LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Saturday, 24 January 2015

Kita adalah Pahlawan yang Gagah Perkasa

Kita adalah Pahlawan yang Gagah Perkasa 

Kitab Yosua berbicara bagaimana bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian.  Musa tidak sampai masuk ke tanah perjanjian, tapi bukan berarti dia gagal.  Namun yang bisa masuk ke tanah perjanjian adalah generasi lain yaitu abdi Musa yang bernama Yosua.  Sebelum kita ke kitab Yosua, mari kita ke 1 Petrus 2:9.  Di ayat itu tertulis kita adalah umat yang terpilih (chosen generation; generasi yang terpilih).  Daud melakukan kehendak Tuhan pada zamannya (generasinya).  Kita juga akan seperti itu.  Kalau kita datang ke gereja hanya untuk diri sendiri berarti itu bukan mencari Tuhan.  Apabila kita mencari Tuhan, kita pasti mempunyai Roh yang sama untuk beranakcucu (memiliki generasi).  Kita sebagai manusia pasti bahagia kalau kita memiliki penerus, seperti sebuah keluarga.  Sebuah keluarga pasti menginginkan anak untuk jadi penerusnya.  Bahkan yang tidak bisa punya anak pun mau mengadopsi anak lain supaya ada penerusnya.  Dan anak itu pasti diajarkan sesuai dengan apa yang bapanya anggap benar.
Cara pandang Tuhan kepada kita itu berbeda dengan cara pandang kita.  Tuhan selalu beriman kepada kita karena Dia menciptakan kita dengan luar biasa.  Oleh karena itu, waktu manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan ingin manusia kembali kepada-Nya.  Kita dipilih sebagai imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, bukan memberitakan tentang gereja kita.  Kita memberitakan tentang Yesus karena Dia yang memberikan segala sesuatu, memberi kuasa di tengah dunia yang bengkok ini.  Kita semua orang biasa, tapi di mata Tuhan kita luar biasa.  Dia menunjukkan siapa kita di dalam Tuhan.  Namun kita juga bisa mengingatkan Tuhan sama seperti Hana.  Tuhan bisa ingat akan janji-Nya kepada Hana. Namun jangan sampai kita hanya minta-minta tanpa beriman.  Iman bisa menggerakkan Tuhan.  Tanpa iman kita tidak berkenan kepada Tuhan.
“kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.”  (1 Petrus 2:10).  Mengapa ini bisa terjadi?  karena ada pemberitaan Injil.  Di kitab Roma dikatakan betapa indahnya mereka yang membawa kabar baik.  Bagaimana bisa memberitakan?  Karena ada yang mengutus.  Kristus yang mengutus kita dengan urapan dan kuasa.  Tidak ada dari kita yang mengutus diri kita sendiri.
Ini adalah waktu-waktu yang exciting (menggairahkan, menggembirakan).  Jangan datang ke gereja dengan keadaan seolah-olah sedang di padang gurun (dalam masalah).  Kita adalah anak-anak perjanjian.  Di dalam Yosua 1:1-2 dikatakan Tuhan berfirman.  Kalau Tuhan sudah berfirman maka firman-Nya harus didengarkan dan ditaati karena apa yang Dia firmankan pasti terjadi.  Jika Tuhan sudah memberi perintah kepada kita maka tidak ada yang bisa bertahan (Yosua 1:3-5).  Kemanapun kita pergi tidak ada yang bisa tahan akan perintah (firman) Tuhan.  Di dalam firman-Nya dikatakan kita akan pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan.  Kita akan melepaskan orang-orang yang terikat.  Kita akan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
Kita tidak bisa berkata “kuatkan aku Tuhan”.  Kita sendirilah yang harus menguatkan diri.  Bahkan kita tidak bisa meminta orang lain untuk memberi kita semangat.  Kita sendiri yang menentukan diri kita untuk bersemangat atau tidak.  Di Yosua 1:6-10 tertulis kitalah yang harus sungguh-sungguh.  Apabila ada yang lemah itu karena tidak sungguh-sungguh.  Bangsa Israel saja harus kalahkan dan tumpas habis para musuhnya.  Seperti juga tembok Yerikho.  Tuhan yang menyuruh bangsa Israel untuk meruntuhkan tembok.  Dan Dia juga yang meruntuhkan tembok Yerikho itu.  Namun yang lakukan adalah manusia.
Mari cek diri kita, kita semangat atau tidak.  Jika kita mau berperang dan sudah membawa senjata, tapi ternyata tidak ada pelurunya, bagaimana?  Kita bisa mengaku anak Tuhan, tapi cek benar-benar kita anak Tuhan atau tidak.  Untuk menjadi prajurit Tuhan yang siap itu harus dilatih terus.
Bangsa Israel adalah pasukan Tuhan, begitu juga dengan jemaat.  Pasukan jangan sampai lupa membawa peluru kalau sudah bawa senjata.  Ini bicara tentang pengaturan dan persiapan (Yosua 1:11-12).  Bangsa Israel harus mengingat apa yang telah Musa katakan (Yos 1:13).  Di sini Musa tidak gagal karena tidak masuk tanah perjanjian, tapi memang ada generasi lain yang meneruskan dan apa yang telah difirmankan Tuhan pasti terjadi.
Mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh kata-kata apa yang luar biasa yang tertulis di Yosua 1:14.  Kata yang luar biasa di ayat itu adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Kita adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Dan pahlawan yang gagah perkasa adalah pahlawan yang siap dengan senjata dan pelurunya.  Mengapa Daud berbeda?  Karena dia mempersiapkan dirinya.  Sama halnya dengan kita.  Mengapa kita berbeda?  Karena kita mempersiapkan diri dan kita juga beriman.  Iman timbul dari pendengaran, pendengaran firman Kristus.  Dengan kata lain Tuhan berbicara kepada kita.  Tuhan juga yang berbicara kepada kita bahwa kita adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Meskipun diri kita sendiri belum melihat bahwa kita pahlawan gagah perkasa, tetapi kita harus percaya karena Tuhan sudah berbicara.  Kita adalah orang yang spesial.  Mungkin kita bisa berkata kita lemah, tapi Tuhan berkata kita adalah pahlawan yang gagah perkasa.
Tuhan juga berkata bahwa pahlawan-pahlawan di Yerikho adalah pahlawan yang gagah perkasa (Yosua 6:2).  Tuhan saja menghormati musuh.  Musuh dari Yosua dan bangsa Israel adalah pahlawan yang gagah perkasa.  Yang mereka lawan bukan orang-orang yang lemah, tapi orang-orang yang sudah dilatih.  Sama halnya dengan Iblis, Iblis juga adalah lawan yang kuat.  Jangan anggap enteng, tapi bukan berarti membuat kita menjadi takut.  Yosua adalah pahlawan yang gagah perkasa karena dia anak perjanjian.  Yang membedakan Yosua dan Kaleb dengan yang lain yaitu karena mereka memiliki memiliki roh yang berbeda atau jiwa yang berbeda (cara pikirnya berbeda).
Bangsa Israel bisa keluar dari tanah Mesir, tapi cara pikirnya masih dalam perbudakan dan ingin kembali ke Mesir lagi.  Kita juga bisa ada di dalam jemaat Jubilee, tapi sebenarnya sudah tidak ada “aktivitas” (di dalam gelap) dan aktivitasnya hanya di hari Minggu.  Zaman sekarang banyak orang Kristen hanya mau didoain, mentalnya seperti hidup di Perjanjian Lama terus (di dalam hukum Taurat).  Orang-orang yang seperti ini berarti belum dilahirkan kembali.  Orang yang dilahirkan kembali adalah orang yang tidak menghidupi hukum Taurat, tapi menggenapi.  Gereja bukanlah gedungnya, tapi orang-orangnya yang dipanggil keluar dari gelap kepada terang.
Kita adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa.  Buktinya apa?  Kesaksian-kesaksian kita.  Dan kita menjadi pahlawan yang gagah perkasa tidak bisa langsung jadi melainkan harus dilatih.  Tuhan itu memilih orang yang tidak bisa berbuat apa-apa karena apabila kita bisa berbuat apa-apa berarti kita memakai kekuatan kita sendiri (Ulangan 3:18).  Kita bisa kuat karena dasarnya Yesus Kristus bukan kehebatan kita.  Kita bisa gagah perkasa adalah anugerah.  Pahlawan yang gagah perkasa adalah orang yang enerjik, tidak ada yang loyo-loyo.  Gereja adalah kumpulan orang-orang yang “hidup” dan bukan hanya sekedar berorganisasi di mana orang-orangnya memikirkan dirinya sendiri.
Kalau kita mundur di kitab Kejadian, orang-orang yang gagah perkasa sudah disebut sejak di Kejadian 6:4.  Mereka adalah orang-orang berdosa, tapi luar biasa karena Tuhan menciptakan manusia itu memang luar biasa.  Manusia luar biasa, tapi karena jatuh dalam dosa akhirnya dia memakai kekuatan yang bukan dari Tuhan.  Oleh karena dosa manusia kehilangan kemuliaan Tuhan.  Mari persiapkan diri kita dan cek dengan sungguh-sungguh apakah Tuhan yang berbicara atau Iblis.  Jadilah kuat, teguhkan hatimu, jangan kecut dan tawar hati.  


Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

Jaga Hati Kita

Jaga Hati Kita 

Ketika saya dan Darwin datang ke kota-kota misi seperti Medan dan Pekanbaru, kami melihat bahwa iman mereka terus bangkit dan kami dibangkitkan dengan hal itu.  Jika Saudara pernah datang ke kota misi, Saudara akan melihat bahwa tidak mudah berdiri di kota misi dengan beberapa orang saja.  Peperangan yang mereka alami dan lalui pasti berbeda dengan kita yang di sini yang sudah banyak jemaatnya.  Perjalanan pertama menuju Pekanbaru kemudian Prawang.  Darwin diundang untuk kotbah di perusahaan Sinar Mas, Prawang.  Waktu itu perusahaan Sinar Mas mengadakan acara Natal dan yang datang banyak sekali, dari karyawan sampai direktur-direktur utamanya.  Saya mengucap syukur bahwa berita Injil bisa sampai kepada mereka.  Walaupun acaranya sampai malam tidak ada yang pulang terlebih dahulu  sampai Darwin selesai berkotbah.  Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Medan.  Di sana kami bertemu dengan Akim dan Lina.  Mereka terus bersemangat untuk memberitakan Injil  meski sampai sekarang belum ada yang memberi diri untuk bertobat dan dilahirkan kembali.
Di bulan ini semua orang Kristen pasti merayakan hari Natal.  Perayaan Natal diadakan untuk merayakan lahirnya Yesus ke dunia.  Waktu Yesus lahir, ada kesukaan yang besar di dunia meski waktu itu banyak bayi yang dibunuh.  Yesus adalah Tuhan yang Maha Mulia, tapi Dia lahir di tempat yang sangat sederhana.
Selanjutnya kita akan berbicara tentang hati.  Kita perlu menjaga hati kita meski keadaan sekitar kita terlihat mengecewakan.  Menjaga hati itu sangat penting.  Mari kita buka Amsal 4:18.  Di terjemahan bahasa Inggrisnya (KJV) dikatakan jalan orang benar makin terang dan makin terang sampai pada hari yang sempurna itu.  Yang perlu kita lakukan adalah menjaga hati kita dengan rajin (Ams 4:19-23, terjemahan KJV).  Jaga hati kita dengan sungguh-sungguh.  Banyak hal bisa terjadi dalam hidup kita dan hari-hari ke depan pun kita tidak tahu, tapi damai sejahtera Tuhan ada dalam hati kita dan ini yang membedakan kita sebagai anak-anak Tuhan dengan orang-orang di luar sana.  Kita sungguh-sungguh menjaga hati kita karena dari hati bisa terpancar kehidupan.  Waktu kita menerima firman iman, keselamatan, dilahirkan kembali, menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta kasih karunia Tuhan, ini semua yang membuat kita bisa memancarkan kehidupan dari dalam hati kita.
Apa yang terjadi di Kalimantan Barat tidak serta merta terjadi begitu saja atau terjadi secara instan.  Sejak tahun 2009, jemaat yang ada di sana terus menabur (memberitakan Injil) sampai pada akhirnya di tahun 2014 orang-orang yang mereka injili mulai bertobat.  Oleh karena itu, jangan pernah berhenti jika belum ada orang yang bertobat.  Terus beritakan  Injil karena pada waktunya nanti orang-orang itu akan bertobat.  Jangan terpengaruh dengan lingkungan sekitar Saudara (sekolah, tempat kerja, kampus) yang tidak setuju, Saudara difitnah, diperlakukan tidak adil, tetaplah jaga hati Saudara.  Hati kita bisa tetap sejuk di tengah situasi yang panas.  Kita tetap bisa tersenyum di tengah hiruk pikuk dunia.  Jika kita menjaga hati kita maka jalan kita akan semakin terang karena firman Tuhan itu tetap tinggal di dalam hati kita.  Jangan sampai kita baru mendapat tantangan sedikit saja, kita sudah loyo dan frustasi.  Kalau seperti itu di mana Tuhan kita?  Kita semua mempunyai pergumulan dengan Tuhan dan manusia, tapi pastikan kita menang.
Mari kita baca Efesus 6:10.  Bacalah firman Tuhan dengan pelan-pelan, renungkan karena kita bisa mendapat pewahyuan dari ayat ke ayat.  Di sini berbicara tentang perlengkapan senjata Tuhan.  Pertanyaannya, sudahkah kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Tuhan?  Tuhan sudah menyediakan segalanya bahkan di Efesus pasal 2 dikatakan seluruh berkat rohani sudah dikaruniakan kepada kita.  Masalahnya kita kenakan atau tidak.  Kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Tuhan supaya kita bisa tetap berdiri waktu melawan tipu muslihat Iblis (dalam bahasa Inggrisnya dikatakan be able to stand, Efesus 6:11).  Iblis hanya memberi sedikit tipuan dalam pemikiran kita, tapi kita bisa langsung kalah kalau kita tidak menggunakan senjata Tuhan.  Memang ada waktu di mana kita diserang, tapi kita mengucap syukur karena Tuhan sudah memberikan seluruh perlengkapan senjata-Nya.  Dia tidak hanya memberikan berkat jasmani saja, tapi lebih daripada itu yaitu berkat-berkat rohani sehingga kita bisa melawan tipu muslihat Iblis.  Dunia ini sudah sangat mengerikan, cara kerja segala kejahatan bisa “halus”, sepertinya baik, tapi hati-hatilah karena di dalamnya ada tipu muslihat Iblis.  Jangan sampai kita terpengaruh.  Jaga hati supaya tetap murni.
Ketika saya bertemu dengan Akim dan Lina, mereka terus menabur, memberitakan Injil, tapi belum ada yang bertobat.  Di sana mereka seperti membuka jalan dan yang menjadi lawan mereka bukan darah dan daging, tapi penguasa-penguasa di udara dan roh-roh jahat yang ada di situ (Efe. 6:12).  Beberapa kali dikatakan di ayat-ayat ini untuk tetap berdiri, tetap bertahan, supaya kita jangan sampai digoyahkan dan jatuh (Efe. 10:13).  Kita perlu berdoa yang tak putus-putus, iman yang selalu bangkit, dan juga kerelaan untuk memberitakan Injil (Efe. 10:14-18).  Segalanya sudah Tuhan beri, maukah kita kenakan itu?

Saudara bisa menyimpan uang untuk ikut perjalanan misi.  Saudara akan merasakan kesenangan yang lebih daripada liburan ke luar negeri.  Kita punya negara Indonesia ini luar biasa.  Terdiri dari banyak pulau, suku bangsa, adat istiadat, dsb.  Mereka mempunyai cara masing-masing untuk menyembah Tuhan, tapi sebenarnya mereka menantikan anak-anak Tuhan dinyatakan.  Berita Injil ini harus sampai kepada mereka.  Jadi bersemangatlah dan jadilah kuat dalam kuat kuasa Tuhan.
Di tengah tekanan dan masalah, ada jawaban di dalam firman-Nya.  Oleh karena itu, kita akan kembali bersemangat dalam pembacaan firman Tuhan dan bertekun dalam firman-Nya.  Saudara harus sadari bahwa bersukacita adalah sesuatu yang penting bagi hidup kita supaya kita tidak mudah terpengaruh dengan keinginan-keinginan dunia ini (Filipi 4:4).  Bersukacita adalah perintah.  Damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal, ini yang dicari oleh banyak orang (Fil. 4:5-7).  Orang dunia mengejar damai sejahtera, mereka berusaha sedemikian rupa supaya hidup mereka lebih layak lagi, sekolah setinggi mungkin supaya mereka mendapat kedamaian dalam hidup.  Namun siapa yang bisa mendapatkan itu jika berada di luar Tuhan?  Di luar Kristus tidak ada damai.  Saya melihat sendiri bahwa orang yang sukses atau tenar, mereka berkata bahwa mereka tidak bahagia, tidak damai.  Kalau begitu untuk apa Saudara mengejar hal seperti itu?  Bukan berarti tidak boleh sekolah tinggi atau bekerja sebaik mungkin, tapi hati kita sudah berbeda.  Tujuan utama kita bukan itu lagi, tetapi selalu ada misi Tuhan di dalamnya yaitu berita Injil harus sampai kepada orang-orang.
Jika Saudara berpikir tentang kebutuhan hidup, masa depan, siapa suami atau istri Saudara, itu salah.  Pikirkanlah apa yang tertulis di Filipi 4:8, pikirkanlah semua itu.  Tahukah Saudara bahwa daging ini semakin digerogoti pelan-pelan jika Saudara memikirkan hal-hal duniawi.  Firman Tuhan sudah menunjukkan apa yang layak kita pikirkan yaitu yang benar, mulia, suci, pikirkanlah semua itu.  Tuhanlah sumber damai sejahtera (Fil. 4:9).
Apa yang dinubuatkan tentang Yesus terjadi dan selama hidupnya Dia hanya taat pada apa yang Bapa katakan sampai mati di kayu salib (Yesaya 11:1-5).  Yesus memproklamirkan dirinya bahwa Dia adalah Tunas yang sudah dijanjikan sejak zaman nabi-nabi dan Dia adalah anak Daud, bintang timur yang gilang-gemilang (Wahyu 22:16). Dia lebih dari sekedar pemanis dalam hidup kita seperti pernak-pernik Natal sekarang ini, ada kuat kuasa-Nya jika kita tinggal di dalam Dia.  Mari kita baca 2 Timotius 2:1-7.  Tuhan yang akan memberi pengertian dalam segala sesuatu.  Ketika dikatakan tentang prajurit, olahragawan dan petani, ini berbicara tentang kualitas hidup kita sebagai pengikut Kristus.  Tuhan memang memberikan kasih karunia dengan cuma-cuma, tapi hidup kita juga harus taat seperti Yesus sehingga kasih karunia melimpah atas kita.  Jika Saudara belajar dari kehidupan seorang prajurit, olahragawan, dan petani, mereka hidup bukan yang gampangan.  Mereka dibentuk, dijadikan, dan diproses.  Dulu waktu saya SMA, saya punya teman laki-laki.  Dia orang yang biasa-biasa saja waktu SMA, bukan orang yang tampil, biasa sekali.  Namun ketika dia bersekolah di Akpol, dia sudah berubah sekali.  Dari bentuk badan yang biasa, kemudian jadi benar-benar berbeda.  Untuk jadi seperti itu pasti tidak mudah.  Lalu seorang petani.  Ada ayah dari seorang sister yang petani.  Dia betul-betul mengusahakan tanahnya sedemikian rupa.  Jarak yang sangat jauh pun dari rumah ke ladangnya, itu tidak menjadi alasan.  Padahal jalan yang dia lewati kalau di tempuh denganberjalan kaki bisa 3 hari 3 malam baru sampai.  Namun dia menceritakan tentang pekerjaannya dengan sangat bangga.  Dia memperhatikan tiap-tiap bulan, dari tahun ke tahun, tanah ini bisa ditanami apa supaya tumbuh subur.  Bertahun-tahun hanya mengamati tanah dan inilah kesukaan seorang petani.  Kemudian olahragawan.  Kami pernah bertemu dengan Mia Audina, seorang pemain bulu tangkis.  Dia sangat menjaga pola makannya dan pola tidurnya supaya layak untuk bertanding.  Tuhan ingin kualitas hidup kita seperti mereka karena hidup mereka fokus dengan apa yang mereka ingin capai.  Apa yang mereka lakukan betul-betul fokus.  Kasih karunia diberikan dengan luar biasa, tapi kita juga harus menjaga hidup kita sedemikian rupa.  Pekerjaan Tuhan besar dan masih banyak tempat di luar sana untuk misi.  Saudara siap saja.  Mari kita beritakan untuk apa Yesus datang ke dunia.  Ada misi di dalamnya.  Jadilah kuat dalam kuat kuasa-Nya dan kasih karunia-Nya.   Silviana Lontoh

Dua hal yang saya simpulkan yaitu pertama jaga hati.  Mari kita baca di Ayub 5:2.  Sakit hati bisa membunuh kita dan orang bebal dimatikan oleh iri hati oleh karena itu jaga hati kita.  Kalau ada sakit hati, iri hati, cepat selesaikan, lepaskan saja.  Waktu memberitakan Injil kita juga bisa merasakan hal itu karena kita difitnah, disalah mengerti, tapi kita harus menjaga hati kita supaya jangan sampai sakit hati.
Tuhan sudah bukakan banyak bangsa termasuk Indonesia, siapa yang siap untuk misi?  (Ibrani 11:8).  Ketaatan kita bisa menentukan dunia ini.  Pertama karena iman Abraham dikatakan percaya, kemudian taat dan selanjutnya bertekun.  3 kata kunci yang Saudara harus terus cek dalam perjalanan iman Saudara yaitu percaya, taat dan bertekun.Dalam perjuanganmu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.  Sudah lupakah kamu akan nasihat untuk bertekun?  Dengan mata yang tertuju kepada Yesus.  Kita misi bukan karena seseorang, tapi Tuhan. Walaupun sudah sampai pada kota yang dijanjikan, tapi Abraham masih menantikan satu kota yang dibangun oleh Tuhan sendiri.  Paulus juga selama perjalanan hidupnya mengatakan bahwa yang dia kehendaki adalah mengenal Tuhan.  Saudara di sini harus bertekun dalam iman.  Suatu saat Saudara akan dilepaskan dan Saudara akan melakukan seperti yang Yesus lakukan.
Apa yang tertulis dalam Ibrani 11:36-37 adalah bagian dari menjadi pahlawan iman dan mereka tetap bertekun.  Rasul-rasul juga mengalami apa yang pahlawan-pahlawan iman alami.  Secara lahiriah mereka bisa kekurangan, tapi secara batiniah mereka berlimpah-limpah kasih karunia.  Dunia ini tidak layak bagi mereka, karena benih firman Tuhan sudah ditaruh di dalam mereka dan ini lebih berharga.  Janji secara lahiriah mereka tidak dapatkan, tapi iman mereka sampai (Ibr. 11:39).  Ini yang penting.  Siapa yang mau ke ujung bumi?  Siapa pun bisa, tapi iman kita harus sampai ke sana dan kita juga mau memberikan yang terbaik untuk hal itu.  Keluar dari mengasihani diri sendiri, taat dan bertekun.  Di dalam Tuhan tidak ada yang mustahil.  


Khotbah: Hosea Hartono
Jubilee Semarang

Melakukan Apa yang Bapa di Sorga Lakukan

Melakukan Apa yang Bapa di Sorga Lakukan 

Yesus selalu mengatakan bahwa apa yang Dia katakan dan lakukan bukan berasal dari diri-Nya sendiri melainkan dari Bapa.  Kalau kita melihat dunia ini dan berbicara tentang bapa sepertinya susah karena tidak ada bapa di dunia yang sempurna.  Kita bisa ada di bumi salah satunya karena ada orang tua kita.  Kita lahir dari ibu kita masing-masing, tetapi yang luar biasanya yaitu kita juga bisa menjadi anak-anak Tuhan.  Banyak orang berpikir kalau sudah beragama Kristen pasti sudah menjadi anak Tuhan.  Ini pemikiran yang salah.  Kita adalah anak dari orangtua kita.  Namun ketika kita bertemu dengan Tuhan, kita mengalami perubahan yang luar biasa dan kita menjadi anak-Nya.  Dari situ kita bisa bersaksi tentang Tuhan.  Kalau kita tidak bersaksi berarti bapa kita masih bapa di bumi ini saja karena apabila Bapa kita di sorga, kita pasti bersaksi tentang Bapa kita yang di sorga.
Petrus pernah mengatakan sesuatu tentang Yesus dalam Matius 16:16-17.  Di ayat itu Yesus berkata bahwa apa yang Petrus katakan berasal dari Bapa-Nya yang di sorga.  Yesus tidak berbicara tentang Yusuf atau Maria, tapi Bapa-Nya yang di sorga.  Banyak orang bingung ketika Yesus berkata Bapa-Nya ada di sorga.
Mari kita baca Yohanes 5:1-18.  Waktu itu sudah zaman Yesus, tapi masih ada malaikat turun ke kolam Betesda sewaktu-waktu dan terjadi penyembuhan.  Dan orang yang pertama masuk ke dalam kolam itu dialah yang sembuh.  Di waktu itu ada seseorang yang lumpuh dan ia tidak pernah bisa masuk ke dalam kolam karena tidak ada orang yang membawanya masuk ke dalam kolam.  Lalu Yesus datang dan menyembuhkannya dan menyuruh orang itu untuk mengangkat tilam.  Hari itu adalah hari Sabat dan orang tidak boleh mengangkat tilam.  Namun orang yang lumpuh itu mendengarkan Yesus untuk mengangkat tilam meski itu hari Sabat.  Yesus sendiri tidak mungkin lupa jika itu hari Sabat.  Orang yang lumpuh itu raut mukanya pasti berubah karena sebelumnya ia sakit dan kemudian ia disembuhkan.  Namun orang Yahudi yang melihatnya tidak tahu kalau orang lumpuh itu baru saja disembuhkan.  Oleh sebab itu, orang Yahudi melarangnya untuk mengangkat tilam (bekerja) karena orang Yahudi mempunyai adat istiadat bahwa di hari Sabat orang-orang tidak boleh mengangkat tilam atau bekerja.  Namun orang lumpuh itu hanya mentaati Yesus yang menyuruhnya mengangkat tilam.  Dia sudah tidak mempedulikan orang lain, baginya yang penting dia bisa berjalan.  Kemudian dia menceritakan kepada orang-orang tentang Yesus yang telah menyembuhkannya.  Di sini orang-orang Yahudi tidak peduli orang disembuhkan, tapi yang mereka pedulikan adalah adat istiadatnya.  Di hari Sabat Yesus menyembuhkan dan berkata tentang Bapa-Nya.  Apa yang dikatakan Yesus tentang Bapa di sorga adalah Bapa-Nya, bagi orang Yahudi ini suatu goncangan karena itu artinya Yesus menyamakan diri-Nya dengan Bapa di sorga.  Bahkan Yesus berani berkata kepada orang-orang Yahudi bahwa bapanya adalah Iblis bukan bapa Abraham (Yoh 8:44).  Secara rohani kita memiliki dua pilihan yaitu Bapa di sorga atau Iblis.  Banyak orang yang belum bertobat dan dilahirkan kembali, bapanya adalah Iblis.
Mari kita melihat silsilah di Lukas 3:23.  Di situ Yesus ditulis sebagai anak Yusuf kemudian sampai Adam yang disebut anak Allah (Lukas 3:38).  Namun karena Adam jatuh ke dalam dosa, ia putus hubungan sebagai anak Tuhan, tetapi kemudian kita disebut sebagai anak Abraham.  Sebenarnya banyak agama yang dikembalikan menjadi anak Abraham.  Hubungan manusia dengan Tuhan putus karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa.  Adam adalah manusia pertama.  Lalu Manusia kedua yang datang untuk menyelamatkan adalah Yesus.  Ia disebut Anak Manusia.  Tuhan jadi manusia supaya kita menjadi anak Tuhan.  Kita tidak perlu berusaha, tetapi kita hanya percaya dan ikut Dia.  Ikut berarti taat.  Namun banyak gereja berkata percaya saja, tapi tidak perlu ikut.  Malahan ada yang berkata percaya Yesus dan ikut gerejanya.


Yang benar adalah percaya Yesus dan ikut Yesus.
Di Yohanes 8 Yesus datang dengan tidak mengindahkan hari Sabat dan mengaku bahwa Bapa di sorga adalah Bapa-Nya.  Hal itu menjadi masalah bagi orang-orang Yahudi (Yoh 8:18-19).  Sekarang banyak orang hanya lahir Kristen langsung mengaku anak dari Bapa di sorga.  Memang Bapa di sorga bisa buat main-main?  (Yoh 8:25-29, 38-41).  Barangsiapa mengasihi Tuhan, dia akan melakukan perintah-perintah Tuhan.  Memang banyak orang Kristen sebenarnya tidak mengerti firman Tuhan, tapi gayanya bangga sekali seperti seolah-olah sudah mengerti firman Tuhan (Yoh 8:42-43).  Jadi Kristen yang seperti ini bukan lahir dari Tuhan, tapi dari bapa ibu di bumi.  Seperti seumpama ada tulisan “JAKARTA 360 KM”. Di bawah tulisan ini Saudara sudah senang karena merasa sudah di Jakarta.  Padahal ini hanya penunjuk arah bahwa Jakarta 360 km lagi.  Tanda itu membantu Saudara untuk ke arah Jakarta, tapi Saudara tidak bisa senang berada di tanda itu saja dan merasa sudah di Jakarta.
Kita jangan pernah berkata kepada orang “Iblislah bapamu” tanpa keterangan (Yoh 8:44).  Jelaskanlah kepada mereka sampai akhirnya mereka sadar bahwa bapanya adalah Iblis.  Kita semua tidak bisa menjadi anak Tuhan kalau bapa kita Iblis.  Kita harus dikeluarkan dari bapa yang sebelumnya yaitu Iblis.  Beritahukan kepada orang-orang tentang hal ini meski ini menyinggung hati mereka.  Namun apabila mereka berseru sungguh-sungguh, mereka pasti bertobat.  Sedikit yang masuk ke dalam kerajaan sorga, tapi yang menolak jangan kita hakimi.  Selama mereka masih hidup, kita harus terus memberitakan kebenarannya.  Kita mempunyai pengalaman bagaimana menjadi anak Iblis dan anak Tuhan.  Beritakanlah kepada banyak orang dan bersaksilah.
Mari kita baca 2 Korintus 6:16-18.  Di ayat itu tertulis ada janji, tetapi syaratnya kita harus keluar dari sesuatu yang tidak benar.  Jika kita tidak keluar maka kita tidak akan pernah mendapatkan janji itu.  Kita harus keluar dari yang sebelumnya supaya bisa diterima menjadi anak-anak Tuhan.  Yesus datang untuk menggenapi, tapi orang kepunyaan-Nya yaitu bangsa Israel malah menolak-Nya.  Namun sudah dinubuatkan bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan akan mengenal Tuhan.
Ada beberapa ayat yang berbicara tentang Bapa yaitu di 2 Samuel 7:14, 1 Tawarikh 17:13, Yesaya 43:6, Yeremia 31:9.  Tuhan menginginkan kita menjadi anak-anak-Nya.  Kalau kita memberitakan Injil, beritahukanlah bahwa Tuhan ingin mereka menjadi anak-anak-Nya dan beritahukan bahwa selama ini yang mereka lakukan adalah apa yang Iblis lakukan.  Waktu kita dilahirkan kembali yang pertama kali kita rasakan adalah kita bertemu dengan Bapa dan kita merasakan mempunyai seorang Bapa yang sempurna.  Kemudian kita akan memberitakan kepada orang-orang bahwa kita sudah bertemu dengan Bapa.  Kita ini dijadikan anak (memiliki DNA yang sama dengan Dia), hamba (kita melakukan perintah-perintah-Nya), dan juga sahabat (sahabat mengerti apa yang diinginkan sahabatnya).
Kita memberitakan Injil supaya mereka menjadi anak-anak Tuhan.  Menjadi anak Tuhan itu tidak gampangan tapi kita harus mempunyai kuasa (Yoh 1:12-13).  Jangan jadikan nomor satu orangtuamu, suami atau istri, anak-anakmu, tapi jadikan Tuhan nomor satu maka semuanya akan ditambahkan.  Cek diri kita bahagia atau tidak.  Kalau tidak bahagia bagaimana mau memberitakan kepada orang tentang kebahagiaan.  Di mana ada kebahagiaan, kita pasti ingin memberitahukannya kepada orang lain.  Bahagia kita adalah yang ada di sorga.  Kalau kita mencari kebahagiaan yang di bumi itu hanya sementara.  Suatu anugerah kita bisa mempunyai Yesus yang benar, Injil yang benar, dan roh yang betul-betul dari Tuhan.  Kita tidak akan berhenti memberitakan Injil sampai pada kesudahannya.  Kita adalah anak-anak Tuhan dan keluarga di dalam Tuhan.              


Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

Rendahkanlah Dirimu di Hadapan Tuhan 

Beberapa waktu ini kita banyak belajar tentang kasih karunia.  Kasih karunia bukan hanya pengetahuan saja, tapi itu hidup dan kasih karunia adalah Tuhan sendiri.  Di dalam Efesus 2:8 dikatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman.  Namun meski dengan iman kita, itu bukanlah hasil usaha kita melainkan pemberian Tuhan.  Mari kita baca 1 Yohanes 5:1.  Ada pertanyaan di ayat ini, percaya dulu atau lahir dari Tuhan dulu?  Manakah yang terlebih dahulu?  Kebanyakan orang akan menjawab percaya dulu.  Namun apabila percaya dulu berarti itu bukan pemberian Tuhan.  Yang benar adalah lahir dari Tuhan dulu, baru kita bisa percaya.  Ada sebuah terjemahan lain dari ayat itu dikatakan “…has been born of God”, berarti itu lampau.  Sedangkan kata “believe” mengacu pada waktu-waktu sekarang (present).  Jadi, yang pertama terjadi adalah lahir dari Tuhan terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa percaya.
Apa yang membuat Saudara bisa menerima Kristus?  Apakah karena Saudara berusaha percaya dulu?  Di dalam firman Tuhan kuat sekali dikatakan tentang kasih karunia bahwa Tuhan menentang orang yang congkak tetapi memberi belas kasihan kepada orang yang rendah hati.  Namun tetap saja sisi manusianya kita menginginkan ada kredit poin di sini.  Sekarang pertanyaannya, adakah Saudara menemui diri Saudara benar sebelum ketemu dengan Tuhan?  Saudara harus tahu bahwa Saudara ditemukan oleh Tuhan, dipilih oleh Tuhan.  Jika Saudara yang memilih berarti ada celah suatu saat Saudara bisa berkata tidak mau lagi.  Sebaliknya jika Saudara dipilih maka Saudara tidak memiliki hak atau kesempatan untuk berkata tidak.
Apa bedanya mantera dengan percaya kepada Yesus?  Kebanyakan orang Timur percaya dengan mantera.  Mantera adalah kata-kata yang diucapkan secara berulang-ulang sampai kata-kata itu hilang dan menjadi miliknya.  Banyak orang Kristen membaca Alkitab seperti mantera yaitu diulang-ulang sampai kata-kata itu masuk ke dalam dirinya.  Hidup dalam firman Tuhan yaitu percaya pada apa yang telah dilakukan oleh Kristus, bukan malah seperti mantera.  Keselamatan dari Kristus itu bukan mantera.  Kita tidak mengulang kata-kata karena dengan seperti itu bisa masuk menjadi mantera.  Keselamatan Tuhan adalah pemberian dari Tuhan dan itulah kasih karunia.
Waktu kita memberitakan Injil atau mengerjakan pekerjaan Tuhan, banyak dari kita yang bermegah diri karena merasa ini semua adalah usaha kita (Efesus 2:9).  Apabila kita sudah mengerjakan dengan usaha kita sendiri berarti kita menolak kasih karunia, itulah sebabnya pekerjaan Tuhan yang sifatnya ilahi tidak terjadi.  Kita tidak bisa mempertobatkan orang, itu adalah kasih karunia.  Tidak ada yang bisa bermegah diri baik orang yang diutus maupun orang yang menerima berita Injil.  Kebenaran karena iman itu bisa terjadi karena kasih karunia (Roma 4:16).
 
Kasih karunia Tuhan lebih besar ketika Ia datang kepada orang yang bersahabat dengan dunia (Yakobus 4:6).  Seharusnya manusia binasa dengan dosa yang ada di dalam dia, tapi kasih karunia Tuhan lebih besar daripada itu.  Tuhan memberi anugerah kepada yang rendah hati.  Paulus ada, dipilih Tuhan untuk menjadi rasul itu bukan karena usahanya dia.  Paulus tidak menunjuk dirinya sendiri untuk menjadi rasul.  Tuhanlah yang memilih dia.  Tidak ada pilihan lagi ketika kita sudah dipilih oleh Tuhan.  Kita tidak bisa sudah dipilih Tuhan terus tiba-tiba berkata “ini berat atau saya tidak sanggup”.  Kalau kita berkata tidak sanggup di situlah kita bermegah.

Mari baca 1 Yohanes 2:29, 3:1, 5:2-5, di ayat-ayat itu ada dua hal yaitu mengasihi Tuhan dan melakukan perintah-perintah-Nya.  Barangsiapa lahir dari Tuhan ia mengalahkan dunia.  Kita tidak ada tempat untuk keluar dari Tuhan.  Ikut Tuhan tidak bisa mood-moodan.  Hari ini semangat lalu besok tidak.  Di dalam 1 Korintus 15:10 tertulis kasih karunia yang dianugerahkan tidak menjadi sia-sia berarti dengan kata lain ada kasih karunia yang ia dapat itu menjadi sia-sia.  Bagi Saudara yang sudah lahir baru, jangan sampai kasih karunia menjadi sia-sia dalam hidup Saudara.  Kalau disia-siakan maka kita akan jatuh kembali kepada Iblis.  Waktu dilahirkan kembali kita menjadi milik kepunyaan Tuhan dan pastinya ada tujuan mengapa kita menjadi milik Kristus.  Kita telah dibeli oleh Kristus dan harganya telah lunas dibayar.  Kita dimiliki dengan cara dibeli, makanya jangan seenaknya sendiri.  Kalau sudah dibeli kita tidak punya hak lagi.  Seperti kata soldier, kata sold artinya sudah dibeli menjadi milik kepunyaan Tuhan.  Dan tujuannya supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia (1 Petrus 2:10).

Kita dibeli untuk bisa merdeka atau bebas, tapi kita memilih untuk tetap di dalam naungan Tuhan karena kita tahu betapa ngerinya dunia di luar sana.  Dengan kerelaan kita memberi diri kepada Tuhan karena kita tahu di luar sana kita pasti hancur.  
Di Filipi 2:5-6 dijelaskan bahwa Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu sebagai milik yang harus dipertahankan.  Berbeda dengan kita.  Betapa kerasnya kita mempertahankan sesuatu kalau sudah berbicara tentang hak milik.  Sebenarnya kita akan luar biasa jika kita betul-betul menanggalkan hak milik kita.  Itu memang mudah untuk dikatakan, tapi realitasnya sulit untuk dilakukan.  Inilah penghalang terbesar kita yaitu hak milik.  Yesus telah memberi contoh kepada kita.  Ia mengosongkan dirinya (Fil 2:7).  Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan no reputation.  Yesus membuat diri-Nya tidak ada reputasi lagi.  Apa yang membuat kita tidak memberitakan Injil apa adanya?  Karena kita mau diterima oleh orang.  Mengapa kita malu bersaksi?  Karena kita masih mempunyai reputasi.  Semua ini berbicara tentang kerendahan hati.  Jika tidak ada kerendahan hati maka tidak akan ada kuasa yang bekerja.  Dalam Mazmur 131:1-3 tertulis betapa jiwa manusia riuh rendah dengan keinginan-keinginan yang ingin ia peroleh.  Bagaimana dengan kita, apa yang bergejolak dalam hati kita?  Dengan semua gejolak, keinginan, tekanan dunia, bisakah kita belajar tenang di dalam Tuhan?  Jika kita menginginkan reputasi di dunia ini tidak mungkin kita melekat dengan Tuhan.  Keinginan roh dan keinginan daging itu berlawanan.  Kenyataannya banyak orang tidak mau berharap kepada Tuhan.  Dia hanya akan berseru kalau lagi kepepet.  Jika sudah dibebaskan ia akan pergi lagi dan akan kembali kalau lagi kepepet.  Jawabannya hanya satu lepaskanlah dirimu dari segala milikmu dan ikutlah Aku, sangkal diri, dan pikul salib.

Di Kisah Para Rasul 4:33, para rasul melakukan pekerjaan Tuhan dengan kuasa yang besar.  Sebuah kemunduran jika jemaat bertengkar hanya karena masalah hak milik dan utang piutang (Kis 5:12).  Belajarlah sungguh-sungguh untuk mengosongkan diri di hadapan Tuhan.  Kalau ada masalah dengan Saudara kita maka kita harus menyelesaikannya.
Kembali ke ayat Filipi 2:8.  Kita mengucap syukur ayat ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja karena apabila berhenti di sini maka kita tidak memiliki pengharapan.  Setelah itu dikatakan bahwa Yesus ditinggikan karena Dia taat sampai mati (Fil 2:9-11).  Kita tidak ditinggikan karena masih ada reputasi yang kita jaga.  Mengapa nama Yesus berkuasa?  Hal itu tidak terjadi begitu saja,  itu terjadi karena Ia taat sampai mati, mati di kayu salib.  Itulah sebabnya Tuhan sangat meninggikan Dia.
Hidup oleh kasih karunia tidak bisa lepas dari Roh Kudus (Roma 8:14).  Kita bisa dipimpin oleh Roh apabila kita sudah dilahirkan kembali.  Selain itu jika kita tidak dilahirkan kembali maka kita bukanlah anak Tuhan. Bukan anak Tuhan tidak mungkin bisa dipimpin oleh Roh Tuhan.  Saudara bukan yatim piatu karena Saudara memiliki Bapa di sorga (Rom 8:15). Roh itu memberi kesaksian kepada kita bahwa kita adalah anak sehingga kita memiliki keyakinan (Rom 8:16).  Hidup tanpa keyakinan pasti terombang-ambing karena Roh itu belum bersaksi bahwa kamu adalah anak Tuhan.  Sebagai anak kita bisa mendapatkan warisan dari Bapa kita.  Tidak ada warisan yang diperoleh karena usaha kita sebagai anak (Rom 8:17).  Hidup kita berasal dari pemberian demi pemberian.  Namun meskipun begitu, kita harus menderita bersama-sama Kristus supaya kita memiliki akses kepada janji-janji Bapa.

Apabila Saudara tidak taat maka tidak akan ada keselamatan (Ibrani 5:7-9).  Yesus menjadi Imam Besar dengan doa dan permohonan yang tidak putus-putusnya bagi orang-orang yang percaya (Ibr 10:10).  Ketaatan adalah buah dari kerendahan hati.  Contohnya yaitu pada pribadi Yesus.  Jadi apa yang kita lakukan bukan berasal dari apa yang kita anggap baik, tapi dari ketaatan pada apa yang sudah Tuhan katakan.
Kita tidak akan berhenti berdoa karena Kristus harus menjadi pokok keselamatan abadi.  Doa juga berasal dari ketaatan.  Elia berdoa karena ia taat.  Seriuslah dalam berdoa.  Penginjilan yang kuat juga berasal dari doa yang tidak ada henti-hentinya.  Dalam 2 Tawarikh 7:14 dikatakan merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat.  Kita tidak akan berdoa dengan sungguh-sungguh kalau kita tidak mendapat pewahyuan tentang kebinasaan orang-orang yang tidak ketemu dengan Tuhan.
Mereka perlu sesuatu yang menempelak hidup mereka akan dosa, kebenaran dan penghakiman.  Jangan pernah berhenti bertanya kepada orang apakah ia sudah dilahirkan kembali karena kelahiran kembali adalah pintu untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.  Tanpa kelahiran kembali, hidup seseorang hanya akan berakhir pada kebinasaan.  Bertekunlah seperti Hana yang menginginkan seorang anak.  

Dalam Ibrani 4:14-16 dikatakan kita berani masuk ke dalam tahta kasih karunia.  Sama seperti imam, yang menjadi jalan bagi orang-orang yang ingin datang kepada Tuhan.  Kita adalah royal priesthood (imamat yang rajani).  Itulah mengapa syafaat kita tidak henti-hentinya untuk orang-orang yang terhilang.  Sama seperti Kristus yang tidak berhenti berdoa untuk menanggung kesalahan orang-orang berdosa supaya mereka diselamatkan.  Kita harus terus hidup di dalam kasih karunia karena kalau tidak maka dunia siap menerkam kita.  Inilah hidup anak-anak Tuhan, dari hari ke hari kita semakin memiliki belas kasihan bagi jiwa-jiwa yang terhilang.  Kita akan terus memberitakan Injil kepada orang-orang yang mau menerima Injil sampai mereka menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Inilah pekerjaan kita yaitu memberitakan Injil dan menuntun orang-orang untuk datang kepada Tuhan.                                                    


Khotbah: Sukaryo Ksatria
Jubilee Semarang

Berlomba dalam Pertandingan yang Sudah Tuhan Tetapkan

Berlomba dalam Pertandingan yang Sudah Tuhan Tetapkan 
Mari kita baca di Matius 24:9-14.  Hal yang luar biasa bagi kami dari negara lain untuk bermitra dengan Saudara dan bekerja bersama-sama untuk memperlebar kerajaan sorga dan memberitakan Injil (Sandra-Australia). Tahun lalu Rush and Mary Dotty mendorong kami untuk pergi ke Indonesia, lebih tepatnya ke
Semarang. Hanya saja kami benar-benar tidak bisa waktu itu.  Dan akhirnya tahun ini kami bisa ke Indonesia.  Saya melihat bahwa apa yang Saudara kerjakan sejak dulu itu luar biasa dan sekarangpun semakin luar biasa.  Di Australia kami membutuhkan Saudara.  Di Australia beberapa sudah mulai pudar semangatnya untuk sungguh-sungguh mengasihi Yesus.
Mari kita baca Ibrani 12:1.  Kita dikelilingi banyak saksi yang selalu berbicara “ayo terus”.  Mereka selalu menyoraki kita “ya inilah waktunya, kamu harus terus”.  Sorga melihat ke bawah dan berkata “ayo terus”.  Mereka memberi kita kekuatan supaya kita bisa terus berlari.  Jangan lelah karena Saudara sudah melakukan pekerjaan yang baik (2 Tim 4:7-8).  Jangan lelah karena Yesus yang memanggil Saudara.  Teruslah melakukannya dari kemuliaan yang satu kepada kemuliaan yang selanjutnya.  Lebih dan lebih lagi seperti gambaran Yesus, menyerupai Yesus.  Bertindak dan berbicara seperti Yesus.  Dengan seperti ini, Saudara membawa kemuliaan yang dari Tuhan.  Di Inggris ada satu pepatah, “sebuah imitasi atau tiruan adalah ketulusan dari suatu sanjungan”.  Dan di sini yang kita sanjung adalah Yesus karena kita ingin menjadi serupa dengan Dia.  Oleh sebab itu, yang terlihat bukan lagi diri kita, tapi Yesus.  Kita dipanggil dengan suatu misi dan misi itu adalah Yesus sendiri.
Saudara, kita mempunyai masalah.  Mari kita baca di 1 Timotius 4:1-5, 2 Timotius 3:1-9, 4:3-5.  Namun kabar baiknya kita punya penawarnya.  Di hari-hari terakhir ini kasih kebanyakan orang menjadi dingin.  Di dunia barat kami melihat hal ini semakin sering terjadi.  Laki-laki dan perempuan yang dulunya sangat panas akan hal-hal Tuhan, sekarang sudah jatuh dan hilang.  Orang-orang yang pergi karena Injil malah menyangkal Kristus dan banyak dari mereka jatuh ke dalam dosa.  Namun, jangan takut karena anugerah Tuhan membuat kita bisa melewatinya.  Selain itu, kita memiliki obat penawarnya atau penyembuhnya, apa itu?  Yaitu Jubilee.  Saudaralah obat penawarnya.  Jika ada saudara laki-laki dan perempuan yang menjauh dari Tuhan, kembali dan tolong mereka.  Berdoalah bagi mereka.  Kita saling mendorong satu dengan yang lainnya.  Terus lakukan karena kita sedang berlari marathon.  Pernahkah Saudara lari jarak jauh (marathon)?  Semua kita bisa lari marathon dan bisa memulainya.  Hanya saja permasalahannya bukan bagaimana kita memulai lari marathon ini, tapi bagaimana kita mengakhirinya.  Kita semua bisa memulainya dengan baik karena Kristus telah memanggil kita melalui kelahiran kembali.  Namun Paulus tidak hanya memulainya, tapi juga mengakhirinya.  Ia berkata “saya sudah mengakhiri pertandingan dengan baik”.  Paulus sudah menyelesaikan pertandingannya.  Saudara, teruslah berlari dan jemaat pasti akan menolong Saudara.  Pemimpin-pemimpin pun akan menolong  Saudara.
Ada beberapa hal yang akan menolong Saudara dalam menyelesaikan pertandingan ini:

1.  Berjalan di dalam kerendahan hati Kristus
Taruhlah pikiran Saudara di dalam Kristus (Filipi 2:5).  Rendahkanlah diri Saudara.  Jika Tuhan membawa Saudara ke dalam kepemimpinan misalnya menjadi direktur atau presiden, tetaplah rendah hati.  Ambillah rupa seorang hamba, apapun profesi Saudara entah itu dokter, tentara, atau polisi, Saudara harus melayani orang-orang dan bukan hanya menyuruh-nyuruh saja.  Milikilah hati seorang hamba, hati yang rendah hati.  Kita adalah pelayan Tuhan yang Maha Tinggi yang akan menggembalakan umat-Nya dan seorang gembala berada di bawah otoritas Dia.  Ketika seseorang sudah ada kesombongan maka Tuhan yang harus merendahkannya.  Jika Saudara ingin berlari dalam pertandingan yang baik, berlarilah dengan rendah hati.

2.  Selalu berjalan di dalam hadirat Roh Kudus
Buah-buah Roh Kudus akan diberikan kepada Saudara (Gal. 5:22).  Maka dari itu Saudara akan memiliki karakter Kristus dan akan terus bekerja di dalamnya.

3.  Berjalan di dalam tim
Tim itu sangat penting.  Di Alkitab tidak pernah penatua disebut sebagai kata tunggal.  Namun pernah dikatakan sekali di dalam bahasa Yunani dan itu hanya ditujukan kepada Petrus saja.  Selebihnya di Alkitab selalu mengacunya penatua-penatua.  Jadi kata itu artinya jamak atau banyak.  Kita perlu orang lain yang bersama-sama dengan kita.  Kita bisa mempercayai pemimpin kita.  Kita bisa berkata “tolong saya” dan ini semua perlu sebuah persahabatan yang dekat.  Jika di dalam tim ada salah satu anggotanya berpikiran yang tidak benar atau memiliki pengajaran yang tidak benar maka anggota yang lain bisa mengingatkan bahwa itu tidak benar.  Kita bisa saling menolong satu
dengan yang lainnya.  Jadi tim itu sangat penting.  Tim dapat melipatgandakan kekuatan kita.  Saudara tahu permainan sepak bola?  Permainan ini bukan bicara satu orang yang menjadi bintang, tapi bagaimana para pemain bermain bersama-sama di dalam satu tim.  Sama halnya dengan hidup di dalam Tuhan.  Ini bukan bicara satu orang yang diurapi untuk ribuan orang, tapi bicara banyak orang yang bisa menangani masing-masing orang.  Jangan berusaha menjadi seorang superstar, tapi belajarlah supaya kita bermain di dalam tim. Bermain dengan posisi Saudara dan bertandinglah dalam pertandingan Saudara.  Jangan bertanding di dalam pertandingan orang lain.  Lakukan saja apa yang Tuhan perintahkan untuk Saudara lakukan dan tetaplah tinggal di dalam tim.
Apa hal pertama yang Iblis serang?  Mari kita lihat di kitab Kejadian pasal 3 pada cerita Adam dan Hawa. Mereka adalah satu daging.  Lalu Iblis datang dan berkata pada Hawa supaya Hawa memakan buah pengetahuan baik dan jahat.  Adam ada di situ juga.  Namun Adam membiarkan Hawa memakan buah itu.  Mengapa Adam tidak menghentikan Hawa untuk makan buah itu?  Karena mereka tidak lagi berjalan di dalam satu tim.  Kalau mereka berjalan di dalam tim pasti Adam melarang Hawa untuk makan buah itu.  Namun Adam tidak melakukannya dan Adam menyalahkan Hawa, lalu terpisahlah tim itu.  Tuhan sudah memberikan otoritas kepada kita, tapi Iblis itu memisahkan tim.  Kita harus berjalan di dalam satu tim.  Ini tidak hanya berbicara dalam suatu pernikahan saja, tapi juga di dalam jemaat.

4.  Selalu pastikan bahwa Saudara adalah pasangan yang seimbang
Berjalanlah dengan pasangan yang seimbang.  Di ayat 2 Korintus 6:14 berbicara tentang orang Kristen yang menikah dengan orang non Kristen.  Saudara mengerti tentang simba yang dipikul secara bersama-sama?  Misalnya sebuah bajak.  Bajak yang dipikul oleh lembu dan keledai tidak akan bisa bekerja karena keledai hanya bisa diam sedangkan lembu mempunyai badan yang kuat untuk memikul.  Jika Saudara dipanggil di dalam kepemimpinan sedangkan suami atau istri Saudara tidak maka mereka bisa saja menghalangi Saudara untuk berada di dalam panggilan yang sudah Tuhan tetapkan.  Jika Saudara mencari seseorang untuk dinikahi, carilah seseorang yang memiliki hati kepada Tuhan.

5.  Berjalan di dalam perjanjian
Jika Saudara berkata ya pastikan bahwa itu artinya ya, tetapi jika tidak artinya tidak.  Jangan sampai Saudara berkata ya tapi kenyataannya tidak.  Jika Saudara berkata ingin melakukan sesuatu maka lakukanlah.  Hal ini penting.  Kita harus menjadi orang yang kuat dengan kata-kata kita.  Misalnya kita membuat janji dengan seseorang untuk bertemu.  Namun tiba-tiba kita tidak bisa menepatinya.  Di sini kita tidak bisa mengabaikan janji itu begitu saja karena kita sudah berjanji kepada orang itu untuk bertemu.  Yang seharusnya kita lakukan adalah kita menghubungi orang itu dan berkata “maafkan saya dan lepaskan saya dari kata-kata yang pernah saya ucapkan kepadamu”.  Jika orang itu berkata tidak maka kita harus tetap datang.  Maksud dari perumpamaan ini yaitu kita harus memegang perkataan kita jika kita sudah mengatakannya.

6.  Berjalan di bawah otoritas
Jika Saudara menginginkan otoritas maka Saudara harus di bawah otoritas (Matius 8:9).  Kita sering berpikir jika kita mempunyai otoritas berarti kita bisa memerintah seseorang dan ia harus melakukannya.  Namun yang terpenting di sini yaitu untuk memiliki otoritas, Saudara harus terlebih dahulu di bawah otoritas.  Dan sekarang kita berada di bawah otoritas Tuhan sehingga kita bisa mempraktekkan otoritas yang dari Tuhan.  Selain itu, pastikan kita juga di bawah otoritas jemaat.  Tetaplah di dalam tim, jaga perjanjian Saudara, dan di bawah otoritas maka Saudara bisa mempraktekkan otoritas.

7.  Berjalan dalam pimpinan firman Tuhan
Mari baca di Mazmur 1:1-3.  Jika Saudara merenungkan firman Tuhan terus menerus maka Saudara akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran sungai.  Di Australia,  Saudara bisa melewati padang gurun yang sama sekali tidak ada air atau rumput.  Namun Saudara akan melihat barisan pohon-pohon besar di padang gurun itu.  Saudara bisa bertanya bagaimana pohon-pohon itu bisa hidup padahal tidak ada air?  Akar-akar pohon itulah yang berakar amat dalam sehingga pohon-pohon itu bisa mendapatkan air.  Sama halnya dengan Saudara.  Apabila Saudara berakar kuat di dalam Tuhan maka Saudara senantiasa memiliki aliran-aliran air hidup itu dan Saudara akan menghasilkan buah pada musimnya.  Bahkan tidak pada musimnya pun Saudara akan tetap berbuah.  Di manapun Saudara berada, Saudara tetap akan menghasilkan buah.  Bagaimana bisa?  Bacalah firman Tuhan setiap hari dan renungkanlah sehingga Saudara tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai ajaran.

8.  Berjalanlah di dalam anugerah
Jangan berjalan di dalam hukum Taurat lagi.  Jika Saudara berbuat dosa atau ada pergumulan di dalam hidup Saudara, jangan pukuli diri Saudara.  Jangan mengasihani diri Saudara atau merusak diri.  Berjalanlah di dalam anugerah Tuhan.  Jangan meneruskan dosa Saudara, tapi bertobatlah dan jangan beri kesempatan pada Iblis lagi.  Inilah anugerah.  Ada satu perumpamaan.  Di Ibrani 4:16 ada kata ‘pertolongan’ kata ini di dalam bahasa Yunani artinya botheos.  Di kitab bahasa Yunani hanya ada satu tempat di mana kita bisa menemukan kata yang artinya pertolongan (Botheos).  Berbeda di kitab bahasa lain di mana kita bisa menemukan banyak kata yang artinya pertolongan.  Dalam Kisah Para Rasul 27:17, kata penolong ini adalah kata yang sama yang kita temukan di Ibrani 4:16.  Mereka meliliti kapal mereka supaya kapal mereka tetap menyatu.  Waktu kita masuk ke dalam tahta kasih karunia maka Yesus adalah penolong kita.  Dia datang untuk melingkupi kita ketika hidup kita terasa tercerai berai.  Ketika hidup kita hancur maka Yesus datang untuk memegang kita erat-erat.  Tidak peduli apapun yang terjadi dalam hidup Saudara, jangan pernah melupakan kasih karunia Tuhan karena itu yang selalu melayakkan Saudara untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan.  Jangan pernah lupa bahwa Saudara adalah anak laki-laki Tuhan yang hidup.  Kita semua berada di dalam tingkatan yang sama.  Hiduplah di dalam anugerah Tuhan, baru kita bisa berlari di dalam pertandingan yang sudah dipersiapkan bagi kita.


(Tom-Australia)

Kasih Karunia

Kasih Karunia 

“sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.”  (Yohanes 1:17).  Dulu pada zaman Perjanjian Lama hanya bangsa Israel yang mendapat kasih karunia.  Mereka disebut anak-anak perjanjian, umat pilihan Tuhan, tapi itu tidak menjamin semua orang Israel masuk sorga.  Mereka sudah terpilih, tapi belum tentu yang terpilih itu mau taat.  Di sini kita akan berbicara tentang yang terpilih, bukan yang tidak terpilih.  Sebenarnya kekristenan juga berbicara tentang orang-orang yang terpilih.  Kita yang lahir Kristen belum tentu sudah terpilih karena kita beragama Kristen dari orangtua kita.
Dulu pernah ada suatu gereja berkata mereka pasti benar karena mereka memuji Tuhan.  Padahal di Alkitab tidak ada tertulis jika suatu gereja memuji Tuhan itu pasti benar.  Atau jika sudah memuji Yesus itu pasti benar.  Darimana definisi seperti itu?  Sekarang banyak dari kita penuh dengan definisi.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca buku yang berjudul Grace Roots (akar-akar kasih karunia).  Adakah di Alkitab tertulis tentang akar-akar kasih karunia?  Tidak ada, tapi manusia berusaha membuat buku dan menjelaskannya supaya manusia mengerti.  Kita sering diajarkan tentang definisi-definisi atau arti kata, tetapi Yesus ingin kita hidup, bukan hanya mengerti tentang definisi.  Kata-kata motivasi itu bagus, tapi belum tentu kita mendapatkan hidup.  Iman juga bagus, tapi iman tanpa perbuatan itu mati.
Kebanyakan orang berkata kasih itu lemah lembut, tapi hanya sekedar definisi karena mereka belum tentu hidup oleh kasih itu.  Agama lain juga bisa baik, bisa lemah lembut,  tetapi apakah mereka memiliki kasih Tuhan?  Hidup dengan kasih Tuhan hanya diberikan kepada anak-Nya yaitu Yesus.  Dari kepenuhan-Nyalah kita menerima kasih karunia (Yoh 1:16).  Orang yang hanya membaca firman Tuhan tidak bisa dikatakan sudah dilahirkan kembali.  Kelahiran kembali hanyalah pemberian Tuhan.  Tuhan yang mengubahkan hati kita sehingga kita mengalami kelahiran kembali.  Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan pasti lebih baik dari apapun yang bisa manusia buat.   Di dalam Tuhan pasti ada hal-hal baru dan kita takjub karena kita belum tahu.  Sebaliknya, jika di dunia kita mudah bosan dengan apa yang ada dan kita mudah berganti-ganti karena kita bosan.
Pada kenyataannya ada sorga dan neraka.  Oleh karena itu, kita memberitakan Injil.  Kalau kita terlalu banyak definisi maka kita tidak akan memberitakan tentang sorga dan neraka.  Ingatkah Saudara ketika awal bertobat dan dilahirkan kembali, Saudara tiba-tiba memberitakan Injil kepada orang lain?  Kita semua tidak tahu itu datangnya dari mana, tetapi yang pasti hal itu datang dari Tuhan dan kita memberitakan tanpa banyak definisi.  Kita menyampaikan bahwa ada kebinasaan dan kehidupan karena kita melihat banyak orang mencari kemuliaan di dunia dan menyimpannya di bumi.
Kita akan melihat arti kasih karunia dari buku Grace Roots.  Di situ arti katanya bagus, tapi sayang itu hanya definisi.  Apabila kita membaca dan menggunakan pemikiran kita (kekuatan kita sendiri) ini namanya bukan kasih karunia lagi.  Berbicara kasih karunia pasti ada kata yang disebut legalisme.  Lawan dari kasih karunia adalah legalisme.  “Legalisme adalah kepercayaan bahwa perbuatan-perbuatan saya adalah dasar dari penerimaan dan berkat Tuhan.”  Kebanyakan orang Kristen berpikir seperti ini, “karena saya melayani makanya saya diberkati”.  Selain itu, sering membuat KKR karena berpikir KKR bisa menyenangkan Tuhan.  Atau bahkan memberitakan Injil supaya diterima oleh Tuhan.  Definisi legalisme bagus, tapi ini tidak benar.  Kasih karunia adalah kepercayaan bahwa saya selalu diterima dan memenuhi syarat untuk setiap berkat karena pekerjaan Yesus yang sudah selesai.  Bagus tidak definisinya?  Tapi hati-hati dengan definisi seperti ini karena ini tidak tertulis di dalam Alkitab.  Definisi itu bisa saja menurut penulisnya.  Saya tidak menyalahkan, tapi jelas berbeda apa yang digerakkan olehTuhan dengan apa yang dari manusia.
Mari baca Efesus 2:6.  Ayat ini berbicara tentang orang yang sudah dilahirkan kembali dimana hatinya sudah diubahkan oleh Tuhan, bukan oleh gereja atau oleh perkataan pendeta.  Kita harus tahu bahwa kita dilahirkan kembali bukan hanya karena percaya kepada Yesus, tapi jika Tuhan tidak ubah hati kita maka kita tidak lahir baru.  Kalau kita tidak menerima hidup itu maka kita tidak dilahirkan kembali.  Ini bukan karena keputusan kita, tapi karena Tuhan yang mengubahkan hati kita.  Yesus saja tidak mempunyai definisi.  Ia melakukan segala sesuatu yang berasal dari Bapa.  Membuat atau membaca buku saja jika bukan Tuhan yang gerakkan maka itu semua percuma.  Kasih karunia adalah kehidupan yang kita alami bersama-sama dengan Tuhan (Efesus 2:8). Jangan dibuat menjadi definisi lagi.
Sebab oleh kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, ini bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian Tuhan.  Kalau bukan dari Tuhan jadinya akan sombong (Ef 2:9).
Ada dua peristiwa yang dialami oleh Abraham yang diceritakan dalam kitab Kejadian.  Dua peristiwa itu ialah ketika Abraham berhadapan dengan Firaun dan Abimelekh.  Kejadian pasal 12 dan 20 berbicara tentang Abraham ketika ia berhadapan dengan dua raja itu.  Yang pertama waktu Abraham berhadapan dengan Firaun.  Ia takut dibunuh oleh Firaun sehingga ia berkata bahwa Sarah adalah adiknya.  Waktu itu Firaun menginginkan Sarah.  Namun kemudian Firaun kena tulah karena ia menginginkan Sarah (Kej 12:16).  Dalam cerita ini siapa yang salah?  Abraham.  Siapa yang berdosa?  Abraham.  Siapa yang berbohong?  Abraham.  Namun sesudah itu Abraham malah mendapat kambing domba, lembu sapi, budak, keledai, dan unta dari Firaun.  Yang bersalah dan berdosa adalah Abraham, tapi yang kena tulah Firaun. Abraham malah diberkati.  Peristiwa seperti ini tidak hanya sekali.  Baru mengerti yang namanya kasih karunia?  Kita bisa saja salah tangkap tentang hal ini, tapi seperti inilah jika kita anak Tuhan.  Dalam cerita itu Tuhan tidak memperhitungkan kekonyolan Abraham.
Kemudian raja Abimelekh.  Abimelekh ingin menghampiri Sarah.  Dan Abraham mengatakan hal yang sama seperti yang ia katakan pada Firaun.  Di sini yang bersalah siapa?  Abraham.  Tetapi siapa yang akan dibunuh oleh Tuhan?  Abimelekh.  Dalam peristiwa ini Abraham mendapat berkat lagi.  Kalau begitu bisakah kita berdosa?  Sekali-kali tidak! (Roma 6:1-2).  Peristiwa ini tidak bisa manusia pelajari.  Hanya Tuhan yang tahu.  Lalu apakah kita bisa seenaknya waktu mendapat kasih karunia?  Tidak.  Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat karena tanpa hukum Taurat manusia bisa menggunakan kasih karunia dengan seenaknya (Yoh 1:17).  
Dalam Roma 1:16 tertulis Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan.  Jadi, ketika kita memberitakan Injil berarti kita memberitakan keselamatan.  Bukan hanya untuk orang berdosa saja, tapi untuk kita juga karena apabila kita memakai cara kita sendiri dan bukan didorong oleh Roh maka itu bukan Injil lagi.  Kemudian di ayat 17 tertulis nyata kebenaran Allah artinya itu terjadi.  Kita bertindak meski sebenarnya bukan kita yang lakukan melainkan Tuhan.  Iman timbul dari pendengaran firman Kristus.  Hati-hati dengan definisinya.  Di Ibrani 11:1 juga ada tertulis tentang iman, tapi jangan didefinisikan lagi.  Kita percaya bahwa yang menulis ayat ini digerakkan oleh Tuhan.
Bagaimana dengan kata-kata, “sekali selamat tetap selamat”?  Sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan Yudas Iskariot?  Dia sudah diangkat menjadi rasul.  3,5 tahun hidup bersama dengan Yesus, tapi akhir hidupnya gantung diri.  Apakah Yudas Iskariot ke sorga?  Selidikilah dengan sungguh-sungguh firman Tuhan itu seperti orang Berea, tapi gunakanlah Roh Tuhan bukan kekuatan sendiri.
Yang membedakan satu orang dengan orang lainnya adalah pengurapannya.  Siapa yang bisa tahu kalau seseorang itu pandai.  Entah apapun latar belakangnya kalau dia diurapi oleh Tuhan, kita tidak bisa berkata apa-apa.  Namun bukan berarti dia hebat.  Petrus dikatakan enyahlah kau Iblis, tapi sebelumnya dia yang berkata Yesuslah Mesias dan itu bukan Petrus yang berkata-kata melainkan Bapa di sorga yang menyatakannya.  Ya itulah kasih karunia.
Simpanlah harta di sorga karena apa yang kita dengar dari Tuhan itu yang memberikan kebahagiaan yang kekal, lebih daripada yang bisa dunia berikan.  Jika kita tidak bahagia itu karena kita salah dalam menyimpan harta.  Kita menyimpannya di bumi sehingga ngengat dan karat memakannya.
Kasih karunia.  Mari kita belajar tentang kasih karunia.  Jika kita tidak mengerti, Tuhan yang akan memberitahukannya kepada kita. Percayalah kepada Tuhan.  Iman timbul dari pendengaran firman Kristus.  Tuhan ingin berbicara dan memberikan apa yang kurang pada kita.  Ingat, kita tidak bahagia karena apa yang kita simpan itu di bumi ini.  Kebahagiaan yang kekal yaitu kita terus memberitakan keselamatan kepada banyak orang.
Di Kejadian 6:7-8, Tuhan sudah menciptakan banyak manusia, tapi Ia ingin membunuh mereka.  Kemudian Tuhan menemukan Nuh dan Nuh mendapat kasih karunia.  Apakah Nuh melakukan sesuatu sehingga ia mendapat kasih karunia?  Tidak.  Dia hanya mendapat kasih karunia.  Apa yang membuat Tuhan tidak membunuh?   Ya Tuhan sendiri, bukan Nuh.  Nuh tidak berbuat apa-apa, tapi karena ada Nuh maka Tuhan tidak membunuh semua manusia.  Keputusan tetap ada di tangan Tuhan.  Dan kita bisa mendapat kasih karunia karena ada Yesus Kristus.  Kita perlu saling mengingatkan supaya kita terus hidup bersama-sama dengan Tuhan.

Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia