LTT 2015

Jubilee Indonesia.

Go make desciple

Jubilee Indonesia.

LTT 2015

Jubilee Indonesia.

We are Jubilee

Jubilee Indonesia.

Heaven or hell?

Jubilee Indonesia.

Monday, 9 November 2015

Share Habel Kendari

Kita harus memliki mental seperti seorang prajurit yang mengerti mengenai kekekalan.     Hati-hati dengan perkataan Saudara karena suatu saat nanti perkataan Saudara akan terwujud.   Di Kendari, ada seorang bapak yang memberi diri untuk bertobat dan dilahirkan kembali. Pemberitaan   Injil   yang   disampaikan   tidaklah  sebentar tetapi sudah 10  tahun yang lalu bapak  tersebut mendengar pemberitaan Injil.   Mari kita terus perkatakan kata-kata nubuatan ataupun kata-kata iman, karena apa yang kita perkatakan pasti akan berbuah pada waktunya Tuhan.   Banyak orang yang menantikan pemberitaan Injil kita.  Keluarlah dari kotak aman kita dan terus nyatakan itu kepada banyak orang.   Terus beriman dan pegang janji Tuhan.

Share: Habel Patulak-Kendari

Share Amah Kupang

Saat kita mengerti tentang siapa yang sudah memegang otoritas, kita tidak akan takut dengan apa yang akan kita hadapi untuk ke depannya. Perjalanan di Kupang membuat saya mengerti bahwa saya bangga memiliki Bapa yang begitu luar biasa.  Kebanggaan ini bukan lagi berasal dari manusia, tetapi bangga terhadap apa yang sudah Tuhan kerjakan untuk kami. Sebelum berangkat ke Semarang ada 2 orang yang memberi diri untuk diselamatkan  dan  berkomitmen  di  dalam  jemaat. Beberapa waktu ini banyak mahasiswa yang bertobat dan lahir baru, tanpa disuruh mereka secara otomatis memberitakan Injil kepada teman-teman kampusnya. Semakin banyaknya orang yang ditambahkan membuat saya terpikir mengenai tempat pertemuan, hingga suatu ketika saya dipertemukan dengan opa dari teman yang memiliki sebuah ruang gedung pertemuan.  Sekali lagi, di sini saya benar-benar mengerti penyediaan Tuhan bagi kami.    Kami diberikan  pinjaman  gedung  tersebut  tanpa dipungut biaya. Saya  teringat mengenai kisah  Daniel  di dalam Alkitab, orang-orang di sekitarnya berusaha untuk mengajarkan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai yang dimilikinya.  Namun Daniel tidak memasukkan nilai tersebut karena ia sudah mengenal kekekalan.   Begitu juga saat kita  berada  di  kampus  atau  di  manapun  kita  berada, dunia  akan  terus  menawarkan  nilai-nilainya  tetapi  kita harus  tetap memegang nilai-nilai kekekalan yang sudah kita miliki yaitu kerajaan yang kekal.   Kita pergi bukan karena manusia tetapi karena kita memiliki nilai Kristus dalam diri kita, itulah yang membedakan kita dengan orang yang belum mengenal Tuhan.  C’mon brother sister, mari kita sungguh-sungguh mengejar Tuhan!


Share: Amah-Kupang

Bangkit dan bersinar

Bangkit dan bersinar
PADA awal pertobatan, saya benar-benar diajarkan oleh Pastor Darwin mengenai pengenalan akan Tuhan dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan saya.   Kemudian ada banyak orang yang membangun di atasnya, namun hal yang terpenting adalah  dasar  yang  sudah  saya  miliki.    Sempat  terpikir dalam benak saya bahwa saya tidak akan bertemu dengan Pastor Darwin kembali, namun Tuhan yang mempertemukan  kami  dengan  perjalanan  yang  begitu luar biasa yang sudah kami lewati masing-masing.

Dalam Yesaya 60:1-4, terang itu sudah terjadi dalam diri kita. Terang yang Saudara miliki adalah terang yang diingini oleh bangsa-bangsa lain.  Ketika Saudara memiliki terang, orang akan melihat bagaimana keberadaan diri Saudara. Karena itu, jadilah percaya diri di manapun Saudara   berada   karena   Saudara   memiliki   daya   tarik Orang yang berbeda akan menarik orang lain.   Hidup Saudara akan memancarkan kerajaan Tuhan dan itulah yang   menarik   orang   lain   untuk   mendekat   kepada Saudara.

Selanjutnya dalam Yohanes 1:5 dikatakan bahwa “Terang  itu  bercahaya  di  dalam  kegelapan  dan kegelapan itu tidak menguasainya”. Orang yang hidup dalam Kerajaan Tuhan maka kegelapan tidak akan menguasainya.  Kemudian di Yohanes 1:11, Tuhan datang kepada milik kepunyaannya supaya mereka dapat merefleksikan kuasa yang Tuhan miliki.  Jika Saudara tahu mengapa   Tuhan   memilih   Saudara,   itu   berarti   Tuhan percaya bahwa Saudara sanggup membawa Kerajaan Tuhan turun ke bumi. Saat kita bertemu dengan orang lain, bawalah Kerajaan Tuhan. Orang yang menjadi milik kepunyaan Tuhan akan memiliki kuasa di dalam Tuhan.

“Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu” (Yesaya 60:5). Muka yang berseri-seri berasal dari pemikiran yang positif.  Kita harus merubah cara pikir kita dari cara pikir yang negatif, sombong, dan merasa tua.   Pemikiran yang lahir dari Kerajaan Tuhan adalah pikiran Kristus.   Pikiran Kerajaan Tuhan tidak membawa kepada ketakutan dan keraguan.

Hal yang luar biasa ketika Saudara menikmati perjalanan  yang  Saudara lewati  bersama-sama  dengan Tuhan.  Perjalanan yang tidak mudah dan perlu takut akan Tuhan. Hanya  orang-orang  yang  dikuasai  oleh  Kerajaan Tuhanlah yang dapat melewati hal-hal mustahil. Angkat kepala Saudara, lihat dengan iman di sekeliling Saudara. Orang yang hidup dalam Kerajaan Tuhan akan terus menyatakan kebenaran yang dihidupi.   Kebenaran yang dibagikan bukan sekedar pengetahuan, tetapi kehidupan yang   nyata   dalam   Tuhan.   Jangan   mengikatkan   diri Saudara dengan dunia ini, karena hal tersebut dapat menjadikan diri Saudara musuh Tuhan.  Saudara harus terus membangkitkan rasa lapar dan haus akan Tuhan.  Orang Kristen bukan hanya sekedar melompat dan menari di dalam gedung, tetapi menjadi pembebas saat kita di luar sana.


Khotbah: Edmond Sarida-Lampung

Dengarkan

Dengarkan
DALAM Yeremia 1: 5 dikatakan bahwa "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, 
dan  sebelum  engkau  keluar  dari  kandungan,  Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."      
Saat di dalam kandungan pun, Tuhan sudah menetapkan Yeremia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. 
Seseorang dapat mendengar jika ia tidak tuli, namun ada beberapa orang yang mengalami tuli rohani.   
Tuli rohani merupakan sebuah kondisi dimana seseorang dapat mendengar firman Tuhan namun mereka tidak melakukannya,
seperti ada yang tertulis dalam kitab Roma dan Yeremia.  Kata “dengarkan” sangat penting sekali, terutama dalam posisi seperti atasan kepada bawahannya.

Ketika kita mengikut Tuhan, kita seringkali mendengar apa yang Tuhan perintahkan. Namun tidak cukup hanya sampai di situ saja.  
Kedudukan yang paling tinggi yaitu ketika kita melakukan perintah Tuhan, seperti seorang pelayan kepada tuannya. 
Pelayan itu akan mengikuti apa pun yang tuannya katakan.   Kekuatan yang kita terima adalah pada saat kita mendengarkan   apa   yang   Tuhan   katakan.      
Saat   kita membaca Alkitab dan menghidupinya, seharusnya kita semakin bersemangat.
Selanjutnya di Yeremia 1:6-7, kata yang terpenting adalah mendengarkan apa yang Tuhan katakan.  
Jika kita tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan maka hal tersebut tidak menyenangkan Tuhan.  
Pada zaman sekarang banyak orang  yang  melakukan  pembelaan  yaitu  apabila  ia melakukan kesalahan maka ia berpikir bahwa ia akan diampuni.   
Hal tersebut merupakan kasih karunia yang murahan.   Tidak semua orang dapat memiliki kesempatan untuk diampuni.  
Yudas Iskariot dan Esau benar-benar tidak memperoleh pengampunan karena mereka melanggar perintah Tuhan. 
Kata “harus” dalam Yeremia 1:7 bukanlah hal yang bisa dilanggar begitu saja, hal tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk melakukannya.
Diketemukan pada zaman sekarang, banyak orang berbicara tentang karakter tetapi jarang sekali mereka berbicara mengenai kelahiran kembali.  
Kelahiran kembali yang kita beritakan bukanlah kelahiran kembali versi diri kita sendiri  tetapi  dari  apa  yang  Tuhan  katakan.     
Kelahiran kembali terlihat dari fakta hidup melalui perbuatan yang dilakukan  oleh  seseorang.   
Karakter  tidak  menjamin  orang untuk  terhindar  dari  dosa.Banyak  orang  yang  memiliki karakter bagus namun ia adalah pencuri atau penyesat.
Seseorang dapat mengerti apa yang ia “dengarkan” jika orang tersebut menyukai apa yang ia dengar.  Manusia suka mendengarkan   apa   yang   ia   suka.      Bisa   jadi   dari   luar sepertinya ia menyetujui namun perbuatannya menunjukkan bahwa ia tidak mengerti apa yang ia dengar.   Di dalam Alkitab,   kata   “mendengar”   pertama   kali   ditulis   dalam Kejadian 3:17.   Adam dapat jatuh ke dalam dosa karena ia mendengarkan perkataan Hawa.   Sama halnya jika kita mendegarkan hal yang salah maka apa yang kita perbuat akan salah.   Saat kita bertobat lahir baru, firman yang kita dengar itulah yang membuat kita tidak melakukan dosa lagi.

Dalam Roma 10:13-15, kita dapat mendengar karena ada orang yang memberitakan dan ada orang yang memberitakan karena ada orang yang diutus.
Orang dapat mengatakan  ia sudah mendengar  tetapi  belum  tentu  apa yang ia dengar adalah hal yang benar.
Selanjutnya dalam Yeremia 1:8-10, Tuhan yang menaruh perkataan-Nya di dalam mulut kita.  Mungkin Saudara terlihat seperti  tidak  ada apa-apanya, namun Saudara harus tahu bahwa Saudara sudah dipilih untuk menyatakan kebenaran Tuhan.
Jangan menganggap rendah apa yang sudah Tuhan percayakan  dalam  diri  Saudara.  Dikatakan  bahwa  Tuhan yang mengangkat kita untuk mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan dengan tujuan untuk membangun dan menanam.
Ketika kita mendengarkan kotbah,  banyak  ketidakbenaran  dari diri  kita  yang  dicabut dan dirobohkan  serta  dibinasakan  dan diruntuhkan  supaya kita dibangun dan ditanam.
Semua itu bergantung dari kedewasaan masing-masing diri kita dan hal tersebut dapat dinamakan sebagai pembaharuan cara pikir. Seorang yang sudah bertobat lahir baru tidak sulit untuk memberitakan hal tersebut. 
Orang  yang memberitakan  injil  akan memperkatakan untuk mencabut pemikiran yang menentang pengenalan akan Kristus. Pada Yeremia 1:11-12, Tuhan memberikan kepercayaan kepada kita ketika kita sudah siap sedia.
Orang yang sudah siap sedia akan membuat sebuah perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Kemudian dalam Yeremia 11:1-8, 18, 20 dikatakan bahwa orang yang tidak mendengarkan lagi berarti ia sudah tidak sungguh-sungguh lagi.  Hal itu juga berarti ia sudah tidak jatuh cinta lagi.
Jika kita tidak mendengarkan perkataan-perkataan perjanjian yang dari Tuhan maka terkutuklah kita.  Selanjutnya dalam Yeremia 12:1-2, banyak orang belajar mengenai motivasi namun hatinya menjauh daripada Tuhan,
kemudian ayat 16-17 tertulis “Dan jika mereka sungguh-sungguh belajar cara  hidup  umat-Ku  sehingga  bersumpah  demi  nama-Ku: demi  TUHAN  yang hidup, seperti  tadinya  mereka  mengajar umat-Ku untuk bersumpah demi Baal, maka mereka akan dibangun di tengah-tengah umat-Ku. Tetapi jika mereka tidak mau mendengarkan, maka Aku akan sungguh-sungguh mencabut dan membinasakan bangsa yang demikian, demikianlah firman Tuhan.”   Betapa seriusnya Tuhan dengan bangsa  Israel  supaya  mereka  benar-benar  mendengarkan apa yang Tuhan katakan.   Kembali lagi tertulis  jika mereka tidak mau mendengarkan, maka Tuhan akan mencabut dan membinasakan bangsa Israel.

Dalam Matius 17:1-5, Bapa memberikan perintah bahwa kita harus mendengarkan Yesus.   
Yesus datang untuk menggenapi  apa yang sudah Tuhan janjikan  sejak semula. Pastikan bahwa pada saat ini Saudara benar-benar sedang sungguh-sungtbguh di dalam panggilan Tuhan dan hal itu harus terus dipastikan dari hari ke hari.  
Orang yang sungguh- sungguh jatuh cinta pasti ia akan menyediakan waktu bagi orang yang dicintainya, seperti itulah cinta kita kepada Tuhan dalam panggilan kita.  
Dengarkanlah Tuhan dan lakukan perkataan Tuhan dengan benar maka hidup Saudara akan terus diubahkan. 


Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

Tuesday, 1 September 2015

Menjadi Saksi Kristus

Menjadi Saksi Kristus

Bagaimana dengan minggu ini apakah kita sudah menjadi saksi Kristus?  Apakah Saudara sudah menjadi penjala manusia?  Kita adalah terang dan garam dunia. Terang dan garam bukan di dalam gereja ini saja, tetapi di luar gereja.  Sekarang Tuhan mau berbicara lebih kepada kita yaitu bicara tentang saksi dan menjala manusia.  Waktu kita aman dengan apa yang Tuhan karuniakan kepada kita, kita akan bersaksi dengan kelepasan. Kita harus aman dengan diri kita sendiri. Selama kita masih menjadi orang lain dan belum selesai dari segala dosa kita, kita tidak akan menjadi pribadi yang bersaksi.  Sebuah kepercayaan karena Saudara beragama kristen tidak akan menjadikan Saudara pribadi yang berkuasa.   Kita harus menyadari ketika Roh Kudus ada di dalam hidup kita, kita menjadi pribadi yang berkuasa. Beberapa hari yang lalu, Dedy dan salah satu jemaat bertemu dengan teman-temannya dan waktu dirinya berbicara tentang Tuhan dan kehidupan, mereka tidak memilikinya bahkan dari mereka ada yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. ”Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu; Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya”  (1 Yohanes 5: 10-11).  Waktu seorang percaya kepada Yesus, kepercayaan itu mengubahkan kehidupannya bahkan menjadi kesaksian yang hidup.  Kesaksian adalah suatu yang penuh kuasa.   Banyak orang yang percaya dengan Yesus hanya sekedar percaya.    Percaya bukan karena kita bergereja.   Realitanya, orang lain tidak langsung bisa menerima Injil, tetapi dirinya bisa.  Dirinya melihat betapa luar biasa pekerjaan Tuhan, ada kesaksian yang hidup dan bekerja. Beberapa minggu ini saya banyak bertemu dengan orang yang berpelayanan.   Orang Farisi dan orang saduki mereka tidak berdosa, tetapi mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan.  Mereka tidak berkenan karena tidak ada Tuhan di dalam hidup mereka.  Orang yang tidak berdosa justru yang melawan Yesus.  Jangan sampai kita hanya senang dengan rutinitas ibadah tetapi tidak ada hidup di dalamnya.

Waktu kita memberitakan Injil, pastikan bahwa kita hidup dalam pemberitaan Injil. Hidup itu hanya di dalam Kristus.  Jangan berpuas diri hanya karena kita sudah memberitakan Injil dan tidak pernah melewatkan sedikitpun pertemuan di dalam Jemaat bahkan tidak pernah melewatkan sedikitpun suatu pertemuan keluarga, harusnya kita lebih hidup lagi.   Tadi malam, Dedy dan beberapa jemaat diundang dalam suatu persekutuan dan mereka menghadirinya. Roh di dalam diri kita tidak bisa ditipu.  Waktu kita berjalan dan hidup bersama-sama dengan dia baru kita tahu bagaimana hidupnya.  Mereka bisa melihat bahwa kita berbeda, mereka mengakui bahwa ada sesuatu yang sudah kita miliki tetapi mereka tidak miliki. Mereka hanya melihat kepada suatu program.  Kita tidak bisa menjadikan orang lain sama seperti kita.  Jika mereka tidak mendapatkan hidup itu, mereka tidak akan memiliki apa yang sudah kita miliki.  kita harus aman dan jangan terburu-terburu.   Kita tidak membawa orang-orang kepada kehidupan agama yang lebih baik tetapi kehidupan pertobatan yang daripada Tuhan.  
Mustahil orang bisa bertobat, bila ia tidak mendapatkan pengertian dari Tuhan. Mereka harus menyerah dahulu dengan apa yang mereka pikir, barulah mereka mendapatkan apa yang kita miliki. Setiap orang harus datang kepada Tuhan dan merendahkan diri karena pengampunan itu hanya datang dari Tuhan dan hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan dosa manusia. “kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.   Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6),   realitasnya ada jalan Dedy, kebenaran Dedy dan hidup Dedy.  Realitasnya diri kita harus menghidupi jalan, kebenaran dan hidup Tuhan, bukan lagi jalan, kebenaran dan hidup pribadi lagi.  
Sekarang orang lebih senang dengan gereja yang mengajarkan tentang berkat dan kasih tetapi tanpa Tuhan di dalamnya akan menjadi suatu yang mati. “Sebab Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23). Dosa itu yang mengkorupsi hati kita.   Jika kita berpikir dosa itu kesalahan, tidak, bukan hanya itu.  jika Saudara pikir itu kejahatan, dosa lebih dari itu.   Kebanyakan orang Kristen adalah orang yang baik tetapi mereka tidak menyadari bahwa mereka berdosa.  Berkali-kali Dedy bertemu orang dan ia harus menjelaskan dosa itu.   Dosa bicara tentang kebenaran diri sendiri yang hidup di dalam diri kita. Dalam Matius 3:7, waktu orang Farisi datang untuk dibaptis, mereka dikatakan keturunan ular beludak, kemudian di Lukas 7: 28-35, bicara tentang maksud Tuhan dalam hidup kita.  Orang Farisi sudah ditentukan binasa.  Jangan anggap biasa pertobatan itu. Jangan sampai kita seperti Esau,  spirit Esau yang menganggap pertobatan suatu yang biasa. Ada orang yang memilih jalan dan tidak bisa kembali.  Waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka menghidupi jalan, kebenaran dan hidup mereka sendiri.

Kecenderungan manusia adalah jalan sendiri,  bagaimana kita mau bersaksi jika kita masih memikirkan diri sendiri.   Paulus menjaga dirinya dengan memberitakan Injil, ia menjaga kasih karunia Tuhan dengan sedemikian rupa. Di dunia ini kita memiliki tujuan. Jika kita tidak punya tujuan, alasan untuk kita hidup panjang pasti tidak ada. Dalam Yesaya 53:6, Mari kita mengenali diri kita sendiri,  orang bertobat senang bertemu dengan orang yang memiliki suatu yang sama.  Tuhan mengenal orang yang melakukan dan taat kepada-Nya.  Yesus mencari murid-murid yang sungguh-sungguh mengikuti Dia. Hidup dalam pertobatan membuat kita bahagia. Kita memilih untuk hidup bahagia.   Menjadi pembenaran jika kita menerimanya, kita harus memilih untuk dibentuk oleh-Nya dan waktu kita bersaksi, bukan karena tugas lagi tetapi menjadi kesenangan kita.  Realitas hidup kita penuh dengan masalah,  kita bahagia karena tidak memikirkan masalah menjadi yang utama.  

Lukas 5:4-8, Tuhan mau berbicara lebih kepada kita. Jika ada satu orang datang dalam hidupmu, berdoalah untuk kita tidak sibuk dan berdoalah supaya kita tidak melewatkan kesempatan itu.  Kita tidak akan berbuah jika kita tidak mendengarkan Tuhan.   Kita harus sensitif mendengar suara Tuhan,  Dalam Lukas 5:9-11 mulai sekarang kita menjadi penjala manusia,   Mari kita bersaksi dan mari kita bertumbuh supaya kita menjadi orang-orang yang siap waktu Tuhan mempertemukan dengan orang.

Berkat

Berkat

Saat kita bertobat lahir baru kita mengalami hal-hal yang tidak terkatakan dan sukacita penuh.  Benih kehidupan yang kekal kita terima waktu dilahirkan kembali ini yang kita bagikan kepada orang-orang yang belum mendengar kebenaran firman Tuhan.  Setiap orang mempunyai daging dan keangkuhan, namun saat firman Tuhan dibagikan biarkan firman Tuhan bekerja kepada orang itu sampai ia pun memperoleh sukacita yang kita rasakan.

Orang yang sudah menemukan Tuhan sudah memperoleh berkat yang jauh luar biasa jika dibandingkan dengan apa yang orang-orang dunia kejar saat ini. Banyak motivator yang mengajarkan bagaimana hidup sukses pasti akan selalu mengajak kita untuk hidup cerdas secara keuangan dengan tujuan kehidupan yang lebih baik dan maksimal dalam menghasilkan sesuatu bagi kehidupannya.  Siapa yang tidak tergiur dengan apa yang dunia tawarkan? Jika kita lihat banyak orang berusaha sedemikian keras untuk memperoleh harta benda namun sampai kapan mereka akan terus mengejar kemapanan secara materi?  Manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang mereka miliki.  Sampai di mana seseorang akan mengejar kesuksesan dunia? Tanpa Tuhan seseorang tidak akan pernah puas dengan segala keinginannya. Tetapi waktu kita sungguh-sungguh hidup dalam Tuhan kepuasan secara rohani dan jasmani itu yang kita peroleh.  Dalam Mazmur 24:3-6, orang yang bersih tangannya dan murni hatinya akan memperoleh berkat dari Tuhan. Orang yang bersih dan murni adalah saat di mana tidak lagi berbuat dosa dan tidak ada yang cemar dan najis dalam dirinya.  Bait Tuhan adalah bait yang kudus, karena sudah tidak ada lagi kenajisan di dalamnya, bait Tuhan itulah diri kita setelah kita dilahirkan kembali. Kita memerlukan keintiman dengan Tuhan setiap hari dan mengalami pembaharuan akal budi.

Selanjutnya dalam 1 Petrus 2:9 kita sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani , bangsa yang kudus dan umat kepunyaan Tuhan sendiri tidak akan memberitakan perbuatan Tuhan yang besar dan ajaib jika kita tidak keluar dari kegelapan.  Hal tersebut juga dinyatakan dalam Keluaran 19:5-6, janji itu bukan hanya diberikan kepada bangsa Israel namun karena bangsa Israel sudah bebal maka janji itu sampai kepada bangsa-bangsa lain termasuk kepada kita. Kita harus tahu bahwa diri kita adalah bangsa yang kudus, maka pergi ke gereja bukan hanya sebagai keharusan sebagai orang Kristen namun juga karena kita mengalami kehidupan yang nyata dengan Tuhan setiap harinya.  Kita tahu siapa Tuhan yang kita sembah, hidup yang tidak sekedar bangga menjadi seorang beragama Kristen.
Janji Tuhan bagi anak-anak-Nya adalah bahwa berkat Tuhan sudah turun bagi kita.  Kita sebagai anak Tuhan sudah hidup dalam kebenaran sehingga tidak ada kepalsuan dan tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Dalam Yeremia 33:3 dikatakan bahwa “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui”  hal yang tidak terpahami akan Tuhan bukakan kepada kita.  Tidak ada lagi yang tidak akan kita mengerti saat pengertian kita sudah dibukakan dalam Tuhan.  Kita harus tahu siapa diri kita di dalam Tuhan dan identitas kita dalam Tuhan, kita berhak menerima janji-janji Tuhan.  Abraham sebagai orang yang menerima janji Tuhan dia tahu siapa dirinya di dalam Tuhan ia tidak meminta kekayaan secara materi tetapi ia menerima kekayaan yang berlimpah karena ia taat kepada perintah Tuhan.

Jika kita membaca Kejadian 12:1-4, Abraham segera pergi seperti yang sudah difirmankan Tuhan kepadanya. Ia taat dengan apa yang Tuhan perintahkan. Jadi yang perlu kita lakukan adalah taat saja.  Janji yang Abraham peroleh terjadi beberapa tahun kemudian setelah janji itu diberikan oleh Tuhan, namun ia tetap saja taat dan beriman kepada Tuhan.

Jika saudara belum mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Tuhan (kelimpahan yang dimaksud bukan secara materi yaitu hidup yang aman dan iman yang sepenuhnya di dalam Tuhan) saudara perlu untuk terus berseru kepada Tuhan.  Sejak kita dilahirkan kembali kita tahu hidup kita berbeda dengan hidup kita sebelumnya.  Iman kita perlu kita jaga setiap hari karena iman bisa gugur dan kandas.  Proses hidup di dalam Tuhan memerlukan iman yang penuh setiap hari.  Tuhan akan membukakan hal-hal yang tersembunyi jika kita benar-benar berseru kepada Tuhan.  Rahasia Tuhan akan dinyatakan kepada kita . Berkat Tuhan sudah tersedia bagi kita setiap hari maka kita harus terus menjaga diri dengan hati yang murni dan bersih.

Sudah ratusan orang yang keluar jemaat, yang dahulu bersemangat menginjil namun sekarang keluar dari apa yang Tuhan nyatakan dalam diri mereka saat mereka mengenal Tuhan.  Kita perlu saling menguatkan dan saling mengingatkan supaya jangan sampai dari antara kita ada yang berdosa.  Berkat yang kita miliki bukan untuk diri kita sendiri, di dalam jemaat sudah tidak ada lagi yang merasa memiliki lebih dibandingkan dengan yang lain atau bisa hidup mewah sendiri, tapi hidup berjemaat yang seperti keluarga sendiri, saling membantu satu sama lain dan harusnya tidak ada yang kekurangan.  Anak Tuhan  tidak hidup dalam ketakutan dan kekuatiran.
Kemudian dalam Hagai 1: 5-11, bangsa Israel berusaha untuk memberikan korban persembahan kepada Tuhan.  Mereka mengharapkan banyak namun apa yang mereka peroleh sedikit. Mereka melihat kepada rasa nyaman mereka sendiri. Mereka tidak melihat lagi untuk membangun bait Tuhan tetapi mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri.  Perhatikan diri saudara, jangan sampai bait Tuhan yang ada dalam diri saudara hancur dan saudara menjadi sibuk dengan urusan diri sendiri.

Berbicara mengenai berkat, Tuhan sebenarnya sudah menyediakan berkat dengan begitu melimpahnya namun jika kita mengalami kesulitan dalam keuangan dan pekerjaan, perhatikan lagi hidup saudara apakah yang menjadi fokus utama dalam hidup saudara sudah benar?  Apakah kita memberikan prioritas utama kepada bait Tuhan yang ada di dalam diri kita?  Tuhan yang memiliki daulat dalam hidup kita.  Saat kita menjadikan Tuhan yang utama dalam diri kita maka kasih karunia Tuhan yang sedemikian besarnya akan mengikuti diri kita. Jangan kita menjadi lemah.  Hidup sebagai anak Tuhan bukanlah seperti roda yang berputar namun kehidupan yang semakin naik seperti yang dikatakan kehidupan dari kemuliaan kepada kemuliaan.  Anak Tuhan bukanlah ekor tetapi kepala.  Berkat yang Tuhan curahkan dalam diri kita tidak ada batasannya.  Berkat dari Tuhan harus diolah dengan benar dan bertanggung jawab atas berkat tersebut.  Jemaat Tuhan tidak akan hidup dalam kekurangan, sudah tidak ada lagi roh kemiskinan.

Dalam Hagai 1:12 bangsa Israel mendengar perkataan Tuhan sehingga kembali takut akan Tuhan.  Selanjutnya dalam Hagai 2:5,8-10 Tuhan yang mendatangkan dan menyediakan tidak ada ketakutan lagi tapi juga Tuhan yang bisa menahan berkat untuk kita. Jangan sampai ada yang tersembunyi dan jagalah diri kita untuk tetap kudus.  Jadilah terang dimanapun kita berada.  Kemudian dalam Hagai 2:19-20, waktu saudara kembali memperhatikan bait Tuhan yang kita miliki kita tidak akan mengalami penipuan dengan apa yang dunia tawarkan. Jangan sampai iman kita menjadi kandas, proses perjalanan kita di dalam Tuhan akan memperlihatkan bagaimana iman kita di dalam Tuhan.  Kita harus sadar apa yang saat ini menjadi prioritas dalam diri kita. harus Tuhan yang terutama dan pasti anak-anak Tuhan akan hidup dalam berkat-Nya.
Dalam 2 Korintus 6:16-18, 7:1 mari kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran rohani dan jasmani.  Selanjutnya dalam Matius 5:48, haruslah kita sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna. Dosa yang tersembunyi pasti akan terlihat maka kita perlu untuk takut dan gentar akan Tuhan untuk terus menjaga diri kita kudus dihadapan Tuhan.  Dengan hal itu kita dapat tegas dengan setiap dosa yang ditawarkan kepada kita. Orang dunia saat ini sedang mengejar kesia-siaan. Waktu kita hidup di dalam Tuhan jangan sampai kita takut akan berkat yang akan kita miliki. Kita sudah hidup dalam kepenuhan akan Tuhan. Sukacita damai sejahtera dan segala berkat dari Tuhan disediakan bagi kita anak-anak-Nya.


Kotbah: Silviana Lontoh
Jubilee Semarang

Friday, 24 July 2015

Hidup Dipimpin oleh Roh

Hidup Dipimpin oleh Roh

Betapa berharganya Yesus yang telah membuat kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan yang baru dan memiliki kehidupan yang kekal.  Saudara, mari kita renungkan saat kita pergi berlibur, memang terasa memuaskan tetapi hanya sekedar puas secara daging namun itu sifatnya sementara lalu bagaimana jika kita bertobat dan dilahirkan kembali hanya memuaskan hal yang sifatnya sementara tanpa membangun suatu hal yang kekal di dalam Tuhan?  Mari kita mengingat kembali identitas kita sebagai orang yang sudah dilahirkan kembali sebagai ciptaan yang baru.  Ciptaan yang baru berbicara tentang sifat yang kuat dan yang memberi efek.  Hal ini bukan masalah usia yang tua dan muda tapi bagaimana pengejaran kita. Jangan sampai tertipu seakan-akan semuanya menjadi gampangan. Jangan melalaikan pertemuan ibadah karena apa yang kita kejar saat ini adalah pengejaran secara roh.  Daging akan selalu menuntut hal yang menyenangkan.  Hal yang membuat kita berbeda saat kita bertobat dan dilahirkan kembali karena ada kehidupan Roh di dalam diri kita.

Apakah yang saat ini sedang kita kejar?  Hal yang perlu kita kejar adalah yang dapat membangun kita dari dalam secara Roh. Iblis datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan, selama kita memberi kesempatan kepada si Iblis maka kita akan terus tercuri.  Betapa luar biasa saat raja-raja dalam kitab 2 Tawarikh, mereka memulai dengan luar biasa namun mengapa mereka mengakhiri dengan hidup kompromi? Mengapa Paulus geram kepada jemaat di Galatia?  Siapa yang sudah mempesona kita?  Maka jangan sampai kita mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.  Kita sudah bukan dari dunia ini yang tidak mengejar apa yang dunia kejar.   Semua yang sedang berlangsung di dunia ini hanya sementara saja.
Dalam Galatia 3: 1 – 5 kita dipanggil bukan untuk menyenangkan manusia.  Kompromi merupakan hal yang akan menghancurkan panggilan kita di dalam Roh.  Betapa berharganya apa yang kita lihat. Kita harus terus melihat pengharapan setiap hari.  Hidup tidak berkekurangan adalah hidup yang dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Terus kejar panggilan Tuhan dalam hidup kita.  Kita tidak melakukan Roh perintahkan karena kita melakukan hukum.  Tidak ada yang bisa melakukan hukum karena hukum sudah gagal.  Saat para raja-raja mengandalkan Tuhan, Tuhan yang berperang bagi mereka. Ada pilihan setiap hari untuk memuaskan daging atau roh yang kita miliki. Kita menjadi ciptaaan yang baru berarti kita tidak pernah ada sebelumnya dan sekarang ada. Dalam Yehezkiel 36:26 tertulis bahwa kita sudah mendapat hati dan roh yang baru. Tidak ada yang dapat menjamin bagaimana hidup kita ke depan tanpa kita terus menjaganya tiap-tiap hari. Berbicara tentang salib adalah kemenangan yang gilang-gemilang di dalam Roh menjadi ciptaan yang baru. Tanpa kelahiran kembali ujung-ujungnya hanya kenyamanan diri sendiri yang pada akhirnya binasa.  Sejarah dimulai dalam diri kita sejak kita bertobat dan dilahirkan kembali.

Dasar yang kita miliki adalah Kristus dan di dalam jemaat Kristus alam maut tidak akan menguasai (Matius 16:17-18).  Berbicara tentang Kristus yang dimaksudkan adalah Ia sudah ada di dalam kandungan Maria sebelum ia menikah dengan Yusuf karena mengandung dari Roh Kudus (Matius 1:18).  Hal tersebut tidak dapat masuk ke dalam logika manusia seperti saat kita bertobat dan dilahirkan kembali sebenarnya tidak dapat masuk ke dalam akal sehat manusia. Yesus dilahirkan dari Roh dan bukan karena keinginan daging manusia. Seperti tertulis dalam Yohanes 1:12 bahwa Yesus lahir bukan karena keinginan laki-laki. Pintu alam maut tidak akan menguasai karena kita lahir di dalam Roh. Saat ini kita sedang hidup dalam kemah yang tidak abadi yang suatu saat nanti dapat diambil namun berbicara tentang Roh maka hal tersebut bersifat kekal. Selanjutnya dalam Matius 1:19-20, Yusuf bermaksud untuk menceraikan Maria secara diam-diam karena menurut akal sehatnya hal tersebut tidak masuk akal  kemudian malaikat Tuhan muncul dan mencegah maksud Yusuf. Malaikat tersebut mengatakan bahwa Yesus lahir dari Roh Kudus. Begitu juga dengan pertobatan dan kelahiran kembali. Kita dilahirkan kembali oleh Roh bukan karena program manusia.

Dalam keadaan saat ini banyak orang yang mengaku bahwa ia sudah dilahirkan kembali dan seolah-olah hal tersebut menjadi trend namun dari buahnyalah akan tampak mana yang berasal dari daging dan mana yang berasal dari Roh. Seperti ada tertulis banyak orang akan bernubuat dan melakukan mujizat demi nama Tuhan namun Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah pembuat kejahatan karena mereka melakukannya karena daging.

Mengapa Tuhan mengatakan “enyahlah”? Karena daging tidak dapat diterima di dalam Kerajaan Tuhan.  Kemudian dalam Matius 1:21 kita harus tahu untuk maksud apa Yesus dilahirkan, kita harus tahu siapa identitas kita.  Jika kita lupa jati diri kita maka kita akan mudah sekali untuk kompromi dengan dosa.  Jangan bermain-main karena kita sudah ditebus dari cara hidup kita yang sia-sia.  Sedikit saja kita kompromi maka kehidupan kita di dalam Roh akan diambil.  Kita mendisiplinkan daging karena Roh yang ada di dalam diri kita lebih kuat sehingga daging bisa tunduk.

Kemudian dalam 1 Petrus 1: 1-11, bukan kita yang memilih diri kita sendiri namun kita dipilih berdasarkan rancangan-Nya. Kita dipilih dan dipisahkan supaya taat.  Hidup di dalam Roh adalah hidup yang berkelanjutan (continue).  Sekarang kita dapat melihat hidup yang penuh pengharapan, maka kita perlu untuk terus menjaganya dengan sungguh-sungguh.  Hal yang terpenting bukan lagi mengawali dengan hal yang bagus saja namun bagaimana saat kita hidup dengan orang-orang di dunia ini.  Apa yang kita terima adalah bagian yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar dan tidak dapat layu karena hal tersebut tersimpan di sorga bagi kita.  Kita hidup di dunia ini hanya sementara dan banyak orang mengejar habis-habisan hal  yang dapat binasa.  Tujuan dari iman kita dalah keselamatan jiwa kita.  Kepada orang-orang yang sudah menerima Tuhan dan bertobat lahir baru diberi karunia untuk mengerti tentang Kerajaan Tuhan.  Banyak hal yang akan Iblis lakukan untuk menghalangi pengenalan kita akan Tuhan. Pertobatan lahir baru yang kita alami sangat berharga dan jangan sampai kita buang begitu saja.

Saat kita membaca 2 Tawarikh 15 pembaharuan yang dilakukan oleh Raja Asa begitu luar biasa namun pada 2 Tawarikh 16: 7 - 10 hal yang luar biasa justru berbalik kepada kekalahan karena Asa mengambil tindakan yang bodoh dengan tidak lagi bersandar kepada Tuhan namun bersandar kepada Raja Aram yang diam di Damsyik.  Saat kita hidup dalam panggilan Tuhan jangan sampai kita berbalik kepada jalan dosa.  Selanjutnya dalam 2 Tawarikh 17 mengenai Raja Yosafat yang hidup menurut nenek moyangnya, Daud.  Namun pada 2 Tawarikh 19:1-3 saat Raja Yosafat bersekutu dengan Ahab dan kompormi dilakukan oleh Yosafat maka saat kita bertobat lahir baru kita harus membenci orang-orang yang mengikat kita secara emosional. Pada saat itu Tuhan murka terhadap Yosafat. Kemudian pada 2 Tawarikh 20:35 – 37, Yosafat bersekutu dengan Ahazia, orang yang fasik sehingga Yosafat menyimpang dari Tuhan. Sejarah yang ada mengingatkan kita untuk hidup di zaman sekarang ini.
Semua orang yang dipimpin Roh Tuhan disebut anak Tuhan. Bagaimana kita bisa terus konsisten? Dengan kita memberi diri kita untuk terus dipimpin oleh Roh Tuhan karena kita anak Tuhan. Tanpa kita dipimpin oleh Roh kita tidak dapat hidup bersama-sama dengan Tuhan. Kita adalah manusia Roh yang tinggal di dalam daging. Kita bukan manusia daging yang tinggal di dalam Roh karena daging tidak bisa tinggal di dalam Roh, itu adalah alasan. Contoh yang luar biasa ketika kita melihat Yesus mati di kayu salib sampai selesai.

Khotbah: Heru Cristanto
Jubilee Purwokerto

Tuesday, 21 July 2015

Kelahiran Kembali

Kelahiran Kembali

Kita pasti akan bersukacita ketika ada orang yang bertobat dilahirkan kembali. Sukacita yang luar biasa kita alami ketika Jonathan bertobat dilahirkan kembali.   Kita tidak pernah tahu kapan orang yang kita beritakan Injil itu bertobat hanya Anugerah Tuhan yang dapat membuat orang itu sadar akan dosa-dosanya dan bertobat.    Seseorang tidak akan bisa bertobat jika ia tidak sadar akan dosa-dosanya bahkan perbuatan baik sekalipun tidak bisa menyelamatkan seseorang dari dosa dan maut.

Untuk ikut Tuhan, tidak ada suatu yang instan.   Setelah dilahirkan kembali pasti ada tantangan, tetapi kita tidak perlu takut karena kita ada di dalam tubuh Kristus. Di luar dari tubuh Kristus, kita tidak bisa berbuat apa-apa.  Marilah kita menjadi tubuh Kristus yang hidup.
“Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang  malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", (Pengkhotbah 12 :1).   Masa muda kita di dalam Tuhan penuh dengan sukacita.   Pada masa muda kita, jangan kita lupa kepada siapa yang menciptakan kita.  Masa muda kita di dalam Tuhan sungguh luar biasa dibandingkan di luar Tuhan.    Waktu kita melupakan masa-masa kita bersama Tuhan, kita akan kembali kepada kesenangan dunia yang sementara ini.  Kita adalah orang-orang yang hidup dalam Kerajaan Tuhan.   Kesenangan kita bukan dunia lagi.

Suatu hal yang mustahil bagi manusia untuk hidup tidak berdosa, tetapi jika seseorang yang lahir dari Tuhan tidak akan berdosa lagi. Yesus  ketika menjadi manusia, ia tidak berdosa. Ia hanya taat melakukan kehendak Tuhan.  Hal itulah yang kita alami ketika kita dilahirkan kembali, bahwa kita tidak berdosa lagi,  Mari kita melihat hidup kita, apakah kita sudah dilahirkan kembali, jika belum dilahirkan kembali,  tidak heran kita tidak akan pernah lepas dari dosa.     Orang  yang sudah bertobat lahir barupun bisa kembali jatuh dalam dosa.  Dosa kembali karena saudara sudah berpikir akan berdosa lagi dan lupa bahwa awalnya kita adalah anak Tuhan. Selain itu kita juga harus mengerti siapa kita di dalam Tuhan.    Dalam Yohanes 12, Tuhan katakan kita akan menjadi lebih luar biasa jika Roh Kudus ada di dalam kita.  Jonathan juga harus dipenuhi oleh Roh Kudus karena Roh Kuduslah yang membuat kita bisa melakukan kehendak Tuhan.  “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”  (Yehezkiel 36:26)  Tuhan akan memberikan hati yang baru dan Roh yang baru.   Hanya Tuhan yang bisa memberikan hati yang baru. Sebuah pendingin ruangan yang tidak dingin lagi, kita bisa menambahkan Freon atau diservice.  Berbeda dengan hati manusia, hati yang sudah berdosa tidak bisa diperbaiki.   Doa atau pelayanan manusia tidak bisa memperbaiki hati manusia yang rusak.    Kita harus dilahirkan kembali.   Tuhan akan memberikan hati dan roh yang baru dan juga Tuhan jauhkan hati yang keras yang dahulu roh kita mati hubungannya dengan Tuhan, Tuhan berikan roh yang baru supaya kita bisa berhubungan dengan Tuhan.  Roh manusia sebelum lahir baru hanya bisa berhubungan dengan si Iblis.   Kita tidak bisa membuat hati kita taat kepada Tuhan jika bukan Tuhan sendiri berikan hati yang taat itu. Ketaatan itu berasal dari Tuhan.    Jangan sombong dengan ketaatan kita.   Ketaatan bisa saja hanya tampak luar saja tetapi di dalam hati kita memberontak. Ketaatan yang lebih dari taat disebut setia. Tanpa disuruh kita melakukan dengan segenap hati dan tanpa bersungut-sungut.  

“Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.  Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.“ (Amsal 4:20-23).   Kehidupan terpancar ketika kita dilahirkan kembali.    Kita akan menjadi terang dan garam bagi dunia ini. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.” (Matius 5 :13).   Waktu seorang dilahirkan kembali, yang dilakukan orang setelah itu adalah bersaksi bahwa hidupnya berubah.

 “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan Sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus” (Ibrani 3:1). Yesus bukan hanya disebut sebagai Rasul tetapi juga sebagai Imam dan Yesus juga dikuduskan untuk suatu pekerjaan yang besar dari Bapa.   Kita berada di dalam kerasulan, kita juga adalah imam-imam yang juga melakukan pekerjaan Tuhan.  Bangsa Israel juga hanya mengikuti apa yang Tuhan katakan. Bila mereka mengurangi atau menambahkan apa yang Tuhan katakan, mereka akan mati. 1 Tawarikh 14:1 berbicara tentang peneguhan atau konfirmasi yang Daud alami. Bahwa dirinya adalah raja atas Israel. Semua kehidupan ini diatur oleh Tuhan.  Tuhan semakin meneguhkan panggilan-Nya pada setiap kita. Tuhan memakai siapa saja untuk semakin meneguhkan kita. Lalu pada 1 Tawarikh 14: 9-10,  Daud bergaul karib dengan Tuhan, tanda ia bergaul karib dengan Tuhan, ia selalu bertanya kepada Tuhan apa yang harus ia lakukan.  Daud hanya taat kepada Tuhan.  Kesenangan Daud adalah mendengar suara Tuhan. Daud melakukan kehendak Tuhan pada jamannya, bagaimana dengan kita sekarang.  Tuhan senang bersekutu.  Ia ingin umat-Nya mendekat kepada-Nya. “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama – selamanya.” (Yohanes 14: 15-16), segala perintah Tuhan bagi orang yang belum mengenal Tuhan adalah suatu ketakutan,  tetapi bagi orang–orang yang sudah di dalam Tuhan adalah suatu kesukaan.   Kelahiran kembali yang membuat kita bisa mengasihi Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya.  Dia akan memberikan kita penolong yang membuat kita bisa melakukan perintah Tuhan.   Kita bukan hanya orang yang dikasihi Tuhan, tetapi kita bisa mengasihi Tuhan melalui Roh Kudus.
Dalam Ulangan 8:1-3 bersyukur atas segala kebaikan Tuhan.   Mari kita mengerti bahwa manusia bukan hidup dari apa yang disediakan dari dunia ini tetapi dari segala Firman Tuhan.   Hidup kita akan menjadi saksi jika kita menerima Roh Kudus.  Itulah yang menjadi kekuatan kita, Beberapa hari yang lalu, dalam Ibadah penghiburan, Darwin mendapat kesempatan untuk berkotbah.   Pemberitaan Injilpun disampaikan kepada setiap yang hadir pada pertemuan itu.  tidak hanya agama Kristen yang hadir bahkan dari agama muslim datang pada pertemuan itu.   Darwin percaya bahwa pertemuan itu tidak sia-sia, Mereka harus menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Lahir sebagai agama Kristen tidak akan menyelamatkan.  tidak ada jalan lain kecuali di dalam Kristus.  Dalam Yehezkiel 36:26 kita sudah diberikan Roh dan hati yang baru. Sukacita kita dapatkan ketika kita melakukan perintah Tuhan.

Tidak terasa satu minggu setelah conference, banyak hal yang luar biasa kita dapatkan dan setelah itupun kita harus terus lakukan, jangan sampai berhenti.  Mari kita terus memberitakan Injil bagaimana kita dilahirkan kembali, kita menang atas dosa.  Bersaksi bahwa kita telah terlepas dari dosa. Iblis sudah dikalahkan. Kita adalah orang-orang yang menang.  Kita dipanggil menjadi terang dan garam dunia.

Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

Hidup dan dipimpin oleh Roh

Hidup dan dipimpin oleh Roh

Dalam Kisah Para Rasul 1:1 menceritakan bagaimana perjalanan orang-orang yang disebut rasul-rasul, mereka adalah orang yang dipimpin oleh Roh Kudus dan yang diutus Yesus.  Seseorang diutus karena ia dikenal.  Saat Yesus mengutus murid-muridNya karena sebelumnya Yesus sudah mengenal mereka.  Hal yang dialami dalam Kisah Para Rasul karena ada pengutusan terhadap orang-orang yang dipilih Yesus.  Berbicara tentang utusan, bukan hanya kepada Pendeta tetapi kepada orang-orang yang sadar bahwa ia menerima utusan dan panggilan Tuhan.  Orang yang seenaknya sendiri tidak akan diutus.  Betapa indahnya mereka yang membawa kabar baik, kabar baik hanya bisa diberitakan oleh orang yang diutus. Sebagai orang utusan kita harus hidup dan dipimpin oleh Roh.  Kisah Para Rasul 1:1 mengatakan “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,” kita belajar karena dari apa yang sudah terjadi di dalam hidup kita.  Jika kita belajar dari kejadian yang orang lain alami kita hanya melihat luarnya saja namun kita belum mengalami hal tersebut, begitu juga dengan kelahiran kembali kita harus mengalami terlebih dahulu baru memberitakan kepada orang lain.

Selanjutnya dalam Kisah Para Rasul 1:2-8 dikatakan bahwa Tuhan memberikan perintah-Nya kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.  Jika kita melihat peta Indonesia, kita melihat begitu besarnya Negara kita. Tuhan mengutus kita untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi.  Kuasa yang Tuhan berikan bukan untuk menjadi orang yang biasa saja. Ada tertulis dalam Lukas 24:44-49 Yesus harus menggenapi apa yang Bapa utus kepada-Nya.  Yesus membuka pikiran murid-muridNya namun mereka masih berpikir tentang dirinya sendiri.  Bukan berarti mereka dibuka pemikirannya lalu mereka dipimpin oleh Roh.  Setiap hari kita harus memastikan hidup dan dipimpin oleh Roh.  Kita tidak bisa membawa diri kita sendiri dalam pemberitaan Injil dengan menggunakan cara pikir kita.  Dalam nama Yesus, berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan.  Roh adalah penurut, tanpa Roh yang berkuasa maka keinginan daging akan mengalahkan Roh.  Kita adalah saksi, bukan hanya sekedar merenungkan pengajaran yang kita dengar namun kita juga harus menghidupinya.  Menjadi saksi berarti kita melakukan dan menghidupi apa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, jika kita tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan maka kita tidak menggunakan Roh Kudus yang ada di dalam kita.   Kita adalah surat yang terbuka (living letters) yaitu saksi kebenaran Injil.  Saat Conference kemarin, kita diperlengkapi secara bersama-sama untuk menjadi satu tim dalam jemaat.  Bisa jadi ada orang yang tahu tentang kebenaran namun Rohnya tidak dapat menjadi satu dengan jemaat.

Saat menantikan Roh Kudus rasul-rasul sberkumpul bersama dengan penuh pengharapan.  Jika kita mengikut Gereja yang benar maka kita akan melepaskan segala sesuatu yang selama ini kita banggakan misalnya kepintaran dan kekayaan.  Kepintaran tanpa takut akan Tuhan akan membahayakan, hal tersebut dimaksudkan karena Tuhan harus menjadi yang nomor satu.  Tuhan mengutus rasul-rasulNya, Tuhan tidak mungkin mengutus orang yang bukan rasul.

Kisah Para Rasul 2:1-5, setelah menerima Roh Kudus kemudian Petrus berkotbah kepada orang-orang di tempat itu.  Selanjutnya pada Kisah Para Rasul 2:17-21, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan kemudian dalam Kisah Para Rasul 2: 36-40 menyalibkan Yesus berarti kita yang mengatur Dia.  Saat orang-orang mendengar kotbah Petrus maka hati mereka menjadi terharu dan menanyakan apa yang harus mereka perbuat.  Lalu Petrus mengatakan bahwa mereka harus bertobat dan memberi diri mereka dibaptis.  Petrus terus mengatakan kepada mereka dengan memberi kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka supaya mereka memberi diri diselamatkan dari angkatan yang jahat. Mereka diperlengkapi dan dibuka pengertian mereka sehingga mereka mengikut para rasul.

Dalam ayat yang selanjutnya pada Kisah Para Rasul 2:41-44, setelah mereka memberi diri, maka mereka terus bertambah jumlahnya dan mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul. Jemaat yang semula berdiri dibawah kerasulan, sama seperti kita yang juga hidup dalam kerasulan. Kerasulan berarti ada orang yang ditetapkan dan diutus untuk menjadi rasul. Kisah para rasul 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Kisah Para Rasul 3:1 Saat Petrus dan Yohanes berjalan di Bait Tuhan, pengemis tersebut melihat kepada mereka, ia hendak meminta sedekah.  Petrus dan Yohanes memperlihatkan kepada orang tersebut bahwa diri  mereka berbeda.  Apa yang membuat mereka berbeda karena sudah ada Roh Tuhan dalam diri mereka.  Begitu juga saat kita berada di lingkungan kita, kita harus tahu siapa yang ada dalam diri kita dan membuat diri kita menjadi berbeda dengan cara dunia.  Jika orang diinjili dan ia tidak berpengharapan, jangan paksa orang untuk mengikut Tuhan.  Petrus dan Yohanes tidak mempunyai emas dan perak, namun mereka mempunyai nama Yesus untuk menyembuhkan orang tersebut. Orang tersebut menaruh pengharapan penuh kepada Petrus dan Yohanes.

Dalam Wahyu 14:12-13, ketekunan berarti ada yang kita kerjakan sesuai apa yang Tuhan katakan. Kita membawa kemuliaan Tuhan. Dalam ayat 13, "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”  Kuasa yang kita miliki adalah nama Yesus.  Sudah jelas dikatakan bahwa nama Yesus adalah nama yang kudus.  Saat conference kita diteguhkan untuk terus hidup dan dipimpin oleh Roh.  Semua orang yang melakukan kehendak Tuhan tetap mendapat satu dinar.  Cerita tersebut menunjukkan bahwa orang yang pertama bekerja adalah mereka yang hidup dalam Hukum Taurat sedangkan yang datang terakhir memperoleh upah karena anugerah.  Janji Tuhan sudah ada dalam kita yang perlu kita lakukan saat ini adalah melangkah. Kisah Para Rasul 3:1 memperlihatkan bahwa bukan Petrus dan Yohanes yang mencari namun orang itu yang melihat kepada mereka. Bukan lagi dengan usaha mereka namun karena Roh yang sudah Tuhan tetapkan dalam diri mereka.

Khotbah: Darwin Egan Lontoh
Jubilee Indonesia

Sunday, 28 June 2015

Pembacaan Alkitab Juni 2015


Pembacaan Alkitab Juni 2015

Thursday, 30 April 2015

Pembacaan Ayat Tahunan Bulan Mei 2015

Pembacaan Ayat Tahunan Bulan Mei 2015

Monday, 27 April 2015

Kesaksian Leni

Kesaksian Leni

Minggu lalu saya diundang teman saya datang paskahan di Unnes. Singkat cerita saya berkenalan dengan cewek
yang duduk di sebelah saya. Tiba-tiba pendetanya minta kami mendoakan satu sama lain dan dia langsung meminta saya
mendoakan dia karena dia rasa saat ini banyak masalah yang dia hadapi dengan pacar, kuliah bahkan Tuhan yang dia rasa dingin-dingin saja. Kemudian saya kesaksian dengan dia, yang dari kecil saya beragama muslim dan bagaimana hancurnya saya dulu sebelum bertobat dengan kenakalan remaja. Dia mengatakan bahwa saya terlalu berani mengambil keputusan ini karena pasti konsekuensinya bermasalah dengan keluarga. Saya katakana kepada dia bahwa ini bukan masalah berani aaupun takut api kalau orang sudah dapatkan keselamatan yang benar-benar dari Tuhan, idak ada siapapun yang dapat menghalangi. Firman Tuhan di Lukas 14:25-27 jelas mengatakan bahwa kita harus benar-benar utamakan Tuhan yang pertama dalam hidup kita. Justru saya bersyukur ada orang yang memberitakan Injil pada saya dan saya akan membawa kabar baik ini sampai kapan pun. Saya juga minta sama Tuhan agar dapat menjadi garam dan terang dalam keluarga saya. Dia bertanya kenapa hidupnya biasa-biasa saja di dalam Tuhan padahal dari kecil sudah Kristen. Saya jawab bahwa tidak ada ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa kita dapat mengikut Tuhan dengan kekuatan kita sendiri. Kita hanya dapat menyembah dalam Roh dan kebenaran.
Brosist, saya dapat Firman Tuhan di 1 Tim 6:12 “bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.”
Brosist, terus kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Beritakan Firman Tuhan baik atau tidak baik keadaannya. Kita orang-orang pilihan Tuhan. Jangan sia-siakan visi yang sudah Tuhan taruh dalam hidup kita. GBU


Kesaksian:
Leni – CG Mahasiswa Zona Atas
Jubilee Semarang

Perjalanan Diri dalam Mengalami Kebahagiaan

Perjalanan Diri dalam Mengalami Kebahagiaan

“Kebanyakan orang bahagia oleh apa yang ditetapkan dalam pikiran mereka” (Abraham Lincoln).  Dalam perjalanan hidup yang Saudara jalani, Saudara harus mengerti maknanya karena kalau tidak iman Saudara bisa kandas di tengah perjalanan.  Apabila Saudara berpikir bahwa hidup semuanya tentang Saudara maka itulah yang membuat Saudara semakin menderita dan tidak akan menemukan kebahagiaan sama sekali.  Bahagia atau tidak adalah pilihan karena ini berbicara tentang kondisi pikiran.
Kita bisa menentukan kebahagiaan dengan menentukan kondisi pikiran.  Namun tidak cukup hanya sampai pada pengondisian pikiran, tapi harus mengerti makna hidup yang sesungguhnya.  Lalu dalam kondisi kehidupan, kita mau menghadapinya dengan senang atau dengan stres?  Ini sebuah pilihan.  Kemudian untuk menjadi bahagia kita perlu melakukan kegiatan dengan sukarela.  Kita bisa sukses, tapi dalam kesuksesan kita bisa melakukan sesuatu tidak dengan sukarela dan hasilnya pasti tidak enak.  Hidup yang seperti itu namanya hidup dalam perbudakan.  Kita bisa melakukan apa yang sudah ditargetkan atau bisa melipatgandakan target.  Namun apabila dalam melakukannya tidak dengan senang hati berarti mentalitas kita masih budak.  Mental ini yang harus disingkirkan.  Kalau tidak, kita tidak akan sampai ke tanah perjanjian.  Firman Tuhan berkata apapun yang kamu kerjakan, kerjakanlah dengan senang hati.       
Berikut adalah cerita tentang perjalanan hidup Abraham Lincoln.  Abraham Lincoln mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya, tetapi dia tidak mengasihani diri sendiri dan terus mencapai apa yang dia inginkan.  Abraham Lincoln lahir pada tahun 1809, diusir bersama keluarganya dari tanah milik mereka pada usia 7 tahun.  Ditinggal mati ibunya usia 9 tahun.  Usia 22 tahun sempat menjadi staf administrasi toko tapi dipecat, lalu ia terjerat hutang pada bisnisnya.  Ia membutuhkan waktu 17 tahun untuk melunasi hutangnya.  Lalu ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan gagal.  Berbisnis lagi dan gagal.  Usia 25 tahun ditinggal mati kekasihnya.  Usia 29-31 tahun, 2 kali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan keduanya gagal.  Usia 33 tahun menikah dan mengalami banyak pende ritaan dalam perkawinannya.  Usia 34 gagal menjadi anggota kongres.  39 tahun ditinggal mati ketiga anaknya.  45 tahun kalah dalam pemilihan anggota senat.  47 tahun kalah dalam pemilihan menjadi presiden.  Kemudian kalah lagi dalam pemilihan anggota senat 2 tahun berikutnya.  Akhirnya pada usia 51 tahun ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat.  Abraham Lincoln bisa saja bunuh diri atau masuk ke rumah sakit jiwa, tapi ia bertahan dan tidak melakukan tindakan bodoh.  Ia berkata “tidak penting berapa kali Anda gagal, tapi yang penting berapa kali Anda bangkit”.  Kegagalan itu tidak ada yang abadi.  Kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda.  Apakah cerita ini menginspirasi Saudara?  Sudah berapa kali anda gagal?  Ini waktunya Saudara untuk bangkit lagi.
“Kita berada di sini bukan untuk dihukum. Kita berada di sini untuk dididik. Setiap kejadian berpotensi mengubah kita, dan bencana paling berpotensi untuk mengubah cara berpikir kita. BERSIKAPLAH SEOLAH-OLAH SETIAP KEJADIAN ADA MAKSUDNYA, MAKA KEHIDUPAN ANDA AKAN ADA MAKSUDNYA.”  Jadi jangan takut dengan bencana.  10% masalah berasal dari luar Saudara.  90% adalah bagaimana sikap Saudara dalam mengatasi masalah itu.  Banyak alasan kita untuk menyalahkan orang lain padahal kita sendirilah yang menentukan hidup kita
yang namanya “bisa”. Waktu perjalanan ke bandungan, mobil saya rusak dan saya harus mencari sparepart-nya.  Hari itu libur dan saya tidak tahu.  Mungkin kalau saya tahu saya malah tidak mencari karena toko-toko pasti tutup.  Kemudian saya mencari sparepart itu sampai ketemu karena saya ada tanggungjawab.  Dalam waktu setengah jam saya harus mendapatkannya karena saya harus segera kembali ke atas (Bandungan).  Singkat cerita saya menemukan barangnya, tapi menurut saya itu masih mahal harganya.  Lalu saya berkeyakinan bahwa di tempat lain ada yang lebih murah dengan barang yang sama.  Ternyata keyakinan saya benar, saya mendapatkan barang yang lebih murah tapi sama dengan barang yang mahal tadi.  Saya ingin menunjukkan gambaran keyakinan.  Keyakinan lebih kuat daripada pengondisian standar manusia yang sudah ditetapkan.  Kemudian ada sebuah cerita lagi.  Saya pernah mencari sambungan pipa jam 6 pagi padahal toko-toko biasanya buka jam 8.  Namun kenyataannya saya mendapatkannya.  Dulu waktu zaman Maranatha, saya pernah disuruh mencari semen jam 12 malam dan saya bisa memperolehnya.  Jangan tangkap seberapa kerasnya, tetapi ini semua berbicara tentang keyakinan.  Keyakinan lebih kuat daripada aturan-aturan yang ada.  Ini yang harus kita lakukan pada waktu memberitakan Injil.  Kita harus keluar dari aturan-aturan baku yang ada.  Saya tidak memiliki agenda waktu memberitakan Injil, tapi saya memiliki keyakinan dan selanjutnya baru agenda.  Bukan agenda dulu yang pertama.  Selama kita yakin bisa, kita pasti bisa.  Tinggal masalah caranya yang harus kita cari.  Dalam Lukas 11:9, dikatakan mintalah.  Kita harus sungguh-sungguh meminta maka kita akan diberi.  Desakan yang nyata harus benar-benar terjadi untuk apa yang kita impikan.  Tidak ada alasan untuk tidak bisa, asal kita tahu caranya.
Selanjutnya masuk ke bagian “ahli”.  Saudara harus masuk ke ahli.  Sadar atau tidak sadar manusia sering menjadi ahli di tempat di mana manusia sering berlatih atau praktek.  Sering terbiasa pasti menjadi ahli.  Apabila sudah menjadi ahli, dia pasti tahu perbedaan yang tipis-tipis.  Ibaratnya barang KW 1 dengan KW 1,5 saja dia bisa tahu.  Jika tidak ahli maka bisa tertipu dari luarnya.  Luarnya bagus tapi dalamnya busuk.  Dari ”bisa” ke “ahli” itu banyak pengorbanan.  Selain itu juga banyak tantangan, kompetisi, latihan, dan disiplin, ini semua adalah perjalanan untuk menjadi seorang ahli.

Perjalanan selanjutnya adalah menjadi “pemberi”.  Secara daging pasti enak diberi, tapi jika Saudara sudah sampai pada spirit maka Saudara akan suka memberi daripada diberi, seperti perkataan firman Tuhan.  Pemberi itu contoh atau teladan (Kis 20:35).  Ini bukan masalah hitung-hitungan, tapi kebahagiaan dalam memberi itu asalnya dari dalam hati.  Injil juga disampaikan kepada orang dengan hati yang seperti ini.  Memang lebih baik memberi daripada menerima.  Contohnya adalah Bapa di sorga yang memberikan anak-Nya yang tunggal.  Apakah Bapa bahagia?  Ya, Dia bahagia karena Dia berkata barangsiapa percaya kepada anak-Nya yang tunggal akan menperoleh hidup yang kekal.  Bapa memberikan yang terbaik.  Dia bahagia karena yang Dia hancurkan adalah pekerjaan Iblis, menyelesaikan segala masalah.  Begitu juga seharusnya Saudara.  Kalau Saudara egois (hanya memikirkan diri sendiri) maka Saudara tidak akan bisa memberi inspirasi atau menjadi contoh.  Waktu Saudara memberi pasti Saudara bahagia.
Selanjutnya tentang hal “spiritual”.  Ini dimulai ketika Saudara bertobat dan dilahirkan kembali.  Manusia sebenarnya makhluk spiritual yang tinggal di dalam tubuh dan jiwa.  Saudara harus sadar kalau Saudara adalah makhluk spiritual supaya hasil Saudara sempurna atau maksimal.  Dalam Yohanes 6:63 dikatakan bahwa perkataan Yesus adalah roh dan hidup.  Perkataan-perkataan yang menciptakan.  Perkataan yang bisa merubah pikiran kita ketika kita mendapat pewahyuan atau inspirasi.  Itulah kekuatan roh yang menggoncangkan hati dan pikiran kita.

Setelah spiritual lalu ada “kemuliaan”.  Manakah yang kita pilih: Kemuliaan kekal atau kemuliaan sementara.  Kemuliaan Tuhan hilang dari kita ketika kita jatuh ke dalam dosa (Roma 3:23).  Sehebat-hebatnya manusia dalam pencapaiannya tanpa kelahiran kembali maka dia tidak akan bisa menggapai kemuliaan Tuhan.  Waktu kita memberitakan injil sebenarnya itu mengembalikan kemuliaan Tuhan yang diberikan kepada manusia.  Dari kemuliaan ke kemuliaan adalah proses (2 Kor 3:18). Di dalamnya ada perjuangan yang sungguh-sungguh. Untuk masuk ke kemuliaan ada penderitaan yang harus dilalui (Roma 8:18).  Kita harus semakin rendah hati jika menginginkan kemuliaan yang semakin besar.  Ada sebuah perkataan “kalau naik gunung, semakin tinggi harus semakin merunduk karena kalau tidak akan terjungkal”.  Ini bukan perjalanan yang gampangan.  Namun kita yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali tinggal memahami makna di setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita.


Khotbah: Hosea Hartono
Jubilee Surabaya


Sunday, 19 April 2015

Kesaksian Ryan

Kesaksian Ryan

Saya lahir di keluarga Kristen dan masa kecil saya selalu rajin mengikuti kegiatan sekolah minggu.
Tetapi setelah bertumbuhnya umur, saya mulai menyadari bahwa sebenarnya saya belum bertemu
Tuhan. Ada kekosongan dalam hati saya dan banyak dosa yang telah saya perbuat yang menjauhkan saya dari Tuhan. Awalnya saya berpikir bahwa pelayananlah yang melayakkan seseorang untuk menjadi berkenan bagi Tuhan, tapi kenyataannya yang menjadi nomor satu dalam kehidupan saya bukanlah Tuhan. Ketika saya diinjili dan memutuskan unuk bertobat lahir baru, saya merasakan kemerdekaan dalam diri saya. Saya sangat bersyukur berada dalam visi jemaat yang benar. Firman Tuhan mengatakan bahwa umat Tuhan ialah umat yang kuat dan bertindak. Yang Tuhan perintahkan adalah hidup dalam kebenaran dan memberitakan Injil yang telah memerdekakan kita. Harusnya kita adalah kepala, bukan ekor. Dosalah yang menjadi penghancur pikiran dan potensi manusia. Kapasitas diri manusia sangatlah besar, tetapi jika manusia masih menjadi Tuhan atas dirinya sendiri, maka habislah semuanya itu.
Come on Brosist, terus berjuang dalam kemerdekaan yang Tuhan berikan, terus beriman kerena pengharapan kita takkan sia-sia di dalam Tuhan.


Ryan – CG Mahasiswa Zona Atas

Bahagia

Bahagia 

“Are you happy?” Ketika kami menghadiri suatu acara di Salatiga yang diadakan oleh Bank CIMB Niaga,, Darwin mengatakan “Apakah Anda bahagia?”  Bahagiakah Anda dengan kehidupan Anda sekarang ini?  Ketika saya mendengar hal itu, saya pun harus pastikan hidup saya bahagia setiap hari.  Dalam buku yang saya baca akhir-akhir ini, setiap orang bisa bilang bahagia ketika mereka memiliki uang banyak dan, berpendidikan tinggi.  Setiap manusia pasti mengejar kebahagiaan bahkan ketika kita sudah dilahirkan kembali, kita harus pastikan setiap hari kita bahagia. Kebutuhan seseorang akan bahagia itu dan tuntutan akan kebahagiaan itu berbeda-beda. Abraham Lincoln mengatakan “Most folks are as happy as their make up their minds to be” dalam terjemahan bahasa Indonesianya  “Kebanyakan orang sebahagia oleh apa yang ditetapkan dalam pikiran mereka.”   Yang menentukan kebahagiaan kita adalah pikiran kita tetapkan.     Tuhan menciptakan otak manusia sama tetapi hasil dari pemikiran setiap orang berbeda-beda. Ketika mereka bertumbuh ada yang jenius, ada yang rata-rata dan ada yang di bawah rata-rata.  
Manusia memiliki memori yang mereka terima dari awal mereka bertumbuh.  Saya membaca sesuatu pengetahuan tentang otak dan tentang kehamilan. Sewaktu manusia di dalam kandungan, pertumbuhan otak pada janin adalah 2-4 minggu sudah terbentuk dan pembentukan itu terus berlangsung selama 3-4 bulan.   Otak pada bayi membentuk lempengan syaraf/ tabung otak sampai sempurna dan akan terus bertumbuh sampai dengan sekarang.  Umur periode yang sangat kritis dalam pertumbuhan otak yang sangat cepat adalah dari umur 1- 6 tahun, selebihnya otak akan bertumbuh sangat lambat.  Kecepatannya 95 % lebih dari kecepatan otak orang dewasa jadi kemampuan kita berpikir ditentukan dari 1-6 tahun itu.  Anak kecil mudah untuk mengerti karena otaknya berada dalam tahap berkembang.   Mereka ingin tahu dan mencoba segala hal yang mereka tidak ketahui.  Masalahnya, keingintahuan mereka tidak disertai peran aktif orangtua.  Orangtua mereka yang kecenderungannya sibuk bekerja, tidak memiliki waktu untuk bersama-sama dengan mereka.   Akhirnya mereka distimulasi dengan nonton televisi,, bermain game dan kegiatan yang bersifat instan. Hal yang tidak dimiliki orang dewasa adalah kreatifitas yang spontanitas.  Banyak mereka yang ingin tahu dan mereka bertanya, berbeda dengan orang yang dewasa, yang seakan tahu tetapi kenyataannya tidak tahu apa-apa.   Anak-anak bisa terlepas karena mereka masih dalam tahap belajar. Mereka lebih cepat belajar, Itulah kebahagiaan mereka.    Sejak dalam kandungan harusnya kita sudah dididik. Karena itu akan menentukan bagaimana mereka kedepannya., Ketika saya hamil, jangan ada kata hal-hal yang negative yang keluar sebaliknya saya membaca Alkitab keras-keras dan memuji Tuhan keras-keras karena panca indera yang sudah berfungsi pada manusia pada pertama kali adalah telinga.  Ketika kita baca Yosua dan Ulangan.  Bahkan Tuhan katakan untuk kita mendengarkan baik-baik dan kepada Musa, Tuhan katakan untuk mengatakan di telinga Yosua bahwa perjanjian ini sampai turun-temurun.  Betapa pentingnya hal itu untuk terus dikatakan.   Bahagia dimulai dari pikiran yang kita tetapkan.  Jika kita memilih untuk bahagia kita pasti akan bahagia.   Bedanya otak laki-laki dengan otak perempuan, otak laki-laki bekerja lebih lambat dari pikiran ke perasaan tetapi otak perempuan cepat sekali dari pikiran ke perasaan.
Hal yang dialami Daud, ketika ia penuh dengan Tuhan, ia bermazmur. Betapa ajaib kejadian Tuhan.  Setiap anggota tubuh yang Tuhan ciptakan semua ada maksudnya.  Hal itu tercipta sedemikian rupa untuk tujuan yang mulia.  Kita yang sudah bertobat dilahirkan kembali harusnya kita semakin pintar karena kita terus menerus belajar akan pewahyuan dan pengetahuan akan Tuhan.  “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.  Janganlah kamu serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:1-2).

Sewaktu kita bertobat dilahirkan kembali, kita memiliki hati dan roh yang baru tetapi pikiran kita masih yang lama. Akal budi kita harus diperbaharui dari hari ke hari.  Pembaharuan budi terjadi waktu ada penyerahan total yaitu dalam pemuridan. Kedua belas rasul disebut murid Yesus karena mereka melakukan apa yang Yesus lakukan. Mereka bukan hanya saja melihat tetapii mereka melakukannya.   Mereka mengalami pembaharuan budi, Mereka banyak ditegur dan dididik..  “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”(Filipi 4:8). Di luar dari semuanya itu jangan kamu pikirkan.  Jika kita mau berpadanan dengan pikiran Kristus, maka pikirkan perkara yang diatas, bukan perkara dunia ini.  Perkara dunia selalu membawa kekuatiran dan ketakutan.  Ujung dari kekuatiran adalah kesedihan, kesedihan tidak akan ada kebahagiaan dan keyakinan.    Mereka yang berada pada area itu tidak akan bisa memberitakan Injil.  Jadi harus ada yang kita fokuskan dalam hidup kita. Dalam jemaat, jika kita tidak dalam pemuridan, pikiran ini tidak dapat ditundukkan.  Murid-murid Yesus melihat apa yang Yesus lakukan dan mereka taat dengan apa yang Yesus katakan.  
Yosua adalah salah satu orang yang luar biasa (Yosua 10: 7).   Ia adalah Abdi Musa sejak masa mudanya (Keluaran 33:11, Bilangan 11:2, Ulangan 1:38) dan pada Yosua 10:14, Yosua adalah orang yang Tuhan dengarkan permohonannya.  Dia bukan berasal dari orang-orang yang kelihatan secara mata. Ia adalah abdi Musa yang setia dari awal Musa dipanggil Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir..  Yosua memiliki jiwa yang lain. Ia memiliki cara pandang yang berbeda.  Cara pikirnya berbeda. Ia begitu berbeda karena Yosua memberikan hidupnya untuk mengikuti Musa. Yosua melihat apa yang Musa lakukan. Ketaatannya kepada Musa yang membuat ia luar biasa. Dalam Keluaran 17:9-13, Yosua dipanggil untuk memimpin bangsa Israel berperang melawan orang Amalek.  Ia mendapat kepercayaan dari Musa dan ia melakukan sama seperti yang Musa perintahkan dan Yosua mengalahkan bangsa Amalek.   Kemenangan Yosua tidak terjadi secara instan, Dia dibentuk dari kehidupannya yang sebelumnya. Ia memiliki pengejaran dan keinginan yang lebih dari yang lainnya. Ada proses, ia dimuridkan dan diajarkan.  Semakin banyak kita tahu firman, kita bisa saja sombong. Jika kita tidak menyerahkan hidup kita sepenuhnya, kita tidak bisa dimuridkan.  Yosua selalu dikatakan abdi Musa, bukan lagi karena posisi, tetapi fungsi yang dia lakukan adalah tepat.  Itulah kebahagiaan Yosua, ia tepat memposisikan dirinya.    Kebahagiaan kita karena kita mengerti dan mengikuti apa yang Tuhan katakan.  Pemuridan tidak akan pernah berhenti.  Mari kita merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.  Di luar Firman Tuhan, kita tidak akan bahagia.  Tanda orang bahagia adalah wajah kita yang bercahaya karena kemuliaan Tuhan itu terpancar.
“Not how much we have, but how much we enjoy” dalam terjemahan Indonesianya “Bukan seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita nikmati”(Charles Spurgeon).  Di luar sana orang mengejar kebahagiaan sedemikian rupa. Dan tahunya kebahagiaan tidak bisa dibayar dengan uang.  Bukan seberapa kita memiliki, tetapi bagaimana kita mensyukuri hidup ini.  “Mastery is achieved by consistent (and persistent), actions practised daily” terjemahannya “Suatu keahlian dicapai oleh konsistensi (dan kegigihan), tindakan-tindakan yang dilatih setiap hari”     Jika kita menginginkan suatu dan ingin mencapainya, harus ada latihan terus-menerus. Dalam turnamen cheerleeders yang anak saya ikuti, mereka mempelajari sedemikian rupa. Mereka memposisikan dirinya untuk menjadi pemenang. Mereka mau diajar dan mau diatur.
Brother dan sister, waktu terus berjalan. Jika kita kehilangan waktu, hal itu tidak akan kembali lagi. Jika kita tidak sadar dan tidak mau belajar dan memenuhi pikiran kita dengan pikiran Kristus, kita akan semakin ketinggalan bahkan kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang penuh di dalam Tuhan.  Kita bisa menjadi pahlawan yang gagah perkasa karena kita mau dilatih.  Pemuridan membuat kita rendah hati.  Yosua dikelilingi pahlawan yang gagah perkasa karena ia memulainya dari abdi Musa.  Ia adalah Pahlawan Tuhan bergerak maju.


Khotbah: Silviana Lontoh
Jubilee Surabaya

Saturday, 18 April 2015

Kesaksian Reffa

Kesaksian Reffa

Saya teringat pada firman Tuhan di Yesaya 55:11 “ Firman-Ku yang keluar dari mulut-
Ku….” Firman perkataannya Tuhan yang kita sampaikan itu tidak akan pernah sia-sia.
Pada tangal 21 Maret saya bertemu dengan orang yang diajak salah satu brother. Dia
ternyata adalah orang yang pernah saya temui 5 tahun yang lalu saat saya jangkau
Yusman dan Christ Pariu. Saat itu saya ingat benar setelah saya beritakan injil kepada
Yusman, lalu ketemu dengan dia  dan kita berkenalan. Atmosfir beritakan Injil enak sekali dan akhirnya Injil diberitakan. Waktu itu saya bagikan tentang anak yang hilang di Lukas 14. Tanpa Tuhan kita terhilang. Tanpa kita dilahirkan kembali kita tidak mungkin bisa diterima menjadi anak Tuhan. Banyak kekristenan hanya mengajarkan kita berbuat baik, pelayanan, rajin beribadah tetapi tidak punya hubungan sebagai seorang bapa dan anak. Sebenarnya hanya itu yang Tuhan inginkan yaitu “HUBUNGAN BAPA DENGAN ANAK” makanya manusia itu harus sadar, berbalik dan bertobat lahir kembali.
21 Maret acara KKR mahasiswa, ternyata dia diajak oleh salah satu brother. Saya sudah lupa dengan orang ini namun ternyata dia masih ingat sama saya dan selesai ibadah dia datang menghampiri saya. Awalnya saya bingung namun dia menyebutkan namanya dan berkata bahwa dia tidak pernah lupa dengan saya karena apa yang pernah saya bagikan dan tentang “tanpa Tuhan kita terhilang” dan manusia harus bertobat dan lahir baru.
Dan saat itu saya merespon perkataan dia dan mengatakan bahwa dia harus memberi diri untuk diselamatkan Tuhan supaya jangan dia terhilang, dia harus bertobat dan dilahirkan dari air dan roh. Waktu dulu dia terdiam dan sekarang banyak pertanyaan yang dia ajukan.
Besoknya saya ke kost dia. Kami bicara lagi dan dia banyak terbuka tentang hidupnya. Dia sadar kalau dia berdosa dan susah keluar dari ikatan dosa yang masih mengikatnya namun dia rasa susah keluar dari kenyamanan kehidupannya.
Di situ saya katakan dengan tegas bahwa sudah 5 tahun namun kita ketemu dan kamu masih mendengar berita yang sama berarti itu anugerah Tuhan bagi kamu untuk menerima keselamatan itu.
Dia masih banyak pikiran dengan segala rancangan hidupnya yang sudah dia buat dan dia merasa kalau lepaskan segalanya berarti melepaskan rancangan masa depannya yang sudah dia rancangkan, dan itu yang menahan dia sehingga dia belum mau.
Di situ sayapun belajar betul  bagaimana sebenarnya manusia. Sayapun sadar saya butuh Tuhan untuk berbicara lebih lagi pada dia. Saya tidak putus harapan. Saya terus berdoa, mencari Tuhan apa yang Tuhan berbicara tentang orang itu untuk dia yang saya harus katakan.
Mari brosis teruslah beritakan Injil, karena setiap kebenaran Injil yang kita bawa dan bagikan adalah Firman Tuhan dan itu tidak akan sia-sia. Wow.. Kejadian ini membuat saya kagum dan semakin semangat untuk beritakan Injil Kristus kepada siapa saja, di mana saja, apapun keadaannya. HALELUYAH……


Reffa – CG Mahasiswa Zona Atas

Hidup yang Mengalahkan Maut

Hidup yang Mengalahkan Maut 

Apakah Saudara mengucap syukur bahwa Saudara diselamatkan?  Kita mengucap syukur pasti karena ada sesuatu yang terjadi.  Respon tiap-tiap orang dalam mengucap syukur pasti berbeda-beda karena setiap orang mengalami peristiwa yang berbeda.  Namun seharusnya kita mengucap syukur dalam segala hal.  Kalau kita mau belajar untuk selalu bahagia maka kebahagiaan kita tidak ditentukan oleh keadaan atau situasi di sekitar kita.  Tuhan ada di luar situasi-situasi yang di sekitar kita.  Oleh karena itu, kita harus mengenal siapa Tuhan kita.  Umat yang mengenal Tuhannya akan kuat dan bertindak.  Sama halnya hubungan kita dengan orang lain.  Semakin jauh kita mengenal pribadi seseorang maka kita semakin intim dengan dia.  Kalau kita tidak dekat dengan seseorang atau menghakimi seseorang, itu karena kita salah paham dengan dia.  Jika tidak ada salah paham maka kita akan berjalan dengan damai sejahtera.  Kuncinya adalah satulah dengan Tuhan, baru kita bisa satu dengan orang lain.  Kasihilah Tuhan, baru kita bisa mengasihi manusia.  Apabila kita mengasihi seseorang dengan kekuatan sendiri, kita pasti kecewa.  Contohnya waktu kita memberitakan Injil kepada orang.  Ingat, hanya Tuhan yang bisa mengubah seseorang.

Mari kita baca Roma 7:21-25.  Dari ayat itu kita bisa lihat bahwa semua kelemahan atau ketidakberdayaan itu berasal dari dosa.  Kalau kita ingin semangat, tetapi tiba-tiba malas, kita harus tahu bahwa itu karena ada dosa yang berkuasa dalam anggota-anggota tubuh kita.  Kita memang manusia celaka.  Mengapa bisa dikatakan celaka?  Contohnya kita ingin baik pada seseorang, tapi yang kita lakukan salah, maka itu menjadi kecelakaan bagi orang yang ingin kita tolong.  Seperti itulah salah satu gambaran dari manusia celaka.  Kita bisa punya niat baik untuk menolong seseorang, tapi niat baik yang bukan dari Tuhan itu bisa menjadi kecelakaan.  Seperti inilah hidup yang kita alami dan Tuhan datang untuk melepaskan kita dari kesemuanya.
Dari sini saya semakin sadar, mengapa manusia dikatakan berdosa waktu makan buah pengetahuan yang baik dan jahat.  Yang jahat memang sudah jelas menjadi kehancuran, tapi yang baik juga ternyata bisa menghancurkan.  Mari perhatikan, berapa kali kita berusaha baik pada seseorang tapi itu malah merusak dia?  Pelajari hidup ini.  Kita bisa berkata ingin menjadi berkat bagi orang lain, tapi kalau itu berasal dari kebaikan kita maka kita tidak akan pernah menjadi berkat bagi orang lain.  Dari zaman dulu, kita sudah ditanamkan oleh nenek moyang kita kalau kita harus kerja keras, harus sukses, dsb.  Kalau tidak seperti itu, kita bisa mati.  Sama halnya dengan Adam dan Hawa waktu keluar dari taman Eden.  Mereka tidak lagi mempunyai pikiran seperti di taman Eden.  Yang mereka pikirkan yaitu bagaimana mereka bekerja keras. Waktu di taman Eden pernahkah Tuhan berkata bekerja keraslah supaya kamu hidup?  Tidak pernah. Tuhan yang memelihara Adam dan Hawa.  Tuhan hanya memerintahkan mereka untuk mengusahakan taman itu, beranakcucu, bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah.  Ini semua perintah Tuhan ketika Adam belum jatuh ke dalam dosa.  Lalu sekarang kita tidak mungkin bisa melakukan perintah itu kalau kita tidak hidup di dalam Tuhan.  Sehebat apapun manusia, tetap dia adalah manusia celaka.  Oleh karena itu, tidak mungkin apa yang baik dari kita bisa menyelamatkan orang lain.  Lalu siapa yang bisa melepaskan tubuh maut ini?  Yesus Kristus, Tuhan kita.  Lihatlah pertukaran pada kayu salib.  Selanjutnya dari ayat Roma 7:25 ada kata melayani, melayani berarti tidak ada pilihan.  Sejak lahir manusia tidak ada pilihan yaitu dia harus melayani hukum dosa.  Kita tidak bisa menjadi benar kecuali oleh karena kita dibenarkan Tuhan (memperoleh kebenaran).

Di 1 Korintus 15:12 dan 17, dikatakan Kristus tidak hanya mati tapi Dia juga bangkit.  Sekarang realitasnya kita menghidupi kebangkitan Kristus atau tidak?  Kalau kita masih takluk kepada maut berarti kita tidak menghidupi kebangkitan.  Ingat, setelah Yesus bangkit Dia bisa menembus tembok dan tiba-tiba berada di antara murid-murid-Nya.  Yesus bangkit dari tubuh yang binasa dan mengenakan yang tidak dapat binasa.  Lalu apakah kita harus menunggu mati dulu baru bisa mengalami kemenangan dan mengenakan yang tidak dapat binasa?  Tidak.  Namun dikatakan jika roh kita makin kuat maka kita bisa mengalahkan kekuatan daging kita.  Kita ini memiliki tubuh yang binasa dan tidak dapat binasa, mana yang lebih kuat?  Yang kita hidupi keinginan daging atau yang bisa membangkitkan roh kita?  Jika roh bangkit maka tubuh maut bisa dikalahkan, sakit penyakit juga bisa dikalahkan.  Musuh terakhir yang harus kita kalahkan adalah maut (1 Kor 15:26).  Kita adalah tentara Tuhan dan ujung dari
yang kita lawan adalah maut.  Inilah peperangan kita.  Kalau kita masih dikuasai oleh kekuatiran, kesepian, ketakutan, dan apa saja yang menghancurkan diri kita berarti kita belum bisa mengalahkan maut.
Selanjutnya di Ulangan 14:24-26.  Ini bicara tentang perpuluhan.  Sebenarnya Tuhan tidak sayang dengan uang.  Uang itu hanya alat, tapi kalau uang sudah menjadi tuan maka kita akan dikuasai oleh uang.  Di Ulangan 10:14-18 tertulis tentang apa yang Salomo lewati sampai dia jatuh. Di situ Tuhan mengajarkan supaya raja-raja jangan terpaut pada dunia ini karena kalau terpaut mereka akan lupa akan hukum-hukum Tuhan.

Sebenarnya menang itu mudah, tapi masalahnya pikiran kita bisa mencapainya atau tidak (1 Kor 15:54-55). Iblis itu hanya menakut-nakuti kita supaya kita mengikutinya dan tidak mengikut Tuhan.  Jika kita terus mengenakan yang dapat binasa maka maut tidak akan pernah ditelan oleh kemenangan.  Oleh karena itu, hiduplah di dalam Kristus supaya kita tidak binasa.  Hidup ini menjadi rumit karena kita jatuh pada dunia ini. Ketika hukum diberikan baru kelihatan mana yang benar dan mana yang tidak (1 Kor 15:55).  Oleh sebab itu, hukum Taurat tidak dihapuskan supaya manusia tahu dirinya berdosa atau tidak.  Lalu apabila kita sudah tahu kebenaran, tapi masih menghidupi yang tidak benar, ini namanya bodoh.  Seharusnya kita berseru kepada Tuhan supaya diselamatkan karena pertolongan kita berasal dari Tuhan.  Dalam kesulitan apapun, pertolongan kita hanya di dalam nama Yesus.  Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.  Orang benar akan hidup oleh karena percayanya (iman).  Kalau kita berusaha hidup dengan kekuatan kita sendiri maka maut mulai menjalar lagi dalam hidup kita.  Iblis sering mendustai kita dengan berkata 50 % dunia dan 50 % Tuhan, itu tidak masalah.  Ini tidak bisa.  Tuhan hanya perintahkan “ikutlah Aku!”  Lihat di Lukas pasal 14 dikatakan jika kamu tidak membenci bapamu, ibumu, istrimu, anakmu, menantumu, maka kamu tidak bisa menjadi murid-Ku.  Bahkan jika kamu tidak membenci nyawamu sendiri kamu tidak bisa menjadi murid-Ku. Tuhan ingin memisahkan kita dari manusia jasmaniahnya kita.  Itu syarat pertama untuk mengikut Yesus. Lalu kedua, kalau kamu tidak memikul salib dan mengikut Aku maka kamu tidak bisa menjadi murid-Ku.  Kita harus melewati padang gurun kalau mau mengikuti Tuhan.  Kita juga harus memerintah, mengalahkan maut supaya kita bisa mengikut Tuhan.  Sadar, kalau kita tidak mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh maka tidak mudah mengambil hal duniawi dari otak kita.  Jangan berpikir maut itu gampangan.  Sekarang pertanyaannya, bisakah Saudara melawan kejahatan yang ada di dalam hati Saudara?  Tidak bisa, kecuali Tuhan yang menganugerahkannya kepada Saudara.  Dahulu Tuhan sudah menang, tapi bagaimana dengan Saudara?  Saudara menang atau tidak hari ini?  Kita semua tidak bisa menghidupi monumen yang dulu.  Selama masih dikatakan hari ini ya hari ini.  Bukan kemenangan kemarin karena yang kemarin itu sudah masa lalu.  Hari ini menang atau tidak, hari ini menghidupi kejahatan atau tidak, hari ini berkuasa atau tidak.  Kadang kita berpikir hari ini kalah tidak apa-apa, kan masih ada hari esok.  Tahukah bahwa hari esok tantangannya lebih berat?  Kebanyakan dari kita goyah karena memang ada Iblis yang terus mencobai kita (1 Kor 15:58).  Iblis menanti waktu yang baik untuk menyerang kita dan dia datang dengan lemah lembut. Dia datang untuk merangsang manusia lahiriah kita di mana ujungnya selalu kepada diri kita sendiri.  Oleh karena itu, syarat yang ketiga dari mengikut Yesus yaitu kalau kita tidak melepaskan segala sesuatu dari milik kita maka kita tidak bisa menjadi murid Yesus.  Selain itu, kita juga tidak boleh melupakan persekutuan kita dengan Tuhan (keintiman dengan Tuhan).

Inilah kehendak Paulus yaitu mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya (Filipi 3:10).  Bagaimana dengan kita?  Apa kehendak kita?  Ingat, sedikit ketidakpercayaan itu tetap saja namanya tidak percaya.  Terang ya terang, sama sekali tidak ada kegelapan.  Kalau masih ada sedikit saja kegelapan dalam hati kita berarti itu bukan terang.  Terang yang dari Tuhan pasti menelanjangi kegelapan.  Mengapa masalah kita tidak selesai-selesai?  Karena kegelapan itu tidak disingkirkan.  Waktu kegelapan itu diusir baru masalah selesai.  Kembali ke kitab Filipi, di ayat 11.  Kita seharusnya memiliki kehendak seperti Paulus supaya kita bisa bangkit dari antara orang mati dan bisa mengenakan yang tidak dapat binasa.  Kita harus mengejar Tuhan dengan segenap hati supaya manifestasi Tuhan sungguh-sungguh ada di tengah dunia ini (Filipi 3:12).  Hidup kita harus benar-benar murni.

Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak, lebih dari itu berasal dari si jahat.  Bagaimana kita mau memberitakan Injil kalau masih ada kegelapan dalam hati kita?  Memang sepertinya gila kalau hidup seperti ini.  Namun kita mau hidup yang kita hidupi itu karena firman Tuhan, bukan karena orang.  Jangan takut tidak bisa hidup karena Tuhan yang menyediakan.  Jangan takut maut menguasai kita jika kita di dalam terang.  Belajar untuk taat.  Dosa ya dosa.  Sedikit ragi bisa mengkhamirkan seluruh adonan.  Jadilah hamba-hamba Tuhan yang hidup dengan kebenaran.  Mari kita kalahkan maut yang ada di dalam kita.  


Khotbah:Sukaryo Ksatria
Jubilee Semarang

Friday, 10 April 2015

Pertukaran pada kayu salib (Bagian Lima)

Pertukaran pada kayu salib (Bagian Lima)

Berikutnya kita akan membahas pertukaran berikutnya yang terjadi di kayu salib.
Mari kita baca di 2 Korintus 8:9:
"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya."
Dari ayat di atas secara jelas kita bisa melihat pertukaran yang terjadi yaitu Yesus menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Sebuah cerita yang konyol pernah saya dengar dari beberapa orang yang mengatakan bahwa selama Yesus melakukan pelayanan penyebaran Injil, Dia dalam kondisi yang serba kekurangan, atau dikatakan miskin. Tapi apakah benar demikian?

Jika kita membaca di Lukas 22:35-36 secara jelas Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya:
"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?" Jawab mereka: "Suatupun tidak..."
Pada waktu Yesus mengutus murid-murid, Dia bahkan berpesan dalam Matius 10:10
"Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya."
Dari gambaran diatas kita sudah mendapat sebuah jawaban, bahwa selama Yesus melakukan pemberitaan Injil Dia mungkin tidak membawa banyak uang, atau berlimpah dengan uang, tapi Dia dan murid-murid-Nya "Tidak pernah kekurangan suatu apapun".

Mari kita juga mengingat bagaimana Yesus memberkati makanan dan membagikannya kepada 5000 orang dan masih ada sisa 12 bakul. Jadi jelas mereka tidak pernah kekurangan, lalu kapan Yesus mengalami kemiskinan?

Dalam ulangan 28:48 kita akan mendapatkan gambaran tentang "kemiskinan Total"
"maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya..."
Ada 4 hal yang menjelaskan tentang kemiskinan total tersebut:
1.Lapar
2. Haus
3. Telanjang
4. Kekurangan akan segala-galanya (tidak mempunyai apa-apa)
Dari sini kita bisa mendapatkan jawabannya, yaitu Yesus mengalami kemiskinan sewaktu Ia menjalani proses penyaliban. Mari kita lihat satu persatu:
1. Yesus merasa lapar. Selama hampir 24 jam Ia tidak makan
2. Yesus merasa Haus. Salah satu ucapan Yesus yang terakir di kayu salib adalah "Aku Haus!"
3. Yesus dalam keadaan telanjang. Para prajurit mengambil semua pakaian-Nya
4. Ia tidak mempunyai apapun. Yesus tidak memiliki apapun lagi sehingga ketika mati mayat-Nya pun harus dibungkus dengan jubah pinjaman dari orang lain, kemudian dikuburkan dalam sebuah makam kepunyaan orang lain. Demikianlah Yesus mengalami kemiskinan total demi manusia.