalah kita mau melakukan apa saja yang Tuhan perintahkan. 
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (2 Korintus 3:18), terjemahan lainnya “..., are being transformed into his likeness with ever-increasing glory, which comes from Lord, who is the Spirit” (2 Corinthians 3:18b, NIV).  Berita Injil harus disampaikan, banyak gereja yang hanya beribadah tetapi Injil tidak lagi disampaikan. Yang disampaikan adalah kata-kata yang menyenangkan manusia saja.  Mereka bisa berkhotbah tetapi tanpa pewahyuan Tuhan semuanya sia-sia.   Ketika selubung itu dibukakan, maka kita akan semakin diubahkan dari kemulian  kepada kemuliaan yang lebih besar.    Ada suatu transformasi.   Orang senang dengan transformasi. Transformasi itu adalah perubahan dari hal yang biasa menjadi luar biasa.  Tuhan inginkan kita terus hidup dalam transformasi itu.  Akhir dari transformasi adalah kekekalan.  Hidup yang kekal tidak ada akhirnya.  Ketika kita membaca Firman dan kita mengerti karena Tuhan yang bukakan Firman itu barulah itu disebut transformasi. 
Kita perlu hidup dalam roh setiap hari,   kita tidak hanya hidup dalam tubuh jasmani tetapi ada tubuh rohani.   Pada1 Korintus 14:14, kita tidak hanya berdoa dengan akal budi tetapi ada roh yang juga berdoa.  “Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.” (1 Korintus 14:15).   Hidup dalam roh bukan untuk membuat kita menjadi sombong tetapi hidup dalam roh yang membuat kita bisa mengenal Tuhan.  Kita tidak bisa berbahasa roh kepada orang yang tidak mengerti dan hendaknya kita menggunakan akal budi kita.  Ada yang tidak bisa kita lakukan dengan roh, ada hal yang kita lakukan dengan akal budi.   Motivator bisa menyentuh akal budi kita tetapi tidak bisa menyentuh sampai roh. 

Beberapa konsep pembelajaran:
1.    Anda berada disini semua untuk belajar
2.    Alam semesta tidak pilih kasih
3.    Kehidupan Anda adalah cerminan sempurna dari keyakinan Anda
4.    Begitu Anda tidak dapat lepas dari benda, orang, atau uang maka Anda akan kacau
5.    Apa yang menjadi fokus dalam hidup Anda maka Anda akan berkembang
6.    Ikuti kata hati Anda
7.    Tuhan tidak akan pernah turun dari awan dan mengatakan sekarang Anda boleh sukses
8.    Dunia (alam semesta) adalah guru kita

Beberapa konsep di atas adalah untuk membantu kita.  Hal-hal ini membuat kita termotivasi.  Banyak orang yang termotivasi untuk menjadi lebih baik. Manusia harus temukan sesuatu, jika tidak menemukan sesuatu, kecenderungan manusia adalah gampang bosan.   Kita perlu transformasi setiap hari karena Iblis berusaha menipu kita supaya kita lupa bahwa kita sudah memiliki kemuliaan itu.  Kesenangan kita pada apapun akan pudar sewaktu-waktu.   Kita harus menikmati hidup ini.   Transformasi demi transformasi. Ingat manusia sudah kehilangan kemuliaan Tuhan.  Tuhan tidak melihat dosa kita yang lalu tetapi Tuhan ingin manusia kembali pada kemuliaan-Nya.  Kelahiran kembali bukan hanya suatu perubahan hidup tetapi ada suatu komitmen yang harus dilakukan.    Kita percaya bahwa Tuhan yang sanggup merubah hati kita.  Ia sudah mati bagi dosa kita dan Ia bangkit serta menjadikan kita anak-anak-Nya sehingga kita bisa hidup memancarkan kemuliaan-Nya dengan muka yang tidak terselubung.




Khotbah:
Darwin Egan Lontoh
Jubilee Semarang

0 comments:

Post a Comment